Contoh Makalah Analisis Bisnis Pedagang Peyeum 2017
Contoh Makalah Analisis Bisnis Pedagang Peyeum 2017
Disusun Oleh :
Widya Sentanu 1501144004
Citra Gitar Mahardika 1501144235
Agnes Dwiganjar P 1501142179
Radinka Dynand Mahessara 1501140123
Crustya Valencia Hursepuny 1501168479
Kelas : AB-39-ZZ
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penuliasn makalah analisis bisnis ini
dengan tepat waktu. Makalah ini menjadi salah satu syarat pegumpulan tugas kami
dalam menyelesaikan mata kuliah Analisis Bisnis.
Penulisan makalah analisis bisnis ini tidak dapat terwujud tanpa adanya
dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Atas dasar itu dengan segala
kerendahan hati kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Fauzan Aziz selaku
dosen mata kuliah yang telah berkenan memberikan waktu, tenaga dan pikiran untuk
membimbing serta memberikan petunjuk dan nasehat yang berarti bagi kami. Kami
juga mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan sekelompok yang telah
memberikan bantuan, masukan, kritik dan saran.
Semoga arahan, motivasi dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal
ibadah bagi Bapak Fauzan dan reka-rekan sekelompok, sehingga memperoleh balasan
yang lebih baik dari Allah SWT.
Kami menyadari Makalah Analisis Bisnis ini masih jauh dari sempurna.
Segala bentuk kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Besar
harapan kami Makalah Analisis Bisnis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Observasi
1.1.1 Tentang Kecamatan Padalarang
Kecamatan Padalarang terletak di wilayah barat dari ibu kota kabupaten
Bandung Barat di ngamprah, dengan ketinggian 700-1500 dpl, luas wilayah
4.543.644 Ha, yang terdiri dari :
• Desa :
- Laksanamekar
- Cimerang
- Cipeundeuy
- Kertajaya
- Jayamekar
- Padalarang
- Kertamulya
- Ciburuy
- Tagogapu
- Campakemekar
Saat ini usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan pelaku bisnis
yang bergerak pada berbagai bidang usaha. Dengan adanya UMKM masyarakat
bisa mempunyai mata pencaharian yang tetap untuk membiayai kehidupan mereka
sehari-hari. Walaupun banyak UMKM yang ada di Indonesia tetapi masih banyak
UMKM yang tidak mengalami kemajuan dalam usahanya mereka sendiri.
Berbagai kendala mereka hadapi, seperti kurangnya modal untuk mengembangkan
usaha mereka dan susahnya menarik pelanggan untuk berbelanja produk mereka.
Berdasarkan hasil wawancara kami dengan salah satu dagang peyeum yang kami
analisis yaitu milik Ibu Rohayati. Ibu Rohayatai berusia 44 tahun dan mempunyai
anak 4. Usaha peyeum ini dibangun bersama sang suami. Ibu Rohayati dahulunya
berjualan beras dirumah miliknya, tetapi usaha beras ibu tidak berjalan lancer dan
mengalami kebangkrutan. Akhirnya ibu Rohayati dan sang suami memutuskan
untuk berbisnis usaha peyeum, lahan yang digunakan oleh ibu Rohayati yaitu
milik saudara dari sang suami. Ibu Rohayati dan suami mengontrak lahan dan
bangunan tersebut senilai Rp 1,100,000 per bulannya. Ibu Rohayati sudah
berjualan peyeum selama kurang lebih 5 tahun, Ibu berjualan 24 jam dan salaing
bergantian dengan suami untuk menjaga usaha peyeum milik mereka. Terkadang
Ibu Rohayati merasa sedih atas dagangan peyeumnya, dikarenakan sehari-hari
hanya sedikit peyeum yang terjual dan kadang sama sekali tidak terjual habis,
sedangkan peyeum milik usaha orang lain terjual banyak tiap harinya, Ibu
Rohayati tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Dalam sehari Ibu Rohayati
bisa menjual peyeumnya sebanyak 6-10 kg, selain peyeum ibu Rohayati juga
menjual gorengan tempe, wajik ketan, celengan dan ulekan. Ibu Rohayati hanya
memiliki satu karyawan untuk mengikat peyeumnya. Semua peyeum yang dijual
tidak dibuat langsung oleh Ibu Rohayati melainkan dari pemasok peyeum di
Padalarang. Peyeum dapat bertahan selama lima hari, Ibu Rohayati sekali
memesan peyeum kepada pemasok sebanyak 50kg.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PESTLE
PESTLE merupakan akronim dari : Political, Economic, Social, Technological,
Legal dan Environmental factor. Secara khusus PESTLE analysis adalah tool
untuk memahami segala resiko terkait dengan pertumbuhan atau penurunan usaha,
dan juga posisi, potensi serta arahan strategis untuk bisnis maupun organisasi.
