NIM : P 27833319055
POLTEKES KEMENKES SURABAYA
D4 ALIH JENJANG
Makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di
tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang
disajikan oleh jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel.
Pedagang kaki lima atau disebut juga sentra pedagang makanan lokasinya harus cukup
jauh dari sumber pencemaran seperti tidak berdekatan dengan pembuangan sampah terbuka, tempat
pengelolaan limbah, rumah potong hewan, jalan yang ramai dengan arus kecepatan tinggi. Selain itu
harus dilengkapi dengan fasilitas sanitasi guna meningkatkan mutu dan hygiene sanitasi akanan jajanan
dilokasi sentra pedagang makanan.
Kontaminasi mikrobiologi adalah tercemarnya makanan yang mengandung mikrobiologi
(bakteri, virus, jamur). Sehingga perlu ditetapkan batas maksimum cemaran mikroba dalam makanan
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kondisi terkini guna melindungi kesehatan manusia
(Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2016
Tentang Kriteria Mikrobiologi Dalam Pangan Olahan).
Sehingga harapan yang diinginkan adalah terpenuhinya kualitas makanan/minuman
yang tidak menimbulkan dampak bagi kesehatan manusia, yang tentunya semua aktivitas dalam
penjualan makanan/minuman jajanan sesuai dengan standart peraturan perundang-undangan yang
berlaku guna memberikan perlindungan terhadap konsumen.
Telaah Jurnal
A. Langkah-langkah Analisis Risiko
1. Identifikasi Bahaya
Meliputi :
a) Makanan jenis apa yang terkontaminasi,
b) Bagaimana hygiene sanitasi dari penjual (konstruksi, fasilitas sanitasi, berada dilokasi
dekat dengan sumber pencemarkah ?)
c) Bagaimana sanitasi makanan (peralatan, tempat memasak, cara memasak,
penyimpanan/pengemasan, distribusi, bahan makanan, cara pencucian bahan makanan)
d) Bagaimana personal hygiene penjual (perilaku) datanya berdasarkan umur, tingkat
pengetahuan, pendidikan, jenis kelamin, masa kerja.
e) Jenis kontaminasi mikrobiologi ( apa dari bakteri ?, apa dari virus ?, apa dari jamur ?)
f) Data Penyebaran PK5
g) Data Dampak Kesehatan yang disebabkan oleh kontaminasi mikroba dalam makanan /
minuman
2. Evaluasi “Dose-Response”
Meliputi :
a) Nilai Ambang Batas Maksimum pencemaran mikroba yang diperbolehkan terdapat dalam
makanan/minuman (Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2016 Tentang Kriteria Mikrobiologi Dalam Pangan Olahan)
3. Pengukuran Pemajanan
Meliputi :
a) Pengambilan sampling makanan dilapangan kemudian di bandingkan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
b) Pengumpulan data sekunder terhadap dampak kesehatan yang disebabkan oleh adanya
kontaminasi mikroba dalam makanan / minuman ( bisa didapat dari hasil laporan
Puskesmas tentang penyakit berbasis lingkungan)
4. Pemanfaatan Risiko
Meliputi :
a) Pendekatan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan
1) PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG KRITERIA
MIKROBIOLOGI DALAM PANGAN OLAHAN
2) KEPUTUSAN MENTERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 942 / MENKES /
SK / VII / 2003 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN HYGIENE SANITASI
MAKANAN JAJANAN
b) Pendekatan Sosial-Ekonomi
1) Peningkatan kualitas PK5 melalui Edukasi, Sosialisasi sehingga memiliki
pengetahuan tentang hygiene sanitasi dan gizi serta menjaga kesehatan dan
keamanan pangan.
2) Pembinaan dan Pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan setempat.
c) Pendekatan Teknologi
Meliputi :
a) Bagaimana cara pengolahan makanan / minuman agar dapat meminimalisir
kontaminan mikrobiolgi misalnya di penyimpanan makanan untuk menekan
perkembangan mikrobiologi dengan jalan tehnik freezing, cooling, warming.
B. Langkah-Langkah Operasional ADKL
Langkah – Langkah ADKL (Analisa Dampak Kesehatan Lingkungan) Mengacu Pada
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 876/MENKES/SK/VIII/2001 tentang
Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan pada Jurnal Skripsi Diatas adalah
sebagai berikut :
LANGKAH 1: Evaluasi data dan informasi yang berkaitan dengan lokasi kejadian
(mencakup informasi simpul 1, 2, 3 dan 4 dan Jalur Pemajanan 1,2,3,4,5)
Simpul Informasi ADKL
Simpul I : Sumber Pencemar Makanan yang diduga berasal dari lokasi PK5 di SD
Kelurahan Pendrikan
Simpul II : Media pencemar diduga pencemaran terhadap makanan dapat terjadi karena
masuknya bahan-bahan berbahaya seperti bahan kimia, residu, debu, tanah,
keringat, rambut manusia, binatang pengganggu(vector seperti tikus, lalat) yang
membawa mikroorganisme penyakit sehingga berbahaya bagi tubuh manusia.
Simpul III : Kontak antara bahan pencemar dan manusia pada titik pemajanan adalah
makanan yang terkontaminasi.
Simpul IV : Dampak kesehatan yang ditimbulkan akibat makanan yang terkontaminasi
mikrobiologi adalah diare, tipus, keracunan makanan, sakit tenggorokan, gigi
berlubang, dan radang paru-paru
Jalur Pemajanan
Jalur 1 : Makanan yang dijual di Lokasi PK5 SD Kelurahan Pendrikan.
Jalur 2 : Medianya adalah makanan yang diduga terkontaminasi.
Jalur 3 : Titik Pemajanan : Lokasi PK5 SD Kelurahan Pendrikan yang diduga menjual
makanan yag terkontaminasi.
Jalur 4 : Cara Pajan : Tertelan (makanan dikonsumsi oleh pembeli)
Jalur 5 : Penduduk yang berisiko : Siswa SD Kelurahn Pendrikan, Guru, masyarakat
umum yang ada di sekitar SD Kelurahan Pendrikan yang membeli makanan di
sekitar lokasi tersebut.