Disusun Oleh :
Aulia Alma Utami 1501140163
Agnes Tri Agata 1501142030
Aldi Nugraha 1501144079
Istianah Ghita N 1501140254
Iqbal Al Amin 1501140273
Abstrak. Analisis Strategi Pengembangan Usaha meliputi Analisis PESTEL (Politik, Ekonomi,
Sosial, Teknologi, Environment, Legal), yang mencakup kondisi lingkungan makro Indonesia,
yaitu Perekonomian, teknologi, politik/hokum, sosiokultural, lingkungan dan legal. Analisis
Lingkungan Eksternal yang kedua adalan Analisis Porter Five Force’s yang menjelaskan tentang
lima ancaman, yaitu persaingan dari pesaing-pesaing yang sudah ada, ancaman pesaing-pesaing
baru, ancaman produk-produk atau jasa-jasa substitusi, kekuatan menawar dari pelanggan-
pelanggan, dan kekuatan menawar dari pemasok-pemasok. Analisis Lingkungan Internal
menggunakan Analisis Sumber daya yang menggambarkan tentang sumber daya yang dimiliki
perusahaan. Yang kedua adalah Analisis Rantai Nilai dan yang ketiga adalah Analisis Model
Proses Bisnis dan Analisis Model Aktivitas Bisnis pada perusahaan Cupreme Cookies.
Kata Kunci : Analisis Lingkungan Eksternal, Analisis Lingkungan Internal, konteks bisnis.
Gambar 2. Diagram Analisis SWOT versi Pearce dan Robinson (Yusanto, 2004) .................. 28
1. Eksternal Faktor Analysis Summary (Matriks EFAS) dan Internal Faktor Analysis
Summary (Matriks IFAS)
1. Pada kolom 1, tentukan faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman
serta faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan bagi perusahaan.
2. Pada kolom 2, beri bobot pada setiap faktor dengan skala mulai dari 1,0 (penting)
sampai 0 (tidak penting) sesuai dengan pengaruhnya terhadap posisi strategi perusahaan.
Jumlah semua bobot tidak melebihi 1,00.
Penentuan bobot setiap variabel dilakukan dengan cara mengajukan identifikasi faktor
internal dan eksternal kepada pihak manajemen perusahaan yang menentukan kebijakan
perusahaan dengan menggunakan metode Paired Comparison (Kinnear, 1996). Metode tersebut
digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor eksternal dan internal,
dengan cara membandingkan variabel horizontal terhadap variabel vertical. Bobot setiap variabel
diberi nilai 1,2,3 dimana nilai tersebut adalah sebagai berikut:
3. Pada kolom 3 matriks EFAS, diberi rating mulai dari 1 sampai 4 pada setiap faktor eksternal
untuk menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini menjawab faktor-faktor
tersebut, dimana:
Sedangkan dengan kolom 3 matriks IFAS, juga diberi rating mulai dari 1 sampai 4 untuk
menunjukkan seberapa besar pengaruhnya sebagai kekuatan maupun kelemahan, dimana:
4. Pada kolom 4, kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3.
5. Pada kolom 5, jumlahkan bobot skor pada kolom 4 untuk memperoleh total skor pembobotan
bagi perusahaan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana organisasi bereaksi terhadap faktor-
faktor strategi eksternal dan internalnya.
3.5 Matriks SWOT
Sebelum merumuskan alternatif srategi melalui matriks SWOT maka dilakukan
analisis terhadap posisi perusahaan dengan menggunakan diagram analisis SWOT (SWOT
Analysis Diagram) yang terdiri atas empat kuadran.
Pertama, posisi pada kuadran 1 (+,+). Yang menandai perusahaan sebagai kuat dan
berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif, artinya organisasi dalam
kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi,
memperbesar pertumbuhan dan memaksimalkan keuntungan.
Kedua, posisi pada kuadran II (+,-) yang menandakan bahwa organisasi kuat namun
memiliki tantangan yang besar. Rekomendasi strategis yang ditawarkan adalah difersifikasi
strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun memiliki sejumlah tantangan berat
sehingga diperkirakan organisasi akan sulit berkembang bila hanya bertumpu pada strategi
sebelumnya. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk memperbanyak ragam strategi
taktisnya.
