Anda di halaman 1dari 18

UPAYA RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA PADANG MENUJU SISTEM

SYARIAH

(ANALISIS FATWA DSN-MUI NO.107/DSN-MUI/X/2016 TENTANG


PEDOMAN PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT BERDASARKAN PRINSIP
SYARIAH)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah Sebagai Salah Satu Syarat Guna Meraih
Sarjana Hukum (SH) Pada Prodi Hukum Ekonomi Syariah(HES)

Oleh:

FEBY RAHMADANI
NIM: 1613030027

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

IMAM BONJOL PADANG

1441 H/2020 M
OUTLINE

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


2. Rumusan Masalah
3. Pertanyaan Penelitian
4. Tujuan penelitian
5. Manfaat penelitian
6. Signifikansi penelitian
7. Studi literatur
8. Kerangka Teori
9. Metode Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

1. Fatwa
1.1 Pengertian Fatwa
1.2 Dasar Hukum Fatwa
1.3 Fatwa Sebagai Sumber Hukum
1.4 Dasar-Dasar Penetapan Fatwa
1.5 Metode Fatwa
2. Profil DSN-MUI
2.1 Pengertian DSN-MUI
2.2 Sejarah DSN-MUI
2.3 Latar Belakang DSN-MUI
2.4 Visi, Misi, Kedudukan, Tugas dan Wewenang DSN-MUI
3. Profil DSN-MUI.No.107/DSN-MUI/X/2016 dan Otoritas Fatwa
3.1 Latar Belakang Terbitnya Fatwa DSN-MUI No.107/DSN-
MUI/X/2016
3.2 Isi Fatwa Mengenai Definisi dan Dasar-Dasarnya
3.3 Implikasi Fatwa DSN-MUI No.107/DSN-MUI/X/2016
4. Rumah Sakit Syariah
4.1 Pengertian Rumah Sakit Syariah
4.2 Pelayanan Dengan Prinsip Syariah
4.3 Rumah Sakit Syariah dalam Fatwa DSN-MUI No.107/DSN-
MUI/X/2016

BAB III MONOGRAFI DAERAH RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA PADANG

1. Sejarah Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang


2. Visi, Misi, Falsafat, Motto dan Tujuan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
Padang
3. Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang

BAB IV UPAYA RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA PADANG MENUJU


SISTEM SYARIAH (ANALISI FATWA DSN-MUI NO.107/DSN-MUI/X/2016
TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT
BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH)

1. Kekuatan yang Dimiliki Oleh RSI. Ibnu Sina Padang Untuk Menjadi
Rumah Sakit Syariah
2. Kelemahan RSI. Ibnu Sina Padang Untuk Menjadi Rumah Sakit Syariah
3. Peluang yang Dimiliki Oleh RSI. Ibnu Sina Padang Untuk Menjadi
Rumah Sakit Syariah
4. Ancaman yang Dihadapi Oleh RSI. Ibnu Sina Padang Untuk Menjadi
Rumah Sakit Syariah

BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan
2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah


