MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Ilmu Biomedik Dasar
Yang dibina oleh Ibu Sri Mudayatiningsih, S.Kp., M.Kes.
Oleh Kelompok 5
Risma Candra Kusumaningdyah P17210191003
Alya Annisa Ilma P17210191022
Novita Sari P17210191027
Muhammad Sahadewo Pintarto P17210191028
Iftitania Asrotul Laili P17210193039
Niken Ismia Dewi P17210193048
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah “Keseimbangan Cairan dan
Elektrolit”. Penulis juga mengucapkan terimakasih banyak kepada Ibu Sri
Mudayatiningsih, S.Kp., M.Kes selaku dosen pengampuh yang sudah
memberikan kepercayaan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas ini.
Adapun maksud dan tujuan menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas
matakuliah Ilmu Biomedik Dasar. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu
Sri Mudayatiningsih, S.Kp., M.Kes serta semua pihak yang mendukung dalam
penyusunan makalah ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Harapan penulis bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
untuk menambah pengetahuan tentang keseimbangan cairan dan elektrolit dalam
tubuh. Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih belum sempurna, maka
saran dan kritik sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................2
DAFTAR RUJUKAN..............................................................................................23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2.1.2 Kulit
3
4
diturunkan dengan jumlah air yang dapat dilepaskan, kurang lebih setengah
liter sehari. Perangsangan kelenjar keringat yang dihasilkan dapat diperoleh
melalui aktivitas otot, suhu lingkungan, dan kondisi suhu tubuh yang panas.
2.1.3 Paru
2.1.4 Gastrointestinal
2.1.5 ADH
2.1.6 Aldosteron
2.1.7 Prostagladin
5
2.1.8 Glukokortikoid
Proses pengaturan cairan dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu tekanan
cairan dan membran.
1) Tekanan cairan.
Proses difusi dan osmosis melibatkan adanya tekanan cairan.
Proses osmotik juga menggunakan tekanan osmotik, yang merupakan
kemampuan partikel pelarut untuk menarik larutan melalui membran.
Bila dua larutan dengan perbedaan konsentrasi dan larutan
mempunyai konsentrasi lebih pekat molekulnya tidak dapat bergabung,
maka larutan tersebut disebut koloid. Sedangkan larutan yang
mempunyai kepekatan yang sama dan dapat bergabung disebut sebagai
kristaloid. Sebagai contoh, larutan kristaloid adalah larutan garam, tetapi
dapat menjadi koloid apabila protein bercampur dengan plasma. Secara
normal, perpindahan cairan menembus membran sel permeabel tidak
terjadi. Prinsip tekanan osmotik ini sangat penting dalam proses
pemberian cairan intravena. Biasanya, larutan yang sering digunakan
dalam pemberian infus intravena bersifat isotonik karena mempunyai
konsentrasi yang sama dengan plasma darah. Hal ini penting untuk
mencegah perpindahan cairan dan elektrolit ke dalam intrasel. Larutan
intravena bersiat hipotonik, yaitu larutan yang konsentrasinya kurang
pekat dibanding konsentrasi plasma darah. tekanan osmotik plasma akan
lebih besar dibandingkan tekanan osmotik cairan interstisial karena
konsentrasi protein dalam plasma dan molekul protein lebih besar
dibanding cairan interstisial sehingga membentuk larutan koloid dan sulit
menembus membran semipermeabel. Tekanan hidrostatik adalah
kemampuan tiap molekul larutan yang bergerak dalam ruang tertutup.
Hal ini penting guna mengatur keseimbangan cairan ekstra dan intrasel.
8
2) Membran semipermeabel.
Membran semipermeabel merupakan penyaring agar cairan yang
bermolekul besar tidak tergabung. Membran semipermeabel terdapat
pada dinding kapiler pembuluh darah, yang terdapat di seluruh tubuh
sehingga molekul atau zat lain tidak berpindah ke jaringan.
2.2.2 Kebutuhan cairan tubuh bagi manusia
1) Asupan cairan
2) Pengeluaran cairan
2.3 Elektrolit
Kalium merupakan kation utama yang terdapat dalam cairan intrasel dan
berfungsi mengatur keseimbangan elektrolit. Keseimbangan kalium
diatur oleh ginjal dengan mekanisme perubahan ion natrium dalam
tubulus ginjal dan sekresi aldosteron. Aldosterone juga berfungsi
mengatur keseimbangan kadar kalium dalam plasma (caira extra sel).
Sistem pengaturan keseimbangan kalium melalui 3 langkah, yaitu:
Klorida merupakan anion utama dalam cairan extrasel, tetapi tidak dapat
ditemukan pada cairan extrasel dan intrasel. Fungsi klorida biasanya
16
Cairan elektrolit adalah cairan soline atau cairan yang memiliki sifat
bertegangan tetap dengan bermacam-macam elektrolit. Cairan silina terdiri
atas cairan isotonik, hipotonik, dan hipertonik. Konsentrasi isotonik disebut
juga normal saline yang banyak dipergunakan. Contoh cairan elektrolit
adalah:
larutan buffer protein. Sistem buffer itu sendiri terdiri atas natrium bikarbonat
(NaHCO3), kalium bikarbonat (KHCO3), dan asam karbonat (H2Co3).
dan menjadi lebih asam, ion hidrogen dikeluarkan dan bikarbonat dibentuk
kembali.
2.5.1 Usia
21
3.1 Kesimpulan
Pengaturan kebutuhan cairan dalam tubuh diatur oleh organ ginjal,
kulit, paru-paru, dan gastrointestinal. Sedangkan hormon yang berperan
adalah hormon ADH, hormon aldosteron, hormon prostaglandin, dan hormon
glukokortikoid. Perpindahan cairan dalam tubuh dilakukan dengan cara
difusi, osmosis, dan transpor aktif. Kebutuhan cairan dalam tubuh manusia
dipengaruhi oleh usia, lemak dalam tubuh, dan juga jenis kelamin. Pengaturan
cairan dalam tubuh dihitung dari keseimbangan antara jumlah cairan yang
asuk dan jumlah cairan yang keluar.
Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. Beberapa jenis garam
dalam air akan dipecah dalam bentuk ion elektrolit. Cairan elektrolit
merupakan cairan saline atau cairan ynag memiliki sifat bertegangan tetap
dengan macam-macam elektrolit. Cairan saline terdiri atas cairan isotonik,
hipotonik, dan hipertonik. Keseimbangan asam basa dapat diukur dengan pH
(derajat keasaman). Dalam keadaan normal, pH cairan tubuh yaitu 7,35-7,45.
Faktor yang memengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit yaitu usia,
temperatur, diet, stres, dan sakit.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca, khusunya
mahasiswa. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.
22
DAFTAR RUJUKAN
23