Ketiga, posisi pada kuadran III (-,+) yang menandakan posisi perusahaan lemah namun
berpeluang. Rekomendasi strategis yang ditawarkan adalah ubah strategi. Artinya perusahaan
disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya.
Keempat, posisi pada kuadran IV (-,-) yang menandakan perusahaan lemah dan memiliki
tantangan yang banyak. Rekomendasi strategi ditawarkan adalah strategi bertahan. Artinya
kondisi perusahaan yang lemah dan dihadapkan pada kondisi eksternal sulit menyebabkan
organisasi mengalami dilematisasi. Oleh karena itu organisasi disarankan untuk memakai strategi
bertahan untuk mencegah terpelosok lebih jauh
Gambar 2. Diagram Analisis SWOT versi Pearce dan Robinson (Yusanto, 2004)
Setelah posisi perusahaan diketahui kemudian dilakukan formulasi alternative strategi dengan
menggunakan matriks SWOT. Matriks ini menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Matriks SWOT akan
menghasilkan empat jenis strategi, seperti disajikan pada Gambar 2.
Proses analisis SWOT dilakukan melalui wawancara dan pengamatan langsung di lapangan.
Proses pengidentifikasian kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman merupakan hasil
penggabungan antara hasil wawancara dan pengamatan langsung dilapangan.
1. Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil yang memiliki hasil penjualan
tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000 (satu milyar rupiah).
2. Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan, karena satu strategi pada dasarnya merupakan
suatu skema untuk mencapai sasaran yang dituju.
3. Manajemen strategi dapat di definisikan sebagai seni dan ilmu untuk pembuatan (formulating),
penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan strategi antar fungsi
yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan dimasa dating.
4. Visi merupakan cita-cita masa depan yang ada dalam benak pendiri yang kira-kira mewakili
seluruh anggota perusahaan, mulai dari jenjang yang paling atas sampai yang paling bawah
bahkan pesuruh sekalipun.
5. Misi merupakan suatu pernyataan yang mengidentifikasi ruang lingkup operasi perusahaan
dalam batasan produk dan pasar.
6. Tujuan merupakan titik central semua kegiatan perusahaan yang dapat dipakai sebagai alat
untuk penilaian prestasi, pengendalian, koordinasi, dan juga keputusan strategi.
8. Matriks IFAS (Internal Faktor Analysis Summary) digunakan untuk menganalisis lingkungan
internal sehingga menghasilkan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan bagi
perusahaan.
10. Strategi bersaing merupakan langkah-langkah startegis yang terencana maupun tidak
terencana untuk dapat memiliki keunggulan bersaing sehingga dapat menarik perhatian
konsumen, memperkuat posisi dalam pasar dan bertahan terhadap tekanan persaingan.
11. Strategi penetrasi pasar (market development) berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk
produk atau jasa yang sudah ada dipasar melalui usaha pemasaran yang gencar.
12. Pengembangan pasar (market development) terdiri dari upaya memperkenalkan produk atau
jasa yang ada ke wilayah geografis baru.
13. Pengembangan produk (product development) adalah strategi yang berupaya meningkatkan
penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada.
BAB III
PEMBAHASAN
POTENTIAL
DEVELOPMENT
OF
SUBSTITUTE
PRODUCT
RIVALRY
BARGAINING AMONG BARGAINING
POWER OF POWER OF
SUPPLIERS COMPETING CONSUMERS
FIRMS
POTENTIAL ENTRY
OF NEW
COMPETITORS
3. Tahu Bulat
4. Brownies
5. Roti sobek
6. Bolen Pisang
7. Cheese Cake
8. Gorengan
Sumber : google.co.id/search
Omzet/Bul
No. Kompetitor Alamat Berdiri sejak
an
Jln. Bojong koneng
1. Ina Cookies Atas, no. 8 B 7,7 km 150 Juta
kabupaten Bandung.
2. J&C Cookies 1 Jl. Pelajar Pejuang 45 4,5 km 120 Juta
Lingkar Selatan, Kab.
Bandung, Jawa Barat
Jl. Griya Bukit Mas
Uky Cakes & Cookies
3. II, Cimenyan, 6.4 km 30 Juta
(Dapur Nora)
Bandung, Indonesia.
- Jl. H. Akbar No. 4
Pasir Kaliki, Cicendo,
4. Kartika Sari Kota Bandung. 7.8 km 250 Juta
- Jl. Buah Batu No.
