http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Sitti Rochmayati
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga
sitti.rochmayati-2015@fkm.unair.ac.id
ABSTRACT
Seventy percent of infectious diseases in the world are zoonotic diseases. Emerging infectious
diseases require a comprehensive policy and risk assessment that involves all sectors, especially the
animal health sector and human health, so that the risk of transmission to humans can be prevented.
This study aims to analyze the description of the implementation of the Joint Risk Assessment (JRA)
program in Avian Influenza (H5N1) cases in Bali. Research methode is a type of qualitative
descriptive research. The result showed that most transmission of Avian Influenza H5N1 caused by
exposure to poultry, poultry used for traditional ceremonies, illegal poultry importation and market.
Based on the analysis, it can be concluded that JRA operations provide the principles of qualitative
joint risk assessment to assess one health event and its role in policy making.
Key Words: Avian Influenza, Qualitative Risk Assessment, JRA
ABSTRAK
Sebesar 70% penyakit infeksius di dunia merupakan penyakit zoonosis. Penyakit infeksi baru
(emerging disease) memerlukan kebijakan dan penilaian risiko yang melibatkan semua sektor,
khususnya sektor kesehatan hewan dan kesehatan manusia, sehingga risiko terjadi penularan pada
manusia dapat dicegah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gambaran pelaksanaan program
Joint Risk Assessment (JRA) pada kasus flu burung di Kota Bali. Desain penelitian merupakan jenis
penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya risiko penularan flu
burung yang disebabkan oleh yang ekspos unggas peliharaan, unggas yang digunakan untuk upacara
adat, importansi unggas illegal maupun di pasar. Berdasarkan pada analisis maka dapat disimpulkan
bahwa operasional JRA menyediakan prinsip-prinsip penilaian risiko bersama secara kualitatif untuk
menilai satu peristiwa kesehatan dan perannya dalam pembuatan kebijakan.
Kata Kunci : Flu Burung, Penilaian Risiko Kualitatif, JRA
8
Sitti Rochmayati, Gambaran Pelaksanaan Joint JPH RECODE Oktober 2019; 3 (1) : 8-18
Risk Assessment Kejadian Flu Burung Di Bali http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Tahun 2017
9
Sitti Rochmayati, Gambaran Pelaksanaan Joint JPH RECODE Oktober 2019; 3 (1) : 8-18
Risk Assessment Kejadian Flu Burung Di Bali http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Tahun 2017
Kesehatan. Penelitian ini dilaksanakan pada dan estimasi yang berupa Matriks Risiko.
bulan Maret 2018. Matriks risiko adalah sebuah tabel yang
Teknik yang digunakan dalam memfasilitasi kombinasi antara pekiraan
penelitian yaitu studi dokumen dan wawancara kemungkinan dengan perkiraan dampak untuk
mendalam. Informan yang dipilih untuk menghasilkan perkiraan risiko secara
wawancara yaitu satu orang tim teknis JRA keseluruhan untuk sebuah pertanyaan penilaian
dari Kementerian Kesehatan yang melakukan risiko.
penilaian JRA pada kasus flu burung pada Pembuatan matriks risiko dimulai
tahun 2017. Data sekunder penelitian dengan penilaian kemungkinan risiko yang
didapatkan dari hasil kegiatan penilaian JRA diberikan pada empat kategori kualitatif yaitu
dan serangkaian pedoman yang dibahas sesuai tinggi, sedang, rendah, dan dapat diabaikan
dengan variabel penelitian. berdasarkan penilaian kemungkinan situasi
Variabel penelitian yang diteliti dapat terjadi yang dideskripsikan dalam
meliputi pertanyaan dan perumusan penelitian pertanyaan yang telah dibuat. Selanjutnya,
yaitu pertanyaan khusus yang diberikan pada penilaian dampak dikategorikan menjadi
melalui JRA terkait dengan opsi manajemen empat kategori yaitu minimal, kecil, sedang,
risiko pada interface manusia-hewan- dan besar berdasarkan perkiraan dampak jika
lingkungan, risk framing yaitu proses situasi yang dideskripsikan pada pertanyaan
mendefinisikan hazard dan cakupan sebuah JRA terjadi dengan pertimbangan dampak
penilaian, risk pathway yaitu deskripsi seluruh langsung pada kesehatan dan sistem kesehatan
langkah dalam proses secara biologis yang serta dampak tidak langsung yang meliputi
menuju pada peristiwa yang terjadi, kompilasi dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan.
