Anda di halaman 1dari 13

Makalah MSDM

MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan                                                                   

Dosen Pengampu: Drs. Abdul Wahid, M. Ag.

Disusun:

Fitria Nuraini                            (1403036063)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

BAB 1

PENDAHULUAN

 
1. Latar Belakang
Dunia kerja merupakan dunia yang penuh dengan tantangan. Melalui dunia kerja, kompetensi seorang
karyawan akan diuji dan dipertaruhkan kredibilitasnya. Bagi mereka yang mampu bertahan merekalah yang
nantinya akan tetap bertengger di puncak kejayaan. Demikian sebaliknya, namun sepandai dan secerdik
apapun setrategi yang digunakan untuk tetap bertengger, pastinya juga akan menuai titik-titik kelemahan.

Titik-titik kelemahan ini erat kaitannya dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Maka dari itu, dalam hal ini
perlu dibahas mengenai keselamatan dan kesehatan. Dengan begitu, akan memudahkan mahasiswa ketika
mulai berkecimpung di dunia kerja.  Sehingga nantinya dapat bekerja dengan penuh kehati-hatian mengingat
tingginya tingkat kecelakaan kerja saat ini. Dengan begitu program keselamatan dan kesehatan kerja (KKK)
akan menciptakan terwujudnya pemeliharaan karyawaan yang baik. KKK ini harus ditanamkan pada diri
masing-masing individu karyawan, dengan penyuluhan dan pemeliharaan yang baik agar mereka menyadari
arti keselamatan kerja dirinya maupun untuk perusahaan.

1. Rumusan Masalah
2. Apa yang dimaksud dengan keselamatan dan kesehatan kerja?
3. Apa tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja?
4. Apa urgensi dari manajemen keselamatan dan kesehatan kerja?
5. Apa saja usaha meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja?
6. Apa penyebab timbulnya kecelakaan kerja?
7. Apa saja program keselamatan dan kesehatan kerja?
 

1. Tujuan
2. Supaya mahasiswa memahami maksud keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Supaya mahasiswa memahami tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja.
4. Supaya mahasiswa memahami usaha meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja.
5. Supaya mahasiswa memahami penyebab timbulnya kecelakaan kerja.
6. Supaya mahasiswa memahami program keselamatan dan kesehatan kerja.
 

1. Manfaat
2. Mahasiswa mampu memahami maksud keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Mahasiswa mampu memahami tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja.
4. Mahasiswa mampu memahami usaha dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja.
5. Mahasiswa mampu memahami penyebab timbulnya kecelakaan kerja.
6. Mahasiswa mampu memahami program keselamatan dan kesehatan kerja.
 

BAB II
PEMBAHASAN

 A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu aspek penting dalam usaha meningkatkan kesejahteraan,
produktivitas kerja, sehingga menjadi suatu kewajiban dari perusahaan untuk meningkatkannya.[1] Sebab,
bilamana dilihat dari sasaran MSDM sebagai filosofi dalam melakukan berbagai programnya, yaitu sasaran
organisasi, individu, sosial, dan fungsional, peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja dari aspek organisasi
akan dapat meningkatkan produktivitas pegawai, mengurangi biaya-biaya akibat kelalaian kerja, dan
mengurangi kesalahan. Berikut definisi keselamatan dan kesehatan kerja menurut para ahli:

1. Mangkunegara
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya,
hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.

2. Suma’mur (1981)
Keselamatan kerja merupaan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi
para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.

3. Simanjuntak (1994)
Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita
bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja

4. Mathis dan Jackson


Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cidera yang
terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi
secara umum.

5. Ridley, John (1983)


Mengartikan kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik
itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja
tersebut.

6. Jackson
Kesehatan dan keselamatan kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga
kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.

