POKOK BAHASAN:
Arti pentingnya Pendidikan Pancasila Mampu memahami Pancasila sebagi suatu
Konsep, urgensi dan Pentingnya bagi kehidupan bernegara - Dinamika dan tantangan
Pendidikan Pancasila
Tatap
Fakultas Program Studi Kode MK Disusun Oleh
Muka
FEB Teknik Sipil 01 U001700006 Dr.Syamsunasir, S.Sos, MM., CrFA
Abstract Kompetensi
Materi ini membahas tentang Mahasiswa mampu, mengetahui,
Pentingnya Pendidikan Pancasila memahami dan Menjelaskan
tentang Pendidikan Pancasila
202 Pancasila
0 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
1 Dr. Syamsunasir, S.Sos,MM. http://www.mercubuana.ac.id
CrFA.
PENDIDIKAN PANCASILA
202 Pancasila
0 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Dr. Syamsunasir, S.Sos,MM. http://www.mercubuana.ac.id
CrFA.
Berbekal tujuan pendidikan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa tujuan
pendidikan nasional adalah untuk menjamin berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak
mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab. Sedangkan yang fungsinya adalah, untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak sertaperadaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan Surat
Keputusan Ditjen Dikti Nomor 265 Tahun 2000dijelaskan bahwa untuk mencapai tujuan
Pendidikan nasional, wajibdiberikan Pendidikan Pancasila kepada peserta didik. Pendidikan
Pancasila dirancang dengan maksud untuk memberikan pengertian kepada mahasiswa
tentang Pancasila sebagai filsafat / tata nilai bangsa, sebagai dasar Negara dan
Ideologi dengan segala implikasinya. Sedangkan yang menjadi tujuannya adalah, untuk
menghasilkan peserta didik yangberiman dan bertakwa kepada Tuhan Ynag Maha esa,
berprikemanusiaan yang adil dan beradab, mendukung kerakyatan yang
mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan individu / golongan,
mendukung upaya mewujudkan suatu keadilan sosial dalam masyarakat. Sebagai
bagian dari Pendidikan Nasional, Pendidikan pancasila mempunyai tujuan
mempersiapkan Mahasiswa sebagai calon Sarjana yang berkualitas, berdedikasi tinggi,
dan bermartabat agar:1. Menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan YangMaha Esa;2. Sehat jasmani dan rohani, berahlak mulia, dan berbudi
pekerti luru;3. Memiliki kepribadian yang mantap, mandiri, dan bertanggung jawab
sesuai dengan hati nurani;4. Mampu mengikuti perkembangan IPTEK dan seni;5.
Mampu ikut mwujudkan kehidupan yang cerdas dan berkesejahteraan bagi bangsanya.
Tujuan Pendidikan pancasila, berdasarkan Pasal 3 ayat (2), Keputusan Dirjen Dikti No.
38 / Dikti / Kep / 2002, tentang Kompetensi Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian,
adalah menguasai kemampuan berpikir, bersikap rasional, dan dinamis, serta
berpandangan luas sebagai manusia intelektual dengan cara mengantaran
mahasiswa:1. Agar memliki kemampuan untuk mengambil sikap bertanggungjawab
sesuai dengan hati nurani;2. Agar memiliki kemampuan untuk mengenali masalah
hidup dan kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya;3. Agar mampu mengenali
202 Pancasila
0 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Dr. Syamsunasir, S.Sos,MM. http://www.mercubuana.ac.id
CrFA.
perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni;4. Agar
mampu memakanai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang
persatuan Indonesia. Pendidikan Pancasila sebagai salah satu komponen mata kuliah
Pengembangan Kepribadian (MPK) memegang peranan penting dalam membentuk
kepribadian mahasiswa di Perguruan Tinggi. Dengan berbekaL Pendidikan Pancasila,
setelah menyelesakan studi di Perguruan Tinggi,
para mahasiswa diharapkan agar tidak sekedar berkembang daya intelektualitasnya
namun juga sikap dan perilakunya. Maka dengandemikian, Pendidikan Pancasila
bertujuan sebagai berikut;
1. Dapat memahami, menghayati dan melaksanakan Pancasila dan UUD-1945
dalam kehidupan sebagai warga negara Republik Indonesia yang berjiwa
Pancasila;
2. Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam masalahdasar
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yanghendak di atasi
dengan penerapan pemikiran yang berlandaskanPancasila dan UUD-1945;
3. Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dannorma Pancasila
dan UUD-1945.
202 Pancasila
0 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Dr. Syamsunasir, S.Sos,MM. http://www.mercubuana.ac.id
CrFA.
Pancasila kita sedang menghadapi krisis multidimensional. Pancasila kita
sedang berhadapan dengan pola perilaku elite yang tidak lagi peka terhadap rakyatnya.
