Anda di halaman 1dari 3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Enuresi


Enuresis adalah kejadian mengompol saat tidur yang dapat terjadi
sekali dalam seminggu, dua kali atau lebih per minggu, dan dua kali dalam
sebulan (Kalo, 1996). Menurut IDAI, (2009: 72) Enuresis adalah anak
yang mengompol minimal dua kali dalam seminggu dalam periode paling
sedikit 3 bulan pada anak usia 5 tahun atau lebih yang tidak disebabkan
oleh efek obat-obatan. Diperkuat oleh Austin, (2014: 1865) Enuresis
Nokturnal adalah istilah yang digunakan oleh anak Internasional
Kelanjutan Masyarakat untuk menggambarkan ngompol pada anak usia 5
tahun atau lebih setelah mengesampingkan penyebab organik. Hal yang
sama di ungkapkan oleh Neveus, (2006: 319) bahwa enuresis Nokturnal
didefinisikan sebagai berkemih yang tidak sadar saat tidur, frekuensi
berkemih setidaknya sebulan sekali saat pasien pernah bergejala selama
minimal tiga bulan.
Enuresis adalah pengeluaran urin secara involunter dan berulang
yang terjadi pada usia yang diharapkan dapat mengontrol proses buang air
kecil, tanpa kelainan fisik yang mendasari (Soetjiningsih, 2017: 372).
Diperkuat oleh (Newel & Meadow, 2003 dalam Permatasari 2018: 284)
bahwa enuresis berlangsung melalui proses berkemih yang normal
(normal voiding), tetapi pada tempat dan waktu yang tidak tepat yaitu
berkemih di tempat tidur atau menyebabkan pakaian basah dan dapat
terjadi saat tidur malam hari (enuresis nocturnal), siang hari (enuresis
diurnal) ataupun pada siang dan malam hari. Menurut Wong, (2008: 121)
Enuresis diurnal lebih umum ditemui pada anak perempuan dan biasanya
disebabkan inkontinensia urgency (ketidaksetabilan kandung kemih).
Istilah enuresis primer digunakan pada anak yang belum pernah berhenti
mengompol sejak masa bayi, sedangkan enuresis sekunder adalah kejadian
mengompol kembali setelah minimal 6 bulan tidak mengompol (Robson,
2009: 1429). Klasifikasi enuresis itu sederhana. Hanya dua aspek yang
perlu diketahui: periode kering terpanjang dan terdapat gejala saluran
kemih bagian bawah:
1. Enuresis primer berarti bahwa anak telah kering kurang dari 6 bulan
(atau tidak semuanya) dan
2. Enuresis sekunder berarti kambuh/relaps setelah masa kering minimal
6 bulan telah terjadi. Masa kering bisa terjadi pada usia berapapun;
tidak masalah jika itu terjadi secara spontan atau diraih dengan
pengobatan.

2.2 Etiologi Enuresis


Beberapa faktor etiologi yang diketahui mempengaruhi enuresis adalah
genetik, hambatan perkembangan dasar, hambatan yang mengatur
pengosongan kandung kemih, lingkungan, dan pola tidur. Hallgren menemukan
sekitar 70% keluarga dengan anak enuresis, salah satu atau lebih anggota
keluarga lainnya juga menderita enuresis, dan sekitar 40% sekurang-kurangnya
satu diantara orang tuanya mempunyai riwayat enuresis.
Menurut Thiedke (2003: 1500), Penyebab enuresis sering
digambarkan sebagai multifaktoral diantaranya :

a) Faktor Genetik dan Keluarga


Predisposisi genetik adalah variabel etiologi yang paling sering
didukung. Satu ulasan menemukan bahwa ketika kedua orang tua memiliki
riwayat enuretik ketika anak-anak, keturunan mereka memiliki risiko 77
persen memiliki enuresis nokturnal
b) Faktor Vesika Urinaria
Studi yang mencoba untuk menetapkan masalah kandung kemih
sebagai penyebab enuresis nokturnal telah kontradiktif. Pengujian urodinamik
ekstensif telah menunjukkan bahwa fungsi kandung kemih jatuh dalam
kisaran normal pada anak-anak dengan enuresis nocturnal
c) Hormon Vasopresin
Telah dipostulasikan bahwa perkembangan normal mungkin termasuk
pembentukan ritme sirkadian dalam sekresi vasopresin arginin, hormon
antidiuretik. Kenaikan nokturnal pada hormon ini akan menurunkan jumlah
urin yang diproduksi pada malam hari. Bisa jadi anak-anak dengan enuresis
nokturnal mengalami keterlambatan dalam mencapai peningkatan sirkadian
dalam hormon vasopresin dan dengan demikian, dapat mengembangkan
poliuria nokturnal. Poliuria nokturnal ini dapat mempengaruhi kemampuan
kandung kemih untuk menahan urin sampai pagi.

2.3 Komplikasi dan Prognosa Enuresis

Progosis enuresis dalam bentuk remisi spontan (tanpa pengobatan)


terjadi pada sekitar 15% anak-anak setiap tahun. Tingkat kambuhan
setelah semua bentuk pengobatan (keseluruhan) adalah 10-20%.

Dampaknya enuresis pada anak: Kesulitan dan ketidaknyamanan


mengompol meningkat seiring bertambahnya usia anak. Akibatnya adalah
penghinaan, kebingungan, kehilangan harga diri, penghindaran atau malu
pada menginap atau kamp sekolah dan kamar tidur

2.4 Terapi Akupunktur dan Terapi Lain Pada Penderita Enuresis

Anda mungkin juga menyukai