7. Ditinjau dari sudut keilmuan


Kesehatan dan keselamatan kerja adalah ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja.[2]

Melalui penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian kesehatan dan keselamatan kerja adalah
suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik
fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan.
Selanjutnya kelompok kami menyimpulkan bahwa pengertian dari manajemen Keselamatan dan kesehatan
kerja dalam konteks pendidikan adalah suatu rangkaian proses pengelolaan yang tersesun secara sestematis
yang bertujuan untuk menciptakan perlindungan dan keamanan sekaligus upaya meminimalirsir resiko
kecelakaan dan bahaya pada saat belajar mengajar agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan
efisien.

Dilihat dari individu, sebagaimana yang dikatakan oleh Maslow, yakni keamanan kerja merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi motivasi dan kepuasan kerja. Secara sosial pekerja
merupakan aset masyarakat sebagai subyek dalam usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan yang
terakhir dengan melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan usaha keselamatan kerja dan meningkatkan
professionalisme departemen sumber daya manusia dalam mengelola produktivitas.

Hal inilah yang mendorong pentingnya KKK ditanamkan pada diri para karyawan, bahkan perlu diberikan
hukuman bagi karyawan yang tidak memakai alat-alat pengaman (seperti masker, sarung tangan, tutup mulut
dan hidung) saat bekerja. KKK ini merupakan tindakan control preventif yang mendorong terwujudnya
pemeliharaan karyawan yang baik.[3]

Secara umum, kewajiban perusahaan dalam meningkatkan keselamatan kerja dapat disimpulkan sebagai
berikut:

1. Memelihara tempat kerja yang aman dan sehat bagi pekerja.


2. Mematuhi semua syarat dan standar yang ada.
3. Mencatat semua peristiwa kecelakaan yang terjadi yang berkaitan dengan keselamatan kerja.[4]
 

B. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:

1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, serta
psikologis
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya, serta seefektif mungkin.
3. Agar hasil produksi dipelihara keamanannya.
4. Agar adanya jamiaan atas pemeliharaan Dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
5. Agar meningkat kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yamg disebabkan oleh lingkungaan kerja
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.[5]
Tujuan pelayanan keselametan kerja tertera pada Peraturan Mentri Tenaga Kerja nomer Per-01/Men/1979,
adalah sebagai berikut:

1. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri dengan pekerjaan.
2. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaatau lingkungan
kerja.
3. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental, dan kemampuan fisik tenaga kerja.
4. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang menderita sakit.[6]
C. Urgensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian yang sangat penting dalam ketenagakerjaan. Berbagai
ketentuan yang mengatur tentang kesehatan dan keselamatan kerja berawal daru Undang-Undang No 14 tahun
1969 tentang pokok-pokok ketenagakerjaan yang dinyatakan dalam pasal 9 bahwa “setiap tenaga kerja berhak
mendapatkan atas perlindungan keselamatan, kesehatan dan pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang
sesuai dengan harkat, martabat, manusia, dan Agama.”  Undang-undang tersebut kemudian diperbarui dengan
Undang-undang nomer 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.

Ada beberapa hal yang telah diatur dalam Undang-undang  nomer 1 tahun 1970 yaitu:

1. Ruang lingkup keselamatan kerja. Meliputi segala tempat kerja baik didarat, didalam tanah, di udara,
maupun dalam air yang berada dalam wilayah hukum kekuasaan RI.
2. Syarat-syarat keselamatan kerja adalah untuk:
3. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
4. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
5. Mencegah dan mengurangi peledakan.
6. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
7. Memberi alat-alat perlindungan diri pada pekerja.
8. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
9. Memelihara kesehatan dan ketertiban.[7]
10. Pengawasan Undang-undang keselamatan kerja. “direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap
undang-undang ini. sedangkan para pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja ditugaskan menjalankan
penngawasan langsung terhadap ditaatinya undang-undang ini dan membantu pelaksanaannya.
11. Mentri Tenaga Kerja berwenang membentuk Panitia Pembinaan Kesehatan dan Keselamatan kerja
untuk mengembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi yang efektif dari pengusaha atau pengurus
tenaga kerja untuk melaksanakan tugas bersama dalam rangka keselamatan dan kesehatan kerja untuk
melancarkan produksi.
12. Setiap kecelakaan kerja harus dilaporkan pada pejabat yang ditunjuk oleh Mentri Tenaga Kerja di
dinas yang terkait.
Undang-undang nomer 13 tahun 2003 pasal 86 ayat 1 mengatur bahwa setiap pekerja/buruh mempunyai hak
untuk memperoleh perlindungan atas Keselamatan kerja, Moral dan Kesusilaan, perlakuan yang sesuai dengan
harkat, martabat, manusia serta nilai-nilai Agama.

