Anda di halaman 1dari 11

JPH RECODE Oktober 2019; 3 (1) : 8-18

http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE

GAMBARAN PELAKSANAAN JOINT RISK ASSESSMENT KEJADIAN FLU BURUNG DI


BALI TAHUN 2017

Sitti Rochmayati
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga
sitti.rochmayati-2015@fkm.unair.ac.id

ABSTRACT
Seventy percent of infectious diseases in the world are zoonotic diseases. Emerging infectious
diseases require a comprehensive policy and risk assessment that involves all sectors, especially the
animal health sector and human health, so that the risk of transmission to humans can be prevented.
This study aims to analyze the description of the implementation of the Joint Risk Assessment (JRA)
program in Avian Influenza (H5N1) cases in Bali. Research methode is a type of qualitative
descriptive research. The result showed that most transmission of Avian Influenza H5N1 caused by
exposure to poultry, poultry used for traditional ceremonies, illegal poultry importation and market.
Based on the analysis, it can be concluded that JRA operations provide the principles of qualitative
joint risk assessment to assess one health event and its role in policy making.
Key Words: Avian Influenza, Qualitative Risk Assessment, JRA

ABSTRAK
Sebesar 70% penyakit infeksius di dunia merupakan penyakit zoonosis. Penyakit infeksi baru
(emerging disease) memerlukan kebijakan dan penilaian risiko yang melibatkan semua sektor,
khususnya sektor kesehatan hewan dan kesehatan manusia, sehingga risiko terjadi penularan pada
manusia dapat dicegah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gambaran pelaksanaan program
Joint Risk Assessment (JRA) pada kasus flu burung di Kota Bali. Desain penelitian merupakan jenis
penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya risiko penularan flu
burung yang disebabkan oleh yang ekspos unggas peliharaan, unggas yang digunakan untuk upacara
adat, importansi unggas illegal maupun di pasar. Berdasarkan pada analisis maka dapat disimpulkan
bahwa operasional JRA menyediakan prinsip-prinsip penilaian risiko bersama secara kualitatif untuk
menilai satu peristiwa kesehatan dan perannya dalam pembuatan kebijakan.
Kata Kunci : Flu Burung, Penilaian Risiko Kualitatif, JRA

8
Sitti Rochmayati, Gambaran Pelaksanaan Joint JPH RECODE Oktober 2019; 3 (1) : 8-18
Risk Assessment Kejadian Flu Burung Di Bali http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Tahun 2017

PENDAHULUAN meliputi lingkungan sekitar rumah yang


Penyakit infeksius menjadi penyebab memelihara unggas yang merupakan bagian
utama kematian di Negara-negara berkembang. dari budaya masyarakat setempat dan orang tua
Sebesar 70% dari penyakit infeksi baru korban memelihara ayam sejak 3 tahun yang
(emerging disease) yang muncul di dunia lalu.
merupakan penyakit zoonosis. Menurut Penilaian risiko pada kasus zoonosis
Peraturan Menteri Kesehatan Republik dan penyakit menular lainnya membutuhkan
Indonesia nomor 59 tahun 2016, penyakit pendekatan serta kebijakan yang menyeluruh
infeksi baru (emerging disease) dan kembali dari semua sektor agar risiko dan ancaman
muncul (re-emerging disease) adalah salah terjadinya penularan antar manusia dapat
satu ancaman biologi yang perlu mendapatkan dicegah. World Health Organization (WHO),
perhatian kesehatan global karena berpotensi Food and Agriculture Organization (FAO, dan
menyebabkan kedaruratan kesehatan World Organisation for Animal Health (OIE)
masyarakat (KKM) dan memerlukan respon mulai mengembangkan alat operasional
cepat (Kementerian Kesehatan Republik penilaian risiko bersama atau disebut Joint
Indonesia, 2016). Penyakit infeksi yang pernah Risk Assessment (JRA) pada tahun 2014 dan
mewabah di dunia dan memiliki tingkat diselesaikan pada tahun 2017 (FAO, 2015).
kematian yang tinggi adalah Severe Acute Alat ini adalah panduan operasional pertama
Respiratory Syndrome (SARS) sebesar 787 yang membawa pakar dari berbagai sektor dan
kematian pada tahun 2003, Avian influenza disiplin ilmu untuk menilai ancaman zoonosis
atau flu burung sebesar 440 kematian pada yang ada dan baru serta penyakit menular
tahun 2004-2005, Middle East Respiratory lainnya yang muncul pada manusia. Pada
Syndrome (MERS) sebesar 787 kematian pada toolkit ini mempertimbangkan antarmuka
tahun 2012, Ebola sebesar 11.310 kematian manusia-hewan-lingkungan dan dikembangkan
pada tahun 2016, dan Zika pada tahun 2015 untuk memungkinkan penilaian risiko
(PIE, 2019) kualitatif yang objektif dan realistis.
Indonesia merupakan negara tropis Hasil dari JRA digunakan untuk
yang terletak di khatulistiwa dengan berbagai mendukung proses penilaian risiko kesehatan
keanekaragaman hayati, interaksi antara publik nasional sehingga negara dapat lebih
manusia dan hewan yang erat, serta sosio memahami dan dengan cepat melaporkan dan
ekonomi masyarakat yang meningkatkan mengelola ancaman nasional dari penyakit
penyakit infeksi emerging. Menurut World zoonosis. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa
Health Organization, pada tahun 2018, Kasus penilaian risiko bersama atau JRA digunakan
A(H5N1) terjadi secara kumulatif sejak tahun oleh para staf kementerian nasional yang
2003 sampai tahun 2018 sebanyak 860 kasus bertanggungjawab atas kesehatan manusa,
dengan 454 kematian di dunia. Kasus terakhir kesehatan hewan, dan lingkungan yang
di deteksi di Indonesia pada bulan September memiliki peran dalam pengendalian dan
tahun 2017 (World Health Organization, penanggulangan ancaman zoonosis dengan
2018). menyediakan prinsip-prinsip penilaian risiko
Negara Indonesia memiliki jumlah bersama dan perannya dalam pembuatan
kasus flu burung yang dilaporkan dari tahun kebijakan. Oleh karena itu, peneltian ini
2005 sampai tahun 2015 sebanyak 199 kasus bertujuan untuk menganalisis gambaran
dengan 167 kematian. Kasus konfirmasi flu pelaksanaan program JRA pada kasus flu
burung pada manusia di Provinsi Bali dari burung di Kota Bali.
tahun 2005 sampai tahun 2015 sebanyak 7
kasus, yaitu pada tahun 2007 sebanyak 2 kasus METODE
terjadi di Kabupaten Jembrana dan Tabanan, Penelitian ini merupakan jenis
tahun 2011 sebanyak 3 kasus di Kabupaten penelitian deskriptif kualitatif yang
Bangil, tahun 2012 sebanyak 1 kasus di menggambarkan pelaksanaan JRA pada kasus
Kabupaten Badung. flu burung tahun 2017 di Kabupaten
Pada tahun 2017, terjadi 1 kasus KLB Klungkung Provinsi Bali. Penelitian ini
di Kecamatan Nusa Penida Kabupaten diadakan di Kota Jakarta dengan melibatkan
Klungkung Provinsi Bali. Sumber penularan tim teknis JRA yang meliputi perwakilan
diduga dari lingkungan yang tercemar virus instansi BBVet Denpasar, Kementerian
H5N1. Terdapat beberapa faktor risiko Pertanian, BBTKL PP, dan Kementerian

