Anda di halaman 1dari 5

2.

1 Implikasi kkni
1. Penataan Jenis dan Jenjang Pendidikan
Penataan jenis jenjang pendidikan ini baik pendidikan formal
maupun nonformal. Adanya KKNI setiap jenjang pendidikan akan lebih
memfokuskan pada pengembangan dan peningkatan keahlian kerja yang
spesifik. Fokusnya baik pada filosofi-keilmuan maupun bidang profesi,
yang nanti akan diaplikasikan dalam dunia kerja sesuai dengan bidang
keahliannya. Penataan jenjang pendidikan ini sering mengalami
permasalahan yakni ketidakjelasan diskriminasi antara jenis pendidikan
akademik-vokasi-profesi. Terjadi disparitas (perbedaan) mutu lulusan
untuk jenjang pendidikan yang sama, ketidak setaraan capaian
pembelajaran untuk prodi yang sama dari lulusan D-1, D-2, D-3, S-1, S-
2, S-3. Ini bisa disebabkan dikarenakan capaian pembelajaran setiap
jenjang pendidikan berbeda nantinya menghasilkan profil kelulusan yang
berbeda. Sasaran kedepannya yaitu penataan mutu pendidikan tinggi
berdasarkan penjenjangan kualifikasi lulusan, penyesuaian capaian
pembelajaran untuk prodi sejenis, penyetaraan capaian pembelajaran
dengan penjenjangan kualifikasi dunia kerja.
2. Penyetaraan Mutu Lulusan
Penyetaraan mutu lulusan lewat deskripsi KKNI, yang
berdasarkan pada kemampuan kerja, penguasaan pengetahuan,
kewenangan dan tanggung jawab. Kemampuan dibidang kerja,
komponen ini menjelaskan kemampuan seseorang yang sesuai dengan
bidang kerja terkait, mampu menggunakan metode yang sesuai dan
mencapai hasil dengan tingkat mutu yang sesuai dan memahami kondisi
atau standar proses pelaksanaan pekerjaan tersebut. Lingkup kerja
berdasarkan pengetahuan yang dikuasai, dimaksud bahwa
mendiskripsikan cabang keilmuan yang dikuasai seseorang dan mampu
mendemonstrasikan kemampuan berdasarkan cabang ilmu yang dikuasai
tersebut. Kewenangan dan tanggung jawab atau kemampuan manejerial,
menunjukan bahwa deskriptor kualifikasi harus menjelaskan lingkup
tanggung jawab seseorang dan stanndar sikap yang dimilikinya untuk
melaksanakan pekerjaan dibawah wewenang dan tanggung jawabnya
tersebut. Penyetaraan lulusanya dari jenjang satu sampai jenjang
sembilan berdasarkan jenjang pendidikannya. Penyetaraan mutu lulusan
ini memiliki kesetaraan dengan capaian pembelajaran yang dihasilkan
melalui pendidikan, pelatihan kerja, atau pengalaman kerja. Adanya
penyetaraan mutu lulusan akan berdampak positif pada lulusannya akan
terfokus dan terarah profil lulusannya yang nantinya diaplikasikan sesuai
dengan jenjang yang dikuasai. Namun sering muncul ketidaksetaraan
capaian pembelajaran lulusan prodi dengan jenjang/ levelnya, seperti
prodi D3 gizi yang memiliki keterampilan melaksanakan pelayanan gizi
terbatas untuk kasus-kasus non komplikasi mengikuti tugas yang
diberikan sesuai standar pelayanan gizi minimal yang bersifat rutin
dibawah pengawasan. Contoh kasus ini menunjukkan pencapaian ke
jenjang 2, dimana seharusnya lulusan D3 seharusnya mencapai jenjang 5.
Adanya kesenjangan dalam mutu lulusan setiap jenjang bisa disebabkan
karena kemampuan setiap individu yang berbeda dalam proses belajar
sehingga capaian belajarnya akan berbeda walaupun ada pada lulusan
jenjang yang sama.
3. Pendidikan Sepanjang Hayat
Pendidikan melalui assessment oleh perguruan tinggi penerima
dan harus melewati proses pendidikan dalam jangka waktu tertentu.