Islam sebagai agama Allah yang telah disempurnakan, memberi
pedoman bagi kehidupan manusia baik spitual-materialisme, individu,
sosial, jasmani-rohani, duniawi-ukhrawi muaranya hidup dalam
keseimbangan dan kesebandingan. Di dalam bidang kegiatan ekonomi,
Islam memberikan pedoman-pedoman/aturan-aturan hukum, yang pada
umumnya dalam bentuk garis besar. Hal ini dimaksudkan untuk memberi
peluang bagi perkembangan kegiatan perekonomian di kemudian hari,
sebab syariah Islam tidak terbatas pada ruang dan waktu (Lubis, 2014: 4).
Mewujudkan kesejahteraan yang hakiki bagi umat manusia
merupakan dasar sekaligus tujuan utama dari syariat Islam. Oleh karena
itu, tujuan akhir dari ekonomi Islam adalah sebagaimana tujuan dari
syariat Islam tersebut, yakni mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat
(Lubis, 2014 :5).
Umat Islam dalam kehidupan yang modern ini menghadapi tantangan
yang cukup berat. Di satu sisi ia harus mampu mengikuti perkembangan
global di bidang ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, sementara di
sisi lain ia juga harus berpegang teguh pada ketentuan yang ada dalam
syariah. Dengan kata lain, umat Islam harus mampu bertahan di era
globalisasi dengan tetap berpedoman pada nilai-nilai syariah (Umam,
2017 :12).
Islam membagi kegiatan manusia secara garis besar menjadi dua
macam, yaitu kegiatan ibadah sebagai bentuk ketaatan dan pengabdian
manusia terhadap Tuhannya (hablun minAllah)dan kegiatan muamalah
yaitu kegiatan terkait dengan hubungan antara sesama manusia (hablun
minannas) (Umam, 2017 :14). Termasuk dalam hal bisnis, bisnis pada
umumnya pasti ada untung dan rugi. Jadi dapat dipahami bahwa bisnis
adalah suatu kegiatan usaha yang mencari keuntungan termasuk rumah
sakit.
Rumah Sakit adalah tempat menyediakan dan memberikan pelayanan
kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan. Secara umum
Rumah Sakit adalah Rumah Sakit yang dapat merawat pasien yang
menderita berbagai macam penyakit dan telah memiliki beberapa dokter
ahli.
Rumah Sakit Islam adalah rumah sakit yang seluruh aktifitasnya
berdasarkan pada Maqasid Syariah yaitu menjaga agama, menjaga hidup,
menjaga akal, menjaga keturunan dan menjaga harta. Maqasid shariah
adalah koridor untuk pedoman bahwa segala sesuatu yang kita lakukan
tidak boleh bertabrakan dengan prinsip-prinsip syariah. Prinsip-prinsip
tersebut dijadikan pedoman dalam pengelolaan fungsi-fungsi manajemen
dalam Rumah Sakit, antara lain: pemasaran, pengelolaan sumber daya
insani, pengelolaan sarana prasarana dan pengelolaan keuangan. Rumah
Sakit Islammenjadi solusi mengatasi persoalan kesehatan yang sangat
kompleks secara holistik (Skripsi Annisa Sholiha, 2018: 1). Sebagaimana
perintah Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Jatsiyah ayat 18:
         
  

Artinya :“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat


(peraturan) dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu
dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak
mengetahui”.

Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang-Yarsi Sumbar bertempat di Jl.


Gajah Mada Gunung Pangilun Padang. Pertama kali didirikan pada tanggal
30 Mai 1972 masih dalam bentuk balai kesehatan yang terletak di jalan
Rasuna Said dengan status gedung kontrak. Pada Januari 1981 sampai
dengan 1985, balai kesehatan Ibnu Sina berpindah dan menyewa tempat
di Jalan Sudirman Nomor 13, di tempat baru ini status berubah menjadi
Rumah Sakit dengan izin Depkes. Kemudian pada bulan oktober 1986 RSI
Ibnu Sina Padang berpindah lokasi ke Jalan Proklamasi No.63 dengan
memakan gedung wakaf dari Ny. Hj. Badariah Roesma. Seiring dengan
perkembangan pelayanan rumah sakit yang mana bangunan tidak
memadai untuk menambah fasilitas rawat inap sehingga awal tahun 1989
pihak yayasan memutuskan untuk membeli sebidang tanah seluas
6.796,00 M yang berlokasi di Jl. Gajah Mada Gunung Pangilun Padang,
yang pemakaiannya diresmikan pada tanggal 22 Desember 1989 oleh
Bapak Menteri Azwar Anas.
Rumah sakit Islam Ibnu Sina Padang merupakan salah satu dari 6
(enam) rumah sakit dibawah naungan Yaysan Rumah Sakit Islam (YARSI)
Sumatera Barat. Dalam rangka meningkatkan pelayanan yang
beriorientasi pada Customer Satisfaction salah satunnya Pasien Safety,
pada tanggal 29 Oktober 2007 RSI Ibnu Sina Padang dengan tipe madya
terdaftar sebagai Rumah Sakit Terakreditasi Penuh Tingkat Dasar dengan
keputusan Menkes RI No. YM.01.10/III/1149/2007 (Sumber data: SDM
RSI.Ibnu Sina Padang).
Sebagai Rumah Sakit Islam yang berdasarkan prinsip syariah tentu
Rumah Sakit Ibnu Sina Padang mempunyai perbedaan dengan Rumah
Sakit pada umumnya yaitu dari segi pelayananannya, bagaimana
menciptakan pelayanan, Sumber Daya Manusianya di RSI.Ibnu Sina
Padang ini mencerminkan nilai-nilai islami baik itu kepada pegawai,
pasien dan juga keluarga pasien. seperti:
1. Adanya tenaga konseling
2. Adanya tenaga yang memberikan pola-pola sakaratul maut
3. Adanya tenaga yang membimbing agar khusnul khotimah
4. Adanya tenaga yang memberikan pendidikan keagamaan, seperti
bagaimana pelayanan keagamaan bagi pasien, keutamaan dan adab
menjenguk orang sakit, dan lainnya
5. Adanya tenaga yang memperbaiki bacaan-bacaan Al-Quran
6. Adanya kegiatan Halaqah dengan menciptakan ustadzah baru yang
nantinya akan berbagi ilmu dengan karyawan lainnya mengenai
pelayanan islami di lingkungan Rumah Sakit (sumber data:
wawancara dengan Pimpinan Unit Ruhul Islam, Bpk Deki
Jonianto,S.Sos.I).

Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang sebagai Rumah Sakit Islam juga
dapat kita liha dari Visi, Misi, Falsafah, Nilai-Nilai, Motto dan Tujuan
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang

Visi

Menjadi Rumah Sakit Islam yang terkemuka di Sumatera Barat tahun


2025.

Misi

1. Mewujudkan/memberikan pelayanan yang profesional dan Islami.


2. Mengembangkan SDM yang berkualitas dan integritas tinggi.
3. Melengkapi sarana dan prasarana sesuai perkembangan ilmu
kedokteran dan peraturan yang berlaku.
4. Menjadikan pelayanan GERIATRI sebagai produk unggulan.

Falsafah

Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang merupakan sarana dakwah bihal
dalam bidang pelayanan kesehatan sebagai perwujudan kemanusiaan dan
ketaqwaan kepada Allah SWT.

Nilai-Nilai

1. Ikhlas (bekerja dengan mengharap ridha Allah)


2. Berakhlak (menjunjung tinggi moral dan etika islami)
3. Nuansa Islami (lingkungan dan tindakan sesuai dengan tuntutan
Islam)
4. Uswah (menjadi contoh teladan dalam pekerjaan maupun ibadah)
5. Santun (saling menghargai dan menyayangi antar sesama)
6. Inovatif (menciptakan ide-ide baru untuk melakukan perubahan
kearah yang lebih baik.
7. Normatif (berpedoman kepada ketentuan tertulis yang ditetapkan RS
sesuai dengan norma agama dan UU yang berlaku)
8. Amanah (menjaga kepercayaan yang diberikan)

Motto

Kesehatan anda prioritas kami.

Tujuan

Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang dapat memberikan pelayanan yang
komprehensif profesional dan islami. (sumber data: SDM RSI.Ibnu Sina
Padang).

Fatwa DSN-MUI No.107/DSN-MUI/X/2016 Tentang pedoman


penyelenggaraan rumah sakit berdasarkan prinsip syariah pada tanggal
16 Oktober 2016 Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-
MUI) mengadakan rapat pleno dan memutuskan fatwa tentang pedoman
penyelenggaraan rumah sakit berdasarkan prinsip syariah (DSN-MUI,
Himpunan Fatwa Keuangan Syariah, 2016: 302).

Alasan terbitnya Fatwa tentang Pedoman Penyelenggaraan Rumah


Sakit Berdasarkan Prinsip Syariah antara lain:

1. Seiring perkembangan jaman sekarang ini banyak Rumah Sakit Islam


yang masih belum menetapkan prinsip syariah sehingga kurangnya
pembinaan dalam hal ini.
2. Bahwa dalam sektor Rumah Sakit belum ada aturan yang mengatur
menegnai Rumah Sakit yang berprinsip syariah sehingga MUI
menetapkan pedoman penyelenggaraan berdasarkan prinsip syariah
3. Bahwa masyarakat memerlukan penjelasan tentang pedoman
penyelenggaran rumah sakit berdasarkan prinsip syariah.
4. Bahwa atas dasar pertimbangan angka 1,2 dan 3 DSN-MUI
memandang perlu menetapkan fatwa tentang pedoman
penyelenggaraan rumah sakit berdasarkan prinsip syariah. (Dewan
Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia).

