Anda di halaman 1dari 4

TOPIK III

BIOINDIKATOR PERAIRAN

A. Dasar Teori

Sungai merupakan suatu bentuk ekositem aquatik yang mempunyai peran penting
dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air bagi daerah
disekitarnya, sehingga kondisi suatu sungai sangat dipengaruhi oleh karakteristik yang
dimiliki oleh lingkungan disekitarnya. Sebagai suatu ekosistem, perairan sungai
mempunyai berbagai komponen biotik dan abiotik yang saling berinteraksi membentuk
suatu jalinan fungsional yang saling mempengaruhi. Komponen pada ekosistem sungai
akan terintegrasi satu sama lainnya membentuk suatu aliran energi yang akan
mendukung stabilitas ekosisten tersebut.
Tipe-tipe binatang di sungai dengan tingkat kebutuhan oksigen yang berbeda, dapat
dijadikan petunjuk berbagai tingkat pencemaran. Salah satu cara untuk mengukur
pencemaran adalah dengan memberi angka (skor) ‘pencemaran’ pada binatang tersebut.
Misalnya, binatang yang membutuhkan banyak oksigen terlarut dan tidak tahan terhadap
pencemaran diberi skor tertinggi (10 di dalam tabel); sedangkan yang dapat hidup di
tempat yang sangat tercemar diberi skor paling rendah (1-2 di dalam tabel).
Salah satu fauna perairan tawar adalah kelompok fauna invertebrata yang hidup di
dasar perairan yang disebut kelompok zoobenthos (Zaleha et al., 2009).  Diantara
kelompok zoobenthos yang relatif mudah diidentifikasi dan peka terhadap perubahan
lingkungan perairan adalah spesies yang termasuk dalam kelompok invertebrata makro,
kelompok tersebut lebih dikenal dengan makrozoobenthos (Rosenberg dan Resh, 1993).
Hewan bentos hidup relatif menetap sehingga baik digunakan sebagai  petunjuk kualitas
lingkungan, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke  habitatnya. Kelompok
tersebut lebih mencerminkan adanya perubahan faktor-faktor lingkungan dari waktu ke
waktu karena bentos terus menerus terdedah oleh air yang kualitasnya berubah-ubah.
Kelompok bentos yang relatif    mudah diidentifikasi dan peka terhadap perubahan
lingkungan perairan adalah  invertebrata makro atau lebih dikenal dengan bentos. Bentos
mempunyai peranan  yang sangat penting dalam siklus nutrient di dasar perairan. Karena
bentos  berperan sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran energi dan
siklus dari alga planktonik sampai konsumen tingkat tinggi. Makrozoobenthos adalah
organisme yang hidup pada dasar perairan, dan merupakan bagian dari rantai makanan
yang keberadaannya bergantung pada populasi organisme yang tingkatnya lebih rendah
sebagai sumber pakan misalnya ganggang (Noortiningsih et al., 2008).

B. Tujuan :
1. Untuk mengetahui kualitas perairan yang ditinjau dari faktor biologi.
2. Untuk mengidentifikasi makrozoobentos perairan.

C. Ruang Lingkup

SOP ini mencakup metode, tujuan alat dan bahan serta cara kerja praktium mata kuliah
Ekologi

D. SOP Terkait
1. IK Pengoperasian jaring suber
2. IK Pengoperasian DO meter
3. IK Pengoperasian Multiparameter
4. IK Pengoperasian Turbidymeter
5. IK Pengoperasian Lup
6. IK poster bentos
E. Alat dan Bahan
Alat :

1. Jaring Surber
2. Nampan Plastik
3. Pinset
4. DO Meter
5. Turbidymeter
6. Multiparameter Tester
7. Poster bentos dan table skorsing
8. Lup

Bahan:

1. kantong plastik
2. Karet gelang
3. kertas Label

G. Prosedur Kerja
Pengambilan sampel:

1. Ditentukan lokasi dan titik pengambilan sampel. Setiap kelompok mengambil di


1 stasiun dengan 3 titik pengambilan sampel( tepi kiri , tengah, tepi kanan).
2. Dibagi tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok ( mengukur,
mengambil sampel, melabeli, mengamati danmencatat data)
3. Setiap kelompok berkumpul kemudian turun ke perairan dengan hati-hati tanpa
menginjak titik yang akan di uji kualitas airnya.
4. Diukur faktor fisika air menggunakan DO meter Turbidymeter dan
multiparameter tester tanpa merusak titik yang akan di uji.
5. Jaring surber diletakkan didasar sungai pastikan berlawanan dengan arah arus
air.
6. Dasar sungai yang ada didepan jaring digesek menggunakan kaki tanpa alas
(menggunakan sepatu boat) sambil geser jaring melawan arus air.
7. Diangkat jaring bentos kemudian dituangkan semua isinya kedalam nampan
plastik
8. Sampel dibersihkan dari kotoran dan batu kemudian diberi air secukupnya
selanjutnya masukkan sampel ke dalam plastik
9. Diletakkan kantong plastik ditelapak tangan, gerakkan dengan ibu jari untuk
mengatur kantong agar tidak terlalu kencang tekanan airnya kemudian dipelintir
bagian atasnya, tekuk dan ikat dengan karet gelang agar tidak tumpah. Jangan
lupa melabeli setiap plastik!
10. Alat dan perlengkapan dibersihkan kemudian dibawa kembali ke laboratorium
ekologi dan lingkungan. Pastikan tidak ada yang tertinggal

Pengamatan

1. Nampan diletakkan diatas meja, buka ikatan karet kemudian tuangkan semua
sampel kedalam nampan plastik
2. Diamati sampel yang ditemukan menggunakan lup
3. Apabila ingin mengambil gambarnya menggunakan foto pindahkan spesimen ke
cawan petri isi dengan air bersih sedikit tunggu sampai air tenang kemudian
foto.
4. dicocokkan hasil pengamatan dengan gambar yang ada diposter sehingga
diketahui jenisnya.
5. Dimasukkan hasil identifikasi (setiap jenis) kedalam table kemudian berikan
sekor.
6. Tingkat pencemaran perairan ditentukan.

H. ANALISIS
Tabulasi Data

Stasiun: ……..
Ulangan
Kualitas
No Taksa Ki T Ka SKOR RERATA
air
e
1
2

Anda mungkin juga menyukai