Anda di halaman 1dari 2

DEFINISI. Hepatitis adalah kelainan hati berupa peradangan (sel) hati.

Peradangan ini ditandai dengan meningakatan kadar enzim


hati. Peningkatan ini disebabkan adanya gangguan atau kerusakan membran hati. Ada dua faktor penyebabnya yaitu faktor infeksi
dan faktor non infeksi. Faktor penyebab infeksi antara lain virus hepatitis dan bakteri. Faktor non infeksinya adalah obat obatan
(alamudi 2018)

ETIOLOGI. Selain karena virus Hepatitis A, B, C, D, E dan G masih banyak virus lain yang berpotensi menyebabkan hepatitis misalnya
adenoviruses, CMV, Herpes simplex, HIV, rubella, varicella dan lain-lain. Sedangkan bakteri yang menyebabkan hepatitis antara lain
misalnya bakteri Salmonella typhi, Salmonella paratyphi, tuberkulosis, leptospira. (alamudi 2018)

-Hepatitis A adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Hepatitis A (HAV) yang bertransmisi HAV melalui fecal-oral, yakni
virus masuk ke dalam tubuh ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja mengandung HAV,
air yang tercemar (harisma 2018)

-etiologi Hepatitis B adalah virus dan disebut dengan Hepatitis B Virus. VHB terbungkus serta mengandung genoma DNA melingkar.
Virus ini merusak fungsi lever dan sambil merusak terus berkembang biak dalam sel-sel hati (hepatocytes.). VHB menginfeksi melalui
Trasmisi atau perjalanan 4 cara penularan yaitu perinatal, horizontal, kontak seksual, dan parenteral (harahap 2016)

-Infeksi hepatitis C umumnya ditemukan pada pasien HIV karena kedua virus tersebut mempunyai kesamaan rute transmisi. United
Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) melaporkan bahwa sebagian besar infeksi HIV di Indonesia terjadi melalui penggunaan
peralatan suntik yang terkontaminasi. Hepatitis C paling mudah ditularkan melalui rute parenteral seperti penggunaan narkotika
suntik dan transfusi darah (kurniawati 2015)

-. Hepatitis D. Virus hepatitis D (HDV, virus delta) merupakan virus RNA berukuran 35 hingga 37nm yang tidak biasa karena
membutuhkan HBsAg untuk berperan sebagai lapisan luar partikel yang infeksius . penyakit ini terutama menyerang pengguna obat
intravena. HDV bersifat pathogen, sangat infeksius, dan menimbulkan penyakit yang lebih parah jika dibandingkan dengan virus
hepatitis lainnya (Degre M, Davis GL. Hepatitis virus. In: Haeheim LR, Pattinson JR, Whitley RJ. A practical to clinical virology, 2nd ed.,
Chichester. John Wiley & Sons Ltd. 2002)

EPIDEMIOLOGI. Indonesia merupakan negara dengan pengidap Hepatitis B nomor 2 terbesar sesudah Myanmar diantara negara-
negara anggota WHO SEAR (South East Asian Region). (alamudi 2018)

Prevalensi Hepatitis B di Indonesia sangat bervariasi berkisar 2,5% di Banjarmasin sampai 25,61% di Kupang, sehingga Indonesia
termasuk ke dalam kelompok negara dengan endemisitas sedang sampai tinggi untuk terjadinya infeksi virus Hepatitis B (harahap
2016)

KLASIFIKASI. Trasmisi atau perjalanan alamaiah VHB hingga terinfeksi pada manusia terjadi melalui 4 cara penularan yaitu perinatal,
horizontal, kontak seksual, dan parenteral (harahap 2016)

PATOGENESIS : SECRET !

MANIF HEPATITIS. terjadi rasa lemas, sakit kepala, rasa takut cahaya, sakit menelan, batuk, dan pilek. Gejala Hepatitis B sangat mirip
dengan flu, dimana 1 sampai 2 minggu kemudian barulah timbul kuning pada seluruh badan penderita, , keluhan kencing seperti teh
pekat dan warna buang air besar yang pucat seperti diliputi lemak juga dirasakan oleh penderita. (harahap 2016)

MANIF ORAL. 1.Jaundice sebagai manifestasi penyakit hati yang paling umum di gambarkan berwarnakuning sampai kuning
kehijauan yang terjadi pada kulit, sklera mata dan membrane mukosa. Jaundice terlihat jelas terutama pada batas palatum lunak
dan keras dimanadapat terlihat warna kuning pucat atau terang pada daerah tersebut, yang dapat juga terjadi pada lidah dan
mukosa mulut. (Gupta LC, Gupta A. Staining of teeth. In: Dental differential diagnosis .New Delhi:AITBS Publishers nd Distributors.
2002: 203) 2. Ada hubungan yang ditemukan antara Lichen Planus dengan infeksi virus hepatitis C, hepatitis aktif kronis, dan
cirrhosis biliary primer Lichen planus pada rongga mulut (Oral Lichen Planus) adalah lesi mukokutaneus yang relatif sering terjadi.
Lesi pada rongga mulut dapat disertai dengan lesi pada membrana mukosa yang lain ataupun pada kulit terutama pada
pergelangan tangan dan kaki (Primasari A. Peranan pemeriksaan histopatologi dalam menegakkan diagnosa lichen planus di rongga
mulut. USU digital library. 2003: 1-7) 3. Beberapa penelitian mengatakan bahwa virus hepatitis C mampu menginfeksi kelenjar
saliva. Deplesi saliva dapat mengakibatkan: karies gigi, perubahan rasa, sensasi terbakar di mulut, kandidiasis, halitosis, kesulitan
mengunyah, menelan dan berbicara, kesulitan memakai gigi palsu, mulut dan bibir kering, sialadenitis. Selain iru, adanya xerostomia
disertai dengan higene yang buruk akan menjadi media yang baik untuk perkembangan candidiasis. Aliran saliva berkurang pada
50 % pasien yang terinfeksi hepatitis C (Vladimir EP. 2013. Oral Manifestations of Hepatitis C Virus. Journal of IMAB - Annual
Proceeding (Scientific Papers) 2013, vol. 19, issue 4) 4. Terutama pada beberapa pasien dapat ditemukan hubungan antara
ketiganya, yaitu HCV, Sjögren-like Sialadenitis dan Salivary Gland limfoma, dan virus yang mungkin terlibat dalam lymphomagenesis
tersebut. Meskipun bakteri adalah penyebab utama sialadenitis, virus seperti HCV telah terlibat sebagai penyebab sialadenitis
terkait dengan xerostomia (Vladimir, 2013)
PEMERIKSAAN HEPATITIS. melakukan pemeriksaan screening HBV menggunakan rapid test atau  HBsAg stik pada ibu hamil (ahmad
2017)