Berdasarkan wawancara penulis dengan Pimpinan Unit Ruhul


Islam RSI Ibnu Sina Padang (Bpk Deki Jonionto, Sos.i) bahwasanya RSI
Ibnu Sina Padang belum mendaftarkan diri sebagai rumah sakit syariah.
Sedangkan RSI Ibnu Sina Padang telah berdiri sejak tanggal 30 Mai 1972
dan Dewan Syariah Nasional memutuskan fatwa tentang pedoman
penyelenggaraan rumah sakit berdasarkan prinsip syariah pada tanggal
16 Oktober 2016.

Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI) dan


Majelis Ulama Indonesia (MUI) bekerjasama meresmikan sistem syariah
dalam Rumah Sakit dengan standard dan sertifikasi tertentu. Tidak hanya
berlaku di RS Islam, RS milik pemerintah pun juga tidak tertutup.

Untuk mendaftar sebagai Rumah Sakit Syariah ada 50 persyaratan


standar dan 161 elemen penilaian, mencakup aspek manajemen RS,
layanan, dan terkait aspek keuangan harus ada akad ijarah, mudharabah
dan murabahah. Dalam 50 persyaratan tersebut dibagi dalam 5 bab
besar, yaitu:

1. Hifz Al-Din (memelihara agama)


2. Hifz Al-Nafs (memelihara jiwa)
3. Hifz Al-Aql (memelihara akal)
4. Hifz Al-Nasl (memelihara keturunan)
5. Hifz Al-Maal (memelihara harta). (Sumber: mukisi.com, 1 Agustus
2018)
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
menimbang bahwa masyarakat memerlukan penjelasan tentang pedoman
penyelenggaraan Rumah Sakit berdasarkan prinsip syariah. Bahwa atas
dasar pertimbangan DSN-MUI memandang perlu menetapkan Fatwa
tentang pedoman penyelenggaraan Rumah Sakit berdasarkan prinsip
syar’ah untuk dijadikan pedoman (DSN-MUI).
Fatwa DSN-MUI NO:107/DSN-MUI/X/2016 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Rumah Sakit Berdasarkan Prinsip Syariah harus
adanya:
1. Rumah Sakit wajib memiliki Dewan Pengawas Syariah
2. Rumah Sakit wajib memiliki panduan terkait tata cara ibadah yang
wajib dilakukan pasien muslim (antara lain terkait ketentuan tata cara
bersuci dan shalat bagi yang sakit)
3. Rumah Sakit wajib memiliki panduan dalam pengelolaan dana zakat,
infaq, sedekah dan wakaf.
4. Rumah sakit wajib menggunakan obat-obatan, makanan, minuman,
kosmetika, dan barang gunaan halal yang telah mendapat serifikat
Halal dari MUI (Majelis Ulama Indonesia)
5. Rumah Sakit wajib menggunakan jasa Lembaga Keuangan Syariah,
baik bank, asuransi, lembaga pembiayaan, lembaga penjaminan,
maupun dana pensiun.
Berdasarkan wawancara penulis dengan Pimpinan Unit Ruhul Islam
RSI. Ibnu Sina Padang , adapun yang belum ada di RSI. Ibnu Sina Padang
berdasarkan Fatwa DSN-MUI No.107/DSN-MUI/X/2016, antara lain:
1. Belum ada panduan dalam pengelolaan dana zakat, infaq, sedekah dan
wakaf.
2. Obat-obatan yang digunakan belum adanya sertikat halal dari MUI,
kecuali dalam Gizi sudah semua mendapat Akreditasi Syariah.
3. Belum terdapat DPS (Dewan Pengawas Syariah) (Observasi, 8 Oktober
2019).
Oleh karena itu perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengapa RSI
Ibnu Sina Padang belum mendaftarkan diri sebagai Rumah Sakit Syariah,
apa faktor dan kendalanya, dan apa upaya RSI. Ibnu Sina Padang menuju
Rumah Sakit Syariah merujuk Fatwa DSN-MUI NO: 107/DSN-
MUI/X/2016. Maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul:
UPAYA RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA PADANG MENUJU SISTEM
SYARIAH (ANALISIS FATWA DSN-MUI NO.107/DSN-MUI/X/2016
TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT
BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH)