Kesehatan dan Keselamatan kerja tidak hanya diatur dalam undang-undang, melainkan diatur juga dalam
berbagai Peraturan Mentri. Diantaranya Peraturan Mentri Tenaga-Kerja nomer Per 01/MEN/1979 tentang
pelayanan keselamatan kerja. Tujuan diadakannya pelayanan kesehatan kerja adalah:

1. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri dengan pekerjaannya.
2. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau
lingkungan kerja.
3. Meningkatkan kesehatan badan kondisi mental dan kemampuan fisik tenaga kerja.
4. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang menderita sakit. [8]
Peraturan Mentri Tenaga Kerja nomer Per/02/MEN/1979 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja.
pemeriksaan kesehatan tenaga kerja meliputi: pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan kesehat
berkala, pemeriksaan kesehatan khusus. Aturan yang lain diantaranya pada Undang-Undang Nomer 7 tahun
1981 Wajib Lapor Ketenagaan dan Peraturan Mentri Tenaga Kerja Nomer 03/MEN/1984 tentang mekanisme
ketenagakerjaan.

Arti penting dari kesehatan dan keselamatan kerja bagi perusahaan merupakan tujuan dan efesiensi perusahaan
yang tercapai apabila semua pihak melakukan tugasnya tenang tenang, tentram dan aman serta tidak khawatir
dengan ancaman yang mungkin akan menimpa mereka. Selain itu dengan adanya jaminan kesehatan dan
keselamatan kerja juga bisa meningkatkan produksi dan produktifitas pekerja.

Menurut Mangkunegara tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah:

1. Agar setiap pegawai mendapatkan jaminan keselamatan dan kesehatan kerjabaik secara fisik, social,
maupun psikologi.
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerjadigunakan sebaik-baiknya dan seefektif mungkin.
3. Agar semua hasil produksi di pelihara keamanannya.
4. Adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan pertisipasi kerja.
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja.
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
Melihat urgensi mengenai pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja, maka disetiap tempat kerja perlu
adanya pihak-pihak yang melakukan keselamatan dan kesehatan kerja. Pelaksananya dapat terdiri atas
pimpinan atau pengurus perusahaan bersama-sama dengan seluruh tenaga kerja serta petugas keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat  kerja yang bersangkutan. Petugas tersebut adalah karyawan yang memang
mempunyai keahlian di bidang keselamatan dan kesehatan kerja dan ditunjuk oleh pimpinan atau pengurus
tempat kerja/perusahaan. Pengusaha sendiri juga memiliki kewajiban dalam melaksanakan Makalah Tafsir
Kelompok 6. Misalnya terhaddap tenaga kerja yang baru, maka ia berkewajiban untuk menjelaskan kondisi
dan bahayanya dari pekerjaan tersebut.[9]

D. Usaha-Usaha dalam Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Usaha-usaha yang diperlukan dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja yaitu sebagai berikut:

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan


2. Memberikan peralatan perlindungan diri untuk pegawai yang berada pada lingkungan yang bebahaya
3. Mengatur suhu, kelembappan, kebersihan udara, penggunaan warna ruangan kerja, penerangan yang
cukup, menyejukkan, dan mencegah kebisingan
4. Mencegah memberi sesuatu perawatan akan timbulnya penyakit
5. Memelihara kebersihan dan juga ketertiban
6. Menciptakan suasana kerja yang menggairahkan semangat kerja pegawai.[10]
D. Penyebab Timbulnya Kecelakaan
                 Penyebab timbulnya kecelakaan kerja ada tiga yaitu akena prilaku karyawan itu sendiri, kondisi
yang tidak aman, dan tindakan tidak aman. Sering terjadi perlakuan karyawan seoerti melakukan tindakan
dengan cerobah, tidak mematuhi peraturan kerja, tidak menggunakan alat perlindungan diri.