informasi yang tersedia, estimasi kemungkinan Kategori dampak kecil merupakan jarang ada
yaitu sebuah perkiraan kemungkinan terjadinya laporan kasus pada manusia dan hewan dengan
sesuatu serta estimasi dampak yaitu sebuah kasus mortalitas yang jarang, sedangkan
ukuran jika situasi yang dideskripsikan pada kategori dampak minimal merupakan tidak ada
pertanyaan penilaian risiko terjadi dan kasus pada kasus manusia dan hewan yang
ketidakpastian yaitu sebuah ukuran dilaporkan. Pada penilaian tingkat
ketidakyakinan tentang kebenaran perkiraan ketidakpastian yaitu kebenaran dalam
risiko, opsi manajemen risiko, hingga pesan perkiraan risiko dengan indikator berdasarkan
komunikasi. kualitas dan kuantitas data serta informasi yang
Dalam tahap Risk framing, tim JRA tersedia. Tingkat ketidakpastian akan dinilai
mengidentifikasi hazard spesifik, rangkuman sangat tinggi jika kurang data atau informasi
kejadian data KLB (Kejadian Luar Biasa) di yang valid serta hasil bergantung hanya pada
Kecamatan Kabupaten Klungkung Provinsi spekulasi.
Bali, Data kematian unggas pada bulan
Agustus-September 2017, hasil pengambilan HASIL
sampel oleh Tim BBVet, hasil surveilans flu Alat operasional penilaian risiko
burung (H5N1) pada unggas peliharaan dan bersama atau JRA terdiri dari berbagai elemen
pasar unggas tahun 2017 oleh BBVet meliputi pertanyaan dan perumusan penilaian
Denpasar, kasus konfirmasi flu burung pada risiko, risk framing, risk pathway, penilaian
manusia di provinsi Bali, dan hasil surveilans estimasi kemungkinan serta dampak dan
flu burung pada unggas tahun 2017. ketidakpastian, identifikasi kesenjangan
Manajemen data dalam penelitian ini informasi, pembuatan manajemen risiko, dan
terdiri dari dua tahap yaitu pengumpulan data pesan komunikasi. Sistem JRA mencakup
dan pengolahan data. Pengumpulan data terdiri komite pengarah, pimpinan, Tim Teknis, dan
dari hasil wawancara dengan informan, laporan pemangku kepentingan.
kasus flu burung di Kecamatan Nusapenida Pembentukan komite pengarah JRA
tahun 2017, data surveilans kasus flu burung memiliki peran dalam mengarahkan dan
pada hewan, dan pembuatan pertanyaan bertanggung jawab dalam memberikan
penilaian risiko dan estimasi berkaitan dengan keputusan pada teknis proses JRA dan tidak
kemungkinan, dampak, dan ketidakpastian terlibat pada penilaian risiko. Tahap kedua
termasuk faktor yang berkontribusi pada yaitu pemilihan pimpinan JRA yaitu seseorang
estimasi kesenjangan data. Pengolahan data yang ditugaskan oleh komite pengarah untuk
terdiri dari hasil penilaian kemungkinan risiko bertanggung jawab dan memimpin proses JRA
10
Sitti Rochmayati, Gambaran Pelaksanaan Joint JPH RECODE Oktober 2019; 3 (1) : 8-18
Risk Assessment Kejadian Flu Burung Di Bali http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Tahun 2017
atas nama pemerintah dengan bahwa pada tanggal 9 Agustus 2017 terdapat
mempertimbangkan kapasitas kepemimpinan, kematian mendadak 6 ekor ayam dan disusul
kemampuan pelibatan multi sektor, dan oleh kematian 1 ekor setiap hari.
pemahaman konsep One Health. Pimpinan Tim teknis JRA pada kasus flu burung
JRA berasal dari sektor yang terdampak pada tahun 2017 membuat 5 pertanyaan, meliputi :
flu burung yaitu sektor hewan. Pada penilaian 1. Apakah kemungkinan dan dampak yang
ini, Pimpinan JRA berasal dari Balai Besar terjadi setidaknya ditemukan satu kasus flu
Veteriner (BBVet) Denpasar. burung (H5N1) baru pada manusia di
Pada tahap selanjutnya yaitu Provinsi Bali yang terekspos dari unggas
membentuk dan mengumpulkan tim teknis peliharaan dalam 12 bulan ke depan?
