A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 30 April 2008 hari Rabu jam 09.00 WIB.
Data diperoleh dari pasien, keluarga pasien, catatan keperawatan pasien dan tim
kesehatan lainnya dengan metode Autoanamnesa dan Alloanamnesa.
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. H
Umur : 49 tahun
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SD
Agama : Katholik
Pendidikan : SD
3. Keluhan Utama
4. Riwayat Kesehatan
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien mengalami patah tulang pada tungkai
kanan dan mengalami nyeri berat, skala nyeri 6. Pasien mengalami kecelakaan
sepeda motor pada hari Sabtu tanggal 19 April 2008, ± 10 hari yang lalu sewaktu
pulang dari bekerja jam 19.00 WIB. Pasien mengatakan mengendarai sepeda
motor sendiri untuk menuju ke rumah kemudian terserempet sepeda motor lain
dan terjatuh dengan posisi tengkurap ke kanan. Kemudian tungkainya yang
sebelah kanan terkena aspal jalan karena pasien menggunakan tungkai kanannya
sebagai tumpuan. Oleh sebab itu pasien menderita patah tulang. Saat jatuh pasien
tidak pingsan. Beberapa saat setelah kecelakaan pasien dibawa ke RS Muntilan
tidak diberikan pengobatan hanya dilakukan pembidaian dan diberi perban.
Pasien dirawat di RS Muntilan ± 3 hari. Kemudian atas permintaan keluarga
pasien dirujuk ke RSO Prof. Dr. R. Soeharso, Surakarta pada hari Selasa tanggal
22 April 2008 jam 19.00 WIB. Di IGD pasien mendapatkan terapi pemasangan
infus RL 20 tpm (tetes per menit) pada tangan kiri kemudian pukul 22.00 WIB
pasien dipindahkan ke bangsal Cempaka. Keesokan harinya pasien dilakukan
pemeriksaan rontgen, laboratorium serta EKG (Elektro Kardio Grafi). Sekarang
pada saat pengkajian yaitu Rabu tanggal 30 April 2008 pasien mengatakan nyeri
pada tungkai kakinya sebelah kanan post operasi hari pertama. Nyeri timbul jika
untuk bergerak, nyeri seperti tertusuk-tusuk, nyeri berlangsung terus menerus
berhenti jika posisi nyaman dan tidak bergerak. Saat ini pasien mendapatkan
terapi injeksi Cefotaxime 2×1 gram per IV (Intra Venous) dan injeksi Ketorolac
3×1 ampul per IV infus. Selain itu pasien juga mendapatkan terapi injeksi
Actrapid 4 IU setiap sebelum makan.
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat inap di RS. Bila sakit pasien
langsung dibawa ke Puskesmas/ mantri di daerahnya. Keluarga pasien
mengatakan bahwa sebelumnya pasien tidak pernah mengalami kecelakaan
sepeda motor seperti sekarang ini dan belum pernah dioperasi. Pasien tidak
memiliki riwayat penyakit asma, jantung dan hipertensi. Tetapi sekarang ini
pasien menderita penyakit DM (Diabetes Mellitus) terbukti dengan kadar GDS
(Gula Darah Sewaktu) tanggal 29 April 2008 yaitu 198 mg/dl dan gula darah 2
jam PP (Post Prandial) yaitu 225 mg/dl.
Keluarga pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami
kecelakaan. Pasien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang mengalami
sakit yang diderita suaminya. Di dalam keluarganya juga tidak ada yang
menderita penyakit keturunan seperti DM, hipertensi, jantung dan penyakit
menular seperti TBC, AIDS, Hepatitis. Pasien juga mengatakan bahwa di dalam
5. Pemeriksaan Fisik
1) Jantung :
2) Paru-paru :
b) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, gerakan fokal fremitus antara
kanan dan kiri sama.
3)Abdomen :
5) Ekstremitas : 5 5
2 5
Ekstremitas atas: Tangan kanan dan kiri dapat melawan tahanan pemeriksa
dengan kekuatan maksimal, tangan kiri terpasang infus RL 20 tpm (tetes per
menit), tidak ada luka pada ekstremitas atas, dapat digerakkan dengan bebas, dan
tidak ada edema.
Ekstremitas bawah :
a) Kanan : Ada gerakan pada sendi tetapi tidak dapat melawan gravitasi,
tungkai kanan terpasang balutan bekas operasi hari pertama, balutan kering, tidak
tambas, tampak pada jari-jari kaki kanan mengalami pembengkakan, tidak
terpasang drain.
R (Regio) : tungkai sebelah kanan menempel lutut (sebelah 1/3 proksimal
pada tulang tibia).
S (Scale) : skala nyeri: 6 saat dilakukan pengkajian post operasi hari kedua.
T (Time) : terus menerus berhenti jika posisi enak dan tidak bergerak.
b) Kiri : Pasien dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan
maksimal, tampak pada lutut dan di bawah lutut sebelah kiri luka-luka post
trauma, luka sedikit kering dan warna merah.
6) Kulit : Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik (< 2 detik), tidak
ada biang keringat, tidak ada decubitus, pada tungkai kaki kanan yang telah di
operasi ORIF tampak adanya 10 jahitan, daerah luka tampak berwarna
kemerahan dan bengkak.
Pasien
mengatakan
ketidaknyamanan
hilang.
Pasien mencapai
proses penyembuhan
secara maksimal
dengan cepat.
Pasien
menunjukkan
regenerasi jaringan
pada area yang luka.
Ubah posisi
pasien dengan sering.
Lakukan
perawatan pada area
kulit yang dilakukan
tindakan bedah.
Kaji/ catat
ukuran, warna,
kedalaman luka,
perhatikan jaringan
nekrotik dan kondisi di
sekitar luka.
Kolaborasi
dengan dokter dalam
pemberian obat-obatan
topikal.
Kolaborasi
dengan ahli gizi untuk
pemberian diit.