9
Sitti Rochmayati, Gambaran Pelaksanaan Joint JPH RECODE Oktober 2019; 3 (1) : 8-18
Risk Assessment Kejadian Flu Burung Di Bali http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Tahun 2017

Kesehatan. Penelitian ini dilaksanakan pada dan estimasi yang berupa Matriks Risiko.
bulan Maret 2018. Matriks risiko adalah sebuah tabel yang
Teknik yang digunakan dalam memfasilitasi kombinasi antara pekiraan
penelitian yaitu studi dokumen dan wawancara kemungkinan dengan perkiraan dampak untuk
mendalam. Informan yang dipilih untuk menghasilkan perkiraan risiko secara
wawancara yaitu satu orang tim teknis JRA keseluruhan untuk sebuah pertanyaan penilaian
dari Kementerian Kesehatan yang melakukan risiko.
penilaian JRA pada kasus flu burung pada Pembuatan matriks risiko dimulai
tahun 2017. Data sekunder penelitian dengan penilaian kemungkinan risiko yang
didapatkan dari hasil kegiatan penilaian JRA diberikan pada empat kategori kualitatif yaitu
dan serangkaian pedoman yang dibahas sesuai tinggi, sedang, rendah, dan dapat diabaikan
dengan variabel penelitian. berdasarkan penilaian kemungkinan situasi
Variabel penelitian yang diteliti dapat terjadi yang dideskripsikan dalam
meliputi pertanyaan dan perumusan penelitian pertanyaan yang telah dibuat. Selanjutnya,
yaitu pertanyaan khusus yang diberikan pada penilaian dampak dikategorikan menjadi
melalui JRA terkait dengan opsi manajemen empat kategori yaitu minimal, kecil, sedang,
risiko pada interface manusia-hewan- dan besar berdasarkan perkiraan dampak jika
lingkungan, risk framing yaitu proses situasi yang dideskripsikan pada pertanyaan
mendefinisikan hazard dan cakupan sebuah JRA terjadi dengan pertimbangan dampak
penilaian, risk pathway yaitu deskripsi seluruh langsung pada kesehatan dan sistem kesehatan
langkah dalam proses secara biologis yang serta dampak tidak langsung yang meliputi
menuju pada peristiwa yang terjadi, kompilasi dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan.
informasi yang tersedia, estimasi kemungkinan Kategori dampak kecil merupakan jarang ada
yaitu sebuah perkiraan kemungkinan terjadinya laporan kasus pada manusia dan hewan dengan
sesuatu serta estimasi dampak yaitu sebuah kasus mortalitas yang jarang, sedangkan
ukuran jika situasi yang dideskripsikan pada kategori dampak minimal merupakan tidak ada
pertanyaan penilaian risiko terjadi dan kasus pada kasus manusia dan hewan yang
ketidakpastian yaitu sebuah ukuran dilaporkan. Pada penilaian tingkat
ketidakyakinan tentang kebenaran perkiraan ketidakpastian yaitu kebenaran dalam
risiko, opsi manajemen risiko, hingga pesan perkiraan risiko dengan indikator berdasarkan
komunikasi. kualitas dan kuantitas data serta informasi yang
Dalam tahap Risk framing, tim JRA tersedia. Tingkat ketidakpastian akan dinilai
mengidentifikasi hazard spesifik, rangkuman sangat tinggi jika kurang data atau informasi
kejadian data KLB (Kejadian Luar Biasa) di yang valid serta hasil bergantung hanya pada
Kecamatan Kabupaten Klungkung Provinsi spekulasi.
Bali, Data kematian unggas pada bulan
Agustus-September 2017, hasil pengambilan HASIL
sampel oleh Tim BBVet, hasil surveilans flu Alat operasional penilaian risiko
burung (H5N1) pada unggas peliharaan dan bersama atau JRA terdiri dari berbagai elemen
pasar unggas tahun 2017 oleh BBVet meliputi pertanyaan dan perumusan penilaian
Denpasar, kasus konfirmasi flu burung pada risiko, risk framing, risk pathway, penilaian
manusia di provinsi Bali, dan hasil surveilans estimasi kemungkinan serta dampak dan
flu burung pada unggas tahun 2017. ketidakpastian, identifikasi kesenjangan
Manajemen data dalam penelitian ini informasi, pembuatan manajemen risiko, dan
terdiri dari dua tahap yaitu pengumpulan data pesan komunikasi. Sistem JRA mencakup
