“DIARE”
Pendamping:
Disusun Oleh:
KOTA PRABUMULIH
2020
A. Nama Kegiatan
Kunjungan Rumah Pasien Diare
B. Latar Belakang
Diare cair akut adalah buang air besar lembek atau cair atau bahkan
dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih dari 3 kali atau lebih sering dari
biasanya dalam 24 jam dan berlangsung kurang dari 14 hari. Diare masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat di Negara berkembang termasuk di
Indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan
tertinggi di anak, terutama dibawah usia 5 tahun. Diare akut sampai saat ini
masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di negara berkembang tetapi
juga di negara maju. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB
(Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang
singkat.
Di negara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan
ekonomi masyarakat tetapi insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih
menjadi masalah kesehatan. Di Inggris 1 dari 5 orang menderita diare infeksi
setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum
menderita diare infeksi. Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh
karena foodborne infections dan waterborne infections yang disebabkan
bakteri Salmonella spp, Campylobacter jejuni, Stafilococcus aureus, Bacillus
cereus, Clostridium perfringens dan Enterohemorrhagic Escherichia coli
(EHEC).
Di negara berkembang, diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3
juta penduduk setiap tahun. Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali
setiap tahunnya di banding di negara berkembang lainnya mengalami serangan
diare 3 kali setiap tahun. Di negara berkembang, diare infeksi menyebabkan
kematian sekitar 3 juta penduduk setiap tahun. Di Afrika anak anak terserang
diare infeksi 7 kali setiap tahunnya dibanding di negara berkembang lainnya
mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun. Di Indonesia dari 2.812 pasien
diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit dari beberapa
provinsi seperti Jakarta, Padang, Medan, Denpasar, Pontianak, Makasar dan
Batam penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01, diikuti dengan Shigella
spp, Salmonella spp, V. Parahaemoliticus, Salmonella typhi, Campylobacter
Jejuni, V. Cholera non-01, dan Salmonella paratyphi A.
Berdasarkan latar belakang tersebut, pasien anak yang menderita diare
dijadikan pasien dalam kegiatan kunjungan rumah. Penatalaksaan yang
adekuat akan membantu penyembuhan pasien. Kunjungan rumah pasien
diharapkan mampu mengedukasi keluarga pasien mengenai penyakit tersebut.
Edukasi tentang penyakit, dari segi klinis maupun sosial, diharapkan mampu
memberikan pemahaman kepada keluarga pasien, dan lingkungan sekitarnya.
C. Tujuan Kegiatan
1. TujuanUmum
Melakukan pelayanan komprehensif dalam menangani sebuah kasus
2. TujuanKhusus
a. Melakukan penegakkan diagnosis berdasarkan alloanamnesis dan
pemeriksaan fisik terhadap pasien
b. Menelusuri pencetus yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit
c. Memberikan edukasi mengenai penanganan dan pencegahan penyakit
diare
D. Bentuk Kegiatan
1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik diagnostic dalam penegakkan diagnosis
pasien
2. Menelusuri pencetus yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit (rumah
dan lingkungan sekitar pasien)
3. Edukasi mengenai penanganan dan pencegahan penyakit diare
E. Waktu Kegiatan
Kegiatan telah dilaksanakan pada tanggal 1 Desember 2019
F. Tempat Kegiatan
Kegiatan telah dilaksanakan di kelurahan patih galung, Kecamatan prabumulih
barat , Kota Prabumulih
G. Pelaksana Kegiatan
dr. Nanang
Ibu Febby, Amd. Keb.
H. Peserta Kegiatan
Keluarga Tn. K yang memiliki seorang anak berusia 1 tahun AS bulan
bernama An. F di kelurahan patih galung
I. Hasil Kegiatan
1. Penegakkan Diagnosis Pasien Diare
a. Alloanamnesis Pasien Diare oleh Ayah dan Ibu Pasien
1) Keluhan utama
Buang air besar cair 6 kali per hari
2) Keluhan tambahan
Demam
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dating bersama ibunya ke Prabumulih barat pada tanggal 1
desember 2019. Ibu pasien mengeluhkan anaknya mengalami BAB
cair sebanyak ± 6 kali per hari sejak 2 hari yang lalu. BAB cair
kurang lebih sebanyak setengah gelas belimbing dan terdapat
lender, tidak terdapat darah, serta berbau busuk. Pasien tidak
menangis saat BAB. Sebelum diare, pasien mengalami demam
selama 3 hari dan setelah itu timbul diare.
4) Riwayat Penyakit Dahulu
a) Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama
sebelumnya
b) Pasien tidak mendapatkan ASI eksklusif
c) Pasien telah mengikuti program imunisasi dasar secara lengkap
J. Evaluasi Kegiatan
1. Kelebihan
Ibu pasien cukup komunikatif dalam menjelaskan kronologi penyakit
pasien sehingga sangat memudahkan untuk mendapatkan informasi
mengenai penyakit pasien.
2. Kekurangan
Rekam medis yang kurang lengkap, seperti alamat pasien. Hal ini
menyebabkan kesulitan dalam penelusuran alamat pasien di lapangan.
3. Peluang
a. Kerjasama yang baik dengan ayah dan ibu pasien yang saat kunjungan
sedang berada di rumah.
b. Penjelasan penyakit dan edukasi yang diberikan kepada pihak keluarga
berjalan dengan baik. Edukasi dapat dipahami dan didukung oleh
mereka.
4. Ancaman
Padasaat kunjungan kerumah pasien, tetangga-tetangga pasien ikut serta
dalam kegiatan dan cukup menimbulkan kegaduhan. Hal ini terkadang
membuat ayah dan ibu pasien kurang focus untuk menyampaikan
informasi dan mendapatkan edukasi.
Prabumulih