Anda di halaman 1dari 16

MINI RISET

PROFESI PENDIDIKAN
SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB)

DOSEN PENGAMPU :
Drs. Demmu Karo-Karo. M.Pd
Winara, S.Si, M.Pd

OLEH KELOMPOK 7 :
Harry fajar Nugraha Panjaitan ( 6191111010 )
Libra Sembiring ( 6192111005 )
Rizqia Ismi Andarini ( 6191111006 )
Imam Abdi ( 6192111002 )

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN & REKREASI


UNIVERSITAS NEGRI MEDAN
UNIMED
T. A 2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi nikmat dan
hidayah-Nya yang telah mempermudah dalam pembuatan laporan mini riset yang berjudul
“Manajemen Kurikulum dan Keuangan di SKB Binaji” akhirnya makalah ini terselesaikan
tepat waktu.

Kmai ucapkan terima kasih kepada Bpk Drs. Demmu Karo-Karo & Bpk M.Pd
Winara, S.Si, M.Pdyang telah membantu dalam pembuatan laporan mini riset ini. Serta tidak
lupa pula kepada kedua orang tua yang senatiasa mendoakan dalam situasi dan keadaan
apapun.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa laporan mini riset ini masih jauh dari
kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun.

Medan, Maret 2020

Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

A. Latar Belakang ..............................................................................................1


B. Rumusan Masalah .........................................................................................4
C. Tujuan ...........................................................................................................4
D. Manfaat .........................................................................................................4

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................5

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................7

A. Pembahasan ...................................................................................................11
B. Temuan Lapangan .........................................................................................12

BAB V PENUTUP ...................................................................................................13

A. Kesimpulan ...................................................................................................13
B. Saran ..............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................17

LAMPIRAN ............................................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejatinya pendidikan yang dilakukan untuk mempersiapkan peserta didiknya dapat hidup
sesuai dengan kondisi di sekitar lingkungan masyarakat serta dapat melestarikan nilai-nilai
kebudayaan nasional milik bangsa. Pendidikan merupakan kunci utama untuk menyukseskan
pembangunan nasional. Pendidikan diharapkan dapat mencetak sumber daya manusia yang
berkualitas. Pendidikan kesetaraan merupakan salah satu pendidikan non-formal yang
menyelenggarakan program pendidikan umum setara SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA yang
mencakup program Paket A, B, C. Pendidikan non-formal berfungsi sebagai pengganti,
penambah dan pelengkap pendidikan formal dalam mendukung pendidikan sepanjang hayat
(life long education). Maka pelaksanaan jalur pendidikan non-formal dapat menggantikan
pendidikan formal dalam perluasan akses pendidikan dasar dan menengah terutama bagi
peserta didik yang tidak berkesempatan mengikuti jalur sekolah formal. Pendidikan non-
formal juga berfungsi untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada
penguasaan pengetahuan, ketrampilan fungsional dan pengembangan sikap serta kepribadian
profesional. Dengan demikian pendidikan kesetaraan dihargai setara dengan hasil program
pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk
pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 26 Ayat 1, 2.

Pendidikan Luar Sekolah sebagai sub sistem dari Pendidikan Formal yang mempunyai
peranan setara dengan pendidikan sekolah dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Hal ini berkaitan dengan falsafah dan tujuan pembangunan yakni membangun manusia
seutuhnya. Menurut Undang- Undang Nomor 2 tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Pendidikan dibagi menjadi dua jalur, yaitu jalur Formal dan jalur Non Formal,
khusus Non Formal memiliki keleluasaan jauh lebih besar dan lebih luwes dibandingkan
dengan pendidikan Formal.

Program Non Formal dapat dilakukan oleh keluarga, masyarakat maupun pemerintah. Ciri
khusus tersebut memungkinkan program-program pendidikan luar sekolah lebih cepat
berkembang sesuai tuntutan kebutuhan masyarakat. Salah satu lembaga pemerintah yang

1
mengembangkan misi tersebut adalah Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) yang hampir tersebar
di seluruh kabupaten/kota wilayah Republik Indonesia.

Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) mempunyai tugas melaksanakan program kegiatan belajar
luar sekolah, pemuda dan olahraga baik untuk sumber belajar (tutor, fasilitator) maupun
untuk masyarakat . Dalam kaitan ini tujuan organisasi Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)
adalah mengacu pada tugas dan fungsi seperti yang dikemukakan dalam Surat Keputusan
Menteri Pendidikan dan KebudayaanNo. 023/ 0/1997 tanggal 20Pebruari 1997.

Tugas Utama Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) adalah sebagai pembuatan percontohan dan
pengendalian mutu pelaksanaan program pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga
berdasarkan kebijaksanaan teknis Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan
Olahraga di tingkat Kabupaten/Kota. Adapun program pendidikan Non Formal yang
dilaksanakan oleh SKB saat ini meliputi tiga program besar yakni: 1) Pendidikan masyarakat,
2) Pembinaan generasi muda, 3) Keolahragaan. Ketiga program tersebut dijabarkan sebagai
berikut: Program Pendidikan Masyarakat antara lain meliputi program: a) Paket A Setara
dengan SD program ini bertujuan untuk mendukung pelaksanaan wajib belajar setingkat
Sekolah Dasar selama enam tahun, b) Paket B setara SLTP. Program ini bertujuan untuk
mendukung pelaksanaan wajib belajar tiga tahun setingkat Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama, c) Pakat C setara dengan SMA yang wajib belajar selama tiga tahun. Kelompok
Belajar Usaha. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dalam
kelompok usaha kecil, a) Kelompok Bermain, b) Magang, c) Taman Bacaan Masyarakat, d).
Pelatihan tutor, fasilitator dan penyelenggaraan program, f) Pelatihan penyusunan sarana
belajar, g) Kursus-kursus.

Program pembinaan generasi muda yang dijabarkan dalam program sebagai berikut: a)
Kelompok minat pemuda, b) Kelompok pemuda produktif, c) Kemah kerja pemuda, d).
Pembinaan pramuka, e) Pembinaan pasukan pengibar bendera, f) Palang merah remaja,
sedangkan program keolahragaan dijabarkan dalam bentuk program : a) Pembibitan dan
pembinaan olahraga tradisional, b) Kelompok Berlatih Olahraga(KBO) cabang olahraga
sepak bola, bulu tangkis, tenis meja, bola volley, dan sepak takraw, c) Perlombaan antara
kelompok berlatih olahraga, d) Pelatihan penggerak, pelatih dan wasit olahraga, e) tes
kesegaran jasmani dan rekreasi.

Adapun fungsi Sanggar sebagaimana yang ditertuang dalam Mendikbud tersebut yaitu:

2
1. Pemberian motivasi dan pembinaan warga masyarakat agar mau dan mampu
menjadi sumber belajar dalam pelaksanaan azas saling membelajarkan.
2. Pemberian pelayanan informasi pendidikan luar sekolah, pemuda, dan olahraga.
3. Pembuatan percontohan berbagai program dan pengendalian mutu pelaksanaan
program pendidikan luar sekolah pemuda dan olahraga
4. Penyusunan dan pengadaaan sarana belajarmuatan lokal
5. Penyediaansaranadan fasilitas
6. Pelaksanan pendidikan dan pelatihan tenaga pelaksana pendidikan luar sekolah,
pemuda, dan olahraga
7. Pengelolaanurusantata usaha Sanggar.
Menurut Peraturan Dirjen PAUD dan Dinas Nomor 1453 tahun 2016 Tentang
Petunjuk Teknis Satuan Pendidikan Nonformal Sanggar Kegiatan Belajar di jelaskan bahwa :
Sanggr Kegiatan Belajar (SKB) Sebagai Satuan Pendidikan nonformal sehenis, Artinya, SKB
merupakan kelompok layanan pendidikan yang menyenggarkan program pendidikan
nonformal. Dengan status kelompok layanan, SKB memiliki hak kewenangan untuk :
1. Mengubah organisasi SKB sesuai dengan kebutuhan sebagai satuan prndidikan
diantaranya kepala SKB adalah pejabat fungsional bertugas membentuk dan
melaksanakan pembelajaran (guru nonformal)
2. Menyelenggrakan program pendidikan luar sekolah (PAUD dan Dikmas) yakni
pendidikan kecakupan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan,
pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan
lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
3. Memperoleh fasilitas sarana dan prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan serta
anggaran operasional yang memadai dan
4. Memperoleh pembinaan sehingga dapat mencapai standar nasional pendidikan dan
terakreditas.