dan pengolahan data. Pengumpulan data terdiri komite pengarah, pimpinan, Tim Teknis, dan
dari hasil wawancara dengan informan, laporan pemangku kepentingan.
kasus flu burung di Kecamatan Nusapenida Pembentukan komite pengarah JRA
tahun 2017, data surveilans kasus flu burung memiliki peran dalam mengarahkan dan
pada hewan, dan pembuatan pertanyaan bertanggung jawab dalam memberikan
penilaian risiko dan estimasi berkaitan dengan keputusan pada teknis proses JRA dan tidak
kemungkinan, dampak, dan ketidakpastian terlibat pada penilaian risiko. Tahap kedua
termasuk faktor yang berkontribusi pada yaitu pemilihan pimpinan JRA yaitu seseorang
estimasi kesenjangan data. Pengolahan data yang ditugaskan oleh komite pengarah untuk
terdiri dari hasil penilaian kemungkinan risiko bertanggung jawab dan memimpin proses JRA

10
Sitti Rochmayati, Gambaran Pelaksanaan Joint JPH RECODE Oktober 2019; 3 (1) : 8-18
Risk Assessment Kejadian Flu Burung Di Bali http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Tahun 2017

atas nama pemerintah dengan bahwa pada tanggal 9 Agustus 2017 terdapat
mempertimbangkan kapasitas kepemimpinan, kematian mendadak 6 ekor ayam dan disusul
kemampuan pelibatan multi sektor, dan oleh kematian 1 ekor setiap hari.
pemahaman konsep One Health. Pimpinan Tim teknis JRA pada kasus flu burung
JRA berasal dari sektor yang terdampak pada tahun 2017 membuat 5 pertanyaan, meliputi :
flu burung yaitu sektor hewan. Pada penilaian 1. Apakah kemungkinan dan dampak yang
ini, Pimpinan JRA berasal dari Balai Besar terjadi setidaknya ditemukan satu kasus flu
Veteriner (BBVet) Denpasar. burung (H5N1) baru pada manusia di
Pada tahap selanjutnya yaitu Provinsi Bali yang terekspos dari unggas
membentuk dan mengumpulkan tim teknis peliharaan dalam 12 bulan ke depan?
JRA yang melaksanakan penilaian risiko dan 2. Apakah kemungkinan dan dampak yang
memberikan hasil penilaian risiko ke komite terjadi setidaknya ditemukan satu kasus flu
pengarah. Tim teknis JRA didasarkan pada burung (H5N1) baru pada manusia di
keahlian, pengalaman, dan informasi dari Provinsi Bali yang terekspos dari masuknya
sektor yang dibutuhkan untuk penilaian teknis. virus Al dari unggas yang masuk melalui
Dalam proses JRA kasus flu burung tahun rute informal importasi di Bali dalam 12
2017 melibatkan Dinas Kesehatan Provinsi bulan ke depan?
Bali, Dinas Pertanian Provinsi Bali, Dinas 3. Apakah kemungkinan dan dampak yang
Kesehatan Kabupaten Klungkung, Subdit terjadi setidaknya ditemukan satu kasus flu
ISPA dan Subdit PIE Kementerian Kesehatan. burung (H5N1) baru pada manusia di
Risk framing adalah proses Provinsi Bali yang terekspos dari unggas
mendefinisikan hazard spesifik dan cakupan yang digunakan pada upacara adat di Bali
untuk penilaian risiko bersama. Hazard atau dalam 12 bulan ke depan?
potensi yang menyebabkan efek merugikan 4. Apakah kemungkinan dan dampak yang
pada kasus ini adalah virus H5N1 yang terjadi setidaknya ditemukan satu kasus flu
menyebabkan kasus KLB Flu Burung pada burung (H5N1) baru pada manusia di
manusia di Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Provinsi Bali yang terekspos dari unggas
Klungkung Provinsi Bali. Cakupan dari kasus hidup di pasar dalam 12 bulan ke depan?
ini adalah kasus flu burung pada manusia 5. Apakah kemungkinan dan dampak yang
berdasarkan riwayat epidemiologi, gejala terjadi setidaknya ditemukan satu kasus flu
klinis, dan riwayat kontak yang mengakibatkan burung (H5N1) subtype baru (HxNx) pada
kematian dengan faktor risiko meliputi manusia di Provinsi Bali yang terjadi karena
lingkungan sekitar rumah yang memelihara bersirkulasinya sub type virus H9N2 pada
unggas yang merupakan bagian dari budaya unggas di provinsi Bali?
masyarakat setempat. Data menunjukkan