165 A, Bandung.
Jl. Trunojoyo No. 54,
Menu Cookies & Citarum, Bandung
5. 8.2 km 100 Juta
Sephine Craft Wetan, Kota
Bandung.
Jl. Kemuning No. 20,
Primarasa Bakery Merdeka, Sumur 150
6. 7.4 km
Pastry Bandung, Kota Juta
Bandung.
- Jl. Buah Batu Raya
No. 262, Cijagra,
lengkong, Kota
Bandung.
7. The Harvest 8.0 km 200 Juta
- Jl. Ir. H. Djuanda
No. 15, Dago,
Tamansari, Kota
Bandung.
Jl. Merdeka No. 25-
29, Babakan Ciamis,
8. Soes Merdeka 7.6 km 50 Juta
SUmur Bandung,
Kota Bandung.
Sumber : google.com (lampiran)
4.3 RESOURCES ANALYSIS
4.3.1 Tangible Resource
Sumber : Cupremecookies.co.id
Di akses tanggal 11 April 2017
CEO
KARYAWAN
4.4 VALUE CHAIN Analysis
Infrastruktur Perusahaan
(Manajemen umum, Akuntansi, Keuangan, Perencanaan Strategis)
Perkembangan Teknologi
(Sistem pembuatan motif, perbaikan produk dan proses pemesanan produk)
Outbound
Inbound
Logistic Pembelian
Logistic Pemasaran dan
penjualan
(Penggudanga (Bahan
(Penanganan Operasi
n dan mentah,
bahan mentah (Iklan
distribusi mesin, dan
dan Promosi)
harga, Produk peralatan)
pergudangan)
jadi)
A1 B1
C1
Penyusunan Merekrut
Penjualan Produk
strategi Karyawan
E1 D1
Melakukan Monitoring
pengontrolan
setiap kegiatan perusahaan
Keterangan :
- A1 : Penyusunan strategi yang dilakukan oleh CEO langsung dan 5 CEO dibawahnya
(Keuangan, Logistik, SDM, Marketing dan Sales) seperti : memilih produsen bahan baku,
memilih produsen alat dan kemasan, memilih cara merekrut karyawannya, memilih cara apa
saja yang akan digunakan untuk periklanan, memilih distributor dan cara penjualan setiap
produknya. Kegiatan ini berada di jantung dari model, dan berasal langsung dari aspek
transformasi CATWOE, yang mencerminkan kegiatan usaha utama organisasi. Ada
seharusnya hanya pernah menjadi salah satu melakukan aktivitas di setiap BAM, misalnya,
menjual produk atau menyediakan layanan.
- B1 : Merekrut karyawan atau semua sumber daya yang dibutuhkan, memutuskan kelebihan
apa yang harus dimiliki seorang karyawan untuk di rekrut. Kegiatan ini memastikan bahwa
sumber daya dan fasilitas yang diperlukan untuk 'melakukan' kegiatan yang tersedia,
misalnya, merekrut staf, memesan materi pelatihan, mengembangkan kursus pelatihan atau
memesan produk
- C1 : Perencanaa Penjualan produk dilakukan untuk mendapatkan tujuan utama yaitu meraih
laba setelah menyelesaikan kegiatan A1 dan B1, dimana pada kegiatan ini jumlah staff yang
diinginkan sudah terpenuhin dan produk apa saja yang akan ditawarkan kepasar.
- D1 : Ini adalah kegiatan yang akan menetapkan harapan kinerja, dimana para manajer akan
melakukan pemantauan terhadapt semua aspek misalnya, memantau data analisis penjualan,
ataupun memantau kinerja setiap karyawan dan memantau layanan balik yang diberikan
para konsumen.
- E1 : Kegiatan ini akan dilakukan ketika semua empat kegiatan diatas telah terpenuhi
berdasarkan hasil dari kegiatan monitoring para Manajer. Jika pada kegiatan ini sang
manajer menemukan hasil yang tida diinginkan, maka perlu dilakukan pengujian kembali
dan mengambil tindakan yang diperlukan.
Pembeli
Kostumer datang dan
membeli lewat
distributor
Distributor
Cupreme
(Barang tersedia)
Cookies Pengiriman langsung
dilakukan
Melakukan pengecekan
ketersediaan barang
(Barang tidak tersedia)
yang dipesan memulai untuk produksi
item tersebut.