Seperti SMP, SMA/SMK. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)
mendukung kebijakan pendidikan sepanjang hayat. RPL adalah proses
pengakuan atas capaian pembelajaran seseorang sebelumnya baik
melalui pendidikan formal, non formal, informal atau pelatihan-pelatihan
terkait dengan pekrjaannya maupun dilakukan secara otodidak melalui
pengalaman dalam kehidupannya. Capaian pembelajaran ini berupa
izajah maupun sertifikat kompetensi. Lembaga pendidikan wajib memb
erikan pendidikan kepada masyarakat. Setelah mencapai jenjang yang
paling tinggi, kita harus terus belajar sepanjang hayat agar bisa
mengembangkan kemampuan kita seiring berkembangnya zaman.
4. Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu
Sistem penjaminan mutu adalah suatu sistem manajemen untuk
mengarahkan dan mengendalikan suatu organisasi/institusi dalam
penetapan kebijakan, sasaran, rencana, dan proses/prosedur mutu serta
pencapaiannya secara berkelanjutan (continous improvement).
Pengaplikasian sistem penjaminan mutu yang diterapkan di setiap satuan
pendidikan mulai tingkat dasar sampai pendidikan tinggi secara
institusional merupakan wewenang kemendiknas sebagai aparatur
pemerintah yang secara khusus menangani pendidikan di Indonesia.
sistem penjaminan mutu internal adalah kegiatan sistemik penjaminan
mutu pendidikan tinggi oleh perguruan tinggi, untuk mengawasi
penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh perguruan tinggi tersebut secara
berkelanjutan. Sistem penjaminan mutu eksternal adalah kegiatan
sistemik penilaian kelayakan program studi dan perguruan tinggi oleh
BAN-PT atau lembaga mandiri diluar perguruan tinggi yang diakui
pemerintah, untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan tinggi untuk
dan atas nama masyarakat, sebagai bentuk akuntabilitas publik. Untuk
penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan SNP
dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi. Pengembangan mutu
pendidikan haruslah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan, serta
menggunakan strategi yang tepat yaitu mengaitkan dengan visi misi
institusi, melakukan program review, mengembangkan atau
mengevaluasi diri self assesment secara periodik, mengupayakan
pandangan diri pihak eksternal, dan menciptakan academic atmosfeer
yang lebih baik. Untuk mencapai mutu pendidikan maka perlu
pengembangan untuk meningkatkan dan memelihara komitmen bersama
serta partisipasi civitas akademika. Penjaminan mutu ini menekankan
pada pencapaian pembelajaran yang diakui berdasarkan kualifikasi
jenjangnya. Hal ini akan berdampak positif bagi pendidikan karena sudah
adanya jaminan mengenai standar pendidikan maupun lulusanya.
5. Pengembangan kurikulum
Kurikulum akan terus dikembangkan serta mengalami perubahan
yang sesuai dengan standar nasional pendidikan, mengikuti
perkembangan zaman. Kurikulum berbasis KKNI sendiri, deskripsi
kualifikasi pada setiap jenjang KKNI dinyatakan sebagai capaian
pembelajaran. Penerapan kurikulum berbasis KKNI merupakan upaya
pemerintah dalam meningkat mutu pendidikan, melalui tiga faktor yaitu
(1) kecakupan sumber-sumber pendidikan dalam arti kualitas tenaga
kependidikan, biaya dan sarana belajar; (2) mutu proses belajar mengajar
yang mendorong siswa belajar efektif; dan (3) mutu keluaran dalam
bentuk pengetahuan dan sikap keterampilan. Penerapan kurikulum 2013
diterapkan di Indonesia guna memperbaiki mutu pendidikan dan
mengikuti perkembangan zaman. Pemberlakuan kurikulum 2013,
memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, keterampilan,
sikap, dan perilaku. Berkembangnya kurikulum berdampak positif bagi
pendidikan hal ini bisa dilihat dari berlakunya kurikulum 2013 proses
belajarnya menjadi aktif, serta sumber belajar yang beragam,
penggunaan teknologi, mengembangkan keterampilan siswa, adanya
pendidikan karakter sehingga capaian pembelajaran akan tercapai dengan
baik. Berlakunya kurikulum 2013 akan membantu siswa mencapai jenis-
jenis jenjang pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai tingkat tinggi,
lulusannya akan memenuhi deskripsi setiap jenjang KKNI, sejauh ini
berlakunya kurikulum 2013 telah memenuhi 3 faktor penerapan
kurikulum berbasis KKNI dalam mutu pendidikan di Indonesia.