Gambar 1. Risk Pathway Kejadian Flu Burung


2017 11
Sitti Rochmayati, Gambaran Pelaksanaan Joint JPH RECODE Oktober 2019; 3 (1) : 8-18
Risk Assessment Kejadian Flu Burung Di Bali http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Tahun 2017

Risk pathway bertujuan untuk menjelaskan Pada pertanyaan pertama


deskripsi urutan pergerakan hazard dari menghasilkan estimasi kemungkinan sedang
sumber sampai tahap infeksi pada host dan dengan dasar 90% masyarakat Bali
cara penyebarannya pada manusia. Pada memelihara unggas, adanya informasi terkait
kejadian flu burung tahun 2017, sumber kasus konfirmasi flu burung pada manusia
penularan meliputi unggas terinfeksi melalui pada bulan September tahun 2017 sebanyak 1
perdagangan, pemasokan unggas, infeksi pada kasus di Kecamatan Nusapenida Kabupaten
seseorang yang melakukan perjalanan, dan Klungkung dengan hasil pemeriksaan pada
orang terinfeksi dari luar wilayah. Dari sumber unggas di Kabupaten Klungkung menunjukkan
penularan menginfeksi host yaitu manusia hasil positif flu burung, dan terdapat kabupaten
melalui pasar, upacara adat, peningkatan positif flu burung yang merupakan pemasok
peternakan babi, dan sarana transportasi. unggas ke wilayah di Provinsi Bali. Sedangkan
Perilaku pemeliharaan pada unggas juga dapat untuk estimasi dampak menghasilkan estimasi
mempengaruhi penularan flu burung pada dampak sedang dengan dasar kapasitas
manusia. sumberdaya kesehatan maupun kesehatan
Berikut adalah penilaian risiko pada manusia untuk penanggulangan dan
kejadian Flu Burung tahun 2017 yang pengendalian flu burung sudah cukup
berbentuk matrik memadai. Pada tingkat ketidakpastian
menghasilkan estimssi dampak rendah dengan

Gambar
2017 2. Hasil Matriks Risiko Pertanyaan 1

2017

12
Sitti Rochmayati, Gambaran Pelaksanaan Joint JPH RECODE Oktober 2019; 3 (1) : 8-18
Risk Assessment Kejadian Flu Burung Di Bali http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Tahun 2017

dasar adanya tingkat keakuratan data populasi manusia dengan ayam, manajemen
2017
dan sebaran ternak terkait dengan metode pemeliharaan unggas yang kurang baik dan
pengumpulan data yang digunakan. kemungkinan penularan infeksi dari

2017

Gambar 3. Hasil Matriks Risiko Pertanyaan 2


2017
pemasukan unggas ke unggas lokal namun
2017 Pada pertanyaan kedua menghasilkan tidak berpotensi pandemi pada populasi
estimasi kemungkinan tinggi dengan dasar manusia dan populasi hewan sehingga tidak
tingginya kebutuhan unggas pada kebutuhan menghasilkan dampak tinggi. Pada tingkat
upacara adat, adanya penyelundupan unggas ketidakpastian menghasilkan ketidakpastian
hidup dari daerah endemis flu burung ke Pulau estimasi dampak tinggi dengan dasar belum
Bali yang disebabkan adanya peraturan ada data penularan dari unggas importansi
gubernur yang berisi larangan pemasukan informal ke manusia.
unggas hidup ke Bali. Sedangkan untuk
estimasi dampak menghasilkan estimasi
dampak sedang dengan dasar tingginya kontak

2017

Gambar 4. Hasil Matriks Risiko Pertanyaan 3


2017 13

2017
Sitti Rochmayati, Gambaran Pelaksanaan Joint JPH RECODE Oktober 2019; 3 (1) : 8-18
Risk Assessment Kejadian Flu Burung Di Bali http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Tahun 2017