4.7 ANALISIS IFAS & EFAS
4.7.1 Kondisi Eksternal Cupreme Cookies
Kondisi ini menggambarkan besarnya pengaruh faktor-faktor eksternal terhadap
pembuatan strategi perusahaan. Faktor-Faktor tersebut terbagi menjadi dua kategori,
yaitu : faktor-faktor yang menjadi peluang dan yang menjadi ancaman. Peluang
dibedakan menjadi empat rating, yaitu : 1, 2, 3, dan 4. Rating 1 menunjukkan bahwa
perusahaan memiliki peluang sangat kecil, rating 4 menunjukkan bahwa perusahaan
memiliki peluang sangat besar. Ancaman dibedakan menjadi empat rating, yaitu rating 1,
2, 3, dan 4. Rating 1 menunjukkan bahwa perusahaan memiliki ancaman sangat besar,
rating 4 menunjukkan bahwa perusahaan memiliki ancaman sangat kecil. Pembobotan
terhadap peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan diperoleh dengan
menggunakan metode paired comparison.
Perusahaan Cupreme Cookies memiliki enam kekuatan yang bisa dimanfaatkan. Faktor
kekuatan terbesar yang dimiliki adalah Inovasi produk yang baik dengan skor sebesar 0,300.
Selanjutnya kualitas produk (0,292), bersertifikat Halal (0,216), sumber daya yang mumpuni
(0,213), Kondisi keuangan perusahaan yang stabil (0,207) dan teknologi produksi (0,138).
Kekuatan inilah yang akan mempengaruhi tingkat produksi dan peningkatan penjualan
perusahaan.
Pada tabel tersebut juga menunjukkan bahwa perusahaan memiliki lima
kelemahan. Faktor kelemahan terbesar yang dimiliki oleh Cupreme Cookies adalah faktor
Kuantitas produk yang tersedia terbatas yaitu sebesar 0,120 yang memungkinkan ketika
pelanggan biasa (bukan distributor) memesan akan menunggu lama untuk pemesanan
jumlah kecil. Kemudian disusul dengan tidak adanya hak paten dan promosi yang dirasa
masih kurang sebesar 0,103. Yang dapat menjadi penghambat mudahnya ditiru oleh orang
lain dan perluasan pemasaran yang kurang cepat. Selanjutnya adalah faktor distribusi
pemasaran yang kurang sebesar 0,097 dan lokasi pabrik yang kurang strategis sebesar 0,063.
Total skor Kondisi Internal Cupreme Cookies sebesar 1,852 menggambarkan bahwa
posisi internal perusahaan dibawah nilai rata-rata 2,50. Oleh sebab itu perusahaan harus
mampu memanfaatkan kekuatan-kekuatan utama dan mengatasi kelemahan-kelemahan
utama yang ada sehingga perusahaan dapat terus berkembang.
5. Pilihan Motif
Cupreme Cookies memiliki beragam pilihan motif untuk Kue Kering sebanyak 24
dan Nastar sebanyak 21 motif. Pilihan motif yang ditawarkan menjadi daya tarik dari
Cupreme Cookies, selain susah ditiru pilihan tersebut juga akan terus berkembang sesuai
dengan trend an permintaan pasar. Hal ini dilakukan untuk memenuhi permintaan
konsumen.
a. Kue Kering
b. Nastar
Sumber : www.kuekarakter.com
Di akses tanggal 11 April 2017
6. Teknologi Produksi
Teknologi yang digunkan Cupreme Cookies adalah semi modern. Hal ini
disesuaikan dengan keperluan dan kebutuhan proses pengolahan sebagian masih secara
manual atau menggunakan tenaga manusia. Adapun peralatan usanya adalah timbangan,
baki, ove, mixer, cutter, roller, Loyang, pisau dan lain-lain.
4.8.2 Kelemahan
1. Lokasi Pabrik
Lokasi pabrik produksi Cupreme Cookies yang berada dipelosok perkampungan
memungkinkan akan memberikan hambatan pada proses pendistribusian produk kepada
konsumen dan pengadaan bahan baku dari pemasok. Lokasi yang jauh dari jalan besar
kemungkinan akan sulit untuk dijangkau oleh konsumen, jika ingin ke lokasi pabrik harus
menggunakan aplikasi penunjuk arah.
