Anda di halaman 1dari 9

Hardive

 search
 Privacy Policy
 E-Book Premium
 Kontak
 Beranda

2 Sistim Pengelolaan Limbah Cair Hotel


Ramah Lingkungan
AddThis Sharing Buttons
Share to Google Bookmark
Share to Facebook3Share to TwitterShare to More

 
2 Sistim Pengelolaan Limbah Cair Hotel Ramah
Lingkungan.

Industri perhotelan bisa dikatakan menjadi salah satu tulang punggung yang
mendukung pembangunan sektor pariwisata disuatu daerah. 

Mengapa bisa dikatakan begitu?...

Karena Industri ini memberikan kontribusi positif dalam mempromosikan atau


mengundang wisatawan untuk datang ke destinasi tujuan wisata. 

Ada 3 Indikator keberhasilan industri hotel dalam mempromosikan dan mengundang


wisatawan.

      #1. Jumlah wisatawan yang datang


      #2. Lama tinggal wisatawan, dan
      #3. Peningkatan jumlah hunian hotel.
3 indikator keberhasilan industri perhotelan di atas memberikan dampak yang
sangat positif dari sisi perekonomian. 

Jumlah wisatawan yang semakin banyak datang akan memberikan keuntungan :

     #1. Pendapatan daerah


     #2. Pendapatan bagi masyarakat lokal
     #3. Peningkatan penjualan cendera mata, kuliner  dan lain sebagainya
     #4. Pelayanan transportasi.

Bisa dikatakan secara umum industri perhotelan dan pariwisata lebih didominasi
oleh kepentingan finansial.

Di satu sisi, pemerintah daerah mendapatkan sumber dana dari pajak yang
dibayarkan oleh pelaku usaha hotel. Pajak tersebut tentunya digunakan untuk
pembangunan infrastruktur serta potensi pariwisata yang ada.

Saat ini makin banyak hotel-hotel mengembangkan unit bisnisnya di daerah-daerah


yang secara tidak langsung memberikan tekanan terhadap lingkungan sekitar.

Pengembangan dan operasional hotel selain memberikan dampak yang positif


tentunya memberikan dampak yang negatif jika tidak dimanfaat dan dikelola secara
bijak.
Sebagai contoh, pada kegiatan operasional hotel akan menghasilkan limbah baik
dalam bentuk limbah padat maupun limbah cair.

Apabila limbah yang dihasilkan tidak dikelola secara baik tentunya akan
menimbulkan ketidaknyamanan pagi para tamu/ konsumen dan wisatawan secara
umum.

Maka akan menimbulkan dampak :

#1. Berkurangnya kenyamanan tamu


#2. Jumlah tingkat hunian yang menurun
#3. Menimbulkan kesan kotor, tidak sehat, berbau tidak sedap
#4. Menjadi tempat berkembangnya vektor penyakit, serta 
#5. Merusak/ mencemari lingkungan disekitarnya.

Para pakar dan akademisi maupun swasta menciptakan konsep, startegi serta
komponen maupun peralatan yang dapat mencegah ataupun meminimalisir dampak
yang akan ditimbulkan terutama limbah cair.

Saya akan coba sedikit memberikan gambaran pengelolaan limbah cair dari
operasional hotel.

Yang menjadi menjadi sorotan utama kali ini adalah limbah cair.

Pencemaran oleh limbah cair terhadap lingkungan hidup akan mempengaruhi


komponen komponen lingkungan hidup :

#1. Ketersediaan air tanah yang bersih


#2. Kesehatan masyarakat
#3. Kenyamanan, serta
#4. Persepsi dari masyarakat

Kebutuhan Air Bersih Hotel? 

Kebutuhan air bersih kegiatan operasioanl hotel tergantung pada jenis usaha hotel
yang dilakukan meliputi jumlah kamar, jumlah tamu serta fasilitas-fasilitas yang
disediakan.

Hasil analisis saya....

Hotel dengan karyawan 39 orang, tamu 122 orang, menyediakan fasilitas restoran,
laundry membutuhkan air bersih per harinya ± 54.905 Liter.

Limbah Cair Yang Dihasilkan? 


Untuk keperluan domestik pada umumnya jumlah limbah cair yang dihasilkan
sebesar 80-90% dari kebutuhan air bersih.

Yakni, 90% x 54.905 Liter = 49.414,5 Liter per harinya.

Limbah cair yang dihasilkan harus dikelola dengan baik, tepat serta dengan sistim
yang ramah lingkungan.