Pada pertanyaan ketiga menghasilkan data kasus positif pada manusia dan hasil
estimasi kemungkinan sedang dengan dasar surveilans pada unggas.
pelaksanaan proses upacara adat di Bali yang Pada pertanyaan kelima menghasilkan
menggunakan unggas hidup, belum ada estimasi kemungkinan sedang dengan dasar
pemeriksaaan kesehatan pada unggas yang hasil surveilans pada unggas ditemukan 20
akan digunakan dalam upacara adat, dan kasus positif H9N2 di 6 kab/kot dari 9 kab/kot
terdapat peningkatan kematian unggas di di Provinsi Bali meliputi Kabupaten Buleleng
beberapa wilayah setelah pelaksanaan upacara (7 kasus), Kabupaten Badung (1 kasus),
adat. Sedangkan untuk estimasi dampak Kabupaten Gianyar (1 kasus), Kabupaten
menghasilkan estimasi dampak sedang dengan Klungkung (2 kasus), Kabupaten Jembrana (7
dasar memiliki dampak terjadi penularan virus kasus), dan Kabupaten Tabanan (2 kasus)
flu burung dari unggas yang sakit ke unggas dengan tingkat mutasi virus flu burung yang
lainnya dan manusia. Pada tingkat tinggi sehingga terdapat kemungkinan
ketidakpastian menghasilkan ketidakpastian munculnya virus baru didukung dengan
estimasi dampak tinggi dengan dasar belum populasi babi yang dapat berperan sebagai
ada data penularan dari unggas yang digunakan fasilitas mixing vessel sebagai faktor
dari upacara adat ke manusia. predisposisi penyebab pandemik virus

2017

Gambar
2017 5. Hasil Matriks Risiko Pertanyaan 4
influenza di manusia. Sedangkan untuk
2017 Pada pertanyaan keempat estimasi dampak menghasilkan estimasi
menghasilkan estimasi kemungkinan sedang dampak tinggi dengan dasar virus bermutasi
dengan dasar informasi pada tahun 2017 menjadi lebih virulen dan cepat menular ke
terdapat laporan kasus konfirmasi positif di manusia dan peningkatan kematian pada
Kabupaten Tabanan dari pedagang unggas di populasi unggas serta memberikan dampak
pasar dan menyebabkan korban meninggal pada sektor pariwisata. Pada tingkat
dunia dan hasil surveilans pada unggas di pasar ketidakpastian menghasilkan ketidakpastian
terdapat unggas positif H5N1. Sedangkan estimasi dampak sedang dengan dasar belum
untuk estimasi dampak menghasilkan estimasi ada data data terkait penemuan mutasi virus
dampak sedang dengan dasar adanya penularan menjadi HxNx di Provinsi Bali sehingga masih
virus flu burung dari unggas yang sakit ke diperlukan molekuler lanjutan untuk virus
unggas lainnya dan manusia. Pada tingkat unsubtipe di Provinsi Bali.
ketidakpastian menghasilkan ketidakpastian
estimasi dampak rendah dengan dasar tersedia

14
Sitti Rochmayati, Gambaran Pelaksanaan Joint JPH RECODE Oktober 2019; 3 (1) : 8-18
Risk Assessment Kejadian Flu Burung Di Bali http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Tahun 2017

2017

Gambar 6. Hasil Matriks Risiko Pertanyaan 5


2017 Hasil kelima pertanyaan pada matriks yang sistematis dan lintas sektoral untuk
risiko
2017 menunjukkan bahwa risiko yang terjadi mengidentifikasi dan merespon keadaan
setidaknya ditemukan satu kasus Flu Burung darurat kesehatan masyarakat secara global
H5N1 yang terekspos dari unggas peliharaan, dan ancaman kesehatan lain yang berada di
unggas yang digunakan untuk upacara adat, antarmuka ekosistem, hewan, dan manusia.
importansi unggas illegal maupun di pasar Di Indonesia, sektor-sektor tidak
adalah tinggi. Dari hasil penilaian risiko, secara resmi berbagi data dan tidak terdapat
komunikasi risiko yang dihasilkan meliputi mekanisme untuk berkomunikasi mengenai
pemilihan unggas yang sehat untuk kegiatan ancaman zoonosis di antara kementerian atau
upacara adat kepada pemangku adat, antar lembaga. Penilaian risiko hanya
peningkatan Komunikasi, Informasi, dan dilakukan pada sektor kesehatan hewan, yang
Edukasi (KIE) kepada seluruh lapisan menggunakan penilaian risiko kualitatif
masyarakat dan manajemen pemeliharaan dengan menggunakan standar analisis risiko
unggas tentang PHBS kepada masyarakat, Office International Epizootis (OIE) dalam
desinfeksi kandang dan alat transportasi Terrestrial Animal Health Code. Penilaian
unggas kepada pedagang dan pengelola pasar, risiko bersama atau disebut Joint Risk
dan advokasi kebijakan mengenai penyusunan Assessment (JRA) merupakan penilaian risiko
peraturan daerah mengenai pengendalian flu secara kualitatif yang dilakukan dengan waktu
burung dan peningkatan jejaring surveilans. 48 jam yang dimulai dari pertanyaan risiko.
Kesenjangan informasi dalam Hal ini berkaitan dengan Peraturan Menteri
penelilaian risiko ini diantaranya adalah hasil Kesehatan Republik Indonesia nomor 59 tahun
surveilans pada unggas yang digunakan untuk 2016 tentang penyakit infeksi emerging dan re-
upacara adat, data kemungkinan penularan emerging yang merupakan salah satu ancaman
kasus flu burung pada manusia dari importasi kesehatan yang perlu mendapat perhatian
unggas illegal dan unggas yang digunakan karena berpotensi menyebabkan Kedaruratan
untuk upacara adat, dan pemetaan jalur lalu Kesehatan Masyarakat (KKM) dan
lintas unggas yang tidak resmi. memerlukan respon cepat (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2016).
PEMBAHASAN Implementasi penilaian risiko bersama
Pada pendekatan konsep paradigma atau JRA berkaitan dengan implementasi IHR
One Health, terdapat keberhasilan dalam untuk deteksi, penilaian risiko, dan respon
penilaian risiko bahwa kesejahteraan manusia, yang tepat terhadap kedaruratan kesehatan
hewan, dan ekosistem saling terkait. Konsep masyarakat saat ini. Indonesia telah
ini menjelaskan bahwa diperlukan pendekatan menerapkan International Health Regulation