2. Promosi
Promosi yang dijalankan Cupreme Cookies hanya melalui median online dan
distributor. Promosi yang dijalankan perusahaan masih perlu ditambah, karena jika ingin
mengembangkan usahanya Cupreme Cookies harus melakukan promosi yang lebih gencar.
Hal ini dilakukan untuk memperkenalkan produk-produk Cupreme Cookies kepada pasar
yang lebih luas.
3. Distribusi Pemasaran
Distribusi merupakan proses pemasaran dari produsen ke konsumen. Saluran
distribusi yang dipergunakan perusahaan saat ini yaitu penjualan langsung via website dan
melalui distributor/agen. Untuk mempermudah pendistribusian ke daerah yang jauh
Cupreme Cookiess bekerjasama dengan distributornya. Segmen pasar Cupreme Cookies
adalah rumah tangga dan agen putus. Cupreme Cookies melakukan kerja sama system
putus. Manajemen perusahaan hanya bertanggung jawab sebatas pembelian.
Pemasaran produk yang dilakukan oleh para distributor Cupreme Cookies hanya
menggunaka media online juga sehingga untuk pelanggan yang tidak menggunakan media
online tidak akan tahu produk ini. Cupreme Cookies juga belum memiliki outletnya sendiri.
Oleh karena itu hendaknya Cupreme Cookies memperluas pasarnya agar visi, misi dan
tujuan Cupreme Cookies dapat tercapai.
4. Hak Paten
Kue Kering dan Nastar Cupreme Cookies yang memiliki motif lucuc, kualitas
produk yang baik dan pilihan motifnya beragam serta harga bersaing. Namun karena
Cupreme Cookies tidak memiliki hak paten prduk mereka akan dengan mudah ditiru oleh
pesaing. Hal ini akan mempengaruhi daya beli pelanggan terhadap produk Cupreme
Cookies.
Tabel 13. SWOT Cupreme Cookies
Strenght Weakness
S1 Inovasi Produk W1 Tidak memiliki hak
S2 Sumberdaya yang paten
mumpuni W2 Distribusi pemasaran
S3 Kualitas Produk baik kurang luas
S4 Kondisi keuangan W3 Promosi masih kurang INTERNAL
perusahaan baik W4 Kuantitas produk yang
S5 Teknologi produksi tepat tersedia terbatas sesuai
guna pesanan distributor
S6 Produk telah memiliki
sertifikat halal dari MUI
Opportunity Threat
O1 Meningkatnya konsumsi T1 Ancaman Pendatang baru
masyarakat terhadap T2 Daya tawar pemasok
makanan jadi T3 Daya tawar pembeli
O2 Pertumbuhan penduduk T4 Produk subtitusi
O3 Tradisi menjelang hari T5 Banyaknya usaha sejenis
EKSTERNAL
perayaan
O4 Perkembangan Teknologi
O5 Adanya bantuan dari
pemerintah
O6 Hubungan baik dengan
pemasok
Setelah mendapat hasil dari perkalian antara bobot dengan rating (proses EFAS dan
IFAS) maka diperoleh skor peluang sebesar 1,201 dan ancaman 0,984 menggambarkan bahwa
kemampuan perusahaan dalam merespon peluang tergolong baik. Sedangkan dari total skor
IFAS didapatkan skor kekuatan sebesar 1,852 yang berada dibawah rata-rata penilaian yaitu
sebesar 2,5 maka Cupreme Cookies perlu untuk lebih memanfaatkan kekuatan dan mengatasi
kelemahan. Dengan menggunakan diagram analisis SWOT, perusahaan berada dalam posisi
progresif. Hal ini menandapi perusahaan kuat dan berpeluang atau perusahaan dalam kondisi
prima dan mantap sehingga dapat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar
pertumbuhan dan memaksimalkan kelemahan.
