Anda di halaman 1dari 9

TINJAUAN TENTANG DEKOMPOSISI SPINODAL PADA CAMPURAN

BINER POLIMER

REVIEW OF SPINODAL DECOMPOSITION IN BINARY POLYMER MIXTURES

Krisna Lumban Raja

Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR) – BATAN


Jl. Lebak Bulus Raya No.49, Pasar Jumat, Jakarta Selatan

email: klraja@hotmail.com

Received 2 Agustus 2012; revised 17 September 2012; accepted 28 September 2012

ABSTRAK

Tujuan makalah adalah memaparkan asal usul dekomposisi spinodal campuran biner polimer atas latar
belakang minat pada aplikasi campuran Polisulfon Polivinilpirolidon yang mengalami dekomposisi spinodal
sehingga membuat materi gradien menjadi membran hemodialisis. Pembahasan mencakup termodinamika
pencampuran, transisi fasa, diagram fasa dan kinetika separasi fasa. Menghitung termodinamika campuran
adalah menghitung fungsi entalpi, entropi, dan energi bebasnya. Mencampur dua polimer adalah untuk
mendapat sifat baik dari keduanya, namun sulit karena alasan entropi. Variabel kontrol supaya tercampur
biasanya suhu dan komposisi. Polimer tergolong materi padat lunak mempunyai sifat istimewa dapat bergabung.
Informasi energi bebas terendah karenanya belum cukup menerangkan tipe struktur yang dapat diperolehnya.
Dibahas transisi fasa sistem dua cairan tak dapat bersatu di seluruh proporsi pada suhu tinggi namun terpisah
menjadi dua fasa bila suhu diturunkan. Diagram fasa menjadi dapat dihitung mempunyai komponen kurva
binodal, spinodal, daerah stabil, metastabil, dan tidak stabil. Dekomposisi spinodal terjadi pada daerah tidak
stabil dengan difusi terbalik disebabkan oleh lereng potensial kimia. Pola yang diciptakan acak namun berskala
karakteristik.

Kata kunci: Dekomposisi spinodal, Pencampuran, Transisi fasa.

ABSTRACT

To understand the forms and patterns in nature, a perpetual series of observations have been conducted. There
is always a physical reason behind the shape being observed. This article aims to explain the pedigree of
spinodal decomposition in binary polymer mixtures for the background of interest on the application of
Polysulfone Polyvinylpyrrolidone mixtures that experiences spinodal decomposition to make gradient material
become a hemodialysis membrane. It covers the thermodynamics of mixing, phase transition, phase diagrams,
and kinetics of phase separation. To calculate thermodynamics of mixing is to calculate its entalphy, entropy, and
free energy functions. Blending two polymers will hopefully have some properties of both, however it is difficult
because of the entropy. The variables to control them are usually temperature and composition. Polymers are
classified to soft condensed matter and have self assembling feature. Therefore, information regarding the
lowest free energy is not sufficient to explain the types of structure one can obtain. Precisely interesting
structures are formed in the process which is not yet in equilibrium. A phase transition was discussed in two
liquids which are miscible in all proportions at high temperature, but separate into two distinct phases when the
temperature is lowered. The phase diagram can be calculated which have components of binodal, and spinodal
curves, stable, metastable, and unstable regions. Spinodal decomposition occurs in the unstable region with
uphill diffusion due to the gradient of chemical potential. Patterns created by it are random, but have a
characteristic length of scale.

Keywords: Spinodal decomposition, Mixing, Phase transition.

PENDAHULUAN

Bahan atau material dalam memenuhi dalam sendiri atau gabungan diantara ke-4 jenis
keperluan manusia di dunia ini, terbagi dalam bahan. Untuk gabungan bahan tersebut,
logam dan paduannya, keramik, polimer dan umumnya ada bahan yang mayoritas (matriks)
komposit. Dalam rangka memenuhi kebutuhan dan pengisi (filler) sebagai minoritas dalam
manusia, ke-4 jenis bahan, digunakan bisa jumlah. Logam dan paduannya, ditunjukkan