SKB adalah satuan pendidikan nonformal sejenis di bawah dinas pendidikan kabupaten/kota.
SKB secara teknis administratif bertanggung jawab kepala dinas pendidikan di kabupaten
kota, dan secara teknis adukatif dibina oleh bidang yang bertanggung jawab pada pelaksana
program PAUD dan Dikmas di dinas pendidikan kabupaten/kota. Secara nasional SKB dibina
oleh Direktorat Guru dan Tenag Kependidikan PAUD Dikmas Ditjen dan Tenaga
Kependidikan.

3
Merujuk pada tugas pokok Pamong Belajar, maka kualitas Pamong Belajar sangat dituntut
bagi terwujudnya kinerja yang mempunyai hubungan yang sangat erat dengan produktifitas
SKB dalam memenuhi dan mengantisipasi kebutuhan belajar masyarakat yang dari tahun ke
tahun semakin bertambah dan kompleks baik dilihat dari segi kualitatif maupun kuantitatif.
Dalam upaya meningkatkan kinerja dan produktifitas SKB, kinerja pamong belajar
menduduki kedudukan yang sentral sekali. Hal ini disebabkan karena, tanpa kinerja yang
optimal dari pamong belajar, maka tidak mungkin Sanggar mencapai produktivitas yang
tinggi.
Berdasarkan pengamatan Direktur Pendidikan Tenaga Teknis sebagai pembina teknis
edukatif SKB dan kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa program-program SKB saat ini
yang dilaksanakan oleh Pamong Belajar kebanyakan masih belum sesuai atau belum
mencapai hasil yang maksimal dibandingkan dengan target atau sasaran yang ditentukan
dalam buku pedoman operasional SKB. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaksesuaian
antara pelaksanaan program atau tugas yang dilakukan Pamong Belajar SKB dengan
perencanaan yang terdapat di dalam pedoman operasional SKB, disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang
berasal dari dalam diri pamong belajar seperti; motivasi dalam bekerja, pendidikan dan
pengalaman yang dimiliki, potensi dan penguasaan ketrampilan. Faktor eksternal adalah
faktor yang dari luar individu seperti; kepemimpinan kepala SKB, lingkungan bekerja,
sarana/prasarana, dan kondisi dalam masyarakat itu sendiri. Faktor-faktor di atas
menyebabkan perbedaan-perbedaan kinerja pamong belajar SKB, faktor tersebut perlu dikaji
secara lebih mendal sehingga akan damitemukan sumber-sumber masalah yang benar-benar
menjadi penyebabnya.
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka penelitian ini akan meneliti
sejauhmana hubungan antara intensitas pelatihan, gaya kepemimpinan Kepala SKB, dan
masa kerja dapat mempengaruhi kinerja Pamong Belajar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang sudah dipaparkan diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah ini yaitu;

1. Bagimana sistem pendidikan yang ada pada SKB ini


2. Bagaimana proses pembelajaran di SKB ini berlangsung
3. Bagaimana anggaran manajemen di SKB ini

4
C. Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujaun dari survey ini adalah kita dapat
mengetahui

1. Mahasiswa dapat mengetahui sistem pendidikan yang ada pada SKB ini
2. Mahasiswa dapat meahami proses pembelajaran di SKB ini berlangsung
3. Mahasiswa dapat mengetahui anggaran manajemen di SKB ini ?