Dimana analisis ini cukup mempengaruhi perusahaan, karena melalui analisis ini
dapat diambil suatu peluang atau ancaman baru bagi perusahaan.
1. Political
Faktor politik seperti kebijakan pemerintah, hukum yang berlaku dan
aturan formal atau informal dilingkungan perusahaan.
2. Economic
Faktor ekonomi meliputi semua factor yang mempengaruhi daya beli dari
customer dan mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan.
3. Social
Faktor social meliputi semua factor yang dapat mempengaruhi kebutuhan
dari pelanggan dan mempengaruhi ukuran dari besarnya pangsa pasar
yang ada.
4. Technological
Faktor teknologi meliputi semua hal yang dapat membantu dalam
menghadapi tantangan bisnis dan mendukung efisienasi proses bisnis
perusahaan.
5. Legal
Faktor legal meliputi pengaruh hukum seperti perubahan Undang-Undang
yang ada atau yang akan datang.
6. Environmental
Faktor lingkungan yang dapat digunakan ketika melakukan perencanaan
startegis atau mencoba mempengaruhi keputusan pembeli seperti factor
lokasi goegrafis.
2.2 Porter’s Five Forces
Porter’s Five Force adalah suatu metode untuk menganalisis industry dan
pengembangan strategi bisnis atau lingkungan persaingan yang dipublikasikan
oleh Micheal E Porter, seorang professor dari Harvad Business School pada
tahun 1979. Menurut Five Force Model, ada lima hal yang dapat mentukan
tingkat persaingan dan daya tarik pasar dalam suatu industry. Daya tarik dalam
konteks ini mengacu pada profitabilitas industry secara keseluruhan. Hasilnya,
setelah analisis dilakukan maka akan dapat di nilai apakah indutri tersebut masih
menarik atau tidak menarik.
1. Product (produk) adalah suatu barang, jasa, atau gagasan yang dirancang
dan ditawarkan perusahaan untuk kebutuhan konsumen.
2. Price (harga) adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk
mendapatkan produk.
3. Place (temapat, termasuk juga distribusi) adalah penempatan suatu produk
agar tersedia bagi target konsumen, sejenis aktivitas yang berkaitan
dengan bagaimana menyampaikan produk dari produsen ke konsumen.
4. Promotion (promosi) adalah aktivitas mengkomunikasikan dan
meyampaikan informasi mengenai produk kepada konsumen, dan
membujuk target konsumen untuk membeli produk.
2.5 SWOT
Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis di dalam manajemen perusahaan
atau di dalam organisasi yang secara sistematis dapat membantu dalam usaha
penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan
jangka pendek maupun tujuan jangk panjang.
Berikut penjelasan menganai bagian dari masing-masing SWOT :
1. Strength
Yaitu analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kekuatan
dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Yang perlu dilakukan
di dalam analisis ini dalah setiap perusahaan atau organisasi perlu menilai
kekuatan-keuatan dan kelemahan dibandingkan dengan para pesaingnya.
2. Weaknesses
Yaitu analisis kelemahan, situasi ataupun kondisi yang merupakan
kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Merupakan
cara menganalisis kelemahan di dalam sebuah perusahaan ataupun
organisasi yang menjadi kendala yang serius dalam kemajuan suatu
perusahaan atau organisasi.
3. Opportunity
Yaitu analisis peluang, situasi atau kondisi yang merupakan peluang
diluar suatu organisasi atau perusahaan dan memberikan peluang
berkembang bagi organisasi di masa depan. Cara ini adalah untuk mencari
peluang ataupun terobisan yang memungkinkan suatu perusahaan ataupun
organisasi bisa berkembang dimasa yang akan akan datang.
4. Threats
Yaitu analisis ancaman, cara menganalisisi tantangan atau ancaman yang
harus dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun organisasi untuk
menghadapi berbagai macam factor lingkungan yang tidak
menguntungkan pada suatu perusahaan atau organisasi yang
menyebabkan kemunduran. Jika tidak segera diatasi, ancaman tersebut
akan menjadi penghalang bagi suatu usaha yang bersangjutan baik dimasa
sekarang maupun masa yang akan datang.
