search
Privacy Policy
E-Book Premium
Kontak
Beranda
2 Sistim Pengelolaan Limbah Cair Hotel Ramah
Lingkungan.
Industri perhotelan bisa dikatakan menjadi salah satu tulang punggung yang
mendukung pembangunan sektor pariwisata disuatu daerah.
Bisa dikatakan secara umum industri perhotelan dan pariwisata lebih didominasi
oleh kepentingan finansial.
Di satu sisi, pemerintah daerah mendapatkan sumber dana dari pajak yang
dibayarkan oleh pelaku usaha hotel. Pajak tersebut tentunya digunakan untuk
pembangunan infrastruktur serta potensi pariwisata yang ada.
Apabila limbah yang dihasilkan tidak dikelola secara baik tentunya akan
menimbulkan ketidaknyamanan pagi para tamu/ konsumen dan wisatawan secara
umum.
Para pakar dan akademisi maupun swasta menciptakan konsep, startegi serta
komponen maupun peralatan yang dapat mencegah ataupun meminimalisir dampak
yang akan ditimbulkan terutama limbah cair.
Saya akan coba sedikit memberikan gambaran pengelolaan limbah cair dari
operasional hotel.
Yang menjadi menjadi sorotan utama kali ini adalah limbah cair.
Kebutuhan air bersih kegiatan operasioanl hotel tergantung pada jenis usaha hotel
yang dilakukan meliputi jumlah kamar, jumlah tamu serta fasilitas-fasilitas yang
disediakan.
Hotel dengan karyawan 39 orang, tamu 122 orang, menyediakan fasilitas restoran,
laundry membutuhkan air bersih per harinya ± 54.905 Liter.
Limbah cair yang dihasilkan harus dikelola dengan baik, tepat serta dengan sistim
yang ramah lingkungan.
Grease Trap biasanya dipasang untuk menyaring minyak atau lemak dan sampah
padat agar tidak mengalir masuk ke saluran pembuangan, sehingga mencegah
terjadinya penyumbatan pipa saluran, pencemaran lingkungan, serta mengganggu
masyarakat sekitar.
Saat ini sudah tersedia Grease Trap portabel yang bebas dijual dipasaran.
#2. Limbah Cair Kamar Mandi, Toilet, Laundry (Grey Water) dan Tinja (Black
Water)
Limbah cair dialirkan ke IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) atau STP (Sewage
Treatment Plant).
Salah satu sistem IPAL yang saat ini cocok digunakan pada kegiatan hotel adalah
STP atau IPAL Bioreaktor Anaerob – Aerob. Bagian-bagian IPAL tersebut antara
lain.
Pretreatment
Pada bagian ini terdapat bak kontrol yang disebut dengan grit chamber.
Air limbah yang berasal dari toilet (black water), kamar mandi, wastafel (grey water)
dan sejenisnya akan masuk ke bak ini.
Fungsi dari bak ini adalah sebagai proses awal untuk menyaring kotoran/ sampah
yang besar-besar yang berpotensi menganggu proses pengolahan.
Untuk air limbah yang berasal dari dapur sebelum masuk grit chamber harus
melewati grease trap yang berfungsi sebagai pemisah lemak.
Anoxic Chamber
Pada bagian ini akan terjadi kontak antara air dari grit chamber dengan lumpur aktif
pengembalian dari sedimentasi chamber sehingga di anoxic chamber akan terjadi
proses penguraian limbah oleh mikroorganisme secara an-oxic (minim oksigen).
Anaerob Chamber
Air limbah dari anoxic chamber mengalir ke anaerob chamber secara over flow.
Chamber ini dilengkapi dengan media biofilter yang berfungsi sebagai tempat
berkembang biaknya mikroorganisme, sehingga dengan adanya media biofilter ini
akan memperluas kontak area antara bakteri dengan air limbah.
Proses yang terjadi pada anaerob chamber ini adalah penguraian limbah secara
anaerob atau tanpa oksigen oleh mikroorganisme yang hidup menempel pada
biofilter sehingga dapat mengurangi BOD, COD, dan partikel tersuspesi.
Pada bak ini juga dapat mengantisipasi jika terjadi fluktuasi debit.
Aerob Chamber
Pada chamber ini terjadi proses penguraian limbah oleh bakteri secara aerob.
Chamber ini dilengkapi dengan supply oksigen dengan blower dan difuser serta
media biofilter untuk memperluas kontak area antara bakteri dengan air limbah.
Proses penguraian limbah oleh bakteri akan terjadi secara bertingkat pada
permukaan media tersebut.
Bagian paling dalam dari lapisan biomassa tersebut lama kelamaan akan
kekurangan supply oksigen dan akan terlepas dari permukaan media.
Sedimentasi Chamber
Lumpur yang terlepas dari “Sloughing Process” di aerob chamber akan mengalir
bersamaan dengan air menuju sedimentasi chamber.
Proses yang terjadi di sedimentasi chamber ini adalah proses pengendapan lumpur
sehingga terpisah dari air bersih.
Air bersih akan mengalir melewati chlorine chamber sebelum ke effluent tank untuk
dibuang ke badan air penerima.
Chlorination Chamber
Chlorine chamber ini berfungsi sebagai kontak antara air bersih hasil olahan dengan
zat desinfektan, untuk membunuh bakteri-bakteri patogen yang kemungkinan ada di
dalam air hasil olahan sebelum dibuang ke badan air penerima.
Effluent Tank
Air yang telah tercampur dengan desinfektan ditampung di dalam bak ini untuk
selanjutnya dibuang ke badan air.
Air yang dibuang telah memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan oleh pemerintah.