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka masalah
pokok dalam penelitian adalah : “Upaya Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
Padang Menuju Sistem Syariah (Analisis Fatwa DSN-MUI NO.107/DSN-
MUI/X/2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Rumah Sakit
Berdasarkan Prinsip Syariah)
1.3Pertanyaan Penelitian
Adapun pertanyaan penelitian dalam pembahasan ini adalah:
1.3.1 Apa kekuatan yang dimiliki oleh RSI. Ibnu Sina Padang untuk menjadi
Rumah Sakit Syariah?
1.3.2 Apa kelemahan RSI. Ibnu Sina Padang untuk menjadi Rumah Sakit
Syariah?
1.3.3 Apa peluang yang dimiliki oleh RSI. Ibnu Sina Padang untuk menjadi
Rumah Sakit Syariah?
1.3.4 Apa ancaman yang dihadapi oleh RSI. Ibnu Sina Padang apabila
menjadi Rumah Sakit Syariah?
1.4Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dalam pembahasan ini adalah:
1.4.1 Untuk mengetahui apa kekuatan yang dimiliki oleh RSI. Ibnu Sina
Padang untuk menjadi Rumah Sakit Syariah
1.4.2 Untuk mengetahui apa kelemahan RSI. Ibnu Sina Padang untuk
menjadi Rumah Sakit Syariah
1.4.3 Untuk mengetahui apa peluang yang dimiliki oleh RSI. Ibnu Sina
Padang untuk menjadi Rumah Sakit Syariah
1.4.4 Untuk mengetahui apa ancaman yang dihadapi oleh RSI. Ibnu Sina
Padang apabila menjadi Rumah Sakit Syariah
1.5Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian dalam pembahasan ini adalah:
1.5.1 Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan penulis dan
pembaca sehingga dapat mengembangkan ilmu tentang
penyelenggaraan Rumah Sakit Islam dalam Fatwa DSN-MUI.
1.5.2 Untuk mengetahui apa kekuatan yang dimiliki oleh RSI. Ibnu Sina
Padang untuk menjadi Rumah Sakit Syariah
1.5.3 Untuk mengetahui apa kelemahan RSI. Ibnu Sina Padang untuk
menjadi Rumah Sakit Syariah
1.5.4 Untuk mengetahui apa peluang yang dimiliki oleh RSI. Ibnu Sina
Padang untuk menjadi Rumah Sakit Syariah
1.5.5 Untuk mengetahui apa ancaman yang dihadapi oleh RSI. Ibnu Sina
Padang apabila menjadi Rumah Sakit Syariah
1.6Signifikansi Penelitian
Upaya Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang Menuju Sistem Syariah
(Analisis Fatwa DSN-MUI NO.107/DSN-MUI/X/2016 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Rumah Sakit Berdasarkan Prinsip Syariah. Agar
masyarakat mengetahui adanya perbedaan Rumah Sakit Syariah dan
Rumah sakit pada umumnya dan apakah RSI Ibnu Sina Padang sudah
mendaftarkan diri sebagai Rumah Sakit Syariah dan apa upaya RSI Ibnu
Sina Padang menuju Rumah Sakit syariah dengan menerapkan Fatwa
DSN-MUI NO:107/DSN-MUI/X/2016
1.7Studi Literatur
Penulis melakukan penelusuran terhadap sumber yang mendukung
pemecahan masalah ini.
1.7.1 Skripsi disusun oleh Utari Diahningtias, Analisis Penyelenggaraan
Makanan, Tingkat Kesukaan, dan Tingkat Kecukupan Energi Dan Zat
Gizi Santri Di Pesantren AL-Hamidiyah Depok, yang di
dalamnyamembahas tentang kurangnya penyelenggaraan ponpes Al-
Hamidiyah dalam tingakat kesadaran asupan gizi santri
1.7.2 Skripsi disusun oleh Tudhistra Afril Riyadi, Implementasi
Penyelenggraan Kebersihan, Keindahan Tempat-Tempat Umum, Jalan-
Jalan Umum dan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan pasal 12
Peraturan Daerah Kota Mojokerto nomor 15 tahun 2003 Tentang
Penyelenggaraan Kebersihan dan Keindahan (Studi di Dinas
Kebersihan dan Pertanaman Kota Mojokerto), didalamnya membahas
mengenai penyelenggaraan peraturan pemkot yang belum terlaksana
dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam lingkungan.

