ABSTRAK
Artikel ini membahas pengertian dan ciri-ciri berfikir dan disposisi matematik
disertai dengan rasional mengapa dan saran untuk dikembangkan pada peserta
didik. Uraian didasarkan atas analisis terhadap: (1) hakekat matematika: (2) visi
matematika masa kini dan masa datang; (3) pengertian berfikir dan disposisi
matematik dan saran mengembangkannya, (4) contoh butir tes berfikir dan
disposisi matematik serta hasil studi mengenai pembelajaran berfikir matematik.
Beberapa studi menemukan bahwa: (1) berfikir matematik tingkat tinggi tergolong
sukar untuk sebagian peserta didik, namun kemampuan tersebut perlu dipelajari
oleh peserta didik, (2) berbagai pendekatan pembelajaran matematika yang inovatif
berhasil meningkatkan kemampuan berfikir matematik tingkat tinggi peserta didik
lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran biasa; (3) peserta didik aktif belajar
menemukan kembali dan belajar bekerjasama; (4) peserta didik dan guru/dosen
memberikan respons positif terhadap berbagai pendekatan pembelajaran yang
inovatif; (5) pembelajaran mendorong tumbuhnya disposisi matematik.pada peserta
didik.
Istlah kunci: hakekat matematika, berfikir matematik, daya matematik, kegiatan
matematik, keterampilan matematik, berfikir kritis, berfikir kreatif,
disposisi matematik; berfikir efektif, human passion, discourse;
scaffolding, probing.
Bacalah dengan cermat pesan yang tertera pada sebuah kemasan obat.
Pak Adam sedang menghitung biaya produkksi membuat gantungan kunci. Tiap
gantungan kunci memuat dua huruf yang berbeda tanpa mempertimbangkan
urutan huruf. Beberapa contoh banyaknya huruf dan banyaknya gantungan
kunci yang dapat dibuat tercantum pada tabel berikut..
Banyaknya Banyaknya
huruf gantungan kunci
4 12
5 20
6 30
7 42
8 56
Berdasarkan data di atas, pak Adam mengestimasi bahwa dari 50 huruf yang
berbeda ia akan mendapat 2450 buah gantungan kunci.
Estimasi pak Adam adalah (pilih salah satu jawaban dan berikan penjelasanmu)
a. Pasti benar It is absolutely true c. Data tidak cukup
b. Mungkin benar d. Mungkin salah
e. Pasti salah
Penjelasan ………………………………. .................................................
Adik mempunyai beberapa kartu berbentuk persegi dan segitiga. Kartu persegi
memuat satu gambar ayam dan empat gambar burung, dan kartu segitiga
memuat dua gambar ayam dan satu gambar burung. Berapa banyak kartu
persegi dan segitiga yang harus disediakan agar termuat 25 gambar ayam dan
51 gambar burung ?
a). Buatlah model matematika untuk menghitung banyaknya kartu persegi dan
kartu segitiga yang harus disediakan.
b). Hitunglah banyaknya kartu persegi dan kartu segitiga yang harus disediakan
dengan beberapa cara.
c). Hitung kembali banyaknya kartu persegi dan kartu segitiga yang harus
disediakan menurut cara kamu sendiri.
d). Dari data yang ada buat pertanyaan matematik lain dan kemudian jawablah
pertanyaan tersebut.
Dari Jakarta ke Bandung ada dua rute perjalanan bis, dan dari Bandung ke
Semarang ada tiga rute bis. Relasi antara banyknya rute bis dari Jakarta ke
Semarang melalui Bandung dengan bilangan 6,
Relasi antara banyaknya pasangan celana panjang dan
Serupa kemeja (putih, biru, dan hitam) dan dua kemeja berwarna
dengan (kuning dan merah) dan bilangan :
a. 2 b. 3 c. 5 d. 6 e. 8
Toko Laris akan memilih kemasan jus jeruk yang volumenya relatif sama.
Pemilik toko mendata beberapa contoh dari dua perusahaan (A dan B) yang
disajikan pada tabel dibawah ini:
Perusahaan A 75 80 74 83 86
Perusahaan B 86 80 69 71 94
Hasil perhitungan menetapkan bahwa pemilik toko akan memilih kemasan jus
dari perusahaan A. Periksalah apakah kebijakan yang diambil pemilik toko
sudah tepat? Berikan penjelasan!