JRA yang melaksanakan penilaian risiko dan 2. Apakah kemungkinan dan dampak yang
memberikan hasil penilaian risiko ke komite terjadi setidaknya ditemukan satu kasus flu
pengarah. Tim teknis JRA didasarkan pada burung (H5N1) baru pada manusia di
keahlian, pengalaman, dan informasi dari Provinsi Bali yang terekspos dari masuknya
sektor yang dibutuhkan untuk penilaian teknis. virus Al dari unggas yang masuk melalui
Dalam proses JRA kasus flu burung tahun rute informal importasi di Bali dalam 12
2017 melibatkan Dinas Kesehatan Provinsi bulan ke depan?
Bali, Dinas Pertanian Provinsi Bali, Dinas 3. Apakah kemungkinan dan dampak yang
Kesehatan Kabupaten Klungkung, Subdit terjadi setidaknya ditemukan satu kasus flu
ISPA dan Subdit PIE Kementerian Kesehatan. burung (H5N1) baru pada manusia di
Risk framing adalah proses Provinsi Bali yang terekspos dari unggas
mendefinisikan hazard spesifik dan cakupan yang digunakan pada upacara adat di Bali
untuk penilaian risiko bersama. Hazard atau dalam 12 bulan ke depan?
potensi yang menyebabkan efek merugikan 4. Apakah kemungkinan dan dampak yang
pada kasus ini adalah virus H5N1 yang terjadi setidaknya ditemukan satu kasus flu
menyebabkan kasus KLB Flu Burung pada burung (H5N1) baru pada manusia di
manusia di Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Provinsi Bali yang terekspos dari unggas
Klungkung Provinsi Bali. Cakupan dari kasus hidup di pasar dalam 12 bulan ke depan?
ini adalah kasus flu burung pada manusia 5. Apakah kemungkinan dan dampak yang
berdasarkan riwayat epidemiologi, gejala terjadi setidaknya ditemukan satu kasus flu
klinis, dan riwayat kontak yang mengakibatkan burung (H5N1) subtype baru (HxNx) pada
kematian dengan faktor risiko meliputi manusia di Provinsi Bali yang terjadi karena
lingkungan sekitar rumah yang memelihara bersirkulasinya sub type virus H9N2 pada
unggas yang merupakan bagian dari budaya unggas di provinsi Bali?
masyarakat setempat. Data menunjukkan
Gambar
2017 2. Hasil Matriks Risiko Pertanyaan 1
2017
12
Sitti Rochmayati, Gambaran Pelaksanaan Joint JPH RECODE Oktober 2019; 3 (1) : 8-18
Risk Assessment Kejadian Flu Burung Di Bali http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Tahun 2017
dasar adanya tingkat keakuratan data populasi manusia dengan ayam, manajemen
2017
dan sebaran ternak terkait dengan metode pemeliharaan unggas yang kurang baik dan
pengumpulan data yang digunakan. kemungkinan penularan infeksi dari
2017
2017
2017
Sitti Rochmayati, Gambaran Pelaksanaan Joint JPH RECODE Oktober 2019; 3 (1) : 8-18
Risk Assessment Kejadian Flu Burung Di Bali http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Tahun 2017
Pada pertanyaan ketiga menghasilkan data kasus positif pada manusia dan hasil
estimasi kemungkinan sedang dengan dasar surveilans pada unggas.