Tinjauan Tentang Dekomposisi Spinodal . Krisna Lumban Raja 303


pada besi, stainless steel, alumunium, seng dan spinodal. Bagian dekomposisi spinodal
sebagainya dalam bentuk berbagai rupa. menerangkan adanya difusi terbalik atau difusi
Keramik, ditunjukkan pada gelas, mangkok, uphill pada dekomposisi spinodal.
piring, berlian, komponen roket antariksa dan
sebagainya dalam berbagai bentuk. Polimer, Termodinamika Pencampuran
ditunjukkan pada ember, perabot rumah tangga, Menghitung termodinamika suatu
bangku, jok mobil, penahan panas (insulasi campuran adalah menghitung fungsi-fungsi
panas), karpet, komponen automotif dan termodinamika pencampuran yaitu entalpi,
sebagainya dalam berbagai bentuk. Dalam entropi, dan energy bebas Gibbs campuran
polimer, bila campuran polimer satu dengan tersebut. Menurut ilmu Kimia, campuran ideal
polimer lainnya digabung, disebut polipaduan atau larutan ideal adalah suatu campuran di
(immiscible dan miscible). Komposit merupakan mana entalpi larutan atau energi kontak adalah
gabungan dari ke-4 jenis bahan, seperti nol. Semakin mendekat ke nol entalpi larutan,
komposit polimer merupakan gabungan antara semakin menjadi ideal sifat larutan tersebut.
polimer (matriks) dengan pengisi (filler), seperti Sama halnya, suatu campuran ideal adalah
bemper mobil dan bangku mikromini (campuran campuran yang koefisien aktivitasnya sama
polimer dengan serat). Komposit berbasis dengan satu. Koefisien aktivitas adalah koefisien
keramik, seperti kaca tahan pukul (campuran yang mengukur pergeseran dari sifat ideal.
keramik dengan polimer tertentu) dan Konsep larutan ideal bersifat fundamental
seterusnya. dalam termodinamika dan aplikasinya. Sifat ideal
Polimer sekarang ini dipakai hampir pada larutan analog dengan sifat ideal pada gas,
diseluruh bahan untuk memenuhi kebutuhan dengan perbedaan yang penting yaitu bahwa
manusia, karena ringan, murah dan elastis. interaksi intermolekul dalam cairan adalah kuat
Dahulu bemper mobil dari logam, sekarang dan tidak dapat dengan mudah diabaikan seperti
digantikan komposit polimer, kacamata dari dapat diabaikan pada gas ideal. Menggantikan
keramik sekarang dari polimer (polikarbonat), hal itu diasumsikan bahwa kekuatan interaksi
sebagian besar komponen mobil digantikan atau rata-rata diantara molekul-molekul dalam larutan
subtitusi dari bahan polimer. Untuk memahami adalah sama. Secara formal, untuk suatu
proses pencampuran antara komponen campuran molekul A dan B, interaksi diantara
penyusun berbentuk polimer dalam bentuk molekul berbeda, UAB, dan molekul sama, UAA
immiscible atau miscible, perlu memahami dan UBB , harus berkekuatan rata-rata sama
tentang termodinamika pencampuran, transisi yakni 2UAB=UAA+UBB dan interaksi pada
fasa, diagram fasa dan kinetika separasi fasa. jangkauan yang lebih panjang haruslah nol, atau
Pada sistem pencampuran polimer akan paling tidak dapat diabaikan. Bila gaya molekul
berlaku juga prinsip hukum termodinamika, adalah sama diantara AA, AB, dan BB, yaitu
dimana sistem akan menyusun kepada UAB=UAA=UBB, maka larutan tersebut otomatis
konfigurasi yang memiliki energi bebas minimun disebut ideal.
(Kittel, C., Kroemer, H. 1980). Sedangkan Bila molekul-molekul secara kimia hampir
dekomposisi spinodal digambarkan dari transisi identik, seperti pada 1-butanol dan 2-butanol,
fasa dari campuran dua polimer Polisulfon- maka larutan tersebutpun akan ideal. Hal ini
Polivinil Pirolidon (PSf-PVP) yang dapat karena energi interaksi di antara A dan B adalah
diaplikasikan sebagai membran hemodialisis sama, yang membuat tidak ada perubahan
(Mahliçli, F. Y. 2007, Chakrabarty, B., et.al. energi (entalpi) secara keseluruhan. Semakin
2008, Ahmed S.F. 2010, Chandrasekaran N. tidak serupa sifat dasar A dan B, larutan tersebut
2010) semakin menyimpang dari ideal. Persamaan
Pada termodinamika pencampuran yang termodinamika untuk perubahan energi bebas
terdiri dari pencampuran ideal atau Gibbs pada proses pencampuran, sesuai
pencampuran non ideal, dalam pembahasannya dengan Persamaan (1).
biner polimer. Sedangkan transisi fasa
diterangkan pada materi padat lunak mengingat 'G m 'H m T'S m (1)
polimer tergolong materi tersebut. Diagram Fasa
adalah bagian yang menerangkan cara
Persamaan ini berlaku untuk temperatur T dan
merumuskan energi bebas pencampuran, energi
tekanan di luar konstan. Perubahan yang
bebas pemisahan, kurva binodal, spinodal, suhu
dinyatakan dengan û, adalah nilai energi bebas
kritis, komposisi stabil, metastabil, dan tidak
stabil yang merupakan komponen untuk G untuk larutan, dikurangi dengan nilai G
membangun diagram fasa. Pada bagian kinetika untuk komponen murninya dalam keadaan
separasi fasa, diterangkan adanya dua terpisah. ûHm dan ûSm masing-masing adalah
mekanisme separasi fasa dan dekomposisi kenaikan entalpi dan entropi pencampuran.