Dari data 100 orang warga yang akan membuat KTP di suatu Kecamatan,
dicatat jenis kelamin dan pendidikannya. Hasil yang diperoleh: dari 58 laki-laki,
10 orang berpendidikan SD (Sekolah Dasar), 20 orang berpendidikan SM
(Sekolah Menengah), dan sisanya berpendidikan PT (perguruan tinggi).
Sedangkan 20 orang wanita berpendidikan SM, 10 orang berpendidikan PT,
dan sisanya berpendidikan SD.
a) Nyatakan situasi tersebut dalam suatu tabel yang sesuai.
b) Dari 100 orang warga, diambil secara acak seorang warga. Hitunglah
peluang warga tersebut adalah wanita, bila diketahui pendidikannya PT.
Contoh 12 : Butir tes mengukur kemampuan representasi multipel untuk
siswa SMP (Mudzakir, 2005)
25 tersebut.
20
14 b. Ungkapkan makna persamaan yang
15
kamu peroleh dengan kata-katamu
10 7
sendiri.
5
c. Suatu tempat dapat dikunjungi
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
dalam waktu 3 jam dengan
Bensin (Liter)
kecepatan rata-rata kendaraan 80
km/jam. Jika persediaan bensin 50
liter, jelaskan apa yang akan terjadi
dalam perjalanan tersebut!
Contoh 13: Butir tes tentang kemampuan berfikir kreatif siswa SMP,
(Rochaeti, 2008)
Gambarlah 3 buah titik A, B, dan C yang tidak segaris dalam sebuah diagram
kartesius. Kemudian tentukan sebuah titik D sehingga ABCD merupakan
sebuah jajaran genjang! Jelaskan cara memperoleh titik D tersebut!
Tiga puluh lima orang siswa kelas V SDN Harapan mengunjungi sebuah
pameran buku. Di tempat itu sedang ada obral besar 50 buah buku cerita. Di
antara buku cerita tersebut terdapat 12 buah buku cerita orang dewasa dan
sisanya merupakan buku cerita anak-anak. Para siswa tertarik untuk membeli
buku cerita anak-anak tersebut. Untuk membeli 5 buah buku cerita anak-anak
maka para siswa harus membayar Rp 37.500,00. Namun jika SDN Harapan
akan memborong seluruh buku cerita anak-anak tersebut untuk para siswanya
maka cukup membayar Rp 190.000,00. Cara pembelian mana yang
menurutmu lebih baik dipilih? Jelaskan alasannya!
Contoh 15. butir skala disposisi matematik (Wardani, 2009)
No Pernyataan Respons
SS S TS STS
1 Belajar matematika menjadikan saya percaya diri
2 Saya suka belajar matematika dari berbagai
sumber
3 Saya percaya saya akan dapat menyelesaikan
semua tugas
4 Belajar matematika mendorong saya berfikir bebas
5 Belajar matematika itu membosankan
6 Saya percaya mampu menyelesaikan soal yang
komplekls
7 Soal yang kompleks bagus menantang saya untuk
menunjukkan kemampuan saya
8 Belajar matematika membuat saya cemas
DAFTAR PUSTAKA
Afgani, J. D. (2004). Meningkatkan kemampuan penalaran dan pemahaman
matematika siswa SLTP melalui pendekatan open-ended. Disertasi pada
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia . Tidak
dipublikasi.
Aminah, M. (2002). Penerapan Asesmen Portofolio dalam Pembelajaran untuk
Mengembangkan Kemampuan dan Pemahaman Matematika siswa SMU.
Tesis pada Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia .
Tidak dipublikasi.
Ansyari. B. (2004), Menumbuhkembangkan kemampuan pemahaman dan
komunikasi matematik siswa SMU melalui strategi Think-talk-write.
Disertasi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia .
Tidak dipublikasi.
Arnawa, I.M. (2005), Mengembangkan Kemampuan Penalaran Matematik
Mahasiswa melalui Pembelajaran Berbasis Teori APOS. Disertasi pada
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia . Tidak
dipublikasi.
Baron, J. B. dan Sternberg, R.J. (Editor), (1987) Teaching Thinking Skill. New
York: W.H. Freeman and Company
Basuki, T. (2000). Pembelajaran Matematika di Madrasah Aliyah disertai
dengan Peta Konsep untuk Meningkatkan Pemahaman konsep Siswa.