Masing-masing faktor tersebut akan diberi bobot dengan jumlah total bobot
adalah 1. Bobot yang diberikan menunjukan suatu keberhasilan suatu perusahaan.
Selanjutnya masing-masing faktor akan diberi rating yang menunjukan respon
terhadap faktor-faktor tersebut. Setiap bobot dan rating akan dikalikan untuk
menentukan nilai bobot faktor. Kemudian jumlahkan nilai bobot setiap faktor
untuk menentukan nilai bobot total bagi perusahaan.
Kita dapat mengguanakan lima jenis aktivitas ini sebagai dasar untuk
mengembangkan BAM.
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini akan menggunakan teknik pengujian keabsahan data yaitu :
No PESTEL Description
1. Politic Saat ini UMKM telah mendapat banyak dukungan dari Gubenur Jawa Barat
Ahmad Heryawan. Sebanyak 100.000 UMKM produknya dipasarkan
secara online pada Hari UMKM Online Nasional 2017. Pencanangan ini
serentak dilakukan di 30 kabupaten/kota seluruh Indonesia periode 31
Maret-2 April 2017. Di Jawa Barat pencanangan dilakukan di dua tempat,
yaitu di Kota Bandung dan Kabupaten Garut. Hari UMKM Online Nasional
yang jatuh setiap 31 Maret juga menjadi momentum untuk memasarkan
produk UMKM secara luas hingga internasional.
2. Economic Kinerja perekonomian Kabupaten Bandung Barat tahun 2012 secara riil
ditunjukkan oleh lahju ekonomi (LPE) atas dasar harga konstan tahun 200,
yang mengalami pertumbuhan sebesar 6,04 persen. Jika dibandingkan
dengan tahun sebelumnya, maka terjadi percepatan atau peningkatan 0,29
poin dimana tahun 2011 mencapai 5,75 persen.
Pertumbuhan perekonomian Kabupaten Bandung Barat tahun 2012 tidak
secepat pertumbuhan perekonomian Provinsi Jawa Barat. Sebagai kabupaten
yang masih berusia bellia, Kabupaten Bandung Barat masih harus bekerja
keras dalam melakukan akselerasi pembangunan wilayahnya. Namun secara
umum LPE sudah menunjukkan kinerja yang cukup baik.
Pertumbuhan ekonomi ini digerakkan oleh pertumbuhan yang positif pada
semua kelompok sector. Kelompok sector primer mengalami pertumbuhan
sebesar 4,78 persen, sekunder sebesar 5,43 persen dan tersier 7,42 persen
c. Peran Pemerintah
UU UMKM ini juga memuat peran pemerintah dalam
pengembangan UMKM, yaitu :
i. Pasal 7 ayat (1)
“Pemerintah dan Pemerintah daerah
menumbuhkan Iklim Usaha dengan
menetapkan peraturan perundang-undangan
dan kebijakan yang meliputi aspek:
a. Pendanaan
b. Sarana dan prasarana
c. Informasi usaha
d. Kemitraan
e. Perizinan usaha
f. Kesempatan berusaha
g. Promosi dagang
h. Dukungan kelembagaan”
ii. Pasal 7 ayat (2)
"Dunia Usaha dan masyarakat berperan serta
secara aktif membantu menumbuhkan Iklim
usaha sebagaimana dimaksud ayat (1)."
Dapat disimpulkan bahwa usaha peyeum ini sangat mudah untuk dimasuki
oleh pendatang baru dan usaha ini memasuki kategori yang tinggi dalam
threat of new entrants.
2. Threat of Subtitutes
Ada banyak jenis tape yang ada, peyeum adalah salah satu dari berbagai
macam tape yang ada. Berikut produk yang dapat menjadi pengganti peyeum:
Tabel 4.3
Produk Pengganti Peyeum
No Nama Produk Keterangan
1 Tape Uli Proses pembuatan Tape Uli ini sangat berbeda
dengan Tape Singkong, bahan dasar dari Tape Uli
adalah beras ketan putih. Tape Uli tidak melalui
proses fermentasi,cara pembuatannya adalah
rendam beras ketan putih selama 3-6 jam kemudian
rebus/kukus beras ketan tersebut sampai matang,
kemudian taburi dengan garam dan parutan kelapa.
Tape Uli siap dihidangkan.
