PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
Syok kardiogenik adalah gangguan hemodinamik yang disebabkan oleh ketidakmampuan
jantung untuk memberikan asupan darah yang adekuat kepada jaringan untuk memenuhi
kebutuhan basal. Syok kardiogenik merupakan suatu kondisi hipotensi persisten dan
hipoperfusi jaringan akibat kegagalan fungsi jantung dengan volume intravaskular dan
tekanan pengisian ventrikel kiri yang memadai. Dengan kata lain pada syok kardiogenik
terjadi penurunan curah jantung sistemik yang dapat mengakibatkan hipoksemia jaringan
dalam kondisi volume intravaskular yang cukup (Califf & Bengston, 2008).
2. Etiologi
1) Gangguan kontraktilitas miokardium.
2) Disfungsi ventrikel kiri yang berat yang memicu terjadinya kongesti paru dan/atau
hipoperfusi iskemik
3) Infark miokard akut ( AMI)
4) Komplikasi dari infark miokard akut, seperti: ruptur otot papillary,ruptur septum, atau
infark ventrikel kanan, dapat mempresipitasi (menimbulkan/mempercepat) syok
kardiogenik pada pasien dengan infark-infark yang lebih kecil
5) Valvular stenosis
6) Myocarditis ( inflamasi miokardium, peradangan otot jantung)
7) Cardiomyopathy (myocardiopathy, gangguan otot jantung yang tidak diketahui
penyebabnya)
8) Trauma jantung
9) Temponade jantung akut
10) Komplikasi bedah jantung
3. Patofisiologi
Syok kardiogenik merupakan kondisi yang terjadi sebagai serangan jantung pada fase
termimal dari berbagai penyakit jantung. Berkurangnya ke aliran darah koroner
berdampak pada supply O2 kejaringan khususnya pada otot jantung yang semakin
berkurang, hal ini akan menyababkan iscemik miokard pada fase awal, namun bila
berkelanjutan akan menimbulkan injuri sampai infark miokard. Bila kondisi tersebut
tidak tertangani dengan baik akan menyebabkan kondisi yang dinamakan syok
kardiogenik. Pada kondisi syok, metabolisme yang pada fase awal sudah mengalami
perubahan pada kondisi anaerob akan semakin memburuk sehingga produksi asam
laktat terus meningkat dan memicu timbulnya nyeri hebat seperti terbakar maupun
tertekan yang menjalar sampai leher dan lengan kiri, kelemahan fisik juga terjadi sebagai
akibat dari penimbunan asam laktat yang tinggi pada darah. Semakin Menurunnya
kondisi pada fase syok otot jantung semakin kehilangan kemampuan untuk berkontraksi
utuk memompa darah. Penurunan jumlah strok volume mengakibatkan berkurangnnya
cardiac output atau berhenti sama sekali. Hal tersebut menyebakkan suplay darah
maupun O2 sangatlah menurun kejaringan, sehingga menimbulkan kondisi penurunan
kesadaran dengan akral dinging pada ektrimitas, Kompensasi dari otot jantung dengan
meningkatkan denyut nadi yang berdampak pada penurunan tekanan darah Juga tidak
memperbaiki kondisi penurunan kesadaran. Aktifitas ginjal juga terganggu pada
penurunan cardiac output,yang berdampak pada penurunan laju filtrasi glomerulus
(GFR ). Pada kondisi ini pengaktifan system rennin, angiotensin dan aldostreron akan ,
menambah retensi air dan natrium menyebabkan produksi urine berkurang( Oliguri <
30ml/ jam) . Penurunan kontraktilitas miokard pada fase syok yang menyebabkan
adanya peningkatan residu darah di ventrikel, yang mana kondisi ini akan semakin
memburuk pada keadaan regurgitasi maupun stenosis valvular .Hal tersebut dapat
mennyebabkan bendungan vena pulmonalis oleh akumulasi cairan maupun refluk aliran
darah dan akhirnya memperberat kondisi edema paru
Syok kardiogenik lebih banyak berkaitan dengan hilangnya fungsi dari >40%
miokard ventrikel kiri dan hanya sedikit akibat dari kerusakan miokard ventrikel kanan.