D. Manfaat

Manfaat yang dapat diambil dari survey ini ialah kita dapat mengetahui bagaimana keadaan
SKB tersebut dan permasalahan-permasalahan yang ada pada rumusan masalah tersebut.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Manajemen Pendidikan

Menurut John Dewey pendidikan merupakan suatu proses pengalaman. Karena kehidupan
merupakan pertumbuhan, maka pendidikan berarti membantu pertumbuhan batin manusia
tanpa dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan adalah proses penyesuaian pada setiap fase dan
menambah kecakapan dalam perkembangan seseorang melalui pendidikan. Sedangkan
menurut Sergiovanni dan kawan kawan yang terdapat dalam buku Ibrahim Bafadhal,
mengatakan bahwa manajemen sebagai process of working with and through others to a
ccomplish organizational goals efficiently (manajemen sebagai proses kerja melalui orang
lain untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien) Gordon dalam Bafadal, menyatakan
bahwa manajemen merupakan metode yang digunakan administrator untuk melakukan tugas-
tugas tertentu atau mencapai tujuan tertentu. Sehingga dari kedua pengertian di atas, kita
dapat mengartikan manajemen pendidikan sebagai suatu proses untuk mengkordinasi
berbagai sumber daya pendidikan, misalnya guru, sarana dan prasarana pendidikan seperti
laboratirum, perpustakaan dan lain sebagainya untuk bisa mencapai tujuan serta sasaran
pendidikan itu sendiri. Istilah manajemen memiliki banyak arti, bergantung pada orang yang
mengartikannya. Manajemen Pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang
berupa proses pengelolaan usaha kerja sama sekelompok manusiayang tergabung dalam
organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya,
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan menggunakan fungsi-fungi manajemen
agar tercapainya tujuan secara efektif dan efisien (dalam e-book Muhammad Kristiawan).
Menurut Baharuddin ruang lingkup manajemen pendidikan Setidaknya, ada pengertian
manajemen pendidikan yang dapat diambil dari berbagai yang beredar di masyarakat menurut
para ahli yang salah satunya dikutip dari pendapat Prof. DR. Oemar Hamalik yaitu di dalam
bukunya, ia mengartikan manajemen pendidikan sebagai suatu proses atau system organ
peningkatan kemanusiaan dalam kaitannya dengan suatu system pendidikan.

B. Bidang Tugas Manajemen Pendidikan

Salah satu bidang tugas manajemen pendidikan yaitu manajemen kurikulum yang menjadi
judul besar dari mini riset kelompok kami.Menurut Saylor, Alexander, dan Lewis kurikulum
merupakan segala upaya sekolah untuk mempengaruhi siswa agar dapat belajar, baik dalam

6
ruangan kelas maupun di luarsekolah. Sementara itu, Harold B. Alberty memandang
kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab
sekolah (all of activities that are provided for the students by the school).Bagi J. Lloyd Trump
danDelmas F. Miller dalambuku “Secondary School curriculummprovement”. Menurut Peter
F. Olivia, Perencanaan kurikulum terjadi pada berbagai tingkatan, dan kurikulum pekerja-
guru, pengawas, administrator, atau lainnya dapat terlibat dalam upaya kurikulum pada
beberapa tingkat pada waktu yang sama. semua guru yang terlibat dalam perencanaan
kurikulum di tingkat kelas, guru yang paling berpartisipasi dalam kurikulum. Tingkat
perencanaan dimana fungsi guru dapat dikonseptualisasikan sebagai sosok yang ditunjukkan
(Peter F. Olivia, 2004: 46-47).Tujuan perencanaan kurikulum dikembangkan dalam bentuk
kerangka teori dan penelitian terhadap kekuatan social, pengembangan masyarakat, kebutuh
an, dan gaya belajarsiswa. Beberapa keputusan harus dibuat ketika merencanakan kurikulum
dan keputusan tersebut harus mengarah pada spesifikasi berdasarkan criteria. Merencanakan
pembelajaran merupakan bagian yang sangat penting dalam perencanaan kurikulum karena
pembelajaran mempunyai pengaruh terhadap siswa daripada kurikulum itu sendiri. Menurut
Yoyon Suryono, Iis Prasetyo & Entoh Tohani,2009:88). Secara umum analisis kebutuhan
merupakan proses pengumpu lan dan penggunaan informasi bagi pembuatan keputusan
tentang petunjuk atau keberadaan program atau praktek.