J. Kimia Kemasan, Vol. 34 No.2 Oktober 2012 : 294 - 302 302


Sedangkan untuk larutan ideal, persamaan dan kacau, entropi polimer tersebut sangat
energi bebas pencampuran sesuai dengan tinggi. Namun karena polimer amorf, awalnya
Persamaan (2): tidak teratur maka tidak mungkin membuat untuk
lebih tidak teratur bila dicampur dengan polimer
'G m, mix RT ¦ xi ln xi (2) lain. Karena itu pencampuran polimer dengan
i
polimer menjadi tidak diperkenan.
Dimana: Hanya sedikit pasangan polimer yang
dapat bercampur (polipaduan miscible).
R = Konstanta gas Sebagian besar membentuk polipaduan
xi = Fraksi mol dari komponen i pada immiscible. Hal ini bergantung pada parameter
larutan. suhu dan komposisi. Cukup banyak pasangan
Bila entalpi larutan ideal adalah nol, maka polimer yang dapat bercampur hanya bila ada
perubahan dalam energi bebas Gibbs pada jumlah yang lebih besar pada satu polimer
pencampuran, bergantung pada entropi daripada polimer yang lain. Akan ada suatu
pencampuran seperti Persamaan (3): daerah komposisi dimana dua polimer tidak
akan tercampur. Bila ada 2 (dua) polimer yaitu
'S mix R ¦ x i ln x i (3) polimer A dan polimer B, dimana komposisi
i
kurang dari 30% polimer B, dan sebaliknya
Untuk larutan yang terdiri dari dua komponen hingga komposisi lebih dari 70% polimer B.
yaitu zat A dan zat B, diperlihatkan sesuai Komposis antara 30% dan 70% polimer B,
dengan Persamaan (4): campuran berpisah fasa menjadi dua fasa,
seperti diperlihatkan pada Gambar 1.
'G m, mix RT ( x A ln x A x B ln x B ) (4)

