Komoditas Lain Memulai bisnis pembenihan ikan patin pada 2002, kini bidang usaha
Safrudin merambah ke pabrik mini pakan mandiri di Desa Sawah
Baru, Kecamatan Kampar Timur, Kabupaten Kampar Provinsi Riau.
Pembudidaya yang memproduksi benih patin 200 ribu – 250 ribu
ekor/siklus ini mengaku merasa terpanggil mengembangkan pabrik
pakan mandiri karena melihat pembudidaya ikan di wilayahnya
banyak yang butuh pakan pelet berkualitas dengan harga terjangkau.
Alasan lainnya pada 2012, pria yang punya latar belakang pendidikan
teknik mesin ini melihat ada sejumlah mesin pengolah pakan bantuan
dari pemerintah daerah yang terbengkalai. Ia pun berkoordinasi
dengan pemerintah daerah untuk mencoba mengoperasikan kembali
mesin-mesin ini. Mengandalkan kemampuannya dibidang teknik
mesin dan modal sendiri, akhirnya ia mulai mampu memproduksi
pakan ikan meski masih skala kecil.
Tiap tahun produksi pakan buatan Safrudin terus meningkat. Kini per
hari ia mampu memproduksi pakan 1-3 ton untuk memenuhi
kebutuhan pembudidaya pembesaran patin wilayah Kampar.
“Produksi pakan kami selalu habis diserap pembudidaya, tidak
pernah yang sampai harus disimpan ber hari-hari. Peluang untuk
meningkatkan produksi masih terbuka,” ungkap pengusaha pakan
mandiri yang punya omset sekitar Rp 150 juta per bulan ini.
Lebih lanjut Tri Djoko menjelaskan, ada 8 jenis bahan baku yang
digunakan dalam formulasi pakan ikan mandiri ini. Jika dihitung
modal bahan baku untuk 1 kg pakan sekitar Rp 4 ribu. Modal
tersebut belum termasuk listrik, tenaga kerja, dan biaya operasional
lainnya. Jika ditotal modal pakan yang dibuat sekitar Rp 4.700 per
kg. “Jadi kalau pakan dijual dengan harga sekitar Rp 5.500 saja
sudah dapat margin keuntungan yang cukup besar,” ungkap Tri
Djoko.
Aplikasi Sederhana