STHI Jentera
Definisi Anak
• Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan
belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan
“Pemenuhan hak anak atas identitas diri merupakan kewajiban negara. Sehingga, dalam hal
tidak dicatatnya kelahiran anak pada pencatatan sipil merupakan pelanggaran hak asasi
manusia yang mengakibatkan anak tidak memiliki atau tidak diakui status kewarganegaraan dan
identitas diri yang sah (tertulis) sebagai bukti anak biologis seseorang”
Bagaimana dengan faktanya?
Permasalahan yang Terjadi dalam
Memperoleh Hak atas Identitas Anak
• Ketidakpahaman orang tua mengenai pentingnya memiliki
dokumen identitas diri anak;
• Sulitnya memenuhi persyaratan untuk mengajukan
pembuatan identitas diri anak (surat nikah, surat keterangan
bidan, KTP orang tua, dsb);
• Ketakutan orang tua bahwa pengurusan dokumen identitas
diri akan terkendala biaya dan lamanya waktu pengurusan;
dan
• Pembedaan perlakuan (diskriminasi) dalam kepengurusan
dokumen identitas diri anak.
Implikasi atas Perkawinan yang Tidak
Dicatatkan terhadap Hak Atas Identitas Diri
(Anak)
• Berdasarkan UU No. 23/2006, permohonan pencatatan kelahiran didasarkan atas prinsip stelsel
aktif penduduk dimana penduduk yang aktif untuk melakukan pencatatan. Adapun salah satu
syarat untuk pembuatan Akta Kelahiran adalah Buku Nikah
• Ketiadaan Buku Nikah menjadi salah satu hambatan yuridis untuk permohonan dokumen
formal identitas anak
• Menghambat pemenuhan atas hak jaminan sosial dan pendidikan anak yang lahir dalam
perkawinan yang sah
• Hal tersebut juga berdampak pada hubungan perdata, pengakuan garis keturunan (formal), hak
mewaris, pemeliharaan dan pengasuhan anak
• Dalam berbagai bentuk eksploitasi anak, salah satu penyebab terjadinya bentuk kejahatan
tersebut adalah karena tidak adanya Akte Kelahiran anak atau dokumen identitas yang sah
• Selain itu, perkawinan usia dini juga berkorelasi dengan praktik perkawinan tidak dicatatkan,
sehingga berdampak pula pada anak dan eksploitasi anak. Adapun pencegahan pernikahan pada
usia anak-anak atau perkawinan dini merupakan kewajiban orangtua yang ditegaskan dalam
Pasal 26 ayat (1) huruf c UU No. 23/2002
Solusi ?
Upaya Negara dalam Memastikan
Perlindungan Hak Identitas Anak
• Adanya peraturan penjaminan penyelenggaraan identitas anak dimana identitas diri
setiap anak harus diberikan sejak kelahirannya yang dituangkan dalam akta kelahiran
(Pasal 27 UU No. 23/2002)
• Negara memberikan kewenangan pada Kemendagri hingga Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk melaksanakan penyelenggaraan pencatatan sipil (Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan sebagaimana diubah
dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013/”UU No. 23/2006”)
• Negara mengatur pengakuan atas anak luar kawin sebagai anak yang sah
sebagaimana ditetapkan dalam Putusan Mahkamah Konstitusi No. 46/PUU-VIII/2010 yang
pada pokoknya menyatakan anak di luar kawin sebagai anak yang sah dan memiliki
hubungan perdata dengan bapak biologisnya. Sebelumnya, UU Perkawinan hanya
menyebutkan bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan
perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya.
• Adanya pengaturan terkait Kartu Identitas Anak dalam Permendagri No. 2/2016.
(Namun, pada praktiknya belum diterapkan sepenuhnya dan belum ada kewajiban untuk
memiliki KIA).
Upaya yang dapat dilakukan orang
tua / pendamping / masyarakat
• Mengetahui dan memahami alur pengurusan untuk mendapatkan
Akte Kelahiran Anak maupun identitas lainnya
• Adanya komunikasi dan kerjasama yang baik antara orang tua
dan/atau pendamping, dengan pihak-pihak yang terkait dengan
pengurusan identitas diri, mulai dari Ketua RT hingga Dukcapil
• Konsultasi dengan pihak – pihak yang memiliki pengalaman
mengurus Identitas Diri Anak (misal, Sahabat Anak dsb)
“Dengan kata lain, hak untuk memperoleh identitas anak tidak boleh dihambat oleh
urusan administrasi”
Terima kasih