Kerusakan miokard harus segera diketahui karena bahkan jumlah infark miokard yang
sedikit sekalipun dapat menimbulkan syok kardiogenik. Disamping itu, pasien dengan
kecacatan jantung seperti kelainan katup maupun septum juga dapat menyebabkan syok.
Penyebab syok kardiogenik dapat dibedakan menjadi tiga bagian besar, yaitu:
Infark Miokard Akut
Merupakan penyebab tersering dari syok kardiogenik. Hal ini disebabkan oleh
hilangnya fungsi miokard akibat infark. Syok kardiogenik lebih sering terjadi pada
infark miokard ventrikel kiri daripada ventrikel kanan.
Komplikasi mekanis
Penyebab syok kardiogenik selain infark adalah komplikasi mekanik. Proses mekanis
yang dimaksud antara lain disfungsi atau ruptur muskulus papilaris yang biasanya
terjadi pada katup mitral dan menyebabkan regurgitasi mitral akut, ruptur septum
ventrikular, ruptur dinding, ataupun aneurisma ventrikel kiri.
Medikamentosa :
1. Morfin sulfat 4-8 mg IV, bila nyeri
2. ansietas, bila cemas
3. Digitalis, bila takiaritmi dan atrium fibrilasi
4. Sulfas atropin, bila frekuensi jantung < 50x/menit
5. Dopamin dan dobutamin (inotropik dan kronotropik),bila perfusi jantung tidak adekuat
Dosis dopamin 2-15 mikrogram/kg/m.
6. Dobutamin 2,5-10 mikrogram/kg/m: bila ada dapat juga diberikan amrinon IV.
7. Norepinefrin 2-20 mikrogram/kg/m
8. Diuretik/furosemid 40-80 mg untuk kongesti paru dan oksigenasi jaringan. Digitalis
bila ada fibrilasi atrial atau takikardi supraventrikel.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Syok kardiogenik adalah dyok yang disebabkan karena fungsi jantung yang tidak adekua,
seperti pada infark miokard atau obstruksi mekanik jantung; manifestasinya meliputi
hipovolemia, hipotensi, kulit dingin, nadi yang lemah, kekacauan mental, dan kegelisahan.
Etiologi syok kardiogenik antara lain : Penyakit jantung iskemik, obat-obatan yang
mendepresi jantung,gangguan irama jantung.
Syok kardiogenik adalah gangguan sistem sirkulasi dimana sistem kardiovaskuler
(jantung dan pembuluh darah) tidak mampu mengalirkan darah ke seluruh tubuh dalam
jumlah yang memadai yang menyebabkan tidak adekuatnya perfusi dan oksigenasi jaringan.
Syok terjadi akibat berbagai keadaan yang menyebabkan berkurangnya aliran darah,
termasuk kelainan jantung (misalnya serangan jantung atau gagal jantung), volume darah
yang rendah (akibat perdarahan hebat atau dehidrasi) atau perubahan pada pembuluh darah
(misalnya karena reaksi alergi atau infeksi).
Berhasil tidaknya penanggulangan syok tergantung dari kemampuan mengenal gejala-
gejala syok, mengetahui, dan mengantisipasi penyebab syok serta efektivitas dan efisiensi
kerja kita pada saat-saat/menit-menit pertama penderita mengalami syok
B. Saran
Dengan mempelajari materi ini mahasiswa keperawatan yang nantinya menjadi seorang
perawat profesional agar dapat lebih peka terhadap tanda dan gejala ketika menemukan
pasien yang mengalami syock sehingga dapat melakukan pertolongan segera.
Mahasiswa dapat melakukan tindakan-tindakan emergency untuk melakukan
pertolongan segera kepada pasien yang mengalami syok.