Anda di halaman 1dari 12

PENGERTIAN AL BA’TS

Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin rahimahullah berkata,”(Yang dimaksud) iman kepada al ba’ts,
yaitu dihidupkannya orang-orang yang telah mati pada waktu terompet ditiup pada tiupan yang kedua.
Lalu manusia akan berdiri menghadap Rabbul ‘Alamiin dalam keadaan tanpa alas kaki, telanjang tanpa
penutup, dan belum dikhitan. Allah Ta’ala berfirman

ٍ ‫ب ۚ َك َما بَد َْأنَا أَ َّو َل خَ ْل‬


ِ َ‫ق نُ ِعي ُدهُ ۚ َو ْعدًا َعلَ ْينَا ۚ إِنَّا ُكنَّا ف‬
َ‫اعلِين‬ ْ ‫يَوْ َم ن‬
ِ ُ‫َط ِوي ال َّس َما َء َكطَ ِّي الس ِِّج ِّل لِ ْل ُكت‬

Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu
janji yang pasti Kami tepati; Sesungguhnya Kami-lah yang akan melaksanakannya. [al Anbiya’/21 :
104].”[1]

Syaikh Dr. ‘Umar Sulaiman al Asyqar berkata: “Yang dimaksud dengan al ba’ts adalah, tempat kembalinya
badan dan dihidupkannya hamba-hamba pada hari Kiamat. Jika Allah al Haq (Yang Maha Benar)
berkehendak mengembalikan dan menghidupkan hamba-hamba kembali, (maka) Dia memerintahkan
Malaikat Israfil. Lalu dia (pun) meniup terompet, (yang) kemudian ruh-ruh kembali menuju jasad-
jasadnya, dan manusia akan berdiri menghadap Rabbul ‘Alamiin. Allah berfirman:

َ‫ض إِاَّل َم ْن َشا َء هَّللا ُ ۖ ثُ َّم نُفِ َخ فِي ِه أُ ْخ َر ٰىفَإ ِ َذا هُ ْم قِيَا ٌم يَ ْنظُرُون‬
ِ ْ‫ت َو َم ْن فِي اأْل َر‬ َ ‫ق َم ْن فِي ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬ ِ ُّ‫َونُفِ َخ فِي الص‬
َ َ‫ور ف‬
َ ‫ص ِع‬

Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki
Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya
masing-masing). [az Zumar/39 : 68].”[2]

KEWAJIBAN BERIMAN KEPADA AL BA’TS

Al ba’ts merupakan perkara yang pasti, tidak ada keraguan padanya. Hal ini sebagaimana ditunjukkan
oleh al Kitab, as Sunnah, dan Ijma’.

Allah Azza wa Jalla memberitakan, bahwa Dia menciptakan manusia dari sari pati tanah. Kemudian
menciptakannya sebagai air mani di dalam tempat yang kokoh. Kemudian Dia memberitakan fase-fase
penciptaan manusia di dalam perut ibunya. Maka Dia menciptakan manusia sebagai makhluk yang
berbeda dengan sebelumnya ketika dilahirkan ke dunia ini. Setelah itu semua, Allah berfirman:

َ ِ‫ثُ َّم إِنَّ ُك ْم بَ ْع َد ٰ َذل‬


َ‫ ﴾ثُ َّم إِنَّ ُك ْم يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة تُ ْب َعثُون‬١٥﴿ َ‫ك لَ َميِّتُون‬

Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya
kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada hari Kiamat. [al Mu’minun/23:15-16].

Allah Azza wa Jalla juga memberitakan kebangkitan dari kubur setelah terompet ditiup, sebagai berikut :

‫ق‬ َ ‫﴾قَالُوا يَا َو ْيلَنَا َم ْن بَ َعثَنَا ِم ْن َمرْ قَ ِدنَا ۜ ۗ ٰهَ َذا َما َو َع َد الرَّحْ ٰ َمنُ َو‬٥١﴿ َ‫ث إِلَ ٰى َربِّ ِه ْم يَ ْن ِسلُون‬
َ ‫ص َد‬ ِ ‫ور فَإ ِ َذا هُ ْم ِمنَ اأْل َجْ دَا‬
ِ ُّ‫َونُفِ َخ فِي الص‬
َ‫ْال ُمرْ َسلُون‬

Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada
Tuhan mereka. Mereka berkata: “Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari
tempat tidur kami (kubur)?” Inilah yang dijanjikan (Tuhan) yang Maha Pemurah dan benarlah rasul-
rasul(Nya). [Yasin/36 : 51-52].