2 Tape Sukun Dalam proses pembuatannya hampir sama dengan
Tape Singkong, hanya saja bahan dasarnya yang
berbeda. Pertama rebus buah sukun yang telah
dicuci bersih, kemudian setelah dingin taburi sukun
dengan ragi yang telah dihancurkan, tunggu hingga
2-3 hari, Tape Sukun siap dihidangkan.
Competitive Rivalry Within The Industry pada usaha peyeum Ibu Rohayati
dikategorikan tinggi, dikarenakan sejaka tahun 2010 sudah ada yang mulai
berjualan peyeum dan tempat usaha milik Ibu Maya lebih besar dibandingkan
dengan tempat usaha Ibu Royati.
4.3 Value Chain Analysis
Berikut value chain analysis milik Ibu Rohayati :
Gambar 4.1
Value Chain Analysis
No SWOT Description
1. Strenght • Citra rasa peyeum yang dijual oleh Ibu Rohayati terasa manis dan
lembut.
• Singkong yang digunakan untuk peyeum merupakan singkong pilihan
yang baik.
• Harga yang diberikan oleh pelanggan terbilang murah
• Menjual produk lain seperti gorengan tempe, wajik ketan, ulekan,
celengan yang terbuat dari tanah liat
• Pelayanan sangat ramah kepada pelanggan.
2. Weaknesses • Tempat berjualan Ibu Rohayati kurang strategis dibandingkan dengan
penjual peyeum yang lainnya.
• Susunan produk yang dipajang juga kurang terlihat rapi.
• Kurangnya perawatan dari produk lain yang dijual
• Tempat berjualan dengan sistem kontrak bukan milik sendiri
• Tempat berjualan sempit dan kumuh
3. Opportunities • Saat musim liburan datang yang menjadi pelaung bagi Ibu Rohyati untuk
mendapatkan keuntungan.
• Usaha peyeum Ibu Rohayati buka 24 jam tiap harinya, sehingga
memudahkan pelanggan untuk tetap bisa membeli peyeum diwaktu
kapan saja
4. Threats • Mempunyai pesaing yang banyak, dikarenakan banyak sekali
masyarakat Padalarang yang menjual peyeum-peyeum mereka di pinggir
jalan dan kios yang satu dengan kios yang lainnya saling berdekatan.
• Terjadinya persaingan harga antar penjual peyeum lain
4.6 EFAS dan IFAS Analysis
4.6.1 EFAS Analysis
Berikut EFAS Analysis pada usaha peyeum Ibu Rohayati :
Tabel 4.8
EFAS Analysis
Harga Pasaran
- Harga sama dengan pesaing lain 0.10 1.2 0.12
dan tidak jauh beda
Tidak ada
- Berasal dari 1 bandar yang sama 0.10 1.6 0.16 banda/supplier
lain
Total 1.00 3.5
4.6.2 IFAS Analysis
Berikut IFAS Analysis pada usaha peyeum Ibu Rohayati :
Tabel 4.9
IFAS Analysis
4.7.2 Modelling Business Process
Berikut Modelling Business Process pada usaha peyeum Ibu Rohayati :
Gambar 4.3
Modelling Business Process
In Process Ouput
BAB V
5.2 Saran
Dari kesimpulan yang kami ambil, kami dapat memberikan beberapa saran, yaitu :
1. Tempat usaha dagang peyeum milik Ibu Rohayati memerlukan renovasi atau
sekedar papan nama untuk identitas dan agar para konsumen hafal dengan kios
Ibu Rohayati
2. Perlu adanya pembaharuan dari dagangan peyeum itu sendiri. Misalkan
peyeum diolah kembali menjadi makanan yang lain agar para konsumen tidak
merasa bosan dengan rasa peyeum yang hanya monoton.
3. Perlu diadakannya beberapa promosi atau iklan di luar daerah Padalarang,
misalkan di beberapa daerah di kecamatan yang lain. Walaupun dampaknya
tidak begitu signifikan namun dengan promosi para konsumen akan ada niatan
untuk membeli.
DAFTAR PUSAKA
Buku :
Debra Paul, Donald Yeates and James Cadle. 2010. Business Analysis Second
Edition. United Kingdom: BCS The Chartered Institute for IT.
Website :
http://scb.telkomuniversity.ac.id/?page_id=3602
https://www.yudairawan.com/analisa-pestle/
https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT
http://quickstart-indonesia.com/five-forces-model/