Berkembangnya sistem penjaminan mutu dari dulu sampai nanti,
akan berdampak pada pendidikan. Berkembangnya kurikulum dari tahun
ketahun seringkali menyebabkan kebingungan kepada tenaga
kependidikan dan siswa, dikarenakan kurang mampunya atau ketidak
pahaman dalam menerapkan kurikulum pada proses pembelajaran, serta
masih perlunya adaptasi dikarenakan adanya perubahan kurikulum. Bisa
dilihat dari berlakunya kurikulum 2013, diawal guru mengalami kendala
saat menerapkan kurikulum ini dikelas karena awalnya guru yang aktif
dalam proses belajar, namun dikarenakan pada kurikulum 2013 siswa
yang aktif dalam proses belajar, sehingga ada permasalahan dimana
siswa tidak percaya diri, dan belum mampu beradaptasi dengan baik,
serta adanya guru yang belum mampu mengusai proses belajar pada
kurikulum 2013. Sehinga proses belajar mengalami permasalahan.
Lambat laun kurikulum 2013 bisa diterapkan dengan baik serta
menunjang pendidikan.
6. Peningkatan Sumber Daya Manusia Nasional
Menerapkan KKNI akan meningkatkan kuantitas sumberdaya
manusia Indonesia yang bermutu dan berdaya saing internasional.
Dikarenakan adanya persaingan dalam sumber daya manusia dalam
dunia kerja maka KKNI dijadikan acuan dalam penataan tenaga kerja di
Indonesia, agar setara dengan negara lainnya. Sehingga dalam capaian
pembelajaran melalui pendidikan formal, nonformal, informal atau
pengalaman kerja yang mana pengakuan atas kompetensi yang dimiliki
disesuaikan dengan jenjang KKNI. Penetapan KKNI ditujukan untuk
menciptakan perlakuan yang sama terhadap tenaga kerja Indonesia sesuai
dengan kualifikasi melalui konsep flexible process atau different
pathways, but standardized output. Peningkatan sumber daya manusia
berbasis kompetensi dan kualifikasi nasional yang sesuai dengan
tuntutan dan kebutuhan dunia usaha atau industri bahkan termasuk
tuntutan dan kebutuhan pemerintah. Berlakunya KKNI akan membantu
mengembangkan kemampuan individu tersebut sesuai dengan
bidangnya. Klasifikasi KKNI ini akan meningkatkan sumber daya
manusia yang unggul dan siap bekerja. Individu yang memiliki
kompetensi yang dimiliki baik yang diperoleh melalui pendidikan
formal, pelatihan kerja atau pengalaman kerja akan menunjukkan
pengalam kerja akan menunjukkan dedikasi yang tinggi dalam pekerjaan,
sehingga menciptakan sumber daya manusia yang profesional dan
berkompeten dalam bidangnya masing-masing. Akan tetapi karena
ketatnya persaingan, sering menimbulkan adanya kesenjangan antar
lulusan sembilan jenjang ini, sehingga menimbulkan pengangguran
walaupun individu ini memiliki kompentensi yang baik, karena
sempitnya lapangan pekerjaan dan faktor lainnya. Karena itu untuk
mengatasi pengangguran ini perlu peran bersama baik pemerintah,
masyarakat, maupun individu itu sendiri dalam mengatasinya.
Pengangguran bisa diatasi dengan memberikan pelatihan kerja maupun
keterampilan lainnya yang diperlukan dalam dunia kerja saat ini.

Anda mungkin juga menyukai