Tesis pada Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia .
Tidak dipublikasi.
Bell, F.H. (1978). Teaching and Learning Mathematics. Iowa: WCB
Chamot, A.U. (1993) “Effective Instructional Practice Enhance Student
Achievement”. Forum vol 16 no. 4 May 1993
Cooney, T.J., Shanchez, W.B, dan Ice, N.F (2001). Interpreting Teachers’
Movement toward Reform in Mathematics. The Mathematics Educator.
Vol.11-No.1 Winter 2001
Davidson, J.E., Dueser, R. dan Stemberg, R.J. (1994) “The Role of
Metakognition in Problem Solving”. Melcafe & Shimamura (eds)
Metakognition (207-226) Cambribrige, MIT Press.
Darta (2003).“Kesulitan Mahasiswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika”.
Metalogika , Vol.6, no. 2. Juli 2003.
Dewanto, S.P.(2003). Meningkatkan Kemampuan Matematik Tingkat Tinggi
Mahasiswa melalui Pendekatan Induktif – deduktif: Tesis pada pada
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia . tidak dipublikasi.
Dewanto, S.P. and Sumarmo U. (2004). “Improving the Ability of Mathematical
Higher Order Thinking Through Inductive-Deductive Learning Approach – A
Study in Third Year University’s Student” Transaction of Mathematical
Education for College and university Vol.9 No.2 Japan Society of
Mathematics Education, Division for College and University
Dewanto, P.S. (2007). Meningkatkan Kemampuan Representasi Multipel
Mahasiswa melalui Belajar Berbasis Masalah. Disertasi pada Sekolah
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia . tidak dipublikasikan
Dwiyanto.. (2007). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan
Komputer terhadap pencapaian Kemampuan Pemecahan Masalah dan
Berfikir Kreatif. Disertasi pada Sekolah Pascasarjana Universitas
Pendidikan Indonesia, tidak dipublikasikan.
Fisher, Kw. (1980) “A theory of Cognitive Development: The control and
Construction of hierarchies of Skills”. Psychology Review, 87, 477-531
Fisher, K.W. and Bullock, D. (1981) Patterns of Data: Sequence, Synchrony and
Constraint in Cognitive Development, Fisher, K.W. (Ed). New Direction for
Child Development: Cognitive Development. San Fransisco: Jossey-Bass.
Fisher, K.W. and Pipp, S.L. (1984). Processes of Cognitive Development:
Optimal level and Skill Acquisition. In Sternberg, R.J. (Ed), Mechanism of
cognitive Development. New York: W.H. Freeman.
Hamzah, (2003). Kemampuan pengajuan masalah dan pemecahan masalah
siswa SMU melalui teknik probing. Disertasi pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia, tidak dipublikasi.
Hendriana, H. (2002) Kemampuan Pengajuan dan Pemecaham Masalah
Matematika siswa melalui Pembelajaran Terbalik. Tesis pada Sekolah
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia . Tidak dipublikasi.
Henningson, M, and Stein M.K. (1997) “Mathematical Task and Student
Cognition Classroom-Bassed Factors that Support and inhibit High-Level
Mathematical thinking and Reasoning”. Journal for Research in
Mathematics Education, 28, 524-549
Herman, T. (2006) . Pengembangan Kemampuan Pemecahan Masalah,
Penalaran, dan Komunikasi Matematik Siswa SLTP melalui Pembelajaran
Berbasis Masalah. Disertasi pada Sekolah Pascasarjana Universitas
Pendidikan Indonesia, tidak dipublikasi.
Heuvel-Panhuizen, M. (2000) Realistic Mathematics Education (work in
Progress) Freudenthal Instituut
Kadir (2000), Alternatif Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan
Kemampuan Problem Posing Siswa Madrasah Aliyah. Tesis pada Sekolah
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, tidak dipublikasi.
Kariadianata, R (2001). Peningkatan Pemahaman dan Kemampuan Analogi
matematika siswa SMU melalui pembelajaran kooperatif. Tesis pada
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, tidak dipublikasi.
Kariadianata, R (2006). Pengembangan berfikir matematik tingkat tinggi siswa
SMU melalui pembelajaran dengan multimedia Disertasi pada Sekolah
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, tidak dipublikasi.