َ‫إِنَّ َما يَ ْستَ ِجيبُ الَّ ِذينَ يَ ْس َمعُونَ ۘ َو ْال َموْ ت َٰى يَ ْب َعثُهُ ُم هَّللا ُ ثُ َّم ِإلَ ْي ِه يُرْ َجعُون‬

Hanya mereka yang mendengar sajalah yang mematuhi (seruan Allah), dan orang-orang yang mati
(hatinya), akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepadaNya-lah mereka dikembalikan. [al An’am/6 :
36]

Akan tetapi, orang-orang kafir jahiliyah mengingkari adanya al ba’ts. Sehingga Allah Azza wa Jalla
memerintahkan RasulNya untuk bersumpah dengan namaNya, bahwa al ba’ts adalah benar :

‫زَ َع َم الَّ ِذينَ َكفَرُوا أَ ْن لَ ْن يُ ْب َعثُوا ۚ قُلْ بَلَ ٰى َو َربِّي لَتُ ْب َعثُ َّن ثُ َّم لَتُنَبَّؤ َُّن بِ َما َع ِم ْلتُ ْم ۚ َو ٰ َذلِكَ َعلَى هَّللا ِ يَ ِسي ٌر‬
Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah:
“Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu
apa yang telah kamu kerjakan.” Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. [ath Thaghabun/64 : 7].

Bahkan menciptakan seluruh makhluk dan menghidupkan mereka kembali setelah kematiannya, bagi
Allah hanyalah seperti menciptakan dan menghidupkan kembali satu jiwa saja.

ِ َ‫اح َد ٍة ۗ إِ َّن هَّللا َ َس ِمي ٌع ب‬


‫صي ٌر‬ ٍ ‫َما َخ ْلقُ ُك ْم َواَل بَ ْعثُ ُك ْم إِاَّل َكنَ ْف‬
ِ ‫س َو‬

Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu, melainkan hanyalah
seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi
Maha melihat. [Luqman/31 : 28].

Jika demikian, maka sesungguhnya al ba’ts merupakan kepastian, dan tidak ada keraguan padanya. Oleh
karenanya Allah Azza wa Jalla berfirman:

ِ ‫ث َم ْن فِي ْالقُب‬
‫ُور‬ ُ ‫ْب فِيهَا َوأَ َّن هَّللا َ يَ ْب َع‬
َ ‫َوأَ َّن السَّا َعةَ آتِيَةٌ اَل َري‬

Dan Sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah
akan membangkitkan semua orang di dalam kubur. [al Hajj/22 : 7].

DALIL-DALIL AL BA’TS

Semakin besar dan semakin penting suatu masalah, maka bukti-bukti kebenaran bagi masalah itu juga
semakin banyak dan jelas. Begitu juga berkaitan dengan masalah al ba’ts.

Di dalam al Qur`an, Allah Azza wa Jalla banyak menjelaskan masalah ini, sehingga benar-benar
memuaskan akal, perasaan, dan fithrah orang-orang yang mau memperhatikannya. Berikut adalah di
antara dalil-dalil tentang al ba’ts.
• Dalil Al Ba’ts Yang Berupa Penciptaan Manusia

Allah Azza wa Jalla telah menciptakan manusia dari ketiadaan, maka menghidupkan kembali setelah
kematiannya itu lebih mudah bagiNya.

ْ‫ ﴾قُل‬٧٨﴿‫ب لَنَا َمثَاًل َونَ ِس َي َخ ْلقَهُ ۖ قَا َل َم ْن يُحْ يِي ْال ِعظَا َم َو ِه َي َر ِمي ٌم‬
َ ‫ض َر‬ ٌ ِ‫صي ٌم ُمب‬
َ ‫ ﴾ َو‬٧٧﴿‫ين‬ ْ ُ‫أَ َولَ ْم يَ َر اإْل ِ ْن َسانُ أَنَّا خَ لَ ْقنَاهُ ِم ْن ن‬
ِ َ‫طفَ ٍة فَإ ِ َذا ه َُو خ‬
ٍ ‫يُحْ يِيهَا الَّ ِذي أَ ْن َشأَهَا أَ َّو َل َم َّر ٍة ۖ َوه َُو بِ ُكلِّ خَ ْل‬
‫ق َعلِي ٌم‬

Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka
tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata! Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa
kepada kejadiannya; ia berkata: “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur
luluh?” Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia
Maha Mengetahui tentang segala makhluk. [Yasin/36 : 77-79].

Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin t berkata,”Setiap orang tidak mengingkari bahwa dia telah
diciptakan dari ketiadaan. Dia ada setelah sebelumnya tidak ada. Maka (Allah) Yang telah
menciptakannya dan mewujudkannya setelah sebelumnya tidak ada, Dia lebih utama berkuasa
mengembalikannya lagi”.[2]

• Dalil Al Ba’ts Yang Berupa Penciptaan Langit dan Bumi

Sesungguhnya Allah adalah pencipta langit dan bumi dengan tanpa contoh sebelumnya. Sedangkan
penciptaan langit dan bumi itu jauh lebih besar daripada penciptaan manusia. Maka, Dia Yang telah
menciptakan langit dan bumi itu, tentu lebih mampu dan berkuasa menciptakan manusia dan
menghidupkannya kembali setelah kematiannya.

‫ض َولَ ْم يَ ْع َي بِ َخ ْلقِ ِه َّن بِقَا ِد ٍر َعلَ ٰى أَ ْن يُحْ يِ َي ْال َموْ ت َٰى ۚ بَلَ ٰىإِنَّهُ َعلَ ٰى ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِدي ٌر‬
َ ْ‫ت َواأْل َر‬ َ َ‫أَ َولَ ْم يَ َروْ ا أَ َّن هَّللا َ الَّ ِذي خَ ل‬
ِ ‫ق ال َّس َما َوا‬

Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi
dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, kuasa menghidupkan orang-orang mati? Ya
(bahkan) sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. [al Ahqaf/46 : 33].

Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin rahimahullah berkata,”Setiap orang tidak mengingkari
keagungan penciptaan langit dan bumi, karena besarnya keduanya dan penciptaannya yang
mengagumkan. Maka (Allah) Yang telah menciptakan keduanya lebih utama berkuasa menciptakan
manusia dan menghidupkannya kembali.[4]”

• Dalil Al Ba’ts Yang Berupa Muncul dan Berkembangnya Tumbuh-Tumbuhan di Muka Bumi Setelah
Turunnya Hujan

Allah menghidupkan bumi dengan air hujan setelah gersangnya. Begitulah Allah akan menghidupkan
orang-orang yang telah mati.

َ‫َر فَأ َ ْنشَرْ نَا بِ ِه بَ ْل َدةً َم ْيتًا ۚ َك ٰ َذلِكَ تُ ْخ َرجُون‬


ٍ ‫َوالَّ ِذي نَ َّز َل ِمنَ ال َّس َما ِء َما ًء بِقَد‬

Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu
negeri yang mati, seperti Itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur). [az Zukhruf/43 : 11].

Di dalam ayat yang lain Allah berfirman:

َ ِ‫ض بَ ْع َد َموْ تِهَا ۚ إِ َّن ٰ َذل‬


‫ك لَ ُمحْ يِي ْال َموْ ت َٰى ۖ َوهُ َو َعلَ ٰى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِدي ٌر‬ َ ْ‫ت هَّللا ِ َك ْيفَ يُحْ يِي اأْل َر‬ ِ َ‫فَا ْنظُرْ إِلَ ٰى آث‬
ِ ‫ار َرحْ َم‬

Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi yang sudah mati.
Sesungguhnya (Tuhan yang berkuasa seperti) demikian benar-benar (berkuasa) menghidupkan orang-
orang yang telah mati. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. [ar Ruum/30 : 50].

Allah Azza wa Jalla juga berfirman:

‫ت ۚ ِإ َّن الَّ ِذي أَحْ يَاهَا لَ ُمحْ يِي ْال َموْ ت َٰى ۚ إِنَّهُ َعلَ ٰى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِدي ٌر‬ ْ ‫َاش َعةً فَإ ِ َذا أَ ْنزَ ْلنَا َعلَ ْيهَا ْال َما َء ا ْهتَ َّز‬
ْ َ‫ت َو َرب‬ ِ ‫ضخ‬َ ْ‫ك ت ََرى اأْل َر‬
َ َّ‫َو ِم ْن آيَاتِ ِه أَن‬

Dan di antara tanda-tandaNya (ialah), bahwa kau lihat bumi kering dan gersang, maka apabila Kami
turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya,
pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
[Fushshilat/41 : 39]

Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin rahimahullah berkata,”Setiap orang yang memiliki pandangan
melihat bumi yang gersang, mati tumbuh-tumbuhannya. Jika hujan telah turun padanya, bumi itu subur
dan tumbuh-tumbuhannya hidup setelah sebelumnya mati. Maka (Allah) Yang berkuasa menghidupkan
bumi setelah kematiannya, Dia juga berkuasa menghidupkan dan membangkitkan orang-orang yang
telah mati.”

