Anda di halaman 1dari 9

MODUL PERKULIAHAN

PENTINGNYA PENDIDIKAN PANCASILA

POKOK BAHASAN:
Arti pentingnya Pendidikan Pancasila Mampu memahami Pancasila sebagi suatu
Konsep, urgensi dan Pentingnya bagi kehidupan bernegara - Dinamika dan tantangan
Pendidikan Pancasila

Tatap
Fakultas Program Studi Kode MK Disusun Oleh
Muka
FEB Teknik Sipil 01 U001700006 Dr.Syamsunasir, S.Sos, MM., CrFA

Abstract Kompetensi
Materi ini membahas tentang Mahasiswa mampu, mengetahui,
Pentingnya Pendidikan Pancasila memahami dan Menjelaskan
tentang Pendidikan Pancasila

202 Pancasila
0 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
1 Dr. Syamsunasir, S.Sos,MM. http://www.mercubuana.ac.id
CrFA.
PENDIDIKAN PANCASILA

Pendidikan Pancasila dalam NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia),


terutama meliputi PKn bagi pendidikan dasar dan menengah;dan Pendidikan Pancasila
bagi PT. Semuanya bertujuan membinakesadaran dan kebanggaan nasional SDM warga negara,
sebagai subyek penegak budaya dan moral politik NKRI sekaligus sebagai bhayangkari
integritas NKRI sebagai sistem kenegaraan Pancasila. Tema ini diklarifikasidalam pendekatan
filosofis-ideologis dan konstitusional, berdasarkan asasimperatif . Artinya, setiap bangsa
dan negara secara niscaya (a priori) mutlak melaksanakan visi-misi nilai filsafat negara
(dasar negara, dan atauideologi negara) sebagai fungsi bangsa dan negaranya.
Maknanya, demi integritas bangsa dan Negaranya maka mendidik kader bangsa
semuawarga negaranya untuk menegakkan sistem nilai kebangsaan dan
kenegaraannya; seperti: system kapitalisme-liberalisme, zionisme, marxisme-komunisme,
theokratisme, sosialisme. Tujuan ini hanya terwujud,berkat pendidikan yang dimaksud.
Berdasarkan asas normatif filosofis-ideologis dan konstitusional sebagai diamanatkan
dalam UUD Proklamasi seutuhnya, dan demi integritas wawasan nasional dan SDM
Indonesia yang adil dan beradab (bermartabat) maka ditetapkanlah program
Pendidikan Pancasila diperguruan tinggi. Sebagai amanat nilai dasar Negara dan UUD
Negara,maka sistem pendidikan nasional berkewajiban (imperatif ) melaksanakan visi-
misi pembudayaan nilai dasar negara Pancasila, baik sebagai dasar negara maupun
sebagai ideologi negara (ideologi nasional). Visi-misi demikian tersurat dan tersirat
dalam UUD Proklamasi seutuhnya. Untuk pelaksanaannya secara melembaga, sebagai
kurikulumdasar (core curriculum, kurikulum inti) semua jenjang dan jenis pendidikan
melaksanakan dengan berpedoman kepada ketentuan peraturan perundangan yang
berlaku. Inilah visi-misi Pendidikan Pancasila diperguruan tinggi khususnya, dan
pendidikan kewarganegaraan (PKn) untuk semua tingkat dan jenis pendidikan
umumnya.Dengan berpedoman kepada pasal-pasal UUD, Proklamasi ini, dapat
dikembangkan tujuan, isi dan program pembinaan SDM unggul-kompetitif-terpercaya
sebagai subyek dalam NKRI. Mereka wajib dikembangkan sesuai kaidah fundamental
Pancasila dan UUD Proklamasi;terutama, dalam hal:1. Pembudayaan dasar negara
202 Pancasila
0 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Dr. Syamsunasir, S.Sos,MM. http://www.mercubuana.ac.id
CrFA.
Pancasila, khususnya sila I (Pasal 29) sebagai landasan moral watak dan kepribadian
SDM Indonesia; 2. Dalam bidang HAM mulai nilai sila I–II–IV dan V, dan jabarannya
dalam UUD (Pasal 28, 34) perlu pembudayaan dan pengamalan yang nyata. 3. Khusus
kondisi sosial ekonomi, karena cukup menyimpang dari nilai dasar Pancasila dan UUD
(terutama sila V dan Pasal 33, 34) maka realitas aktual berupa ekonomi liberal dan
penguasaan berbagai sumber daya alam yang vital dan potensial oleh investor, maka
pendidikan kita kepada generasi penerus menjadi sekedar propaganda dan
kebohongan publik (yang mungkin ditertawakan mereka). Materi pokok program
Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi,terutama meliputi:1. Mantapnya rumusan
tujuan pendidikan; secara mendasar dankomprehensif, dan dijabarkan dalam
komponen-komponen kepribadian SDM sebagai penegak dan bhayangkari system
kenegaraan Pancasila.2. Mantapnya thema dan sub-thema pembahasan (sebagai
diusulkan berikut), sesuai dengan scope kebangsaan dan kenegaraan dalam sistem
kenegaraan Pancasila sebagai bangsa negara modern, berbudaya dan beradab; dan 3.
Mantapnya thema dan sub-thema pembahasan tentang kehidupan nasional dalam
antar hubungan internasional (global):mulai politik bebas aktif; organisasi internasional:
PBB dan semuakomponennya: IMF, World Bank; termasuk GNB dan APEC;
sertaorganisasi regional (ASEAN, SEAMEO).
 