1. Kondisi yang tidak aman


Kondisi tidak aman merupakan penyebab terjadinya kecelakaan kerja yang bersumber dari lingkungan
pekerjaan. Faktor-faktor tersebut antara lain: peralatan yang rusak, peralatan yang tidak diamankan dengan
baik, penerangan yang tidak baik, tempat pemyimpanan barang atau peralatan yang tidak aman. Dan
penempatan letak barang atau peralatan yang tidak aman.

Jenis kecelakan yang ditimbulkan dari berbagai bidang industry antara lain terjepit, terlindas, terpotong,
tertabrak, terpleset, terkena jatuhan benda keras, terkena benturan benda keras, kurangnya pendengaran dan
penglihatan.

2. Tindakan Tidak Aman


Faktor ini merupakan tindakan manusia sebagai penyebab timbulnya kecelakan kerja. Kebanyakan pekerja
mengalami kecelakan kerja diakibatkan oleh tindakan manusia atau pekerja, seperti melaksanakan pekerjaan
tidak sesuai petunjuk penggunaan alat atau material, tidak menggunaka pelindung diri, membuang benda
sembarangan, tidak mengamankan peralatan dengan baik, bekerja pada posisi dan kecepatan tidak aman, dan
bekerja dengan ceroboh.[11] Menurut para ahli dikelompokkan menjadi:

1. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja


2. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya kurang diperhiitungkan
keselamatanusung atau rusnya
3. Ruang kerja yanng terlalu padat dan sesak
4. Pembuangan kotoran dan limbah tidak pada tempatnya
5. Pengaturan Udara
6. Pergantian udara di tempat kerja yang kurang baik
7. Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya
8. Pengaturan Penerangan
9. Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat
10. Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang
11. Pemakaian Peralatan Kerja
12. Pengguanaan peralatan kerja yang sudah rusak
13. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengamatan yang baik
14. Kondisi Fisik dan Mental Pegawai
15. Kerusaan alat indera, stamina pegawai yang kurang stabil
16. Emosi pegawai yang tidak stabil.[12]
 

E. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Undang-undang keselamatan kerja UU no. 1 Tahun 1997  yang dikeluarkan oleh pemerintah RI pada tanggal
12 Januari 1970 mengatur masalah-masalah  keselamatan kerja di dalam tempat kerja. Tujuan undang-undang
ini ialah perubahan pengawasan yang bersifat preventif. Pasal 3 Undang-undang tersebut antara lain mencakup
syarat-syarat  keselamatan kerja.

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.


2. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran.
3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian
lain yang berbahaya.
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
6. Memberi alat-alat perlindungan diri kepada para pekerja.
7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebarluaskan suhu, kelembapan, debu, kotoran,
asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar laut, atau radiasi, suara, dan getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja fisik maupun psikis, keracunan,
infeksi, dan penularan.
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
12. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban.
13. Memperoleh keserasian antara proses kerja
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman, datau barang.
15. Mengamankan dan memelihara semua segala jenis bangunan.
16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar maut, perlakuan, dan penyimpanan barang.
17. Mencegah terkena aliran listrik.
18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamatan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya
menjadi berbahaya tinggi.
Program-program keselamatan kerja di bagi menjadi dua bentuk. Pertama, membuat kondisi kerja
aman (safety condition),  antara lain dengan mempergunakan mesin-mesin yang dilengkapi dengan alat-alat
pengaman (safety defice); menggunakan alat-alat yang lebih baik; mengatur lay out pabrik, dan penerangan
sebaik mungkin; lantai, tangga, dijaga agar bebas dari air, minyak, dan gemuk; melakukan pemeliharaan
fasilitas pabrik secara baik; dan menggunakan petunjuk-petunjuk dan  peralatan keamanan.[13]