• Dalil Al Ba’ts Yang Berupa Hikmah Pembalasan Amal

Allah Azza wa Jalla berfirman:

‫ش ْال َك ِر ِيم‬ ٰ
ِ ْ‫ق ۖ اَل إِلَهَ ِإاَّل هُ َو َربُّ ْال َعر‬
ُّ ‫ك ْال َح‬
ُ ِ‫﴾فَتَ َعالَى هَّللا ُ ْال َمل‬١١٥﴿ َ‫أَفَ َح ِس ْبتُ ْم أَنَّ َما َخلَ ْقنَا ُك ْم َعبَثًا َوأَنَّ ُك ْم ِإلَ ْينَا اَل تُرْ َجعُون‬

Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja),
dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang sebenarnya;
tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia. [al Mu`minun/23 : 115-116].

ٍ ‫إِ َّن السَّا َعةَ آتِيَةٌ أَ َكا ُد أُ ْخفِيهَا لِتُجْ َز ٰى ُكلُّ نَ ْف‬
‫س بِ َما تَ ْس َع ٰى‬

Segungguhnya hari Kiamat itu akan datang; Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu
dibalas dengan apa yang ia usahakan. [Thaha/20 : 15].

َ‫﴾ َما لَ ُك ْم َك ْيفَ تَحْ ُك ُمون‬٣٥﴿ َ‫أَفَنَجْ َع ُل ْال ُم ْسلِ ِمينَ َك ْال ُمجْ ِر ِمين‬

Maka apakah patut Kami menjadikan orng-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa
(orang kafir)? Atau adakah kamu (berbuat demikian); bagaimanakah kamu mengambil keputusan? [al
Qalam/68 : 35-36]

‫ ﴾أَ ْم نَجْ َع ُل الَّ ِذينَ آ َمنُوا َو َع ِملُوا‬٢٧﴿‫ار‬ َ ِ‫ض َو َما بَ ْينَهُ َما بَا ِطاًل ۚ ٰ َذل‬
ِ َّ‫ك ظَ ُّن الَّ ِذينَ َكفَرُوا ۚ فَ َو ْي ٌل لِلَّ ِذينَ َكفَرُوا ِمنَ الن‬ َ ْ‫َو َما خَ لَ ْقنَا ال َّس َما َء َواأْل َر‬
ِ ‫ض أَ ْم نَجْ َع ُل ْال ُمتَّقِينَ َك ْالفُج‬
‫َّار‬ ِ ْ‫ت َك ْال ُم ْف ِس ِدينَ فِي اأْل َر‬
ِ ‫الصَّالِ َحا‬

Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang
demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka
akan masuk neraka. Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang
shalih sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami
menganggap orang- orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat ma’siat? [Shaad/38 :
27-28].

Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin rahimahullah berkata,”Sesungguhnya hikmah menuntut


adanya al ba’ts setelah kematian, agar supaya setiap jiwa dibalas dengan apa yang telah dia usahakan.
Seandainya (pembalasan, Red.) itu tidak ada, berarti penciptaan manusia sia-sia, tidak ada nilainya, dan
tidak ada hikmahnya. Dan (berarti) tidak ada perbedaan antara manusia dengan binatang dalam
kehidupan ini”.[6]

• Dalil Al Ba’ts Yang Berupa Berita-Berita Dari Para Nabi dan Kitab-Kitab Suci

Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin rahimahullah berkata,”Sesungguhnya perkara al ba’ts telah
mutawatir berita dari para nabi dan rasul di dalam kitab-kitab Allah dan syari’at-syari’at dari langit. Umat
mereka telah menerimanya dengan penerimaan yang sebenarnya. Maka bagaimana engkau (orang-
orang kafir, Pen.) mengingkari al ba’ts, sedangkan engkau membenarkan apa yang diberitakan kepadamu
(yang datang) dari seorang filosof, atau pemilik suatu prinsip (aliran), atau pemilik suatu pemikiran,
padahal beritanya tidaklah mencapai apa yang telah dicapai oleh berita tentang al ba’ts, baik di dalam
sarana pemberitaan, dan di dalam bukti kenyataan”. []7]