Dari beberapa skripsi yang sudah dipaparkan di atas sangatlah


jelas bahwa dalam penelitian ini persamaannya, sama-sama meneliti
tentang penyelenggaraan fasilitas. Sedangkan pada perberbedaanya
dengan skripsi sebelumnya, dalam penelitian ini titik penekanannya pada
penyelenggaraan pelayananan rumah sakit berdasarkan prinsip Syari’ah
yang terjadi pada RSI. Ibnu Sina Padang. Mengapa RSI Ibnu Sina Padang
belum mendaftarkan diri sebagai Rumah Sakit apa faktor dan kendalanya
dan apa upaya RSI Ibnu Sina Padang menuju Rumah Sakit syariah.

1.8Landasan Teori
Adapun landasan yang penulis gunakan dalam adalah konsep Fatwa
DSN-MUI.
Dewan Syariah Nasional adalah badan yang dibentuk oleh Majelis
Ulama Indonesia pada tahun 1999 yang memiliki kompetensi dan otoritas
resmi sehingga berwenang mengeluarkan ketentuan-ketentuan syariah
dalam bentuk Fatwa Dewan Syariah Nasional.
Dewan Syariah Nasional secara struktural berada dibawah MUI dan
bertugas menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan
perekonomian pada umumnya dan keuangan pada khususnya.
Keberadaan Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Dewan Pengawas
Syariah (DPS) yang dijamin oleh UU No.7 Tahun 1992 Tentang Perbankan
masih harus dilengkapi dengan petunjuk teknis dan pelaksanaan
(Firdaus, 2007:16).
Alasan terbitnya Fatwa tentang Pedoman Penyelenggaraan Rumah
Sakit Berdasarkan Prinsip Syariah antara lain:
1. Seiring perkembangan jaman sekarang ini banyak Rumah Sakit Islam
yang masih belum menetapkan prinsip syariah sehingga kurangnya
pembinaan dalam hal ini.
2. Bahwa dalam sektor Rumah Sakit belum ada aturan yang mengatur
menegnai Rumah Sakit yang berprinsip syariah sehingga MUI
menetapkan pedoman penyelenggaraan berdasarkan prinsip syariah
3. Bahwa masyarakat memerlukan penjelasan tentang pedoman
penyelenggaran rumah sakit berdasarkan prinsip syariah.
4. Bahwa atas dasar pertimbangan angka 1,2 dan 3 DSN-MUI
memandang perlu menetapkan fatwa tentang pedoman
penyelenggaraan rumah sakit berdasarkan prinsip syariah (Dewan
Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia).
1.9Metode Penelitian
1.9.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah studi lapangan (Field Research) yaitu
penelitian yang dilakukan dengan langsung ke lapangan, digunakan
untuk mengumpulkan data dan informasi secara intensif disertai
dengan analisa semua data yang dikumpulkan untuk mendapatkan
data yang konkrit.
1.9.2 Informan Penelitian
Informan dalam penelitian kualitatif yaitu informan penelitian
yang memahami informasi tentang objek penelitian. Informan yang
peneliti tentukan merupakan orang-orang yang terikat secara penuh
di RSI Ibnu Sina Padang.
Dalam pelaksanaannya penelitian ini menggunakan teknik key
person. Teknik memperoleh informan penelitian seperti itu digunakan
karena peneliti sudah memahami informasi awal tentang objek
penelitian maupun informan penelitian sehingga penelti
membutuhkan key person untuk memulai melakukan wawancara. Key
person ini adalah tokoh formal maupun informal (Bungin, 2007 :77).
1.9.3 Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data
dengan jalan komunikasi yakni melalui kontak atau hubungan pribadi
antara pengumpul data (pewawancara) dengan sumber data. Dalam
hal ini penulis melakukan wawancara dengan cara “Face to Face” yaitu
peneliti (pewawancara) berhadapan langsung dengan responden
untuk menanyakan secara lisan hal-hal yang diinginkan dan jawaban
responden langsung dicatat oleh pewawancara.
2. Kuesioner/Angket
Teknik ini merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu
dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang biasanya
diharapkan dari responden (Sugiyono, 2012: 199).
3. Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan salah satu metode
pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis
dokumen-dokumen yang dibuat oleh subyek sendiri atau oleh orang
lain tentang subyek (Herdiansyah, 2012: 143).
1.9.4 Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul semua, langkah selanjutnya yaitu
menganalisis data dan mengambil kesimpulan dari data yang telah
ada. Berdasarkan sifat penelitian ini yang menggunakan metode
penelitian bersifat deskriptif analitis, analisis data yang dipergunakan
adalah pendekatan kualitatif terhadap data informan penelitian.
Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk
membuat desktiptif atau gambaran mengenai fakta-fakta, sifatsifat,
serta hubungan antara fenomena yang diselidiki kemudian dianalisis.
Peneliti berusaha mengumpulkan data dari wawancara, dan
dokumentasi, guna menggambarkan bagaimana praktik di RSI. Ibnu
Sina Padang.
Teknik analisi data yang digunakan dalam peneliian ini adalah
menggunakan teknik analisis SWOT dengan pendekatan kualitatif,
yang terdiri dari Strenghts, Weakness, Oppurtunities dan Threaths.
Analisis SWOT bertujuan untuk memaksimalkan kekuatan (strenghts)
dan peluang (oppurtunities), namun dapat meminimalkan kelemahan
(weakness) dan ancaman (threaths) (skripsi: Yola Putri Risya, 2014:
38).