pelaksanaan proses upacara adat di Bali yang Pada pertanyaan kelima menghasilkan
menggunakan unggas hidup, belum ada estimasi kemungkinan sedang dengan dasar
pemeriksaaan kesehatan pada unggas yang hasil surveilans pada unggas ditemukan 20
akan digunakan dalam upacara adat, dan kasus positif H9N2 di 6 kab/kot dari 9 kab/kot
terdapat peningkatan kematian unggas di di Provinsi Bali meliputi Kabupaten Buleleng
beberapa wilayah setelah pelaksanaan upacara (7 kasus), Kabupaten Badung (1 kasus),
adat. Sedangkan untuk estimasi dampak Kabupaten Gianyar (1 kasus), Kabupaten
menghasilkan estimasi dampak sedang dengan Klungkung (2 kasus), Kabupaten Jembrana (7
dasar memiliki dampak terjadi penularan virus kasus), dan Kabupaten Tabanan (2 kasus)
flu burung dari unggas yang sakit ke unggas dengan tingkat mutasi virus flu burung yang
lainnya dan manusia. Pada tingkat tinggi sehingga terdapat kemungkinan
ketidakpastian menghasilkan ketidakpastian munculnya virus baru didukung dengan
estimasi dampak tinggi dengan dasar belum populasi babi yang dapat berperan sebagai
ada data penularan dari unggas yang digunakan fasilitas mixing vessel sebagai faktor
dari upacara adat ke manusia. predisposisi penyebab pandemik virus
2017
Gambar
2017 5. Hasil Matriks Risiko Pertanyaan 4
influenza di manusia. Sedangkan untuk
2017 Pada pertanyaan keempat estimasi dampak menghasilkan estimasi
menghasilkan estimasi kemungkinan sedang dampak tinggi dengan dasar virus bermutasi
dengan dasar informasi pada tahun 2017 menjadi lebih virulen dan cepat menular ke
terdapat laporan kasus konfirmasi positif di manusia dan peningkatan kematian pada
Kabupaten Tabanan dari pedagang unggas di populasi unggas serta memberikan dampak
pasar dan menyebabkan korban meninggal pada sektor pariwisata. Pada tingkat
dunia dan hasil surveilans pada unggas di pasar ketidakpastian menghasilkan ketidakpastian
terdapat unggas positif H5N1. Sedangkan estimasi dampak sedang dengan dasar belum
untuk estimasi dampak menghasilkan estimasi ada data data terkait penemuan mutasi virus
dampak sedang dengan dasar adanya penularan menjadi HxNx di Provinsi Bali sehingga masih
virus flu burung dari unggas yang sakit ke diperlukan molekuler lanjutan untuk virus
unggas lainnya dan manusia. Pada tingkat unsubtipe di Provinsi Bali.
ketidakpastian menghasilkan ketidakpastian
estimasi dampak rendah dengan dasar tersedia
14
Sitti Rochmayati, Gambaran Pelaksanaan Joint JPH RECODE Oktober 2019; 3 (1) : 8-18
Risk Assessment Kejadian Flu Burung Di Bali http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Tahun 2017
2017
15
Sitti Rochmayati, Gambaran Pelaksanaan Joint JPH RECODE Oktober 2019; 3 (1) : 8-18
Risk Assessment Kejadian Flu Burung Di Bali http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Tahun 2017
(IHR) pada tahun 2017 yaitu pengukuran epidemic pada msnua, sehingga perhatian lebih
kapasitas dan kesiapan sebuah Negara dalam besar difokuskan pada mansuia karena virus
mengantisipasi dan menghadapi ancaman flu burung bersifat pathogen (Hewajuli, DA &
kesehatan dengan menggunakan perangkat Dharmayanti, 2014). Salah satu kelompok
assessment yang telah dikembangkan oleh pekerja yang berisiko terhadap penularan virus
WHO dan GHSA. flu burung adalah peternak unggas. Belum ada
Menurut penelitian Badiwangsa, IG., penelitian terkait gambaran tingkat
& Suartha (2013) menunjukkan bahwa pengetahuan dan upaya pencegahan penularan
Kabupaten Klungkung termasuk daerah flu burung pada peternakan unggas di
endemis flu burung pada tahun 2007. Faktor Kabupaten Klungkung. Namun sudah terdapat
risiko yang signfikan mempengaruhi penelitian di Kabupaten Tabanan terkait
terjangkitnya wabah flu burung di Kabupaten tingkat pengetahuan peternakan unggas tentang
Klungkung adalah pada perayaan hari suci penularan dan pencegahan penyakit flu burung.
keagamaan dan pelaksanaan upacara adat. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Pemenuhan kebutuhan unggas untuk upacara Cahyaningsih (2013) menyatakan bahwa
adat sebesar 83% diperoleh dari pasar unggas sebagian besar pengetahuan dan upaya
hidup yang merupakan salah satu tempat pencegahan pekerja peternak unggas sudah
penyebaran virus H5N1. Hal ini berkaitan tergolong baik namun perlu adanya pemberian
dengan pertanyaan ketiga pada penilaian risiko informasi kesehatan secara intensif dan
JRA yang berkaitan dengan penggunaan berkesinambungan.