Berita tentang al ba’ts disebutkan di dalam kitab-kitab suci zaman dahulu, antara lain disebutkan di
dalam ayat-ayat sebagai berikut:

‫ُف إِب َْرا ِهي َم َو ُمو َس ٰى‬ ُ ﴾ ١٨﴿‫ُف اأْل ُولَ ٰى‬
ِ ‫صح‬ ِ ‫ ﴾إِ َّن ٰهَ َذا لَفِي الصُّ ح‬١٧ ﴿‫﴾ َواآْل ِخ َرةُ َخ ْي ٌر َوأَ ْبقَ ٰى‬١٦﴿‫بَلْ تُ ْؤثِرُونَ ْال َحيَاةَ ال ُّد ْن َي‬

Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik
dan lebih kekal. Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) kitab-
kitab Ibrahim dan Musa. [al A’la/87: 16-19].
﴿‫ان إِاَّل َما َس َع ٰى‬ َ ‫﴾ َوأَ ْن لَي‬٣٨﴿‫از َرةٌ ِو ْز َر أُ ْخ َر ٰى‬
ِ ‫ْس لِإْل ِ ْن َس‬ ِ ‫﴾ أَاَّل ت َِز ُر َو‬٣٧﴿‫﴾ َوإِب َْرا ِهي َم الَّ ِذي َوفَّ ٰى‬٣٦﴿‫ُف ُمو َس ٰى‬ ُ ‫أَ ْم لَ ْم يُنَبَّأْ بِ َما فِي‬
ِ ‫صح‬
‫﴾ ثُ َّم يُجْ َزاهُ ْال َج َزا َء اأْل َوْ فَى‬٤٠﴿‫﴾ َوأَ َّن َس ْعيَهُ َسوْ فَ يُ َر ٰى‬٣٩

Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran- lembaran Musa? Dan lembaran-
lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji? (yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak
akan memikul dosa orang lain, dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang
telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya). Kemudian akan
diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna. [an Najm/53 : 36-41].

• Dalil Al Ba’ts Yang Berupa Kejadian Nyata

Yaitu peristiwa-peristiwa yang telah diperlihatkan Allah secara langsung kepada manusia, sebagaimana
Dia beritakan di dalam kitabNya. Berikut di antara peristiwa-peristiwa tersebut.

1. Peristiwa pada zaman Nabi Ibrahim Alaihissallam.

َ‫ط َمئِ َّن قَ ْلبِي ۖ قَا َل فَ ُخ ْذ أَرْ بَ َعةً ِمنَ الطَّي ِْر فَصُرْ ه َُّن ِإلَ ْيك‬ ْ َ‫ال أَ َولَ ْم تُ ْؤ ِم ْن ۖ قَا َل بَلَ ٰى َو ٰلَ ِك ْن لِي‬
َ َ‫َوإِ ْذ قَا َل إِ ْب َرا ِهي ُم َربِّ أَ ِرنِي َك ْيفَ تُحْ يِي ْال َموْ ت َٰى ۖ ق‬
‫َزي ٌز َح ِكي ٌم‬ َ َ‫ثُ َّم اجْ َعلْ َعلَ ٰى ُك ِّل َجبَ ٍل ِم ْنه َُّن ج ُْز ًءا ثُ َّم ا ْد ُعه َُّن يَأْتِين‬
ِ ‫ك َس ْعيًا ۚ َوا ْعلَ ْم أَ َّن هَّللا َ ع‬

Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata : “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku, bagaimana Engkau
menghidupkan orang-orang mati.” Allah berfirman,”Belum yakinkah kamu?” Ibrahim menjawab,”Aku
telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku).” Allah berfirman,”(Kalau
demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu,” (Allah berfirman),”Lalu
letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka,
niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. [al Baqarah/2 : 260].

2. Peristiwa pada zaman Nabi Musa Alaihissallam.

َ‫ ﴾ثُ َّم بَ َع ْثنَا ُك ْم ِم ْن بَ ْع ِد َموْ تِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُون‬٥٥﴿ َ‫َّاعقَةُ َوأَ ْنتُ ْم تَ ْنظُرُون‬
ِ ‫ك َحتَّ ٰىن ََرى هَّللا َ َجه َْرةً فَأ َ َخ َذ ْت ُك ُم الص‬
َ َ‫َوإِ ْذ قُ ْلتُ ْم يَا ُمو َس ٰى لَ ْن نُ ْؤ ِمنَ ل‬
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata : “Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami
melihat Allah dengan terang,” karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya.
Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur. [al Baqarah/2:55-56].