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Rianto, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta: Granit, 2004.

Ali, Zainuddin, Hukum Perbankan Syariah, Jakarta: Sinar Grafika, 2010.


Anwar, Saiful, Pengantar Falsafah Ekonomi dan Keuangan Syariah, Depok:
Raja Grafindo Persada, 2018.

Anwar, Syamsul, Hukum Perjanjian Syariah, Jakarta: Raja Grafindo Persada,


2007.

Firdus, Muhammad, dkk, Sistem dan Pengawas Syariah, Jakarta: Renaisan,


2007.

Fatwa DSN-MUI NO.107/DSN-MUI/X/2016 Tentang Pedoman


Penyelenggaraan Rumah Sakit Berdasarkan Prinsip Syariah

Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI, Erlangga,


2014.

Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Sejak 1975, Erlangga, 2011.

Herdiansyah, Haris, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, Jakarta:


Salemba Humanika, 2012.

Lubis, Suhrawardi, Farid Wajadi, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta: Sinar


Grafika, 2014.

Mujahidin, Akhmad, Hukum Perbankan Syariah, Jakarta: Rajawali Pers, 2016.

Mukisi.com

Risya, Yola Putri, Skripsi: Pengembangan Daya Tarik Kawasan Wisata Bunga
Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat,
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2014.

Sholiha, Annisa, Skripsi: Tinjauan Fatwa DSN MUI No.107/DSN-MUI/X/2016


Terhadap Penyelenggara Rumah Sakit Islam Sakinah di
Mojokerto, Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
2018.

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi: dilengkapi dengan Metode R&D,


Bandung: Alfabet, 2012.

Syarifuddin Amir, Garis-Garis Besar Fiqih, Jakarta: Kencana,2003.

Syafi’i Antonio, Muhammad, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, Jakarta:


Gema Insani Press, 2001.

Umam, Khitubul, Setiawan Budi Utomo, Perbankan Syariah: Dasar-Dasar


Dinamika Perkembangan di Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers,
2017.

Anda mungkin juga menyukai