Klaim (Claim)
Telah terjadi tragedi tumpahan minyak mentah milik Pertamina yang diikuti
kebakaran di perairan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur. Tumpahan minyak
terdeteksi dan dilaporkan oleh petugas Pertamina pada tanggal 31 Maret 2019 pukul
02.00 WITA di sekitar jetty Pertamina. Pada pukul 11.05 WITA tanggal 31 Maret 2018,
terjadi ledakan api disertai dengan asap hitam pekat di dekat kapal Ever
Judger (sekitar 1.5 km dari jetty Pertamina). Api meluas ke bagian depan dan
belakang kapal. Satu orang kru di bagian belakang dek terbakar di sebagian tubuhnya.
Saat ledakan terjadi terdapat dua perahu nelayan yang sedang memancing dan
diduga terjebak dekat kobaran api mengakibatkan 5 orang meninggal dunia.
Data (Grounds/Data)
A.
Tumpahan minyak mentah milik PT Pertamina di Teluk Balikpapan semakin
luas. Dari citra satelit pada 2 April 2018, area tercemar minyak seluas 120 kilometer
persegi atau 12.000 hektare. Tiga hari kemudian, luasannya bertambah menjadi 200
kilometer atau 20.000 hektare. Perluasan itu bisa disebabkan pengarus arus dan
gelombang. Namun yang dikhawatirkan adalah masih terjadinya kebocoran pipa
bawah laut yang berawal pada Sabtu, 31 Maret 2018. Ketika itu, pipa penyalur minyak
mentah dari Terminal Lawe-lawe di Penajam Paser Utara ke kilang Balikpapan, patah.
Adapun pipa penyalur berdiameter 20 inci dengan ketebalan 12 milimeter tersebut
berada di dasar laut dengan kedalaman 20-25 meter. Menurut Alan F. Koropitan
seorang ahli oseanografi Institut Pertanian Bogor, tumpahan minyak dalam jumlah
besar itu bisa merusak ekosistem secara meluas dan berlangsung lama.
WINDA YULIASARI (Kelas IPA 2)
Sekitar 900 ribu jiwa warga Balikpapan dan Penajam Paser Utara terancam
kanker.
Balikpapan dan Penajam Paser Utara terancam krisis air bersih.
Kerugian kapal nelayan :
Dua kapal nelayan terbakar.
Satu kapal kargo terbakar.
Alat tangkap nelayan tidak berfungsi.
Pandangan udara menunjukkan kondisi perairan teluk Balikpapan yang tercemar tumpahan minyak.
Foto: Merdeka.com
Begini pencemaran yang terjadi akibat kebakaran kebakaran di Teluk Balikpapan, Minggu
(31/3/2018). Sumber foto: Facebook Topan Wamustofa Hamzah/Walhi Kalimantan Timur
WINDA YULIASARI (Kelas IPA 2)
Kebakaran di wilayah perairan Teluk Balikpapan yang diduga akibat pencemaran minyak
Tim gabungan dari BPSPL Pontianak wilayah kerja Balikpapan, KLHK, relawan, dan Forum Peduli
Teluk Balikpapan sedang menangani pesut yang mati di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin
(2/4/2018). Foto: Malik Maulana
Mangrove yang tercemar tumpahan minyak di Teluk Balikpapan, Kaltim. Foto : Maulana
Malik/Mongabay Indonesia
WINDA YULIASARI (Kelas IPA 2)
Bukti (Warrant)
B.
Menurut Furkhon, tumpahan minyak yang tejadi di laut terbagi kedalam dua
tipe, minyak yang larut dalam air dan akan mengapung pada permukaan air dan
minyak yang tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam
pada pasir dan batuan-batuan di pantai. Minyak yang mengapung pada permukaan
air tentu dapat menyebabkan air berwarna hitam dan akan menggangu organisme
yang berada pada permukaan perairan seperti tanaman mangrove, sehingga dapat
mengurangi intensitas cahaya matahari yang akan digunakan oleh fitoplankton untuk
berfotosintesis, dan dapat memutus rantai makanan pada daerah tersebut, jika hal
demikian terjadi, maka secara langsung akan mengurangi laju produktivitas primer
pada daerah tersebut karena terhambatnya fitoplankton untuk berfotosintesis.
Dukungan (Backing)
C.
Berdasarkan P.P. No.19/1999, pencemaran laut diartikan sebagai
masuknya/dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke
dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku
mutu atau fungsinya. Pencemaran lingkungan laut merupakan masalah yang
dihadapi oleh masyarakat bangsa-bangsa. Pengaruhnya dapat menjangkau
seluruh aktifitas manusia di laut dan karena sifat laut yang berbeda dengan darat,
maka masalah pencemaran laut dapat mempengaruhi semua negara pantai baik
yang sedang berkembang maupun negara-negara maju, sehingga perlu disadari
bahwa semua negara pantai mempunyai kepentingan terhadap masalah
pencemaran laut.
Akibat jangka panjang, lebih banyak mengancam biota muda. Minyak di dalam
laut dapat termakan oleh biota laut. Sebagian senyawa minyak dapat dikeluarkan
bersama- sama makanan , sedang sebagian lagi dapat terakumulasi dalam senyawa
lemak dan protein. Sifat akumulasi ini dapat dipindahkan dari organisme satu ke
organisme lain melalui rantai makanan. Jadi, akumulasi minyak di dalam zooplankton
dapat berpindah ke ikan pemangsanya. Demikian seterusnya bila ikan tersebut
dimakan ikan besar, hewan- hewan laut lainnya dan bahkan manusia.
Salah satu tanaman yang banyak terdapat di bibir pantai adalah mangrove.
Mangrove merupakan tanaman yang memiliki sistem perakaran yang berfungsi dalam
pertukaran CO2 dan O2. Ketika minyak tumpah dan menggenangi perairan, akar
mangrove akan ikut tertutup minyak sehingga kadar oksigen dalam akar akan
berkurang. Jika minyak mengendap dalam waktu yang cukup lama maka akan
menyebabkan pembusukan pada akar mangrove yang mengakibatkan kematian pada
mangrove tersebut.
Kualifikasi (Qualifier)
D.
Sejauh bukti yang ada, pasti telah terjadi kerusakan sumber daya alam dan
lingkungan di perairan Teluk Balikpapan yang diakibatkan oleh tumpahan minyak
yang diikuti oleh kebakaran.
Sanggahan (Rebuttal)
E.
Tumpahan minyak di Teluk Balikpapan dapat dihilangkan sedikit demi sedikit
sehingga kerusakan tidak terjadi secara meluas.
Pembersihan manual dilakukan dengan mengusap dan mengelap satu per satu
daun, batang dan akar mangrove yang masih bisa diselamatkan menggunakan tisu
khusus. Heri seorang warga RT 30, Kampung Atas Air, Kelurahan Margasari,
mengaku mulai mengelap ribuan pohon mangrove sejak Jumat. Heri dan puluhan
warga lain sengaja dipekerjakan Pertamina dengan janji bayaran Rp 150 ribu/hari,
untuk membersihkan sisa tumpahan minyak.