W S
T
Gambar 9. Posisi Cupreme Cookies pada Diagram Analisis SWOT
4.9 TOWS MATRIX
Tabel 14. TOWS Matrix
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Inovasi Produk 1. Tidak memiliki hak
IFE
2. Sumberdaya yang paten
mumpuni 2. Distribusi pemasaran
3. Kualitas Produk baik kurang luas
4. Kondisi keuangan 3. Promosi masih kurang
perusahaan baik 4. Kuantitas produk yang
EFE 5. Teknologi produksi tersedia terbatas sesuai
tepat guna pesanan distributor
6. Produk telah memiliki
sertifikat halal dari MUI
Peluang (O) Strategi SO Strategi WO
1.Meningkatnya 1. Penetrasi Pasar (S1, S3, 1. Meningkatkan kegiatan
konsumsi masyarakat O2, 03) promosi secara optimal
terhadap makanan jadi 2. Mempertahankan dan (W2, W3, O2, O4, O5)
2.Pertumbuhan penduduk meningkatkan pelayanan 2. Meningkatkan kapasitas
3.Tradisi menjelang hari untuk menjaga loyalitas produksi untuk
perayaan pelanggan (S3, S6, S4 memenuhi permintaan
4.Perkembangan O1) pasar (W4, O1, O3)
Teknologi 3. Memanfaatkan bantuan 3. Mengadakan pelatihan
5.Adanya bantuan dari pemerintah (S6, O4, O5) untuk karyawan (W1,
pemerintah W2, W3, O4)
6.Hubungan baik dengan
pemasok
Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT
1. Ancaman Pendatang 1. Mempertahankan dan 1.
baru meningkatkan kualitas
2. Daya tawar pemasok dengan cara melakukan
3. Daya tawar pembeli inovasi produk (S1, S2,
4. Produk subtitusi S3, T1, T4, T5)
5. Banyaknya usaha
sejenis
Berdasarkan matriks SWOT, maka alternative strategi yang diperoleh adalah sebagai
berikut :
A. Strategi SO
1. Melakukan Penetrasi Pasar dengan cara memperbanyak media promosi baik
online maupun offline diarea masyarakat yang belum mengenal produk Cupreme
Cookies (S1, S3, O2, 03)
2. Mempertahankan dan meningkatkan pelayanan untuk menjaga loyalitas
pelanggan (S3, S6, S4 O1). Dengan lebih sering memberikan diskon tidak hanya
pada saat menjelang ramadhan atau hari besar lainnya.
3. Memanfaatkan bantuan pemerintah dalam penambahan modal dan mendapatkan
nomor BPOM (S6, O4, O5). Mengikuti pelatihan-pelatihan untuk UKM yang
diadakan oleh pemerintah.
B. Strategi WO
1. Meningkatkan kegiatan promosi secara optimal. Dengan cara memberikan brosur
ragam motiv yang dimiliki kue kering dan nastar, dan memberikan diskon pada
hari-hari besar (W2, W3, O2, O4, O5).
2. Meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan pasar (W4, O1,
O3) dengan cara menambah karyawan atau mesin produksi.
3. Mengadakan pelatihan untuk karyawan guna menambah wawasan dalam
mengembangkan usaha yang diadakan oleh pemerintah ataupun lembaga lainnya
(W1, W2, W3, O4).
C. Strategi ST
Mempertahankan dan meningkatkan kualitas dengan cara melakukan inovasi produk
seperti jenis kue atau paket kue lainnya (S1, S2, S3, T1, T4, T5).
D. Strategi WT
1. Meningkatkan kemampuan manajemen perusahaan untuk menambah daya saing
(W1, W3, W4, T1, T5) dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan tentang
manajemen perusahaan.
2. Memperbaiki kemasan produk (W3, T3) agar tidak mudah pecah saat pengiriman
ekspedisi jauh.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Persaingan dalam dunia bisnis, salah satunya bisnis kuliner menjadi salah satu fenomena yang
terjadi saat ini.untuk menghadapi hal tersebut diperlukan strategi yang ditetapkan oleh
perusahaan atau UKM agar mampu bertahan dalam menghadapi segala bentuk ancaman yang
terjadi.
Berdasarkan fenomena dan analisis yang dilakukan terhadap UKM Cupreme Cookies,
dapat disimpulkan bahwa Konsep analisis Porter’s Five Forces, analisis PESTEL, internal
analysis, Business Process Model, Business Activity Model, dan Analisis SWOT yang baik
merupakan faktor penting bagi kesuksesan sebuah usaha. Strategi yang tepat yang digunakan
oleh Cupreme Cookies agar mampu bertahan menghadapi persaingan dan meningkatkan
profitabilitas adalah Strategi diferensiasi produk dan strategi fokus.