Pancasila kita juga sedang menghadapi tantangan bagaimana membuat orang-orang
beragama lebih toleran terhadap lainnya. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa harus
dimaknai bersama-sama dengan sila-sila lainnya. Sebagai bangsa yang bertuhan,
meyakini kebenaran Tuhan tidak boleh dilakukan dengan cara menegasikan
kemanusiaan. Kemanusiaan harus tetap dijunjung sehingga tercipta suasana adil dan
beradab. Untuk bisa menciptakan kemanusiaan yang adil dan beradab, kebijakan
sosial-politik-ekonomi harus berlandaskan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Jika kita gagal menerapkan Pancasila dalam makna sesungguhnya,
sebenarnya Pancasila tak sakti lagi.
Telah bertahun-tahun tahun kita hidup hanya sebagai bangsa yang dipaksa
untuk menghafal sila-sila Pancasila demi kekuasaan, bukan manifestasinya dalam
kehidupan nyata. Ketidakjelasan secara etis berbagai tindakan politik di negeri ini
membuat keadaban publik saat ini mengalami kehancuran. Fungsi sebagai pelindung
rakyat tidak berjalan sesuai dengan komitmen. Keadaban publik yang hancur inilah
yang sering kali merusak wajah hukum, budaya, pendidikan, dan agama. Rusaknya
sendi-sendi ini rupanya membuat wajah masa depan bangsa ini semakin kabur.
Upaya untuk “membumikan” Pancasila di tengah bangsa Indonesia ternyata
banyak menghadapi tantangan dan cobaan. Tantangan terhadap Pancasila sudah
mulai tampak sejak masa-masa awal bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya.
Tantangan terhadap eksistensi Pancasila tidak hanya bersifat internal tetapi juga
bersifat eksternal.
Tantangan dari dalam di antaranya berupa berbagai gerakan separatis yang
hendak memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Apa yang
terjadi di Aceh, Maluku, dan Papua merupakan sebagian contoh di dalamnya.
Penanganan yang tidak tepat dan tegas dalam menghadapi gerakan-gerakan tersebut
202 Pancasila
0 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Dr. Syamsunasir, S.Sos,MM. http://www.mercubuana.ac.id
CrFA.
akan menjadi ancaman serius bagi tetap eksisnya keutuhan Bangsa Indonesia dan
pancasila.
Pancasila juga kini tengah dihadapkan dengan tantangan eksternal berskala
besar berupa mondialisasi atau globalisasi. Di era modernisasi seperti saat ini, dimana
batas negara sudah tidak tampak lagi dan semua ini menuntut adanya keterbukaan dan
transparansi. Maka Pancasila sebagai benteng terakhir bangsa, menghadapi tantangan
yang cukup berat. satu tantangan terbesar yang perlu segera dijawab bangsa yang
besar ini, khususnya oleh para pemegang kekuasaan, adalah menjawab tantangan atas
lemahnya kesejahteraan rakyat dan penegakkan keadilan. Ketimpangan kesejahteraan
antara kota dan desa, terlebih Jawa dan luar Jawa merupakan salah satu
permasalahan besar yang harus segera dijawab oleh bangsa ini. Terasa sesak bagi kita
semua bila mengingat bahwa dialam sejarah dewasa ini masih ada bagian dari bangsa
ini yang secara mengenaskan masih hidup di alam prasejarah! Masalah penegakkan
keadilan juga menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian serius para pengambil
kebijakan. Keadilan sosial yang telah lama digariskan para pendiri negeri ini sering
menjadi kontraproduktif manakala hendak ditegakkan di kalangan para penguasa dan
pemilik uang. Jadilah hingga sekarang ini pisau keadilan yang dimiliki bangsa ini masih
merupakan pisau keadilan bermata ganda, tajam manakala diarahkan kepada rakyat
kebanyakan, dan tumpul atau bahkan kehilangan ketajamannya sama sekali manakala
dihadapkan dengan para pemegang kekuasaan atau pemilik sumber-sumber ekonomi.
Globalisasi yang berbasiskan pada perkembangan teknologi informasi, komunikasi, dan
transportasi, secara drastis mentransendensi batas-batas etnis bahkan bangsa. Jadilah
Indonesia kini, tanpa bisa dihindari dan menghindari, menjadi bagian dari arus besar
berbagai perubahan yang terjadi di dunia. Sekecil apapun perubahan yang terjadi di
belahan dunia lain akan langsung diketahui atau bahkan dirasakan akibatnya oleh
Indonesia. Sebaliknya, sekecil apaun peristiwa yang terjadi di Indonesia secara cepat
akan menjadi bagian dari konsumsi informasi masyarakat dunia. Pengaruh dari
globalisasi ini dengan demikian begitu cepat dan mendalam.
202 Pancasila
0 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Dr. Syamsunasir, S.Sos,MM. http://www.mercubuana.ac.id
CrFA.
Tantangan yang paling berat dan utama, adalah masalah ekonomi dan budaya
yang menggilas bangsa ini tanpa ampun. Sebab, ajaran Pancasila yang hakiki sama
sekali tidak sesuai dengan arus modernisasi yang masuk ke bumi tercinta, Indonesia.
202 Pancasila
0 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Dr. Syamsunasir, S.Sos,MM. http://www.mercubuana.ac.id
CrFA.