Pada orang dewasa, tanda dan gejala pada infeksi HIV awal bisa sangat
tidak spesifik dan menyerupai infeksi virus lain yaitu: letargi, malaise, sakit
tenggorokan, mialgia (nyeri otot), demam dan berkeringat. Penderita akan
mengalami beberapa gejala, tetapi tidak mengalami keseluruhan gejala. Oleh
sebab itu harus ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium. Gejala klinis pada
orang dengan infeksi HIV: Masa inkubasi 6 bulan-5tahun, window period selama
6-8minggu, saat tubuh sudah menerima HIV namun belum terdeteksi oleh
pemeriksaan laboratorium. Gejala klinis yang tidak jelas seperti: Diare kronis,
kandidiasis mulut yang luas, Pneumocystis carinii, Pneumonia interstsiasis, dan
Ensefalopati kronik. (Nandasari, 2015).
hubungan seksual secara vaginal, anal, dan oral dengan penderita HIV
tanpa perlindungan. Selama berhubungan bisa terjadi lesi mikro pada vagina,
dubur, dan mulut yang bisa menjadi jalan HIV masuk ke aliran darah pasangan
seksual. Berikut transmisi terjadinya HIV/AIDS :
1. Ibu pada bayinya bisa terjadi pada saat kehamilan (in utero), selama persalinan
kontak antara kulit bayi dengan darah, pemberian ASI ibu positif HIV pada
bayinya
2. Transfusi darah dan produk darah yang tercemar HIV-AIDS Sangat cepat
menularkan HIV karena virus langsung masuk ke pembuluh darah dan menyebar
ke seluruh tubuh. Jarum suntik yang digunakan di fasilitas kesehatan maupun
digunakan oleh para pengguna narkoba secara bergantian berpotensi menularkan
HIV.
7
3. Pemakaian alat yang tidak steril seperti speculum yang menyentuh darah, cairan
vagina atau air mani yang terinfeksi HIV, alat tajam dan runcing seperti pisau,
silet, alat tato dan memotong rambut bisa menularkan HIV sebab alat tersebut
mungkin dipakai tanpa disterilkan (Nandasari,2015).
Pemeriksan yang dapat dilakukan yaitu Tes serologi, yang terdiri atas:
1. Tes cepat ,Tes cepat dengan reagen yang sudah dievaluasi oleh institusi yang
ditunjuk Kementerian Kesehatan, dapat mendeteksi baik antibodi terhadap HIV-1
maupun HIV-2. Tes cepat dapat dijalankan pada jumlah sampel yang lebih sedikit
dan waktu tunggu untuk mengetahui hasil kurang dari 20 menit bergantung pada
jenis tesnya dan dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih.
2. Tes Enzyme Immunoassay (EIA),Tes ini mendeteksi antibodi untuk HIV-1 dan
HIV-2 Reaksi antigen-antibodi dapat dideteksi dengan perubahan warna.
3. Tes Western Blot,Tes ini merupakan tes antibodi untuk konfirmasi pada kasus
yang sulit.
1. HIV DNA kualitatif (EID),Tes ini mendeteksi keberadaan virus dan tidak
bergantung pada keberadaan antibodi HIV. Tes ini digunakan untuk diagnosis
pada bayi.
9
2. HIV RNA kuantitatif, Tes ini untuk memeriksa jumlah virus di dalam darah,
dan dapat digunakan untuk pemantauan terapi ARV pada dewasa dan diagnosis
pada bayi jika HIV DNA tidak tersedia (Kemenkes RI, 2014).