15
Sitti Rochmayati, Gambaran Pelaksanaan Joint JPH RECODE Oktober 2019; 3 (1) : 8-18
Risk Assessment Kejadian Flu Burung Di Bali http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Tahun 2017

(IHR) pada tahun 2017 yaitu pengukuran epidemic pada msnua, sehingga perhatian lebih
kapasitas dan kesiapan sebuah Negara dalam besar difokuskan pada mansuia karena virus
mengantisipasi dan menghadapi ancaman flu burung bersifat pathogen (Hewajuli, DA &
kesehatan dengan menggunakan perangkat Dharmayanti, 2014). Salah satu kelompok
assessment yang telah dikembangkan oleh pekerja yang berisiko terhadap penularan virus
WHO dan GHSA. flu burung adalah peternak unggas. Belum ada
Menurut penelitian Badiwangsa, IG., penelitian terkait gambaran tingkat
& Suartha (2013) menunjukkan bahwa pengetahuan dan upaya pencegahan penularan
Kabupaten Klungkung termasuk daerah flu burung pada peternakan unggas di
endemis flu burung pada tahun 2007. Faktor Kabupaten Klungkung. Namun sudah terdapat
risiko yang signfikan mempengaruhi penelitian di Kabupaten Tabanan terkait
terjangkitnya wabah flu burung di Kabupaten tingkat pengetahuan peternakan unggas tentang
Klungkung adalah pada perayaan hari suci penularan dan pencegahan penyakit flu burung.
keagamaan dan pelaksanaan upacara adat. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Pemenuhan kebutuhan unggas untuk upacara Cahyaningsih (2013) menyatakan bahwa
adat sebesar 83% diperoleh dari pasar unggas sebagian besar pengetahuan dan upaya
hidup yang merupakan salah satu tempat pencegahan pekerja peternak unggas sudah
penyebaran virus H5N1. Hal ini berkaitan tergolong baik namun perlu adanya pemberian
dengan pertanyaan ketiga pada penilaian risiko informasi kesehatan secara intensif dan
JRA yang berkaitan dengan penggunaan berkesinambungan.
unggas pada upacara adat dan hari suci Pada pertanyaan kedua penilaian risiko
keagamaan di Kabupaten Klungkung. JRA terdapat rekomendasi penerbitan
Perilaku manusia dalam berinteraksi peraturan daerah terkait penanganan flu
dengan unggas dapat menjadi salah satu burung. Di Indonesia sudah terdapat strategi
penyebab penularan flu burung diantara pengendalian flu burung berdasarkan SK
unggas, baik pada pasar unggas modern Dirjen nomor 17 tahun 2004 mengenai
maupun tradisional (Antara, IMS., & Wiryana, Sembilan langkah strategi pengendalian flu
2009). Pasar tradisional sebagai penyedia burung dengan cara: 1) peningkatan
produk asal unggas bagi masyarakat Indonesia biosekuriti, 2) vaksinasi daerah tertular dan
yang berpotensi membuka peluang terjadinya tersangka, 3) depopulasi terbatas dan
pasar unggas hidup (PUH) dan merupakan kompensasi, 4) pengendalian lalu-lintas unggas
tempat bertemunya unggas dari berbagai dan produknya, 5) surveilans dan penelusuran
peternakan. Penelitian ini berhubungan dengan kembali, 6) pengisian kandang kembali, 7)
studi analisis Status Lingkungan Irigasi Tukad stamping out di daerah tertular baru, 8) public
Yeh Empas dan Subak Muduk Lenggung di awareness, dan 9) monitoring dan evaluasi
Kabupaten Tabanan tahun 2011 menyatakan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
bahwa hygiene dan sanitasi di peternakan 2004). Namun, belum ada data di lapangan
belum dilaksanakan dengan baik, seperti yang menunjukkan bahwa dari sembilan
tempat tinggal pekerja yang berdekatan dengan langkah strategi pengendalian flu burung sudah
peternakan sehingga dapat meningkatkan di realisasikan dan efektivitas dari program
risiko penilaran virus flu burung (Sumantra, pengendalian tersebut (Romadhoni & Haryadi,
2015). Tim AI FKH UNUD pada tahun 2006 2011).
melaporkan bahwa unggas dari peternakan Dalam upaya mencegah penularan
rakyar yang terlihat sehat dan positif dapat penyakit yang masuk dari daerah atau Negara
diisolasi virus H5N1 (Tim AI FKH UNUD, lain, Pemerintah Provinsi Bali mengeluarkan
2006). Itik mengeluarkan lebih banyak virus Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 1 tahun
dalam waktu yang lebih panjang tanpa 2003 tentang Retribusi Pemasukan atau
menunjukkan gejala klinis (World Health Pengeluaran Ternak, Produk Hewan Pangan
Organization, 2004). Dinas Peternakan dan dan Non Pangan untuk pengendalian dan
Kesehatan Hewan Provisi Bali mendeteksi pengawasan kegiatan lalu lintas ternak
penyebaran flu burung pada itik di tiga (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
kabupaten di Bali yaitu Kabupaten Buleleng, 2003). Pada tahun 2005, Terdapat Peraturan
Klungkung, dan Tabanan. Tingkat kematian Gubernur Bali Nomor 33 tentang Penutupan
akibat penyakit flu burung yang tinggi Sementara Pemasukan Ternak Babi dan
biasanya terjadi bersamaan dengan potensi Produknya Dari Luar Pulau Bali yang