#1. Limbah Cair Kegiatan Dapur dan Restoran 

Limbah cair dikelola dengan mengalirkannya menuju Grease Trap.

Grease Trap biasanya dipasang untuk menyaring minyak atau lemak dan sampah
padat agar tidak mengalir masuk ke saluran pembuangan, sehingga mencegah
terjadinya penyumbatan pipa saluran, pencemaran lingkungan, serta mengganggu
masyarakat sekitar.

Limbah minyak atau lemak memiliki bau yang tidak sedap.

Saat ini sudah tersedia Grease Trap portabel yang bebas dijual dipasaran.

#2. Limbah Cair Kamar Mandi, Toilet, Laundry (Grey Water) dan Tinja (Black
Water)  
Limbah cair dialirkan ke IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) atau STP (Sewage
Treatment Plant).

Salah satu sistem IPAL yang saat ini cocok digunakan pada kegiatan hotel adalah
STP atau IPAL Bioreaktor Anaerob – Aerob. Bagian-bagian IPAL tersebut antara
lain.

Pretreatment

Pada bagian ini terdapat bak kontrol yang disebut dengan grit chamber.

Air limbah yang berasal dari toilet (black water), kamar mandi, wastafel (grey water)
dan sejenisnya akan masuk ke bak ini.

Fungsi dari bak ini adalah sebagai proses awal untuk menyaring kotoran/ sampah
yang besar-besar yang berpotensi menganggu proses pengolahan.

Grit chamber dilengkapi dengan screen yang terbuat dari fiberglass.

Untuk air limbah yang berasal dari dapur sebelum masuk grit chamber harus
melewati grease trap yang berfungsi sebagai pemisah lemak. 
Anoxic Chamber

Pada bagian ini akan terjadi kontak antara air dari grit chamber dengan lumpur aktif
pengembalian dari sedimentasi chamber sehingga di anoxic chamber akan terjadi
proses penguraian limbah oleh mikroorganisme secara an-oxic (minim oksigen).

Anaerob Chamber

Air limbah dari anoxic chamber mengalir ke anaerob chamber secara over flow.

Chamber ini dilengkapi dengan media biofilter yang berfungsi sebagai tempat
berkembang biaknya mikroorganisme, sehingga dengan adanya media biofilter ini
akan memperluas kontak area antara bakteri dengan air limbah.

Proses yang terjadi pada anaerob chamber ini adalah penguraian limbah secara
anaerob atau tanpa oksigen oleh mikroorganisme yang hidup menempel pada
biofilter sehingga dapat mengurangi BOD, COD, dan partikel tersuspesi.

Pada bak ini juga dapat mengantisipasi jika terjadi fluktuasi debit.

Aerob Chamber

Pada chamber ini terjadi proses penguraian limbah oleh bakteri secara aerob.

Chamber ini dilengkapi dengan supply oksigen dengan blower dan difuser serta
media biofilter untuk memperluas kontak area antara bakteri dengan air limbah.

Proses penguraian limbah oleh bakteri akan terjadi secara bertingkat pada
permukaan media tersebut.

Selama proses aerasi berlangsung di dalam chamber ini mikroorganisme akan


tumbuh di permukaan media tersebut membentuk suatu biomassa yang semakin
lama semakin tebal.

Bagian paling dalam dari lapisan biomassa tersebut lama kelamaan akan
kekurangan supply oksigen dan akan terlepas dari permukaan media.

Proses terlepasnya sebagian dari tumpukan biomassa dari permukaan media


tersebut disebut “Sloughing Process”.

Sedimentasi Chamber

Lumpur yang terlepas dari “Sloughing Process” di aerob chamber akan mengalir
bersamaan dengan air menuju sedimentasi chamber.

Proses yang terjadi di sedimentasi chamber ini adalah proses pengendapan lumpur
sehingga terpisah dari air bersih.

Air bersih akan mengalir melewati chlorine chamber sebelum ke effluent tank untuk
dibuang ke badan air penerima.

Untuk lumpur yang mengendap di dasar chamber akan dipompakan kembali ke


anoxic chamber sebagai RAS (return activated sludge).

Chlorination Chamber
Chlorine chamber ini berfungsi sebagai kontak antara air bersih hasil olahan dengan
zat desinfektan, untuk membunuh bakteri-bakteri patogen yang kemungkinan ada di
dalam air hasil olahan sebelum dibuang ke badan air penerima.

Effluent Tank

Air yang telah tercampur dengan desinfektan ditampung di dalam bak ini untuk
selanjutnya dibuang ke badan air.

Air yang dibuang telah memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan oleh pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai