Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KOMUNIKASI INDIVIDU

Makalah disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Komunikasi Keperawatan

Oleh :

Aniisa Salsabila 0432950119002 Dicky Ahmad Rizaldi 0432950119004

Arifah Nur Islamia 0432950119025 Silvia Susilawati Saputri 0432950119017

Cindy Nadya Oktaviani 0432950119032 Siti Marfuah 0432950119003

Dosen Pengampu :

Ns. Yusrini, M.Kep. Sp.Kep.J

JURUSAN DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

BEKASI

2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.wb

Puji syukur Alhamdulillah penyusun panjatkan kehadirat tuhan yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan Rahmat-nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai.

Adapun tujuan dari penyusun makalah ini untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen
pengampu Ns. Yusrini, M.Kep. Sp.Kep.J selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan tentang komunikasi individu bagi para pembaca dan penyusun.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ns. Yusrini, M.Kep. Sp.Kep.J yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan mata kuliah
Komunikasi Keperawatan penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyusun sangat diharapkan
dengan kesempurnaan makalah ini. Demikian semoga bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamualikum Wr.Wb.

Bekasi, 24 Agustus 2020

Penyusun

ii
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi Individu..............................................................................2


2.2 Komunikasi Individu dalam Keperawatan..............................................................2
2.3 Proses Komunikasi Individu......................................................................................6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................8
3.2 Saran.............................................................................................................................8

REFERENSI.................................................................................................................................iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi merupakan aktivitas yang paling sering terjadi dalam kehidupan
sehari-hari kita. . Para ahli komunikasi bahkan mensinyalir bahwa berkat komunikasi
manusia mampu mengembangkan kualitas kemanusiaannya. Komunikasi adalah usaha
untuk menyalurkan pesan,ide, atau gagasan kepada orang lain. Dalam komunikasi
seorang  penerima pesan dapat saja menolak atau tidak sependapat dengan isi pesan yang
diterimanya. Jadi yang dipentingkan dalam komunikasi adalah  penyampaian dan
pemahaman isi pesan yang disalurkan.
Komunikasi memiliki kompleksitas yang dapat ditelusuri berdasarkan jenis-
jenisnya, yakni: verbal - nonverbal, lisan - tertulis, resmi - takresmi, sadar - taksadar,
manusiawi - mesin.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian atau definisi dari Komunikasi Individu?
b. Apa saja Komunikasi Individu yang ada di dalam Keperawatan?
c. Bagaimana berjalannya Komunikasi Individu?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini:
1. Mahasiswa mampu mengetahui Pengertian Komunikasi Individu
2. Mahasiswa mampu mengetahui Komunikasi Individu dalam keperawatan
3. Mahasiswa mampu mengetahui Proses Komunikasi Individu

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi Individu


Komunikasi Individu adalah komunikasi yang terjadi diantara dua orang, yang
terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan. Komunikasi ini berlangsung secara
tatap muka, bisa melalui medium. Komunikasi ini dianggap paling efektif untuk
mengubah sikap pendapat, dan perilaku seseorang.
2.2 Komunikasi Individu dalam Keperawatan
A. Hubungan perawat-pasien
Ada dua jenis komunikasi yaitu komunikasi verbal dan non-verbal yang
dimanifestasikan secara terapeutik.
1. Komunikasi verbal
Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan
keperawatan di rumah sakit adalah pertukaran informasi secara verbal terutama
pembicaraan dengan tatap muka. Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan
tepat waktu. Katakata adalah alat atau simbol yang dipakai untuk
mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon emosional, atau
menguraikan obyek, observasi dan ingatan.
Sering juga untuk menyampaikan arti yang tersembunyi, dan menguji
minat seseorang. Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu
memungkinkan tiap individu untuk berespon secara langsung. Komunikasi verbal
yang efektif harus:

 Jelas dan ringkas


Komunikasi yang efektif harus sederhana, pendek dan langsung. Kejelasan
dapat dicapai dengan berbicara secara lambat dan mengucapkannya dengan
jelas. Penggunaan contoh bisa membuat penjelasan lebih mudah untuk
dipahami. Ulang bagian yang penting dari pesan yang disampaikan.

2
Penerimaan pesan perlu mengetahui apa, mengapa, bagaimana, kapan,
siapa dan dimana. Ringkas, dengan menggunakan kata-kata yang
mengekspresikan ide secara sederhana.

 Perbendaharaan kata
Banyak istilah teknis yang digunakan dalam keperawatan dan kedokteran,
dan jika ini digunakan oleh perawat, klien dapat menjadi bingung dan tidak
mampu mengikuti petunjuk atau mempelajari informasi penting. Ucapkan
pesan dengan istilah yang dimengerti klien.

 Arti denotatif dan konotatif


Arti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang
digunakan, sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan atau ide yang
terdapat dalam suatu kata. Ketika berkomunikasi dengan klien, perawat harus
hati-hati memilih kata-kata sehingga tidak mudah untuk disalah tafsirkan,
terutama sangat penting ketika menjelaskan tujuan terapi, terapi dan kondisi
klien.

 Selaan dan kesempatan bicara


Kecepatan dan tempo bicara yang tepat turut menentukan keberhasilan
komunikasi verbal. Selaan yang lama dan pengalihan yang cepat pada pokok
pembicaraan lain mungkin akan menimbulkan kesan bahwa perawat sedang
menyembunyikan sesuatu terhadap klien. Selaan perlu digunakan untuk
menekankan pada hal tertentu, memberi waktu kepada pendengar untuk
mendengarkan dan memahami arti kata.. Perawat juga bisa menanyakan
kepada pendengar apakah ia berbicara terlalu lambat atau terlalu cepat dan
perlu untuk diulang.
 Waktu dan relevansi
Kendatipun pesan diucapkan secara jelas dan singkat, tetapi waktu tidak
tepat dapat menghalangi penerimaan pesan secara akurat.
3
Oleh karena itu, perawat harus peka terhadap ketepatan waktu untuk
berkomunikasi. Begitu pula komunikasi verbal akan lebih bermakna jika pesan
yang disampaikan berkaitan dengan minat dan kebutuhan klien.

 Humor
Dugan (1989) mengatakan bahwa tertawa membantu pengurangi
ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stres, dan meningkatkan
keberhasilan perawat dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien.
Sullivan dan Deane (1988) melaporkan bahwa humor merangsang produksi
catecholamines dan hormon yang menimbulkan perasaan sehat, meningkatkan
toleransi terhadap rasa sakit, mengurangi ansietas, memfasilitasi relaksasi
pernapasan dan menggunakan humor untuk menutupi rasa takut dan tidak enak
atau menutupi ketidak mampuannya untuk berkomunikasi dengan klien.

2. Komunikasi Non-Verbal
Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan
katakata. Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan
kepada orang lain. Perawat perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang
disampaikan klien mulai dari saat pengkajian sampai evaluasi asuhan
keperawatan, karena isyarat non-verbal menambah arti terhadap pesan verbal.
Perawat yang mendektesi suatu kondisi dan menentukan kebutuhan asuhan
keperawatan. Komunikasi non-verbal teramati pada:
 Metakomunikasi
Komunikasi tidak hanya tergantung pada pesan tetapi juga pada hubungan
antara Pembicara dengan lawan bicaranya. Metakomunikasi adalah suatu
komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara yang
berbicara, yaitu pesan di dalam pesan yang menyampaikan sikap dan
perasaan pengirim terhadap pendengar. Contoh: tersenyum ketika sedang
marah.

4
 Penampilan Personal
Penampilan seseorang merupakan salah satu hal pertama yang
diperhatikan selama komunikasi individu. Kesan pertama timbul dalam 20
detik sampai 4 menit pertama. Delapan puluh empat persen dari kesan
terhadap seserang berdasarkan penampilannya (Lalli Ascosi, 1990 dalam
Potter dan Perry, 1993).
Bentuk fisik, cara berpakaian dan berhias menunjukkan kepribadian, status
sosial, pekerjaan, agama, budaya dan konsep diri. Perawat yang
memperhatikan penampilan dirinya dapat menimbulkan citra diri dan
profesional yang positif. Penampilan fisik perawat mempengaruhi persepsi
klien terhadap pelayanan/asuhan keperawatan yang diterima, karena tiap
klien mempunyai citra bagaimana seharusnya penampilan seorang perawat.
Walaupun penampilan tidak sepenuhnya mencerminkan kemampuan
perawat, tetapi mungkin akan lebih sulit bagi perawat untuk membina rasa
percaya terhadap klien jika perawat tidak memenuhi citra klien.

 Intonasi (Nada Suara)


Nada suara pembicara mempunyai dampak yang besar terhadap arti pesan
yang dikirimkan, karena emosi seseorang dapat secara langsung
mempengaruhi nada suaranya. Perawat harus menyadari emosinya ketika
sedang berinteraksi dengan klien, karena maksud untuk menyamakan rsa
tertarik yang tulus terhadap klien dapat terhalangi oleh nada suara perawat.

 Ekspresi wajah.
Hasil suatu penelitian menunjukkan enam keadaan emosi utama yang
tampak melalui ekspresi wajah: terkejut, takut, marah, jijik, bahagia dan
sedih.
Ekspresi wajah sering digunakan sebagai dasar penting dalam menentukan
pendapat interpesonal. Kontak mata sangat penting dalam komunikasi
interpersonal.
5
Orang yang mempertahankan kontak mata selama pembicaraan
diekspresikan sebagai orang yang dapat dipercaya, dan memungkinkan
untuk menjadi pengamat yang baik. Perawat sebaiknya tidak memandang ke
bawah ketika sedang berbicara dengan klien, oleh karena itu ketika
berbicara sebaiknya duduk sehingga perawat tidak tampak dominan jika
kontak mata dengan klien dilakukan dalam keadaan sejajar.

 Sikap tubuh dan langkah.


Sikap tubuh dan langkah menggambarkan sikap; emosi, konsep diri dan
keadaan fisik. Perawat dapat mengumpulkan informasi yang bermanfaat
dengan mengamati sikap tubuh dan langkah klien. Langkah dapat
dipengaruhi oleh faktor fisik seperti rasa sakit, obat, atau fraktur.

 Sentuhan
Sentuhan merupakan bagian yang penting dalam hubungan perawat-klien,
namun harus memperhatikan norma sosial. Sentuhan dengan berjabat tangan
ketika berkenalan dapat mendekatkan diri kita kepada pasien. Konsep
sentuhan yang terapeutik adalah dengan menggunakan sikap terbuka dalam
membatu pasien yang mengalami sakit atau memerlukan bantuan.

2.3 Proses Komunikasi Individu


Dalam melakukan proses komunikasi individu dipengaruhi oleh beberapa hal terhadap isi
pesan dan sikap penyampaian pesan antara lain:
1. Perkembangan
Pada prinsipnya dalam berkomunikasi yang perlu diperhatikan adalah siapa yang
diajak berkomunikasi. Maka dalam berkomunikasi isi pesan dan sikap menyampaikan
pesan harus disesuaikan apakah yang kita ajak bicara adalah anak-anak, remaja,
dewasa atau usia lanjut. Pasti akan berbeda dalam berkomunikasi.

6
2. Persepsi
Persepsi adalah pandangan personal terhadap suatu kejadian. Persepsi dibentuk oleh
harapan dan pengalaman.
Kadangkala persepsi merupakan suatu hambatan kita dalam berkomunikasi. Karena
apa yang kita persepsikan belum tentu sama dengan yang dipersepsikan oleh orang
lain. Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga sangat penting bagi
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyadari nilai seseorang.
3. Latar belakang budaya
Gaya berkomunikasi sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya inilah yang
akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi.
4. Emosi
Emosi adalah perasaan subjektif tentang suatu peristiwa. Dalam berkomunikasi kita
harus tahu emosi dari orang yang akan kita ajak berkomunikasi. Karena emosi ini
dapat menyebabkan salah tafsir atau pesan tidak sampai.
5. Pengetahuan
Komunikasi akan sulit dilakukan jika orang yang kitan ajak berkomunikasi memiliki
tingkat pengetahuan yang berbeda. Untuk itu maka kita harus bisa menempatkan diri
sesuai dengan tingkat pengetahuan yang kita ajak bicara.
6. Peran
Gaya komunikasi harus di sesuaikan dengan peran yang sedang kita lakukan.
Misalnya ketika kita berperan membantu pasien akan berbeda ketika kita berperan
atau berkomunikasi dengan tenaga kesehatan yang lain.
7. Tatanan interaksi
Komunikasi interpersonal akan lebih efektif jika dilakukan dalam lingkungan yang
menunjang. Kalau tempatnya bising, ruangan sempti, tidak leluasa untuk
berkomunikasi dapat mengakibatkan ketegangan dan tidak nyaman.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komunikasi individu adalah interaksi yang terjadi antara dua orang yang
tujuannya untuk menyelesaikan masalah, berbagai ide, pengambilan keputusan dan
pertumbuhan personal. Komunikasi individu sebagai proses sosialisasi manusia. Menurut
Devito, komunikasi individu berfungsi untuk mengirim pesan-pesan dari seseorang dan
diterima oleh orang lain atau sekelompok dengan efek dan umpan balik secara langsung.
Contoh komunikasi individu adalah komunikasi antara seorang perawat dan pasien.
Komunikasi ini biasa dikenal sebagai komunikasi keperawatan.

3.2 Saran
Makalah ini masih sangat sederhana untuk itu kami berharap sumbang saran dari
para pembaca yang budiman demi perbaikan makalah ini. Penyusun menyarankan agar
makalah ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

8
REFERENSI

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwidpe6q6rPrAhUYzTgGHcEtAV8Q
FjABegQICxAD&url=http%3A%2F%2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream%2Fhandle
%2F123456789%2F30682%2FChapter%2520II.pdf%3Fsequence%3D4%26isAllowed
%3Dy&usg=AOvVaw3EHYJ3Pq__HcC-Lyc55YMI

https://pakarkomunikasi.com/contoh-komunikasi-interpersonal-dalam-keperawatan

Pramawati, Nisha. 2010. Komunikasi Interpersonal dalam Keperawatan.


Diakses pada 25 Agustus 2020 dari
https://nishapramawaty.wordpress.com/2010/10/16/komunikasi-interpersonal-dalam-
keperawatan/
iv

Anda mungkin juga menyukai