‫ضهَا ۚ َك ٰ َذلِكَ يُحْ يِي هَّللا ُ ْال َموْ ت َٰى َوي ُِري ُك ْم آيَاتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم‬
ِ ‫﴾فَقُ ْلنَا اضْ ِربُوهُ بِبَ ْع‬٧٢﴿ َ‫َوإِ ْذ قَت َْلتُ ْم نَ ْفسًا فَا َّدا َر ْأتُ ْم فِيهَا ۖ َوهَّللا ُ ُم ْخ ِر ٌج َما ُك ْنتُ ْم تَ ْكتُ ُمون‬
َ‫تَ ْعقِلُون‬

Dan (ingatlah), ketika kamu membunuh seorang manusia, lalu kamu saling tuduh-menuduh tentang itu.
Dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan. Lalu Kami berfirman:
“Pukullah mayat itu dengan sebahagian anggota sapi betina itu!” Demikianlah Allah menghidupkan
kembali orang-orang yang telah mati, dam memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaanNya agar
kamu mengerti. [al Baqarah/2 : 72-73].

3. Peristiwa pada zaman Nabi Isa Alaihissallam.

Nabi Isa telah berkata kepada umatnya, yaitu Bani Israil:

‫ص َوأُحْ يِي‬ َ ‫ئ اأْل َ ْك َمهَ َواأْل َب َْر‬ ُ ‫ق لَ ُك ْم ِمنَ الطِّي ِن َكهَ ْيئَ ِة الطَّي ِْر فَأ َ ْنفُ ُخ فِي ِه فَيَ ُكونُ طَ ْيرًا بِإ ِ ْذ ِن هَّللا ِ ۖ َوأُب ِْر‬ ُ ُ‫أَنِّي قَ ْد ِج ْئتُ ُك ْم بِآيَ ٍة ِم ْن َربِّ ُك ْم ۖ أَنِّي أَ ْخل‬
َ ِ‫ْال َموْ ت َٰى بِإ ِ ْذ ِن هَّللا ِ ۖ َوأُنَبِّئُ ُك ْم بِ َما تَأْ ُكلُونَ َو َما تَ َّد ِخرُونَ فِي بُيُوتِ ُك ْم ۚ إِ َّن فِي ٰ َذل‬
َ‫ك آَل يَةً لَ ُك ْم إِ ْن ُك ْنتُ ْم ُم ْؤ ِمنِين‬

“Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu,
yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya. Maka, ia
menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya
dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku
kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada
yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh
beriman”. [Ali ‘Imran/3 : 49].

4. Peristiwa ribuan orang yang dimatikan oleh Allah, lalu Dia menghidupkan mereka kembali.

‫اس َو ٰلَ ِك َّن أَ ْكثَ َر‬


ِ َّ‫ت فَقَا َل لَهُ ُم هَّللا ُ ُموتُوا ثُ َّم أَحْ يَاهُ ْم ۚ إِ َّن هَّللا َ لَ ُذو فَضْ ٍل َعلَى الن‬ ٌ ُ‫ار ِه ْم َوهُ ْم أُل‬
ِ ْ‫وف َح َذ َر ْال َمو‬ ِ َ‫أَلَ ْم ت ََر إِلَى الَّ ِذينَ خَ َرجُوا ِم ْن ِدي‬
َ‫اس اَل يَ ْش ُكرُون‬
ِ َّ‫الن‬

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang ke luar dari kampung halaman mereka, sedang
mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati; maka Allah berfirman kepada mereka: “Matilah
kamu,” kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap
manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur. [al Baqarah/2 : 243].

5. Seorang laki-laki yang telah mati selama seratus tahun, lalu Allah menghidupkannya.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

َ َ‫ال َك ْم َلبِ ْثتَ ۖ ق‬


‫ال‬ ٍ ‫َاويَةٌ َعلَ ٰى ُعرُو ِشهَا قَا َل أَنَّ ٰىيُحْ يِي ٰهَ ِذ ِه هَّللا ُ بَ ْع َد َموْ تِهَا ۖ فَأ َ َماتَهُ هَّللا ُ ِمائَةَ ع‬
َ َ‫َام ثُ َّم بَ َعثَهُ ۖ ق‬ ِ ‫أَوْ َكالَّ ِذي َم َّر َعلَ ٰى قَرْ يَ ٍة َو ِه َي خ‬
ِ َّ‫ك َولِنَجْ َعلَكَ آيَةً لِلن‬
ۖ ‫اس‬ َ ‫ار‬ِ ‫ك لَ ْم يَتَ َسنَّ ْه ۖ َوا ْنظُرْ إِلَ ٰى ِح َم‬ َ ِ‫ك َو َش َراب‬ َ ‫َام فَا ْنظُرْ إِلَ ٰى طَ َعا ِم‬ ٍ ‫ْض يَوْ ٍم ۖ قَا َل بَلْ لَبِ ْثتَ ِمائَةَ ع‬
َ ‫ت يَوْ ًما أَوْ بَع‬ ُ ‫لَبِ ْث‬
‫َوا ْنظُرْ إِلَى ْال ِعظَ ِام َك ْيفَ نُ ْن ِش ُزهَا ثُ َّم نَ ْكسُوهَا لَحْ ًما ۚ فَلَ َّما تَبَيَّنَ لَهُ قَا َل أَ ْعلَ ُم أَ َّن هَّللا َ َعلَ ٰى ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِدي ٌر‬

Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah
roboh menutupi atapnya. Dia berkata : “Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah
hancur?” Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah
bertanya: “Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?” Dia menjawab : “Saya tinggal di sini sehari atau
setengah hari”. Allah berfirman: “Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah
kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berubah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang
telah menjadi tulang-belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan
lihatlah kepada tulang-belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami
membalutnya dengan daging”. Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan
yang telah mati), dia pun berkata: “Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. [al
Baqarah/2 : 259].

6. Peristiwa Ash-habul Kahfi.

Yaitu tujuh pemuda dengan seekor anjing mereka yang masuk ke dalam goa dan tidur selama 309 tahun
qomariyah, atau 300 tahun syamsiyah. Allah berfirman:

َ ‫َولَبِثُوا فِي َك ْهفِ ِه ْم ثَاَل‬


ْ ‫ث ِمائَ ٍة ِسنِينَ َو‬
‫ازدَادُوا تِ ْسعًا‬
Dan mereka tinggal dalam gua mereka selama tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi). [al
Kahfi/18 : 25].

Kemudian Allah membangunkan mereka sebagai tanda kekuasaanNya yang nyata. Dia berfirman:

ٌّ ‫َو َك ٰ َذلِكَ أَ ْعثَرْ نَا َعلَ ْي ِه ْم لِيَ ْعلَ ُموا أَ َّن َو ْع َد هَّللا ِ َح‬
َ ‫ق َوأَ َّن السَّا َعةَ اَل َري‬
‫ْب فِيهَا‬

Dan demikian (pula) Kami mempertemukan (manusia) dengan mereka, agar manusia itu mengetahui,
bahwa janji Allah itu benar, dan bahwa kedatangan hari Kiamat tidak ada keraguan padanya. [al
Kahfi/18 : 21].

Setelah bukti-bukti ini jelas bagi orang-orang yang mengingkari al ba’ts, dan kemudian mereka tetap
mengingkarinya, maka mereka adalah orang-orang yang sombong dan membangkang lagi zhalim.
Adapun orang-orang yang zhalim itu akan mengetahui ke mana mereka akan kembali setelah kematian
dan kebangkitan mereka.

Al-hamdulillahi Rabbil ‘Alamin.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 10/Tahun X/1427H/2006M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah
Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-
858196]

_______

Footnote

[1]. Syarh al Ushul ats Tsalatsah, halaman 100, karya Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin, Penerbit
Dar ats Tsurayya.

[2]. Yaumul Akhir (2/51), karya Syaikh Dr. ‘Umar Sualiman al Asyqar, Penerbit Maktabah al Falah.

[3]. Syarh al Ushul ats Tsalatsah, halaman 146, karya Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin, Penerbit
Dar ats Tsurayya.
[4]. Ibid,

[5]. Ibid, halaman 146-147.

[6]. Ibid, halaman 147.

[7]. Ibid, halaman 146.

Sumber: https://almanhaj.or.id/3706-yaumul-bats-hari-kebangkitan.html

Anda mungkin juga menyukai