unggas pada upacara adat dan hari suci Pada pertanyaan kedua penilaian risiko
keagamaan di Kabupaten Klungkung. JRA terdapat rekomendasi penerbitan
Perilaku manusia dalam berinteraksi peraturan daerah terkait penanganan flu
dengan unggas dapat menjadi salah satu burung. Di Indonesia sudah terdapat strategi
penyebab penularan flu burung diantara pengendalian flu burung berdasarkan SK
unggas, baik pada pasar unggas modern Dirjen nomor 17 tahun 2004 mengenai
maupun tradisional (Antara, IMS., & Wiryana, Sembilan langkah strategi pengendalian flu
2009). Pasar tradisional sebagai penyedia burung dengan cara: 1) peningkatan
produk asal unggas bagi masyarakat Indonesia biosekuriti, 2) vaksinasi daerah tertular dan
yang berpotensi membuka peluang terjadinya tersangka, 3) depopulasi terbatas dan
pasar unggas hidup (PUH) dan merupakan kompensasi, 4) pengendalian lalu-lintas unggas
tempat bertemunya unggas dari berbagai dan produknya, 5) surveilans dan penelusuran
peternakan. Penelitian ini berhubungan dengan kembali, 6) pengisian kandang kembali, 7)
studi analisis Status Lingkungan Irigasi Tukad stamping out di daerah tertular baru, 8) public
Yeh Empas dan Subak Muduk Lenggung di awareness, dan 9) monitoring dan evaluasi
Kabupaten Tabanan tahun 2011 menyatakan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
bahwa hygiene dan sanitasi di peternakan 2004). Namun, belum ada data di lapangan
belum dilaksanakan dengan baik, seperti yang menunjukkan bahwa dari sembilan
tempat tinggal pekerja yang berdekatan dengan langkah strategi pengendalian flu burung sudah
peternakan sehingga dapat meningkatkan di realisasikan dan efektivitas dari program
risiko penilaran virus flu burung (Sumantra, pengendalian tersebut (Romadhoni & Haryadi,
2015). Tim AI FKH UNUD pada tahun 2006 2011).
melaporkan bahwa unggas dari peternakan Dalam upaya mencegah penularan
rakyar yang terlihat sehat dan positif dapat penyakit yang masuk dari daerah atau Negara
diisolasi virus H5N1 (Tim AI FKH UNUD, lain, Pemerintah Provinsi Bali mengeluarkan
2006). Itik mengeluarkan lebih banyak virus Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 1 tahun
dalam waktu yang lebih panjang tanpa 2003 tentang Retribusi Pemasukan atau
menunjukkan gejala klinis (World Health Pengeluaran Ternak, Produk Hewan Pangan
Organization, 2004). Dinas Peternakan dan dan Non Pangan untuk pengendalian dan
Kesehatan Hewan Provisi Bali mendeteksi pengawasan kegiatan lalu lintas ternak
penyebaran flu burung pada itik di tiga (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
kabupaten di Bali yaitu Kabupaten Buleleng, 2003). Pada tahun 2005, Terdapat Peraturan
Klungkung, dan Tabanan. Tingkat kematian Gubernur Bali Nomor 33 tentang Penutupan
akibat penyakit flu burung yang tinggi Sementara Pemasukan Ternak Babi dan
biasanya terjadi bersamaan dengan potensi Produknya Dari Luar Pulau Bali yang
16
Sitti Rochmayati, Gambaran Pelaksanaan Joint JPH RECODE Oktober 2019; 3 (1) : 8-18
Risk Assessment Kejadian Flu Burung Di Bali http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Tahun 2017
bertujuan untuk mempertahankan provinsi Bali peristiwa kesehatan dan perannya dalam
sebagai daerah bebas kasus penyakit avian pembuatan kebijakan mengenai pengendalian
influenza (Kementerian Kesehatan Republik penyakit zoonotik maupun penyakit menular
Indonesia, 2005). Namun, belum ada peraturan lainnya.
terbaru setelah terjadi KLB pada tahun 2017
terkait antisipasi penyebaran flu burung SARAN
dengan jenis gen baru di Provinsi Bali. Berdasarkan data informasi yang
Hasil penelitian ini menunjukkan digunakan dalam penilaian risiko bersama,
bahwa faktor yang mendorong keberhasilan maka rekomendasi yang dapat disampaikan.