Tes darah akan menunjukkan hasil dari fungsi hati dengan mengukur:

1.Alanineaminotransferase (ALT)/SGPT, aspartateaminotransferase (AST)/SGOT dan alkalinephosphatase (ALP). Ketiga enzim


tersebut dihasilkan oleh hati. Ada terlalu banyak enzim-enzim ini berarti ada masalah pada hati. 2.Bilirubin: kadar bilirubin darah
meningkat dalam penyakit hati. Bilirubin diangkut ke hati untuk diekstrak. Kadar bilirubin yang tinggi berarti kadar faktor pembekuan
yang tinggi dan peningkatan risiko kecendrungan perdarahan dan mudah memar. 3.Albumin dan total Protein (TP): kadar protein
darah dan albumin merupakan indikatif dari fungsi hati yang sehat (mANdiri inhealt 2018)

PEMERIKSAAN ORAL

PENCEGAHAN HEPATITIS. Dalam pelaksanaan pemberian imunisasi hapatitis B, pemilihan vaksin Hepatitis B saat ini memiliki 2
pilihan yaitu vaksin Hepatitis B dan DPT/HB Kombo. Vaksin ini berindikasi untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang
disebabkan oleh virus Hepatitis B. Vaksin DPT/HB Kombo merupakan vaksin DPT dan Hepatitis B yang dikombinasikan dalam suatu
preparat tunggal dan merupakan sub unit virus yang mengandung HbsAg murni dan bersifat non infectious. Sehingga dengan adanya
vaksin ini pemberian imunisasi menjadi lebih sederhana, dan menghasilkan tingkat cakupan yang setara antara HB dan DPT
(harahap 2016)

Jarum atau peralatan medis lain yang tidak steril dapat menjadi sarana penyebaran dari hepatitis. Hal ini harus diwaspadai terutama
oleh tenaga medis yang melakukan kontak langsung dengan penderita

hepatitis. (mANdiri inhealt 2018)

PENANGANAN HEPATITIS. 1. Interferon (IFN) mediator inflamasi fisiologis tubuh, memiliki efek antiviral, immunomodulator, dan
antiproliferatif. 2. Lamivudin. Analog nukleostida, bekerja menghambat pada tempat berikatan polimerase virus, berkompetisi
dengan nukleosida atau nukleotida, dan menterminasi pemanjangan rantai DNA. Obat adalah pilihan terapi yang murah, aman, dan
cukup efektif. Namun tingginya angka resistensi dan rendahnya efektivitas membuat obat ini mulai ditinggalkan. 3. Adevovir
Dipivoxil (ADV) analog adenosine monophosphate, bekerja dengan berkompetisi dengan nukleotida cAMP untuk berikatan dengan
DNA virus dan menghambat polymerase dan reverse transcriptase sehingga memutus rantai DNA HBV. 4. Entecavir (ETV) adalah
analog 2-deoxyguanosine. Obat bekerja dengan menghambat priming DNA polimerase virus, reverse transcription dari rantai negatif
DNA, dan sintesis rantai positif DNA. Obat ini lebih poten daripada lamivudin maupun adevovir dan masih efektif pada pasien
dengan resistensi lamivudin. 5. Telbivudin adalah analog L-nukleosida thymidine yang efektif melawan replikasi HBV( puspita 2016)

PENCEGAHAN ORAL

PENANGANAN ORAL. Pemberian obat kumur chlorhexidine 0,2 persen, hydrogen peroxide 1 persen, providone iodine topikal,
providone iodine 1 persen dalam bentuk obat kumur untuk penyembuhan gusi benkak dan berdarah (maharani 2017)

KOMPLIKASI. Infeksi penyakit hepatitis B pada masa bayi mempunyai resiko untuk menjadi kronis sekitar 90% dan sebanyak 25-30%
diantaranya akan berkembang menjadi sirosis hepatis atau primer carcinoma hepatocellular, Penyakit ini bisa menjadi kronis atau
akut dan dapat pula menyebabkan radang hati, gagal hati, sirosis hati, kanker hati, dan kematian (harahap 2016)

HIV/HCV dapat mempercepat progresivitas penyakit ke arah sirosis hati dan meningkatkan mortalitas yang berhubungan dengan
sirosis dekompensata dan karsinoma sel hati (kurniawati 2015)

Anda mungkin juga menyukai