Tujuan Pendidikan Pancasila
Tujuan pendidikan dapat diartikan sebagai “Seperangkat tindakaninteletual penuh
tanggung jawab yang harus di miliiki seseorang sebagaisyarat untuk dapat dianggap
mampu untuk melaksanakan tugas-tugas dalam bidang profesi tertentu”.
 Sedangkan Pendidikan itu sendiri adalah “Upaya sadar dari suatu msyarakat dan
pemerintahan suatu negara”. Tujuannya adalah untuk melangsungkan hidup dan
kehidupan generasi penerus selaku warga masyarakat Bangsa dan Negara agar
berguna dan bermakna, serta mamu untuk mengantisipasi hari depan mereka yang
senantiasa berubah dan selalu berkait dengan konteks dinamika budaya, bangsa
negara,dan hubungan internasionalnya.

202 Pancasila
0 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Dr. Syamsunasir, S.Sos,MM. http://www.mercubuana.ac.id
CrFA.
Berbekal tujuan pendidikan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa tujuan
pendidikan nasional adalah untuk menjamin berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak
mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab. Sedangkan yang fungsinya adalah, untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak sertaperadaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan Surat
Keputusan Ditjen Dikti Nomor 265 Tahun 2000dijelaskan bahwa untuk mencapai tujuan
Pendidikan nasional, wajibdiberikan Pendidikan Pancasila kepada peserta didik. Pendidikan
Pancasila dirancang dengan maksud untuk memberikan pengertian kepada mahasiswa
tentang Pancasila sebagai filsafat / tata nilai bangsa, sebagai dasar Negara dan
Ideologi dengan segala implikasinya. Sedangkan yang menjadi tujuannya adalah, untuk
menghasilkan peserta didik yangberiman dan bertakwa kepada Tuhan Ynag Maha esa,
berprikemanusiaan yang adil dan beradab, mendukung kerakyatan yang
mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan individu / golongan,
mendukung upaya mewujudkan suatu keadilan sosial dalam masyarakat. Sebagai
bagian dari Pendidikan Nasional, Pendidikan pancasila mempunyai tujuan
mempersiapkan Mahasiswa sebagai calon Sarjana yang berkualitas, berdedikasi tinggi,
dan bermartabat agar:1. Menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan YangMaha Esa;2. Sehat jasmani dan rohani, berahlak mulia, dan berbudi
pekerti luru;3. Memiliki kepribadian yang mantap, mandiri, dan bertanggung jawab
sesuai dengan hati nurani;4. Mampu mengikuti perkembangan IPTEK dan seni;5.
Mampu ikut mwujudkan kehidupan yang cerdas dan berkesejahteraan bagi bangsanya.
Tujuan Pendidikan pancasila, berdasarkan Pasal 3 ayat (2), Keputusan Dirjen Dikti No.
38 / Dikti / Kep / 2002, tentang Kompetensi Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian,
adalah menguasai kemampuan berpikir, bersikap rasional, dan dinamis, serta
berpandangan luas sebagai manusia intelektual dengan cara mengantaran
mahasiswa:1. Agar memliki kemampuan untuk mengambil sikap bertanggungjawab
sesuai dengan hati nurani;2. Agar memiliki kemampuan untuk mengenali masalah
hidup dan kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya;3. Agar mampu mengenali
202 Pancasila
0 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Dr. Syamsunasir, S.Sos,MM. http://www.mercubuana.ac.id
CrFA.
perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni;4. Agar
mampu memakanai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang
persatuan Indonesia. Pendidikan Pancasila sebagai salah satu komponen mata kuliah
Pengembangan Kepribadian (MPK) memegang peranan penting dalam membentuk
kepribadian mahasiswa di Perguruan Tinggi. Dengan berbekaL Pendidikan Pancasila,
setelah menyelesakan studi di Perguruan Tinggi,
para mahasiswa diharapkan agar tidak sekedar berkembang daya intelektualitasnya
namun juga sikap dan perilakunya. Maka dengandemikian, Pendidikan Pancasila
bertujuan sebagai berikut;
1. Dapat memahami, menghayati dan melaksanakan Pancasila dan UUD-1945
dalam kehidupan sebagai warga negara Republik Indonesia yang berjiwa
Pancasila;
2. Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam masalahdasar
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yanghendak di atasi
dengan penerapan pemikiran yang berlandaskanPancasila dan UUD-1945;
3. Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dannorma Pancasila
dan UUD-1945.

