NIM : 4193131037
A. IONIZATION CHAMBER
Detektor paling tua dan tipe yang paling banyak digunakan adalah dengan
memanfaatkan efek yang dihasilkan ketika partikel radioaktif melewati
gas.Bentuk utama interaksi : ionisasi dan eksitasi molekul gas sepanjang
μE
jejak partikel. Ion-ion terbentuk karena interaksi langsung partikel v=
P
radioaktif dengan gas atau karena efek sekunder Parameter penting: μ=mobilitas
jumlah ion yang terbentuk sepanjang jejak partikel.Energi rata-rata yang
diperlukan untuk pembentukan pasangan ion lebih tinggi dari energi
ionisasi karena ada mekanisme yang memungkinkan partikel radioaktif
kehilangan energi tanpa menimbulkan ionisasi misalnya eksitasi ke bound
state yang energinya lebih tinggi.Untuk 1 Mev partikel kira-kira ia akan
berhenti setelah mengionisasi ~ 30000 pasangan ion.Muatan yang
terkumpul Q=4.8x10-15Coulomb.Faktor Fano: Faktor pengali yang harus
dilakukan pada varian yang diprediksi agar sesuai dengan harga
eksperimen.
Atom dan molekul netral berada dalam gerak termal yang tetap, ditandai
dengan jarak bebas rata-rata yang spesifik untuk jenis gas tertentu.Ion +
dan elektron juga mengalami gerak termal dengan elektron lebih besar
geraknya. Sebuah kumpulan titik elektron akan menyebar disekitar titik itu
dengan distribusi gaussian dengan standar deviasi:
σ = √(2Dt)
Collection time untuk ion dalam orde ~10ms, sedang untuk elektron dalam
orde miko sekon. Arus ionisasi ion chamber Dalam pengaruh medan listrik
ion+ dan elektron akan bergerak dan menimbulkan arus listrik. Bila fluks
partikel radioaktif cukup konstan dengan ukuran tabung cukup kecil, maka
laju pembentukan ion akan setimbang dengan laju hilangnya ion
(rekombinasi, keluar, dll.)Bila rekombinasi relatif kecil, maka arus tunak
yang mengalir menggambarkan laju pembentukan pasangan ion, yang
berarti fluks partikel radioaktif. Ini merupakan prinsip kerja detektor ion
chamber. Didaerah datar Ion Chamber, medan listrik telah cukup besar
untuk menekan rekombinasi ke level yang dapat diabaikan.
B. PROPOSIONAL COUNTER