yaitu perubahan energi bebas Gibbs per-mol


larutan ideal. Bila diperhatikan energi bebas
pencampuran ini adalah selalu negatif (karena
setiap xi adalah positif dan setiap lnxi harus
menjadi negatif). Berarti larutan ideal selalu
tercampur sempurna (completely miscible).
Penyimpangan dari keidealan dapat
dilukiskan oleh penggunaan fungsi-fungsi
Margules atau koefisien aktivitas. Sebuah
parameter Margules tunggal cukup untuk
menggambarkan sifat-sifat larutan bila
penyimpangan dari keidealan adalah sederhana; Gambar 1. Kurva energi bebas pencampuran ¨*mix
larutan demikian dinamakan regular. fungsi dari jumlah relatif komponen B untuk
Berlawanan dengan larutan ideal, dimana suatu campuran polimer A dan polimer B.
volume adalah aditif atau merupakan (Coleman, M. M., et.al. 1991).
penjumlahan sederhana dari volume komponen
cairan murni dan pencampuran selalu
sempurna, pada larutan non-ideal volume Dalam hal ini I B menyatakan jumlah
larutan secara umum tidaklah aditif. Demikian relatif dari satu komponen terhadap komponen
pula dengan kelarutan pada larutan non-ideal
tidak terjadi pada seluruh daerah komposisi. yang lain dalam campuran, jadi kita gunakan I B
Untuk campuran polimer dalam bentuk menggantikan % B. Dari Gambar 1,
polipaduan akan berbeda dengan komposit menunjukkan bahwa kedua komposisi ini energi
berbasis polimer Ikawa, T.; et.al. 1975, Ting, E. bebasnya lebih rendah daripada energi bebas
P.; et.all. 1980, Pearce, E.M. et al. 1984, pada komposisi yang lain (Coleman, M. M.,
Coleman, M. M. et.al. 1991). et.al., 1991).
Pencampuran polietilen dan polipropilen,
yang keduanya bersifat hidrokarbon non polar Transisi Fasa
tetapi kedua polimer tersebut tidak bercampur. Polimer adalah materi yang termasuk soft
Hal ini dikarenakan tinjauan dari entropi bahwa condensed matter (materi padat lunak) yaitu
bila sesuatu berubah, ia akan berubah dari materi yang berbeda dengan cairan atau
keadaan teratur ke keadaan tidak teratur. Bila padatan kristal. Materi padat lunak seringkali
polimer tersebut oleh dirinya sendiri, seluruh mempunyai morfologi dengan struktur yang tidak
rantainya sudah saling menjerat secara acak sederhana. Sifat luar biasa pada struktur ini

Tinjauan Tentang Dekomposisi Spinodal . Krisna Lumban Raja 303


yakni kemampuan menaruh diri sendiri secara bebas F U TS maka diperoleh energi
bersama-sama tanpa ada bantuan dari luar bebas pencampuran, seperti Persamaan (5).
untuk membentuk susunan yang sangat rumit,
yang disebut sifat berkumpul sendiri atau self
assemble. Memahami sifat ini berarti memahami
Fmix
I A ln I A I B ln I B FI AI B . (5)
transisi fasa serta kinetikanya (Jones 2002). k BT
Ada 2 (dua) struktur, yaitu struktur yang
pada dasarnya sudah dalam kesetimbangan, Persamaan (5) diatas menyatakan energi bebas
dan struktur non-kesetimbangan yang terjadi pencampuran fungsi dari konsentrasi
mengikuti perubahan. Struktur mengumpul pencampuran yang bergantung pada parameter
sendiri non kesetimbangan seringkali terjadi tunggal tak berdimensi F, yang menggambarkan
bersamaan dengan transisi fasa. Bila beberapa kekuatan interaksi energi diantara komponen
parameter luar (suhu) diubah, struktur yang penyusunnya.
mempunyai energi bebas terendah dapat Untuk mengerti sifat fasa campuran dapat
mengubah karakternya secara tidak kontinyu. dilihat dari bentuk kurva energi terhadap
Sehingga perubahan kualitatif dari struktur dapat perubahan komposisi dengan membuat variasi
terjadi sebagai respon dari perubahan kuantitatif nilai F, seperti ditunjukkan pada Gambar 3 [19].
yang menjadi parameter kontrol. Dari Gambar 3, menunjukkan bahwa untuk nilai
Dalam banyak kasus struktur yang
negatif dari F, kurvanya mempunyai suatu
menarik terbentuk pada proses ini, dan
walaupun struktur ini belum pada minimum tunggal pada I A I B 0.5 ,
kesetimbangan, secara efektif mereka dapat sementara untuk nilai-nilai F t 2 didapatkan
dibekukan, misalnya dengan mendinginkan dua minimal, dan satu maksimum pada
cairan melalui suatu transisi gelas.
I A I B 0.5 .
HASIL DAN PEMBAHASAN Bila volume suatu campuran V0 yang

