Anda di halaman 1dari 4

Nama : Riska Ayu Ekawati

NIM : PO.71.24.4.17.045
Mata Kuliah : Basic Life Support
Hari/tanggal : Selasa, 08 September 2020
Semester : VII Diploma IV Reguler

Ujian Tengah Semester


1. Apa yang dimaksud dengan bantuan hidup dasar (BHD), tujuan BHD dan indikasi dari
BHD?
a) Pengertian Bantuan Hidup Dasar
Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah dasar untuk menyelamatkan nyawa
ketika terjadi henti jantung. Aspek dasar dari BHD meliputi pengenalan langsung
Terhadap henti jantung mendadak dan aktivasi system tanggap darurat,
cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau resusitasi jantung paru (RJP) dini, dan
defibrilasi cepat dengan defibrillator eksternal otomatis/ automated external
defibrillator (AED). Pengenalan dini dan respon terhadap serangan jantung dan
stroke juga dianggap sebagai bagian dari BHD. Resusitasi jantung paru (RJP) sendiri
adalah suatu tindakan darurat, sebagai usaha untuk mengembalikan keadaan henti
napas dan atau henti jantung (yang dikenal dengan kematian klinis) ke fungsi
optimal, guna mencegah kematian biologis.
b) Tujuan BHD
Tujuan utama dari BHD adalah suatu tindakan oksigenasi darurat untuk
mempertahankan ventilasi paru dan mendistribusikan darah-oksigenasi ke jaringan
tubuh. Selain itu, ini merupakan usaha pemberian bantuan sirkulasi sistemik, beserta
ventilasi dan oksigenasi tubuh secara efektif dan optimal sampai didapatkan kembali
sirkulasi sistemik spontan atau telah tiba bantuan dengan peralatan yang lebih
lengkap untuk melaksanakan tindakan bantuan hidup jantung lanjutan.
c) Indikasi BHD
i. Henti Nafas
Henti Nafas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara
pernafasan korban gawat darurat. Henti nafas biasanya terjadi
pada: Tenggelam, Obstruksi jalan nafas, Epiglotitis, Over dosis obat-
obatan, Tersengat arus listrik, Infark Miokard, Tersambar petir, Koma akibat
berbagai macam kasus. Pada saat terjadi henti nafas, maka organ vital masih akan
mendapatkan suplai oksigen yang tersisa dan itu akan bertahan hanya dalam
beberapa menit. Jika segera diberikan bantuan pernafasan maka ini akan sangat
bermanfaat bagi korban  agar tetap dapat hidup dan mencegah terjadinya henti
jantung.
ii. Henti Jantung
Henti jantung akan mengakibatkan terjadinya sirkulasi akan berhenti juga. Henti
sirkulasi ini akan cepat menyebabkan otak dan organ vital lainnya kekurangan
oksigen, pernafasan yang terganggu merupakan tanda awal akan terjadinya henti
jantung. Bantuan Hidup Dasar merupakan bagian dari pengelolaan gawat darurat
medik yang bertujuan untuk : Mencegah berhentinya sirkulasi atau
respirasi, Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari
korban melalui Resusitasi Jantung Paru (RJP), pemberian resusitasi jantung paru
harus dilaksanakan dengan cermat. Terdiri atas 2 tahap, yaitu :
 Survey Primer : dapat dilakukan setiap orang
 Survey Sekunder : hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis dan perawat
yang terlatih,yang merupakan lanjutan dari survey primer.

2. Apa yang anda ketahui tentang pengetian, prinsip, tujuan dari sistem penanggulangan
darurat terpadu (SPGDT)?
1. Pengertian SPGDT
SPGDT merupakan sistem penanggulangan gawat darurat dan bencana yang meliputi
pelayanan kesehatan pra rumah sakit, di rumah sakit, dan antar rumah sakit.
2. Prinsip mencegah kematian dan kecacatan
 Kecepatan menemukan penderita
 Kecepatan meminta pertolongan
3. Tujuan khusus
 Mencegah kematian dan cacat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalam
masyarakat sebagaimana
 Merujuk melalui sistem rujukan dan memperoleh penanganan yang lebih
memadai
 Menanggulangi korban bencana

3. Apa yang dimaksud dengan SPGDT-S dan SPGDT-B?


a) SPGDT-S (sehari-hari) adalah rangkaian upaya pelayanan gawat darurat yang saling
terkait yang dilaksanakan di tingkat Pra Rumah Sakit, RS
b) SPGDT-B (bencana) adalah kerja sama antar unit pelayanan Pra Rumah Sakit dan
Rumah Sakit dalam bentuk pelayanan gawat darurat terpadu sebagai khususnya pada
terjadinya korban massal yang memerlukan peningkatan (eskalasi) kegiatan
pelayanan sehari-hari. Bertujuan umum untuk menyelamatkan korban.