JRA meliputi keinginan secara politis yang Pada pertanyaan pertama, maka rekomendasi
menyediakan sumber daya keuangan dan meliputi peningkatan Komunikasi, Informasi,
kelembagaan untuk memfasilitasi dan Edukasi (KIE) kepada seluruh lapisan
berkumpulnya sektor-sektor yang relevan, masyarakat dan manajemen pemeliharaan
pelibatan seluruh sektor yang relevan untuk unggas tentang PHBS.
dapat menilai risiko secara menyeluruh, Pada pertanyaan kedua, maka
keahlian dan kapasitas penilaian risiko oleh rekomendasi meliputi peningkatan surveilans
multisektoral saat menghadapi ancaman aktif berbasis risiko pada lokasi-lokasi yang
penyakit zoonosis, dan akses pada informasi dicurigai sebagai penyelundupan unggas dan
yang tersedia untuk mengurangi kesenjangan penerbitan peraturan daerah mengenai
informasi yang spesifik dapat diidentifikasi. pengendalian flu burung.
Komunikasi efektif di antara sektor selama Pada pertanyaan ketiga, maka
proses penilaian risiko bersama dibutuhkan rekomendasi meliputi peningkatan surveilans
karena JRA bersifat iteratif atau diulang secara aktif berbasis risiko pada lokasi-lokasi yang
periodik sehingga akan menghasilkan dicurigai sebagai penyelundupan unggas dan
pemahaman antar sektor terhadap persepsi, penerbitan peraturan daerah mengenai
kebutuhan, dan hambatan yang dihadapi dan pengendalian flu burung.
dimililiki setiap sektor. Penilaian risiko pada Pada pertanyaan keempat, maka
proses JRA bersifat saling melengkapi yaitu rekomendasi meliputi peningkatan surveilans
bekerja bersama-sama antara sektor kesehatan hewan pada ayam yang digunakan untuk
hewan dan sektor kesehatan manusia dalam upacara adat. Pada pertanyaan kelima, maka
memberikan perspektif dan keahlian dari setiap rekomendasi meliputi kajian molekuler
sektor pada penilaian risiko yang bertujuan lanjutan terhadap virus-virus influenza A
untuk menumbuhkan pemahaman antar sektor unsubtipe dan peningkatan kewaspadaan flu
atas persepsi, kebutuhan, dan hambatan- burung melalui kegiatan surveilans Influenza
hambatan yang dihadapi dalam menghadapi likeillness – Severe Acute Respiratory
ancaman kesehatan penyakit zoonosis maupun Infection (ILI-SARI).
penyakit menular lainnya. Alternatif strategi yang dapat
dilakukan yaitu implementasi kebijakan terkait
KESIMPULAN pengendalian flu burung kepada subyek
Pada tahun 2017, terjadi kasus sasaran sehingga diperlukan pengukuran
kejadian luar biasa (KLB) di Kecamatan Nusa tingkat efektivitas strategi pengendalian flu
Penida Kabupaten Klungkung Provinsi Bali burung di Provinsi Bali. Diharapkan peneliti
sebanyak 1 kasus. Penelitian ini menyimpulkan selanjutnya dapat menggunakan informasi
bahwa untuk menghadapi ancaman kesehatan yang ada untuk memberikan evaluasi
zoonosis diperlukan kerjasama antara sektor implementasi program JRA terhadap
kesehatan hewan dan sektor kesehatan manusia pengendalian flu burung.
atau badan pemerintah lainnya untuk bersama-
sama melakukan pengendalian dan
penanggulangan influenza berpotensi zoonotik DAFTAR PUSTAKA
untuk melakukan implementasi JRA, utamanya Antara, IMS., & Wiryana, I. 2009. Pola
untuk para epidemiologi dengan keterlibatan Distribusi Unggas dari Pasar
yang dekat dengan staf laboratorium dan staf Tradisonal Berperan dalam
komunikasi. Prinsip mengenai penilaian risiko Penyebaran Virus Flu Burung, Jurnal
bersama secara kualitatif yang terdapat dalam Veteriner, 10, pp. 104–110.
operasional JRA bertujuan untuk menilai satu
17
Sitti Rochmayati, Gambaran Pelaksanaan Joint JPH RECODE Oktober 2019; 3 (1) : 8-18
Risk Assessment Kejadian Flu Burung Di Bali http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Tahun 2017
18