Diagram Fasa memiliki fraksi voluma awal dari A adalah I0


Menggunakan model tersebut dapat dan IA I serta I B
1 I . Bila campuran ini
dihitung diagram fasa yaitu keadaan setimbang
dari sistem yang merupakan fungsi dari suhu berpisah menjadi suatu volume V1 dengan
dan komposisi. Selanjutnya diagram fasa ini fraksi volume I1 dan volume V2 dengan fraksi
dipakai sebagai dasar untuk menjelaskan secara
teori mekanisme terjadinya pemisahan fasa volume I 2 , maka A dan B dengan
(Jones 2002), dengan tujuannya untuk I0V0 V1I1 V2I 2 , sehingga diperoleh
penentuan energi bebas pencampuran. Persamaan (6).
Dari Gambar 2, terlihat ada 2 (dua) zat A
dan zat B, dalam keadaan terpisah atau
keadaan tak tercampur sehingga energi I0 D 1I1 D 2I 2 (6)
bebasnya sebagai FA+FB. Juga untuk campuran
A + B, maka energi bebasnya sebagai FA+B, bila proporsi relatif dari kedua fasa D1 dan
sehingga energi bebas pencampuran sebesar
D 2 mengikuti Persamaan (7)
Fmix FA B ( FA FB ) . Diketahui bahwa
energi bebas pencampuran bergantung dari
komposisi dan suhu dari bahan penyusunnya D1 D 2 1 (7)
(Jones 2002).
Untuk sederhana, diasumsikan Maka energi total sistem fasa terpisah adalah
pencampuran terjadi pada T , p tetap dan Fsep D 1 Fmix (I1 ) D 2 Fmix (I 2 ) , dan diperoleh
dibuat pV 0 , artinya perubahan volume Persamaan (8).
dapat diabaikan. Mengingat G=U+pV-TS dan
F=U-TS maka G F . Dengan kata lain energi I0 I 2 I I0
Fsep Fmix (I1 ) 1 Fmix (I 2 ). (8)
bebas yang sesuai untuk hal ini adalah energi I1 I 2 I1 I 2
bebas Helmholtz F daripada energi bebas
Gibbs, G . Bila digunakan persamaan energi

J. Kimia Kemasan, Vol. 34 No.2 Oktober 2012 : 294 - 302 302


Gambar 2. Energi bebas pencampuran. Di sebelah kiri ada dua zat A dan B dalam keadaan tak tercampur,
sementara di sebelah kanan mereka membentuk suatu campuran yang mendalam sampai skala
molekul. Energi bebas pencampuran adalah perubahan dalam energi bebas yang berjalan dari satu
keadaan ke keadaan lain.

Gambar 3. Energi bebas pencampuran dibagi k B T sebagai fungsi dari komposisi untuk berbagai nilai dari
interaksi parameter F , sebagaimana diberikan oleh Persamaan (5) bersama dengan asumsi
inkompresibilitas I A I B 1

Gambar 4. Energi bebas pencampuran sebagai fungsi dari komposisi untuk campuran fasa satu dan fasa dua.
(a) Komposisi awal I0 fasa berpisah menjadi fasa dua I1 I 2 : energi bebas total dari kedua
dan
fasa ini, Fsep , selalu lebih tinggi daripada energi bebas komposisi awal F0 jadi campuran stabil
dan (b) campuran dengan komposisi antara I1 dan I 2 dapat merendahkan energi bebas mereka
dengan pemisahan menjadi fasa dua pada komposisi-komposisi tersebut.

Tinjauan Tentang Dekomposisi Spinodal . Krisna Lumban Raja 303


Gambar 5. Energi bebas pencampuran sebagai fungsi dari komposisi, menunjukkan perbedaan diantara
komposisi yang metastabil seperti pada I a , dan komposisi yang tidak stabil seperti pada Ib .