Kedua, melakukan kegiatan pencegahan kecelakaan dengan mengandalikan praktik-praktik manusia agar
bertindak aman (safety act). Pencegahan ini dapat dilakukan dengan cara mendidik para karyawan dalam hal
keamanan; memberlakukan larangan-larangan secara keras; memasang poster-poster dan kartun untuk selalu
mengingatkan tentang keamanan; menunjukan gambar-gambar karyawan yang cidera, dan data statistik
kecelakaan, dan sebagainya.

Kesehatan kerja menyangkut  kesehatan fisik maupun kesehatan mental. Kesehatan para karyawan (employee
health) bisa terganggu karena stres, penyakit, maupun kecelakaan. Kesehatan karyawan yang buruk akan
mengakibatkan kecenderungan tingkat absensi yang tinggi dan produksi yang rendah.

1. Kesehatan Fisik
Program kesehatan fisik berkaitan erat dengan lingkungan . karena program kesehatan dapat dilakukan dengan
penciptaan lingkungan kerja yang sehat. Hal ini menjaga kesehatan karyawan dari gangguan-gangguan
penglihatan, pendengaran, kelelahan, dan lain-lain. Penciptaan lingkungan yang sehat  secara tidak langsung
akan mempertahankan atau meningkatkan produktivitas. Kegiatan-kegiatan pengaturan lingkungan ini
mencakup pengendalian suara, pelayanan kebutuhan karyawan, pemeliharaan kebersihan lingkungan dan
penyediaan berbagai fasilitas yang dibutuhkan karyawan seperti kamar mandi, ruang ganti pakaian, dan
sebagainya.[14]

2. Kesehatan Mental
Kesehatan mental karyawan perlu dilakukan dan diperlukan pula tenaga-tenaga ahli di bidang psikiatri .
kondisi mental seseorang juga sangat mempengaruhi prestasi kerjanya. Kondisi mental yang buruk nampak
pada gejala-gejala tingkat tingginya kecelakaan, seringnya tidak masuk kerja, dan datang terlambat.

Perubahan sosial-ekonomi membawa pengaruh pada masyarakat. Karyawan sebagai anggota masyarakat ikut
pula terpengaruh . dengan demikian banyak masalah yang harus dihadapi dan ini membawa pengaruh pula
pada kondisi mental karyawan. Untuk itu program kesehatan mental perlu dilakukan salah satu atau
keseluruhan cara berikut:

1. Menyediakan psikiaters untuk konsultasi


2. Bekerja sama dengan psikiaters di luar perusahaan atau  di lembaga konsultasi
3. Mendidik para karyawan akan arti pentingnya kesehtan mental.
4. Mengembangkan diri dan memelihara program-program human relation yang baik.
 

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan
keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja,
perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Sedangkan pengertian dari manajemen Keselamatan dan kesehatan
kerja dalam konteks pendidikan adalah suatu rangkaian proses pengelolaan yang tersesun secara sestematis
yang bertujuan untuk menciptakan perlindungan dan keamanan sekaligus upaya meminimalirsir resiko
kecelakaan dan bahaya pada saat belajar mengajar agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan
efisien.

Tujuan diadakannya manajemen keselamatan dan kesehatan erja diantarannya ialah agar setiap pegawai
mendapat jaminan  keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, serta psikologis dengan begitu
para pekerja dapat melaksanakan aktivitas kerja dengan penuh kegairahan disamping itu juga akan mampu
meminimalirsir adanya kerugian-kerugian dari dampak yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja.

Urgensi Kesehatan dan keselamatan kerja sudah tertera dalam Undang-undang nomer 13 tahun 2003 pasal 86
ayat 1 mengatur bahwa setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas
Keselamatan kerja, Moral dan Kesusilaan, perlakuan yang sesuai dengan harkat, martabat, manusia serta nilai-
nilai Agama.