Dinamika dan Tantangan Pendidikan Pancasila

1. Dinamika Pendidikan Pancasila


Penetapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian bahwa
negara Indonesia adalah Negara Pancasila. Hal itu mengandung arti bahwa negara
harus tunduk kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh perundang-
undangan. menurut Ernest Renan: kehendak untuk bersatu (le desir d’etre ensemble)
dan memahami Pancasila dari sejarahnya dapat diketahui bahwa Pancasila merupakan
sebuah kompromi dan konsensus nasional karena memuat nilai-nilai yang dijunjung
tinggi oleh semua golongan dan lapisan masyarakat Indonesia. Penetapan Pancasila
sebagai dasar negara tak hendak menghapuskan perbedaan (indifferentism), tetapi
merangkum semuanya dalam satu semboyan empiris khas Indonesia yang dinyatakan
202 Pancasila
0 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Dr. Syamsunasir, S.Sos,MM. http://www.mercubuana.ac.id
CrFA.
dalam seloka “Bhinneka Tunggal Ika”. Maka Pancasila merupakan intelligent choice
karena mengatasi keanekaragaman dalam masyarakat Indonesia dengan tetap toleran
terhadap adanya perbedaan.
Mengenai hal itu, Kirdi Dipoyudo (1979:30) menjelaskan: “Negara Pancasila
adalah suatu negara yang didirikan, dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan
untuk melindungi dan mengembangkan martabat dan hak-hak asasi semua warga
bangsa Indonesia (kemanusiaan yang adil dan beradab), agar masing-masing dapat
hidup layak sebagai manusia, mengembangkan dirinya dan mewujudkan
kesejahteraannya lahir batin selengkap mungkin, memajukan kesejahteraan umum,
yaitu kesejahteraan lahir batin seluruh rakyat, dan mencerdaskan kehidupan bangsa
(keadilan sosial).”
2. Tantangan Pendidikan Pancasila
Masih ada sederet fakta empiris yang menunjukkan betapa Pancasila sebagai
dasar negara Republik Indonesia kini tak lebih bagaikan macan kertas. Nilai-nilai
ekonomi kerakyatan, misalnya, sudah mulai ditinggalkan pelan-pelan digantikan sistem
ekonomi pro-”kapital”. Pasar-pasar tradisional digusur digantikan dengan supermarket.
Semuanya dilakukan seolah-olah sebagai hal wajar dan tidak memiliki dampak jangka
panjang Akibatnya, rakyat mulai kehilangan mata pencarian di satu sisi dan di sisi lain
bangsa ini mulai kehilangan daya kritisnya karena bekerja dalam bidang apa pun
berada di bawah tekanan global. Nasib buruh semakin ternistakan karena keserakahan
juragannya dan kebijakan pemerintah yang membiarkan praktik outsourcing yang kerap
tak manusiawi.
Elite politik tampak membiarkan dirinya tercebur dalam pusaran arus global
tanpa proteksi. Kebanggaan diri sebagai bangsa bukan lagi menjadi acuan. Orientasi
hidup hanya mencari popularitas, maka munculnya fenomena ”mengiklankan diri
sendiri” tanpa memerhatikan aspek penderitaan rakyat. Pemerintah sulit menjadikan
rasa empati sebagai bahan pertimbangan utama merancang kebijakan, yang di luar
terlihat populis tetapi substansinya sebenarnya menindas.