16
Sitti Rochmayati, Gambaran Pelaksanaan Joint JPH RECODE Oktober 2019; 3 (1) : 8-18
Risk Assessment Kejadian Flu Burung Di Bali http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Tahun 2017

bertujuan untuk mempertahankan provinsi Bali peristiwa kesehatan dan perannya dalam
sebagai daerah bebas kasus penyakit avian pembuatan kebijakan mengenai pengendalian
influenza (Kementerian Kesehatan Republik penyakit zoonotik maupun penyakit menular
Indonesia, 2005). Namun, belum ada peraturan lainnya.
terbaru setelah terjadi KLB pada tahun 2017
terkait antisipasi penyebaran flu burung SARAN
dengan jenis gen baru di Provinsi Bali. Berdasarkan data informasi yang
Hasil penelitian ini menunjukkan digunakan dalam penilaian risiko bersama,
bahwa faktor yang mendorong keberhasilan maka rekomendasi yang dapat disampaikan.
JRA meliputi keinginan secara politis yang Pada pertanyaan pertama, maka rekomendasi
menyediakan sumber daya keuangan dan meliputi peningkatan Komunikasi, Informasi,
kelembagaan untuk memfasilitasi dan Edukasi (KIE) kepada seluruh lapisan
berkumpulnya sektor-sektor yang relevan, masyarakat dan manajemen pemeliharaan
pelibatan seluruh sektor yang relevan untuk unggas tentang PHBS.
dapat menilai risiko secara menyeluruh, Pada pertanyaan kedua, maka
keahlian dan kapasitas penilaian risiko oleh rekomendasi meliputi peningkatan surveilans
multisektoral saat menghadapi ancaman aktif berbasis risiko pada lokasi-lokasi yang
penyakit zoonosis, dan akses pada informasi dicurigai sebagai penyelundupan unggas dan
yang tersedia untuk mengurangi kesenjangan penerbitan peraturan daerah mengenai
informasi yang spesifik dapat diidentifikasi. pengendalian flu burung.
Komunikasi efektif di antara sektor selama Pada pertanyaan ketiga, maka
proses penilaian risiko bersama dibutuhkan rekomendasi meliputi peningkatan surveilans
karena JRA bersifat iteratif atau diulang secara aktif berbasis risiko pada lokasi-lokasi yang
periodik sehingga akan menghasilkan dicurigai sebagai penyelundupan unggas dan
pemahaman antar sektor terhadap persepsi, penerbitan peraturan daerah mengenai
kebutuhan, dan hambatan yang dihadapi dan pengendalian flu burung.
dimililiki setiap sektor. Penilaian risiko pada Pada pertanyaan keempat, maka
proses JRA bersifat saling melengkapi yaitu rekomendasi meliputi peningkatan surveilans
bekerja bersama-sama antara sektor kesehatan hewan pada ayam yang digunakan untuk
hewan dan sektor kesehatan manusia dalam upacara adat. Pada pertanyaan kelima, maka
memberikan perspektif dan keahlian dari setiap rekomendasi meliputi kajian molekuler
sektor pada penilaian risiko yang bertujuan lanjutan terhadap virus-virus influenza A
untuk menumbuhkan pemahaman antar sektor unsubtipe dan peningkatan kewaspadaan flu
atas persepsi, kebutuhan, dan hambatan- burung melalui kegiatan surveilans Influenza
hambatan yang dihadapi dalam menghadapi likeillness – Severe Acute Respiratory
ancaman kesehatan penyakit zoonosis maupun Infection (ILI-SARI).
penyakit menular lainnya. Alternatif strategi yang dapat
dilakukan yaitu implementasi kebijakan terkait
KESIMPULAN pengendalian flu burung kepada subyek
Pada tahun 2017, terjadi kasus sasaran sehingga diperlukan pengukuran
kejadian luar biasa (KLB) di Kecamatan Nusa tingkat efektivitas strategi pengendalian flu
Penida Kabupaten Klungkung Provinsi Bali burung di Provinsi Bali. Diharapkan peneliti
sebanyak 1 kasus. Penelitian ini menyimpulkan selanjutnya dapat menggunakan informasi
bahwa untuk menghadapi ancaman kesehatan yang ada untuk memberikan evaluasi
zoonosis diperlukan kerjasama antara sektor implementasi program JRA terhadap
kesehatan hewan dan sektor kesehatan manusia pengendalian flu burung.
atau badan pemerintah lainnya untuk bersama-
sama melakukan pengendalian dan
penanggulangan influenza berpotensi zoonotik DAFTAR PUSTAKA
untuk melakukan implementasi JRA, utamanya Antara, IMS., & Wiryana, I. 2009. Pola
untuk para epidemiologi dengan keterlibatan Distribusi Unggas dari Pasar
yang dekat dengan staf laboratorium dan staf Tradisonal Berperan dalam
komunikasi. Prinsip mengenai penilaian risiko Penyebaran Virus Flu Burung, Jurnal
bersama secara kualitatif yang terdapat dalam Veteriner, 10, pp. 104–110.
operasional JRA bertujuan untuk menilai satu