Dari Gambar 4(a) memperlihatkan bahwa diatasi untuk mencapai minimum energi global
komposisi awal I0 berpisah fasa menjadi dua berkaitan dengan pemisahan fasa, dan sebagai
fasa I1 dan I2. Energi bebas total dari kedua hasilnya komposisi ini adalah metastabil. Jelas
fasa ini, Fsep, yang diberikan oleh Persamaan batas stabilitas lokal didefinisikan oleh kondisi
2 2
(8), garis lurus yang menghubungkan F(I1) dan bahwa kurva d F / dI 0 ; tempat titik-titik ini
F(I2) sehingga diperoleh fraksi volume sebesar dikenal sebagai spinodal.
I0. Energi bebas dihasilkan dari pemisahan fasa
Akhirnya diketahui bahwa suhu kritis TC
menjadi tiap pasangan fraksi volume I1 dan I 2
memisahkan dua jenis keadaaan, bila campuran
adalah selalu lebih tinggi dari energi bebas selalu stabil maka kurva dari fungsi energi
komposisi awal F0, artinya campuran yang 2 2
terbentuk menunjukkan stabil. bebas d F / dI adalah selalu positif.
Dari Gambar 4(b), menunjukkan bahwa Sebaliknya keadaan pada komposisi pemisahan
puncak menggambarkan ada beberapa 2 2
fasa, untuk d F / dI adalah negatif dalam
komposisi awal yang dapat membawa kepada
merendahkan energi bebas bila pada komposisi daerah I tertentu. Titik kritis karenanya
itu terjadi pemisahan fasa. Jelas bahwa 3 3
didefinisikan oleh kondisi d F / dI 0 , dan
komposisi pembatas yang membatasi daerah ini ini adalah titik pada pertemuan kurva
untuk pemisahan fasa adalah komposisi- coexistence dan garis spinodal.
komposisi yang dihubungkan oleh tangensial Mengetahui hubungan ini antara bentuk
bersama, I1 dan I 2 . Komposisi-komposisi ini energi bebas pencampuran sebagai fungsi dari
dikenal sebagai komposisi coexisting, dan komposisi dan sifat fasa campuran, akan
tempat komposisi-komposisi ini bila suhu diubah, menggambarkan campuran tersebut stabil, tidak
dan karenanya parameter interaksi juga stabil, atau metastabil, seperti yang diberikan
berubah, dan disebut sebagai kurva coexisting oleh Persamaan 5. Diagram fasa yang
atau binodal. dihasilkan ditunjukkan dalam Gambar 6.
Fungsi energi bebas d F / dI
2 2
dapat Dari Gambar 6, Untuk parameter interaksi
F lebih kecil dari dua maka campuran tersebut
positif atau negatif. Pada komposisi Ib , merupakan misibel sempurna pada berbagai
pemisahan fasa menjadi dua komposisi yang komposisi. Bila parameter interaksi F dengan
dekat ke Ib menghasilkan penurunan energi kurang dari nol, ini berarti bahwa pencampuran
' adalah disukai secara energi. Bila parameter
bebas dari Fb ke Fb . Pada komposisi ini, interaksi F bernilai antara nol dan dua, berarti
sistem tidak stabil terhadap fluktuasi kecil dalam pencampuran mempunyai entropi yang besar.
komposisi, dan akan segera mulai berpisah fasa. Untuk mendapatkan prediksi bermanfaat
Komposisi ini tidak stabil. Tetapi pada komposisi kelakuan fasa dari model ini yang dapat
I a perubahan kecil dalam komposisi, dibandingkan dengan eksperimen, karena
mengalami peningkatan dalam energi bebas dari parameter interaksi F bergantung pada suhu.
Fa ke Fa' . Terdapat barier energi yang perlu

J. Kimia Kemasan, Vol. 34 No.2 Oktober 2012 : 294 - 302 302


Gambar 6. Diagram fasa campuran larutan yang mempunyai energi bebas pencampuran dijelaskan oleh model
larutan reguler (Persamaan 5)