Usaha untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja diantaranya:

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan


2. Memberikan peralatan perlindungan diri untuk pegawai
3. Mencegah memberi sesuatu perawatan akan timbulnya penyakit
4. Memelihara kebersihan dan juga ketertibanMenciptakan suasana kerja yang menggairahkan semangat
kerja pegawai.
5. Dan lain-lain.
                        Penyebab timbulnya kecelakaan kerja ada tiga yaitu akena prilaku karyawan itu sendiri, kondisi
yang tidak aman, dan tindakan tidak aman. Sering terjadi perlakuan karyawan seoerti melakukan tindakan
dengan cerobah, tidak mematuhi peraturan kerja, tidak menggunakan alat perlindungan diri.

Program-program keselamatan kerja di bagi menjadi dua bentuk. Pertama, membuat kondisi kerja


aman (safety condition),  antara lain dengan mempergunakan mesin-mesin yang dilengkapi dengan alat-alat
pengaman (safety defice); menggunakan alat-alat yang lebih baik; mengatur lay out pabrik, dan penerangan
sebaik mungkin; lantai, tangga, dijaga agar bebas dari air, minyak, dan gemuk; melakukan pemeliharaan
fasilitas pabrik secara baik; dan menggunakan petunjuk-petunjuk dan  peralatan keamanan. Kedua, melakukan
kegiatan pencegahan kecelakaan dengan mengandalikan praktik-praktik manusia agar bertindak aman (safety
act).

1. Kritik dan saran


Demikianlah uraian singkat mengenai keselamatan dan kesehatan kerja. Pemakalah sadar bahwa makalah yang
kami susun ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang kami harapkan dari para
pembaca, guna perbaikan makalah kami selanjutnya. Semoga apa yang kami tulis dapat bermanfaat bagi kami
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.

 
 

 
 

[1]Marihot Tua Efendi Hariandja, Manajemen Sumber Daya Manusia: Pengadaan, Pengembangan, 


Penkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai,  (Jakarta: Grasindo, 2002), Hlm. 312.

[2]Husni, Lalu, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), Hlm. 138.

[3]Malayu, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: CV Haji Mas Agung, 1990), cet ke 6, Hlm. 206.

[4]Marrihot Tua Efendi Hariandja,  Manajemen Sumber Daya Manusia: Pengadaan, Pengembangan, 


Penkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai,   Hlm: 312.

[5]Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,  (Bandung:Remaja


Rosdakarya, 2007), Hlm: 162.

6
Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Aksara  Pratama, 2012), Hlm. 401.

[7] Syukra Alhamda dan Yustina Sriani, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat, hlm 50.

[8] Syukra Alhamda dan Yustina Sriani, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Hlm.51.

[9] Syukra Alhamda dan Yustina Sriani, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Hlm.52.

[10]Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Hlm: 162.

[11]Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, Hlm. 390-391.

[12]Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Hlm: 162-163.

[13]Moh. Agus Tulus, Manajemn Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996) , Hlm.
159.

[14]Moh. Agus Tulus, Manajemn Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996), Hlm.
158-160.
 

DAFTAR PUSTAKA

Anwar Prabu Mangkunegara. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.


2007.

Bangun, Wilson. Manajemen Sumber Daya Manusia. .Jakarta: PT Aksara Pratama.2012.

Malayu. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: CV Haji Mas Agung. 1990.

Moh. Agus Tulus. Manajemn Sumber Daya Manusi.   Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1996.

Marihot Tua Efendi Hariandja. Manajemen Sumber Daya Manusia: Pengadaan, Pengembangan, 


Penkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai.  Jakarta: Grasindo. 2002.

Husni, Lalu. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2003.

Syukra Alhamda dan Yustina Sriani. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat. . Jakarta: CV Haji Mas Agung.
1990.

Anda mungkin juga menyukai