17
Sitti Rochmayati, Gambaran Pelaksanaan Joint JPH RECODE Oktober 2019; 3 (1) : 8-18
Risk Assessment Kejadian Flu Burung Di Bali http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Tahun 2017

Badiwangsa, IG., & Suartha, I. 2013. Faktor- doi:


Faktor Risiko Tertular Flu Burung di 10.21059/buletinpeternak.v35i3.1093.
Desa-Desa Kabupaten Klungkung, Subdit Penyakit Infeksi Emerging (PIE)
Bali (The Risk Factor Of Bird Flu Kemenkes. 2019. Situasi Penyakit
Cases In Villages In Klungkung Infeksi Emerging Minggu
Regency, Bali), Jurnal Veteriner, 14, Epidemiologi ke 1. Diakses dari:
pp. 184–189. http://infeksiemerging.kemkes.go.id/sit
Cahyaningsih, N. 2013. Tingkat Pengetahuan uasi-infeksi-emerging/situasi-penyakit-
Dan Upaya Pencegahan Penularan Flu infeksi-emerging-minggu-1-tahun-
Burung Pada Peternak Unggas Di 2019/#.XEfhjS2B06h.
Desa Babahan, Penebel, Tabanan Sumantra, N. 2015. Analisis Status
2013, Community Health, 1(2), pp. Lingkungan Irigasi Tukad Yeh Empas
131–142. Dan Subak Munduk Lenggung Di
Food and Agriculture Organization of The Dusun Bolangan Desa Babahan
United States (FAO). 2015. Kecamatan Penebel Kabupaten
Strengthening Animal Health Risk Tabanan, Universitas Udayana.
Assessment Capacities in Myanmar. Tim AI FKH UNUD. 2006. Kajian
Diakses dari: Epidemiologi Avian Influenza pada
http://www.fao.org/ag/againfo/progra Babi dan Monyet serta Produksi
mmes/en/empres/news_150715.html. Protein Rekombinan NS-1 untuk
Hewajuli, DA & Dharmayanti, N. 2014. Pengembangan Reagensia Diva,
Identifikasi Flu Burung H5N1 pada Jakarta : Laporan Penelitian
Unggas di Sekitar Kasus Flu Burung Kerjasama Swakelola Fakultas
pada Manusia Tahun 2011 di Bekasi Kedokteran Hewan Unud dengan
(Avian Influenza H5n1 Identification Direktorat Kesehatan Hewan
In Avian Species Surrounding Avian Departemen Pertanian.
Influenza H5n1 Human Cases In World Health Organization. 2004. Avian
Bekasi, West Java, 2011), Jurnal Influenza H5N1 Infection in Humans :
Veteriner, 15, pp. 68–7. Urgent Need to Eliminate The Animal
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Reservoir – Update 5.
2003. Peraturan Daerah Provinsi Bali World Health Organization. 2018. Cumulative
Nomor 1 tahun 2003 tentang Retribusi of Confirmed Human Cases for Avian
Pemasukan atau Pengeluaran Ternak, Influenza (H5N1) reported to WHO
Produk Hewan Pangan dan Non 2003-2019. Diakses dari:
Pangan. https://www.who.int/influenza/human_
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia animal_interface/2018_03_02_tableH5
.2004. SK Dirjen Nomor 17 tahun N1.pdf?ua=1&ua=1.
2004 tentang Sembilan Strategi
Pengendalian Flu Burung.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
2005. Penutupan Sementara
Pemasukan Ternak Babi Dan
Produknya Dari Luar Pulau Bali.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
2016. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 59 Tahun
2016 Tentang Pembebasan Biaya
Pasien Penyakit Infeksi Emerging
Tertentu.
Romadhoni, R. A. dan Haryadi, F. T. 2011.
Efektivitas Kebijakan Strategi
Pengendalian Wabah Flu Burung Di
Propinsi D.I. Yogyakarta,
INDONESIA, Buletin Peternakan.

18

Anda mungkin juga menyukai