Kusnandi, (2008) Pembelajaran Matematika dengan strategi Abduktif-deduktif
untuk Menumbuhkembangkan Kemampuan Membuktikan pada
Mahasiswa. Disertasi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia, tidak dipublikasi.
Mayadiana, D. (2004). Pembelajaran dengan Pendekatan Diskursif untuk
Mengembangkan Kemampuan Berfikir Kritis Matematika Mahasiswa Calon
Guru Sekolah Dasar. Tesis pada Sekolah Pascasarjana Universitas
Pendidikan Indonesia, tidak dipublikasi.
Maya, R. (2005). Tesis pada Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia, tidak dipublikasi.
Nindiasari, H. (2004). Pembelajaran Metakognitif untuk Meningkatkan
Pemahaman dan Penalaran Matematik Siswa SMU Ditinjau dari Tahap
Perkembangan Kognitif Siswa. Tesis pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia, tidak dipublikasi.
Petterson, P.L. (1992) “Teaching for Higher-Order Thinking in Mathematics: The
Challence for Next Decade”. In Grouws D.A. (Ed) Effective Mathematics
Teaching. (pp 2 – 26). National Council of Teacher of Mathematics.
Permana, Y. (2004). Pengembangan Kemampuan Penalaran dan Koneksi
Matematis Siswa SMA melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Tesis pada
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, tidak dipublikasi.
Ratnaningsih, N. and Herman, T. (2006): “Developing the Mathematical
Reasoning of High School Students through Problem Based Learning”.
Transaction of Mathematical Education for College and university Vol.9
No.2 Japan Society of Mathematics Education, Division for College and
University
Rochaminah, S. (2008). Pengaruh Pembelajaran Penemuan terhadap
Kemampuan Berfikir Kritis Mahasiswa calon Guru.. Disertasi pada Sekolah
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, tidak dipublikasi.
Rohaeti E. E, (2004), Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Metode
IMPROVE untuk Meningkatkan Pemahaman dan Kemampuan Komunikasi
Matematik siswa SLTP. Tesis pada Sekolah Pascasarjana Universitas
Pendidikan Indonesia, tidak dipublikasi.
Romberg, T.A (Chair, 1993). Curriculum and Evaluation Standards for School
Mathematics. NCTM: Reston, Virginia.
Sudrajat (2002) Penerapan SQ3R pada Pembelajaran Tindak Lanjut untuk
Penigkatan Kemampuan Komunikasi dalam Matematika Siswa SMU.
Tesis pada Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, tidak
dipublikasi.
Sugandi, A.I. (2001) Pembelajaran Pemecahan Masalah Matematika melalui
Model Belajar Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada
Siswa Sekolah Menengah Umum Tesis pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia, tidak dipublikasi.
Suryadi, D. (2005). Penggunaan variasi pendekatan pembelajaran langsung
dan tak langsung dalam rangka meningkatkan kemampuan berfikir
matematik tingkat tinggi siswa SLTP. Disertasi pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia, tidak dipublikasi.
Syaban, M. (2008). Menumbuhkan daya dan disposisi siswa SMA melalui
pembelajaran investigasi. Disertasi pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia, tidak dipublikasi.
Wardani, S. (2002) Pembelajaran Pemecahan Masalah Matematka melalui
Model Kooeratif Tipe Jigsaw. Tesis pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia,. tidak dipublikasi.
Wardani, S. (2009) Meningkatkan kemampuan berfikir kreatif dan disposisi
matematik siswa SMA melalui pembelajaran dengan pendekatan model
Sylver. Disertasi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia, tidak dipublikasi
Webb, N.L. and Coxford, A.F. (Eds. 1993). Assessment in the Mathematics
Classroom. Yearbook. NCTM. Reston, Virginia
Williams, G. (2002). “Identifying Tasks that Promote Creative Thinking in
Mathematics: A Tool” . Mathematical Education Research Group of
Australia Conference. Aukland New Zealand, July , 2002
Yaniawati, P (2001), Pembelajaran dengan pendekatan open-ended dalam
upaya meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa. Tesis pada
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, tidak dipublikasi.
Yaniawati, P. (2006) Pengembangan Daya Matematik mahasiswa calon guru
melalui E-Learning. Disertasi pada Sekolah Pascasarjana Universitas
Pendidikan Indonesia, tidak dipublikasi.