4. Jelaskan apa saja yang anda ketahui tentang TRIASE?


a) Prioritas I (merah)
Pasien dengan kategori merah adalah pasien prioritas pertama (area resusitasi) yang
butuh pertolongan segera. Kriteria pasien yang masuk dalam kategori ini adalah
mengalami kondisi kritis yang membutuhkan pertolongan medis segera
 Sumbatan jalan nafas atau distres nafas
 Luka tusuk dada
 Syok
 Perdarahan pembuluh nadi
 Problem kejiwaan serius
 Tangan/kaki yangg terpotong dengan perdarahan
 Luka bakar yang luas dan berat
b) Prioritas II (kuning)
Pasien dalam kategori kuning merupakan prioritas kedua (area tindakan) yang juga
membutuhkan pertolongan segera. Hanya saja, pasien yang termasuk kategori ini
tidak dalam kondisi kritis.
 Luka bakar sedang dan tidak begitu luas
 Patah tulang besar
 Trauma dada atau perut
 Luka robek yang luas
 Trauma bola mata
c) Prioritas III (hijau)
Kategori ini termasuk dalam prioritas ketiga (area observasi). Pasien dalam kategori
ini umumnya mengalami cedera ringan dan biasanya masih mampu berjalan atau
mencari pertolongan sendiri.
 Luka memar atau luka robek otot ringan
 Luka bakar ringan (kecuali daerah muka dan dan Tangan)
d) Prioritas IIII (hitam)
Kategori hitam hanya diperuntukkan bagi pasien yang sudah tidak mungkin ditolong
lagi atau sudah meninggal.
 Henti jantung kritis
 Trauma kepala kritis
 Radiasi tinggi

5. Apa sajakah di nilai pada penilaian tanda gawat darurat?


a) Langkah 0
Panggil korban yang masih bisa berjalan untuk mendekati ke arah petugas yang
berada dilokasi aman (collecting area). Korban yang bisa berjalan diberikan lebel
hijau.
b) Langkah I (Airway – Breathing)
Menilai jalan napas (airway = A) dan pernapasan (breathing = B)
Apakah pernapasan pasien kelihatan tersumbat? Lihat dan dengar apakah ada aliran
udara napas yang tidak adekuat selama bernapas.
Apakah ada gangguan pernapasan yang berat? Pernapasan pasien sangat berat, pasien
menggunakan otot bantu pernapasan (kepala yang mengangguk-angguk), apakah
pernapasan terlihat cepat, dan pasien kelihatan mudah lelah? Pasien tidak bisa makan
karena gangguan pernapasan.
Apakah ada sianosis sentral? Terdapat perubahan warna kebiruan/keunguan pada
lidah dan mukosa mulut.
Cek pernafasan, apabila tidak bernafas buka jalan nafasnya, jika tetap tidak bernafas
berikan lebel HITAM
Pernafasan < 10 – 30 x/mnt atau > 30 x/mnt berikan lebel MERAH Pernapasan 10 –
30 x/mnt ke langkah berikutnya
c) Menilai koma (coma = C) atau kejang (convulsion = C) atau kelainan status mental
lainnya. Periksa tingkat kesadaran dengan skala AVPU :
 A: sadar (alert)
 V: memberikan reaksi pada suara (voice)
 P: memberikan reaksi pada rasa sakit (pain)
 U: tidak sadar (unconscious)

Jika pasien tidak sadar, coba untuk membangunkan nya dengan berbicara atau
mengguncangkan lengan nya. Jika pasien tidak sadar, tetapi memberikan reaksi
terhadap suara, pasien mengalami letargis. Jika tidak ada reaksi, tanyakan kepada
keluarganya apakah pasien mempunyai kelainan tidur atau susah untuk dibangunkan.
Lihat apakah pasien memberikan reaksi terhadap rasa sakit atau tidak. Jika demikian
keadaannya berarti pasien berada dalam keadaan koma (tidak sadar) dan memerlukan
pengobatan gawat darurat.
d) Menilai dehidrasi (dehydration = D) berat pada pasien diare
Apakah mata pasien cekung? Apakah cubitan kulit perut (turgor) kembali sangat
lambat (lebih lama dari 2 detik)? Cubit kulit dinding perut pasien pertengahan antara
umbilikus dan dinding perut lateral selama 1 detik, kemudian lepaskan dan amati.
e) Menilai tanda Prioritas.
Pada saat melakukan penilaian tanda kegawatdaruratan, catat beberapa tanda
prioritas yang ada:
 Apakah ada gangguan pernapasan (tidak berat)?
 Apakah anak tampak lemah

Anda mungkin juga menyukai