Strategi diferensiasi digunakan oleh Cupcreme Cookie untuk membedakan produknya
dengan produk pesaing melalui karakter kartun sebagai objek bentuk kue.dengan melakukan
pengembangan pada kue kering dan nastar dengan menambah jenis karakter pada produk, akan
membuat Cupreme Cookies semakin diminati dan menjadi pembeda dengan produk lain.
Selain itu strategi yang penting digunakan adalah strategi focus produk. Strategi ini penting
digunakan untuk mempertahankan bentuk, rasa, dan kualitas produk untuk menjaga loyalitas
konsumen terhadap produk.dengan menerapkan kedua strategi tersebut, diharapkan Cupreme
Cookies mampu menghadapi produk kompetitor sehingga memperoleh profit maksimal.
5.2 SARAN
Berdasarkan interview penulis dengan pemilik usaha Cupreme Cookies maka terdapat
beberapa permasalahan yaitu :
1. Perlu adanya meningkatan keterampilan SDM maupun manajemen agar dapat
mendukung pelaksanaan strategi dalam pengembangan usaha Cupreme Cookies dengan
cara sering mengikuti pelatihan atau mengadakan pelatihan untuk karyawannya sendiri.
2. Kesulitan dalam mencari SDM yang ingin bekerja tetap, memiliki keahlian bawaan, ulet,
dan rapi dalam bekerja.
3. Ruangan produksi yang kurang luas, sehingga sedikit mengganggu ketika pesanan
banyak.
4. Kurang jelasnya alur Business Process Model dan Business Activity Model perusahaan
yang dimiliki oleh Cupreme Cookies.
Maka ada beberapa saran dari kelompok kami untuk Cupreme Cookies yaitu :
1. Mengadakan pelatihan (training) keterampilan kepada karyawan sebelum terlibat dalam
proses produksi
2. Menyediakan rumah produksi baru bagi karyawan untuk proses produksi dengan kualitas
maksimal
3. Menambah variasi (karakter) lain dari kue kering dan nastar
4. Memperjelas alur aktivitas dan model proses bisnisnya untuk menjalankan perusahaan
lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
BPS. PDRB Per Kapita Kota Bandung 2015 (Rupiah). Badan Pusat Statistik, Kota Bandung.
2016.
BPS. Pengeluaran Masyarakat Kota Bandung 2015 (Rupiah). Badan Pusat Statistik, Kota
Bandung. 2016.
BPS Pendapatan Regional Kota Bandung, 2014-2015 (Trilyun rupiah). Badan Pusat Statistik,
Kota Bandung. 2016.
BPS Perpolitikan Kota Bandung, 2014. Badan Pusat Statistik, Kota Bandung. 2016.
BPS Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia. Badan Pusat Statistik, Kota Bandung.
2016.
Statistik Daerah Kota Bandung, 2016. Laju konsumsi Makanan Jadi Masyarakat Kota Bandung
(satuan kg/unit). BPS. Kota Bandung. 2016.
Paul, Debra. Yeates, Donald dan Cadle, James. Business Analysis, Second Edition. CPI Antony
Rowe Ltd. Cippenham, UK.
Rangkuti, F. 1997. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi Konsep
Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Maurisal, F.J. 2005. Analisis Strategi Bauran Pemasaran Perusahaan Lyly Bakery, Cake &
Donut (studi kasus pada Perusahaan Lyly Bakery, Cake & Donut Lamongan). Skripsi
pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Kusumastuti, R. 2006. Analisis Strategi Pemasaran Industri Kecil Roti Dan Kue (Studi Kasus
Toko Ibu Ratna Roti Dan Kue). Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Mau bikin aneka kue kering yang enak? http://cupremecookies.co.id/bikin-aneka-kue-kering-
yang-enak/. 11 April 2017. Pukul 19:20 WIB.
Tanya Jawab Cupreme Cookies http://cupremecookies.co.id/tanya-jawab/ 19 April 2017. Pukul
19.45 WIB
Gambar produk http://cupremecookies.co.id/produk/. 19 April 2017. Pukul 20:00 WIB.
http://Cupremecookies.co.id
LAMPIRAN
DOKUMENTASI KELOMPOK
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 3.3
Gambar 3.4
Gambar 3.5