Interpretasi paling sederhana dari model ini dikenal sebagai nukliasi homogen. Bila pada
ini yaitu interaksi H AA , H BB , dan H AB dan fasa baru ternukliasi dengan energi aktivasi lebih
rendah daripada nukliasi yang homogen.
karena bergantung pada suhu maka terjadi
Keadaan ini disebut sebagai nukliasi heterogen
perubahan untuk harga 1 / T . Dalam hal ini H AA , (Jones 2002).
H BB , H AB masing-masing adalah energi Dekomposisi spinodal terjadi bila
komposisi mengakibatkan penurunan energi
interaksi antara dua tetangga molekul A, antara
bebas sehingga sistem menjadi tidak stabil.
dua tetangga molekul B, dan antara sebuah
Akibat dari dekomposisi spinodal komponen
molekul A bertetangga dengan sebuah molekul
B. Dalam kasus sederhana ini, didapatkan penyusun mengalir dari daerah dengan
konsentrasi rendah ke daerah dengan
bahwa suatu campuran akan berpisah fasa pada
konsentrasi tinggi. Ini merupakan kebalikan dari
suhu rendah, namun akan membentuk fasa
situasi yang normal, hal mana kita berpikir
tunggal pada suhu lebih tinggi. Hal ini untuk
materi berdifusi dari daerah berkonsentrasi tinggi
mengharapkan bahwa fasa tunggal lebih tidak
ke daerh berkonsentrasi rendah. Proses ini
teratur daripada fasa terpisah
kadang dikenal sebagai difusi uphill, yang terjadi
Namun interaksi yang meningkatkan F
akibat adanya potensial kimia.
dapat termasuk interaksi yang lebih spesifik Potensial kimia berkaitan dengan turunan
seperti ikatan hidrogen dan gaya van der Waals, pertama energi bebas terhadap konsentrasi,
dan biasanya tidak dapat diinterpretasikan untuk turunan kedua energi bebas terhadap
hanya dengan ungkapan perubahan energi, konsentrasi adalah positip maka daerah dengan
karena perlu diperhatikan besaran entropinya. konsentrasi tinggi mempunyai potensial kimia
tinggi dan difusi adalah normal, arah downhill.
Kinetika Separasi Fasa Tetapi dalam daerah spinodal turunan kedua
Perbedaan antara komposisi tidak stabil energi bebas terhadap konsentrasi adalah
dan komposisi metastabil menggambarkan negatif, gradien potensial kimia mempunyai
mekanisme separasi fasa. Dalam bagian tidak tanda berlawanan terhadap gradien konsentrasi,
stabil pada diagram fasa, separasi fasa terjadi dan material mengalir dari daerah dengan
dengan perubahan yang kontinyu dalam konsentrasi rendah ke daerah dengan
komposisi, dengan proses fluktuasi konsentrasi konsentrasi tinggi – difusi uphill.
yang ada dalam setiap campuran pada Gambar 7, memperlihatkan bahwa setiap
kesetimbangan termal. Proses ini dikenal fluktuasi dalam komposisi akan bertumbuh,
sebagai dekomposisi spinodal. Sebaliknya, bila akhirnya menuntun ke suatu domain separasi
suatu campuran murni dalam daerah metastabil fasa pada komposisi coexisting. Tetapi, tidak
pada diagram fasa, dengan komposisi yang semua fluktuasi konsentrasi bertumbuh dengan
besar kemudian bertumbuh ukurannya. Proses laju yang sama. Untuk pertumbuhan dari

Tinjauan Tentang Dekomposisi Spinodal . Krisna Lumban Raja 303


fluktuasi berpanjang-gelombang yang panjang Perhitungan termodinamika campuran
melibatkan difusi molekul pada jarak yang ideal dua komponen untuk energi bebas,
panjang sehingga relatif lambat. Sedangkan persamaan (4), analog dengan pada gas ideal
untuk fluktuasi dengan panjang-gelombang dengan perbedaan yang terpenting adalah
pendek bertumbuh, maka akan menciptakan interaksi intermolekul dalam campuran
sejumlah besar antar muka (interface), yang diasumsikan sama. Perhitungan termodinamika
akan mengkonsumsi energi sangat banyak. campuran biner polimer untuk energi bebas,
Karena itu ada ukuran fluktuasi konsentrasi yang persamaan (5), bedanya dengan campuran ideal
optimal yang bertumbuh paling cepat. Pola-pola dua komponen adalah pada parameter tunggal
yang diciptakan oleh dekomposisi spinodal tak berdimensi, F , yang menggambarkan
adalah acak, namun mempunyai panjang skala interaksi di antara komponen.
karakteristik (Jones 2002). Dekomposisi spinodal pada campuran
biner polimer adalah campuran pada komposisi
campuran I tertentu dan suhu campuran T
tertentu mempunyai energi bebas Helmholts
w 2 Fmix
pencampuran, Fmix , di mana 0.
wI 2
Dalam hal ini campuran dalam keadaan tidak
stabil, dan setiap fluktuasi kecil pada komposisi
I akan bertumbuh dengan pertambahan waktu
(diperkuat), serta mengalami difusi uphill dengan
panjang gelombang difusi moderat dan
membentuk struktur dengan domain berskala
menengah antara atomik dan makroskopik.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed S.F. 2010. Preparation and