Disamping manajaemen kurikulum yang kami temukan di SKB Binjai, penulis juga
menemukan bidang tugas manajemen pendiidkan yang lain yaitu manajemen keuangan yang
akan dibahas dari segi konsep teorinya terlebih dahulu yang akan memaparkan pendapat ahli.
Manajemen Keuangan/PembiayaanManajemen keuangan/pembiayaan adalah serangkaian
kegiatan perencanaan, melaksanakan dan mengavaluasi serta mempertanggungjawabkan
pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah (Mulyasa).
Pengelolaan keuangan yang baik dalam lembaga akan meningkatkan efisiensi
penyelenggaraan pendidikan. Dengan tersedianya biaya, pencapaian tujuan pendidikan yang
lebih produktif, efektif, efisien dan relevan memungkinkan kebutuhan akan segera terwujud.
Adapun sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah/madrasah, secara garis besar
dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu a) pemerintah, baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah, yang bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan
pendidikan; b) orang tua atau peserta didik; dan c) masyarakat baik mengikat maupun tidak.

Selanjutnya menurut Agustinus, fungsi manajemen keuangan pendidikan memiliki makna


yang lebih luas yakni: menyediakan informasi Menurut Arwidayanto dkk, ruang lingkup

7
manajemen keuangan pendidikan terdiri dari empat aspek kegiatan yakni: penyusunan atau
perencanaan anggaran (budgeting), pembukuan (accounting), pemeriksaan, dan pertanggung
jawaban. Dengan demikian manajemen keuangan pendidikan dapat dimaknai sebagai
rangkaian aktivitas yang terdiri dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan,
dan pertanggung jawaban keuangan bahwa manajemen keuangan pendidikan adalah sejumlah
aktivitas yang tersusun secara sistematis dan sistemik mulai dari perencanaan, penggunaan
keuangan, pengawasan dan evaluasi serta pertanggung jawaban dan pelaporan.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Peneltian sederhana yang kami adakan ini dilaksanakan pada hari Rabu 11 Maret 2020 di
Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Binjai yang berada di Jl. Samanhudi No. 16. Di SKB
tersebut yang menjadi subject dalam suevey ini adalah pengelola SKB Binjai sepeerti
pamong belajara dan staf lainnya. Kami mengumpulkan teknik observasi wawancara dengan
melakukan tanya jawab kepada pamong belajar serta staff lainnya dan melakukan observasi
di SKB Binjai.

Menurut UU. No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa,
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenaitujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Dari teori tersebut sama dengan hasil penelitian
di SKB Binjai bahwa manajemen kurikulum sudah terpenuhi dengan baik karena sudah
disesuaikan oleh dukungan pemerintah dan kebutuhan warga belajar di SKB tersebut.
Perencanaan manajemen kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan dan
merelevansikan antara kurikulum nasional (standar kompetensi/kompetensi dasar)
dengankebutuhandaerahdankondisi SKB di Binjai, sehingga kurikulum tersebut merupakan
kurikulum yang mulai terintegritas dengan peserta didik maupun dengan lingkungan di mana
sekolah itu berada. Manajemen Kurikulum ini menyangkut dengan perencaan program
kegiatan yang dilakukan SKB Binjai dengan peserta didik ataupun warga belajrnya agar lebih
efektif sehingga sudah di sesuaikan dengan kebutuhan peserta didik tersebut