202 Pancasila
0 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Dr. Syamsunasir, S.Sos,MM. http://www.mercubuana.ac.id
CrFA.
Pancasila kita sedang menghadapi krisis multidimensional. Pancasila kita
sedang berhadapan dengan pola perilaku elite yang tidak lagi peka terhadap rakyatnya.
Pancasila kita juga sedang menghadapi tantangan bagaimana membuat orang-orang
beragama lebih toleran terhadap lainnya. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa harus
dimaknai bersama-sama dengan sila-sila lainnya. Sebagai bangsa yang bertuhan,
meyakini kebenaran Tuhan tidak boleh dilakukan dengan cara menegasikan
kemanusiaan. Kemanusiaan harus tetap dijunjung sehingga tercipta suasana adil dan
beradab. Untuk bisa menciptakan kemanusiaan yang adil dan beradab, kebijakan
sosial-politik-ekonomi harus berlandaskan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Jika kita gagal menerapkan Pancasila dalam makna sesungguhnya,
sebenarnya Pancasila tak sakti lagi.
Telah bertahun-tahun tahun  kita hidup hanya sebagai bangsa yang dipaksa
untuk menghafal sila-sila Pancasila demi kekuasaan, bukan manifestasinya dalam
kehidupan nyata. Ketidakjelasan secara etis berbagai tindakan politik di negeri ini
membuat keadaban publik saat ini mengalami kehancuran. Fungsi sebagai pelindung
rakyat tidak berjalan sesuai dengan komitmen. Keadaban publik yang hancur inilah
yang sering kali merusak wajah hukum, budaya, pendidikan, dan agama. Rusaknya
sendi-sendi ini rupanya membuat wajah masa depan bangsa ini semakin kabur.
Upaya untuk “membumikan” Pancasila di tengah bangsa Indonesia ternyata
banyak menghadapi tantangan dan cobaan. Tantangan terhadap Pancasila sudah
mulai tampak sejak masa-masa awal bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya.
Tantangan terhadap eksistensi Pancasila tidak hanya bersifat internal tetapi juga
bersifat eksternal.
Tantangan dari dalam di antaranya berupa berbagai gerakan separatis yang
hendak memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Apa yang
terjadi di Aceh, Maluku, dan Papua merupakan sebagian contoh di dalamnya.
Penanganan yang tidak tepat dan tegas dalam menghadapi gerakan-gerakan tersebut

202 Pancasila
0 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Dr. Syamsunasir, S.Sos,MM. http://www.mercubuana.ac.id
CrFA.
akan menjadi ancaman serius bagi tetap eksisnya keutuhan Bangsa Indonesia dan
pancasila.
Pancasila juga kini tengah dihadapkan dengan tantangan eksternal berskala
besar berupa mondialisasi atau globalisasi. Di era modernisasi seperti saat ini, dimana
batas negara sudah tidak tampak lagi dan semua ini menuntut adanya keterbukaan dan
transparansi. Maka Pancasila sebagai benteng terakhir bangsa, menghadapi tantangan
yang cukup berat. satu tantangan terbesar yang perlu segera dijawab bangsa yang
besar ini, khususnya oleh para pemegang kekuasaan, adalah menjawab tantangan atas
lemahnya kesejahteraan rakyat dan penegakkan keadilan. Ketimpangan kesejahteraan
antara kota dan desa, terlebih Jawa dan luar Jawa merupakan salah satu
permasalahan besar yang harus segera dijawab oleh bangsa ini. Terasa sesak bagi kita
semua bila mengingat bahwa dialam sejarah dewasa ini masih ada bagian dari bangsa
ini yang secara mengenaskan masih hidup di alam prasejarah! Masalah penegakkan
keadilan juga menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian serius para pengambil
kebijakan. Keadilan sosial yang telah lama digariskan para pendiri negeri ini sering
menjadi kontraproduktif manakala hendak ditegakkan di kalangan para penguasa dan
pemilik uang. Jadilah hingga sekarang ini pisau keadilan yang dimiliki bangsa ini masih
merupakan pisau keadilan bermata ganda, tajam manakala diarahkan kepada rakyat
kebanyakan, dan tumpul atau bahkan kehilangan ketajamannya sama sekali manakala
dihadapkan dengan para pemegang kekuasaan atau pemilik sumber-sumber ekonomi.
Globalisasi yang berbasiskan pada perkembangan teknologi informasi, komunikasi, dan
transportasi, secara drastis mentransendensi batas-batas etnis bahkan bangsa. Jadilah
Indonesia kini, tanpa bisa dihindari dan menghindari, menjadi bagian dari arus besar
berbagai perubahan yang terjadi di dunia. Sekecil apapun perubahan yang terjadi di
belahan dunia lain akan langsung diketahui atau bahkan dirasakan akibatnya oleh
Indonesia. Sebaliknya, sekecil apaun peristiwa yang terjadi di Indonesia secara cepat
akan menjadi bagian dari konsumsi informasi masyarakat dunia. Pengaruh dari
globalisasi ini dengan demikian begitu cepat dan mendalam.

202 Pancasila
0 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Dr. Syamsunasir, S.Sos,MM. http://www.mercubuana.ac.id
CrFA.
Tantangan yang paling berat dan utama, adalah masalah ekonomi dan budaya
yang menggilas bangsa ini tanpa ampun. Sebab, ajaran Pancasila yang hakiki sama
sekali tidak sesuai dengan arus modernisasi yang masuk ke bumi tercinta, Indonesia.
 

202 Pancasila
0 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Dr. Syamsunasir, S.Sos,MM. http://www.mercubuana.ac.id
CrFA.

Anda mungkin juga menyukai