Characterization of Hollow Fiber
Nanofiltration Membranes, Thesis,
Master of Science in Chemical
Engineering, University of Technology.
Chakrabarty, B., Ghoshal, A.K., and Purkait,
Gambar 7. Fluktuasi konsentrasi dari suatu skala M.K. 2008. Preparation,
panjang menengah (intermediate) khusus characterization and performance
bertumbuh paling cepat dalam dekomposisi studies of polysulfone membranes
spinodal. Dalam (b), Suatu fluktuasi using PVP as an additive, Journal of
berpanjang-gelombang panjang bertumbuh
relatif lambat, sama halnya jarak-jarak
Membrane Science., 315 (1-2) 36-47.
material harus berdifusi dari palung ke Chandrasekaran N. 2010. Miscibility,
puncak adalah relatif besar. Dalam (c). Morphology and Biocompatibility
Terlalu banyak antar muka (interface) baru Studies of Novel Hemodialysis
tercipta, dengan konsekuensi energi bebas Membranes with Enhanced Anti-
bersesuaian yang besar; fluktuasi ini tidak oxidant and Anti-inflammatory
bertumbuh sama sekali. Panjang skala Properties, Dissertation, Polymer
menengah (a) bertumbuh paling cepat dan Engineering, University of Akron.
mendominasi pola separasi fasa. Coleman, M. M., Graf, J. F. and Painter, P. et al.,
1991. Specific Interactions and the
KESIMPULAN Miscibility of Polymer Blends,
Technomic, p.20.
Untuk memahami proses pencampuran Ikawa, T.; Abe, K.; Honda, K.; and Tsuchida, E.
antara komponen penyusun berbentuk polimer 1975. J. Polym. Sci., Polym. Chem.
dalam bentuk immiscible atau miscible, perlu Ed., 13, 1505.
memahami tentang termodinamika Jones, R.A.L., 2002. Soft Condensed Matter,
pencampuran, transisi fasa, diagram fasa dan p.25, 28-31, 32-33, Oxford University
kinetika separasi fasa. Press.

J. Kimia Kemasan, Vol. 34 No.2 Oktober 2012 : 294 - 302 302


Kittel, C., Kroemer, H. 1980. Thermal Physics,
p.314, W.H. Freeman and Company
New York.
Mahliçli, F. Y. 2007. Preparation and
Characterization of Hemodialysis
Membranes, Thesis, Chemical
(QJLQHHULQJ ø]PLU ,QVWLWXWH RI
7HFKQRORJ\ ø]PÕU
Pearce, E. M.; Kwei, T. K. and Min, B. Y. 1984.
J. Macromol. Sci. Chem. 21, 1181.
Perrot P. A to Z of Thermodynamics. ISBN 0-19-
856556-9.
Photo by Hoffman, S. 1997. Apetic-Revista
Mexicana de apicultura Mexico.
Ting, E. P.; Pearce, E. M. and Kwei, T. K. 1980.
J. Polym. Sci. Polym. Lett. Ed., 18,
201.
Toth, L.F. 1964. Regular figures Pergamon
Press Book, Macmillan, New York
Velázquez Sánchez, M.E. 2002. Spinodal
decomposition in thin films of binary
polymer blends. Proefschrift.
Universiteitsdrukkerij Technische
Universiteit Eindhoven, Eindhoven
[1]
http://courses.chem.psu.edu/chem451/Lectu
re16b_simplemix_large_s04.pdf
[2] http://en.wikipedia.org/wiki/Ideal_solution
[3] http://www.en.wikipedia.org/wiki/Flory–
Huggins_solution_theory
[4] http://pslc.ws/macrog/blend.htm
[5] IUPAC,Compendium of Chemical
Terminology (2nd ed.). (the "Gold Book")
(1997)
[Online corrected version: (2006–) "ideal
mixture"]
[6] http://www.fisicavolta.unipv.it/mihich/Lecture
16.ppt

Tinjauan Tentang Dekomposisi Spinodal . Krisna Lumban Raja 303

Anda mungkin juga menyukai