Disamping daripada manajemen kurikulum ada juga manajemen yang sudah diterapkan di
SKB yang kami kunjungi yaitu Manajemen Keuangan yaitu Menurut Kasmir (2010:6),

8
Manajemen keuangan adalah segala aktfitas yang berhubungan dengan bagaimana
memperoleh dana untuk membiayai usahanya, mengelola dana tersebut sehingga tujuan
perusahaan tercapai, dan pengelolaan asset yang dimiliki secara efektif dan efesien. Menurut
Hasil Penelitian kami SKB Binjai sudah melakukan manajemen keuangan dimana SKB
bekerja sama langsung dengan kementrian pendidikan kebudayaan (KEMENDIKBUD)
dikarenakan Sanggar Kegiatan Belajar yang satu ini merupakan milik pemerintah. Jadi untuk
segala jenis anggaran dana maupun biaya pengeluaran di konfirmasikan ataupun ditagani
oleh KEMENDIKBUD. Manajemen keuangan merupakan hal penting dalam sebuah SKB
dikarenakan sebagai penyumbang dana untuk beberapa perencanaan dari setiap program yang
ada di SKB sehingga pendidikan akan berdaya untuk proses pembelajaran di SKB tersebut.

Adapun program SPNF SKB di Binjai yaitu :

1. Pendidikan Anak Usia Pendidikan (PAUD)


2. Pendidikan Keaksaran
3. Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Paket B, danPaket C.
4. Pendidikan Keluarga
5. Program Kursus dan Pelatihan
6. Taman Bacaan Masyarakat.

Secara umum adalah manajemen pembelajaran yang ada di SKB Binjai secara rinci fokus
penelitian meliputi: 1) perencanaan pembelajaran di SKB Binaji berupa program tahunan,
program semester, rencana pekan efektif, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, 2)
pengorganisasian pembelajaran di SKB Binjai menggambarkan adanya pembagian tugas,
wewenang dan tanggungjawab dari masing-masing jabatan., 3) pelaksanaan pembelajaran di
SKB Binjai merupakan realisasi dari program  perencanaan yang telah disusun sebelumnya,
dengan tahapan pembelajaran yang dimulai dari pembuka, kegiatan inti, penutup. Kegiatan
pembelajaran ini berjalan efektif sesuai jadwal dilakukan di ruang kelas dan di luar kelas
yang diisi dengan pendidikan ketrampilan., 4) evaluasi pembelajaran di SKB Binjai, 5)
kendala pembelajaran serta upaya mengatasinya di SKB Binjai.

Temuan penelitian ini menunjukan bahwa manajemen pembelajaran di SKB Kota Malang
meliputi: 1) perencanaan hasil penyusunan program pembelajaran berupa program tahunan,
program semester, rencana pekan efektif, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran. 2)
pengorganisasian pembelajaran menggambarkan adanya pembagian tugas, wewenang dan
tanggungjawab dari masing-masing jabatan. 3) pelaksanaan pembelajaran merupakan
realisasi dari program  perencanaan yang telah disusun sebelumnya, dengan tahapan
pembelajaran yang dimulai dari pembuka, kegiatan inti, penutup. Kegiatan pembelajaran ini
berjalan efektif sesuai jadwal dilakukan di ruang kelas dan di luar kelas yang diisi dengan
pendidikan ketrampilan. 4) evaluasi pembelajaran dilakukan dengan menetapkan kriteria
ketuntasan minimal, menggunakan bentuk penilaian tes tulis yang meliputi tugas harian,
ulangan harian, ujian tengah semester, ujian akhir semester dan ujian nasional, dan hasil

