Anda di halaman 1dari 3

CULTURAL DIVERSITY / PERBEDAAN BUDAYA

Perbedaan budaya terjadi karena keberagaman budaya yang dilimiki masing – masing
individu. Menurut Spence (2001), perbedaan budaya memperlihatkan perbedaan bahasa,
tingkah laku, dan kebiasaan dari orang-orang yang mempunyai perbedaan budaya atau
kebiasaan dari kelompok budaya mereka.
Hal ini akan menyebabkan timbulnya perasangka kurang baik jika orang-orang
kurang terpapar dan tidak dapat memahami budaya kelompok lain.Perbedaan budaya diantara
individu satu dengan yang lainnya lebih banyak pada aspek latar belakang pendidikan dan
sosial ekonomi, umur, gender, dan pengalaman hidup meskipun menggunakan bahasa yang
sama

Acculturation / Akulturasi
Akulturasi menggambarkan bagaimana seseorang yang mempunyai kebudayaan yang
berbeda mulai mempelajari nilai dan norma kebiasaan budaya yang banyak, dengan mulai
memakai perilaku, kebiasaan dan pola bahasa yang ada. Pada tingkatannya, akulturasi secara
fisik lebih dulu terjadi dari akulturasi secara emosional. Status sosio-ekonomi dan dukungan
sosial mempermudah proses akulturasi yang terjadi. Sehingga, tingkat akulturasi seorang
pasien menjadi sebuah faktor dalam pengkajian dan pemberian asuhan keperawatan

Assimilation / Asimilasi
Asimilasi bermakna seseorang sudah secara penuh mengadopsi kebiasaan, norma,
nilai, dan bahasa sebuah budaya. Menurut Bacallao & Smokowski (2005), generasi terkini
mungkin memiliki sedikit pengetahuan akan tradisi dan bahasa mereka, juga kesetiaan pada
warisan asli mereka. Namun secara tidak sadar, tradisi dan nilai-nilai budaya ini terbawa
kedalam kehidupan sehari-hari mereka.

INTERCULTURAL COMMUNICATION / KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA


Komunikasi antar budaya berari komunikasi antar individu yang berasal dari
kebudayaan yang berbeda. Konsep komunikasi antar budaya ini menyatukan perbedaan
persepsi, bahasa, kebiasaan non verbal, dan mengenal konteks yang berbeda untuk di
terapkan (Samovar, Porter, & McDaniel, 2008). Sehingga secara umum komuniksai antar
budaya adalah saling bertukar makna/tujuan dan mengembangkan hubungan antar individu
yang mempunyai kebudayaan yang berbeda.
Melalui komunikasi antar budaya, persepsi dari hubungan antara pemberi layanan
kesehatan dengan klien sama pentingnya dengan penggunaan bahasa dalam berkomunikasi.
Dimana interaksi juga mengambil peranan dalam “Hubungan pelayanan transkultural”.
Hubungan yang dibangun dengan memberikan rasa hormat, menciptakan sebuah lingkungan
dimana kepercayaan dan nilai kebudayaan klien bisa dengan mudah ditunjukkan dan direspon
dengan empati.

Limited Language Proficiency / Keterbatasan Dalam Berbahasa


Keterbatasan dalam berbahasa merupakan penghalang mendasar dalam efektifitas
penyampaian asuhan keperawatan. Perbedaan bahasa menggambarkan adanya perbedaan
budaya dan karakter seseorang. Memahami kosakata dan tata bahasa tidak cukup, karena
kompetensi bahasa membutuhkan “mengetahui apa yang ingin dikatakan, dan bagaimana,
kapan, dimana, dan kenapa mengatakan hal tersebut”.
Aturan linguistik, struktur bahasa, dan makna berbeda di setiap budaya. Perbedaan
dialek pada budaya yang sama masih bisa menyebabkan kesulitan berbahasa. Pada satu
bahasa yang sama, beberapa kata dapat mempunyai lebih dari satu makna.
Perilaku nonverbal, yang dirancang untuk memperjelas pesan dan mununjukkan
hubungan juga tidak sama di setiap budaya. Kebanyakan orang merasa lebih nyaman pada
saat mereka menggunakan simbol nonverbal didalam kebudayaannya. Tetapi dikarenakan
adanya perbedaan budaya, beberapa gestur atau simbol nonverbal yang sama mempunyai arti
yang bersebrangan atau tidak mempunyai arti.

CULTURAL COMPETENCE / KOMPETENSI BUDAYA


Kompetensi budaya didefinisikan sebagai seperangkat perilaku dan sikap budaya
yang terintegrasi ke dalam metode praktik suatu sistem, badan atau sebagai profesional, yang
memungkinkan seseorang unruk bekerja efektif dalam keadaan lintas budaya. The Institute of
Medicine (2003) dan the American Association of Colleges of Nursing (AACN)
mengidentifikasi bahwa kompetensi dalam budaya merupakan skil penting yang dibutuhkan
bagi pemberi layanan kesehatan.
Kesadaran diri mengenai kesalahan yang tidak disengaja dalam asuhan keperawatan
sangat penting, penilaian kesalahan ini sulit dihilangkan terutama jika diluar kesadaran.
Mengembangkan kompetensi dimulai dengan kesadaran diri akan nilai budaya, sikap, dan
perspektif diri sendiri, diikuti dengan pengembangan pengetahuan dan sikap menerima
budaya orang lain.
Kompetensi budaya bisa ekspresikan melalui kepekaan terhadap budaya. Dimana
kepekaan terhadap budaya pada asuhan keperawatan merupakan kemampuan untuk merespon
secara tepat terhadap sikap, perasaan, atau keadaan kelompok dalam berbagi kesamaan dan
ciri khas suatu ras, nasional, agama, bahasa, atau budaya yang sama. Kepekaan budaya di
ekspresikan dengan menghormati budaya klien dan menghindari hal-hal yang dapat diartikan
sebagai sebuah tindakan ofensif yang diilakukan oleh pemberi layanan kesehatan. Kepekaan
budaya merujuk kepada pemahaman tentang keyakinan budaya sendiri, dan bagaimana
keyakinan dan nilai-nilai ini tidak mempengaruhi praktik / tindakan dengan klien minoritas.

Tujuan dari komunikasi yang peka terhadap budaya adalah agar tejadinya titik temu antara
pemberi pelayanan kesehatan dengan klien.

Anda mungkin juga menyukai