9
penilaian dilaporkan dalam bentuk rapot. 5) kendala muncul dari kegiatan pembelajaran ini,
yaitu peserta didik memiliki motivasi yang kurang kuat untuk mengikuti pembelajaran di
kelas sehingga menyebabkan tingkat kehadiran di kelas rendah, ditambah dengan kurang
maksimalnya rasa disiplin peserta didik di lingkungan tempat mereka belajar, yang
mempunyai dampak pada sulitnya peserta didik untuk ditata sesuai dengan aturan yang telah
ada. Upaya dalam mengatasi kendala itu diantaranya berupa pemberian pengertian tentang
penguatan motivasi dan penggunaan metode tutor yang variatif dalam mengajar.

10
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dalam survey ini adalah bahwa SKB ini kurikulumnya sudah terpenuhi dengan
baik karena sudah disesuaikan oleh dukungan pemerintah dan kebutuhan warga belajar di
SKB tersebut. Perencanaan manajemen kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan
dan merelevansikan antara kurikulum nasional (standar kompetensi/kompetensi dasar)
dengan kebutuhan daerah dan kondisi SKB di Binjai, sehingga kurikulum tersebut merupakan
kurikulum yang mulai terintegritas dengan peserta didik maupun dengan lingkungan di mana
sekolah itu berada.

B. Saran

Saran dalam penelitian ini adalah Kepala UPT SKB diharapkan tetap mempertahankan,
terlebih dapat meningkatkan pengelolaan/manajemen bidang pembelajaran program
kesetaraan yang saat ini sudah tersusun jelas dan rapi, dan sebagai pemimpin terus berupaya
meningkatkan kualitas pelayanan kepada warga, masyarakat.

Tutor SKB diharapkan bisa menjadi contoh teladan yang bisa dibanggakan oleh peserta didik,
tetap sabar dan bijaksana dalam mendidik. Tutor dapat menciptakan hubungan baik, akrab
namun tetap dalam suatu batasan, tiada henti memberikan dukungan motivasi, dorongan
semangat serta terus memberikan pembelajaran untuk menumbuhkan sikap disiplin kepada
peserta didik dalam belajar menuntut ilmu di sekolah. Peserta didik diharapkan bisa
mengikuti pembelajaran dengan baik dan semangat tinggi. mampu mematuhi tata tertib yang
ada di lingkungan SKB.

11
Instrumen Pelaksanaan

1. Kapan berdirinya SKB binjai ini dan siapa pendidrinya?


2. Visi dan Misi SKB ini
3. Jam Operasional dari jam berapa sampai dengan jam berapa?
4. Bagaimana Pengelola SKB memanajemen kurikulum?
5. Kenapa Anda memilih untuk bekerja sebagai pamong di SKB ini?
6. Apa saja program yang sudah dibentuk di SKB ini?
7. Bagaiman sisitem pembelajaran yang ada di SKB Binjai ini ?
8. Bagaimana proses pembelajaran di SKB Binjai?
9. Bagiamana anggaran manajemen di SKB Binjai ini?
10. Darimana manajemen keuangannya dapat terpenuhi ?

DAFTAR PUSTAKA

Rusman, 2009: 21, Sebuah Kajian Teoritis Jurnal Idaarah, Vol. I, No. 2,

Rusman. 2009. Manajemenkurikulum, Seri Ii; Jakarata: Pt. Raja Grafindopersada:


Schdmidt, Norman, G.R, H.G. Effectiveness Of Problem Based
Learning Curricula:
Widodo. 2015. Pengelola Sanggar Kegiatan Belajar (Skb) Pada Era Otonomi Daerah.
Jurnal Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat. Vol.2, No.1, Hal. 94-106

Ridha Farida. Proses Pembelajaran Program Pendidikan Kesetaraan Kejar Paket C. Jurnal
Elektronik Mahasiswa Pend. Luar Sekolah - S1. Vol 7, No. 5, Tahun 2018

12
LAMPIRAN

13

Anda mungkin juga menyukai