Abstrak
Retensio plasenta merupakan salah satu penyebab masih tingginya angka
kematian ibu akibat perdarahan post partum. Faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian retensio plasenta seperti usia, paritas, riwayat persalinan sesar,
riwayat manual plasenta, riwayat kuret, anemia dan lainnya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan usia, paritas dan riwayat persalinan sesar
terhadap retensio plasenta. Jenis penelitian ini adalah case control retrospektif
dengan populasi seluruh ibu bersalin di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru tahun
2017. Sampel pada penelitian ini adalah 26 kelompok kasus dengan retensio
plasenta dan 78 kelompok kontrol.Hasil penelitian didapatkan 26,4% ibu dengan
usia resiko rendah, 30,2% ibu dengan paritas >3 dan 60,0% ibu memiliki riwayat
operasi sesar mengalami retensio plasenta. Hasil uji statistik chi square pada
derajat kepercayaan 95% didapatkan tidak terdapat hubungan antara usia
(ρ=0.624), paritas (ρ=0.596) dan riwayat persalinan sesar (ρ=0.098) dengan
kejadian retensio plasenta. Disarankan pada peneliti lain melanjutkan penelitian
ini dengan lingkup populasi yang lebih luas lagi serta meneliti faktor lainnya
seperti faktor kelahiran preterm, penolong persalinan, anemia, riwayat retensio
plasenta, riwayat abortus dan sebagainya yang belum pernah diteliti.
PENDAHULUAN
Setiap tahun sekitar 99% Perdarahan merupakan
kematian maternal terjadi di negara penyebab utama dan terbanyak
berkembang. Organisasi kesehatan kematian maternal. Faktor-faktor
tingkat dunia, World Health yang menyebabkan terjadinya
Organization (WHO) perdarahan yaitu atonia uteri,
memperkirakan 800 perempuan retensio plasenta, sisa plasenta, dan
meninggal setiap harinya akibat robekan jalan lahir (Manuaba, 2013).
komplikasi kehamilan dan proses Retensio plasenta dapat terjadi
kelahiran (Manuaba, 2013). sebagai komplikasi dalam 5 – 15 %
Angka Kematian Maternal dan persalinan pervaginam di negara
Perinatal yang terbilang cukup tinggi maju dan negara berkembang. Faktor
tidak sebanding dengan banyaknya predisposisi terjadinya retensio
jumlah pelayanan kesehatan dan plasenta adalah plasenta previa,
tenaga kesehatan. Hasil Survey bekas seksio sesarea, pernah kuret
Penduduk Antar Sensus (SUPAS) berulang dan paritas (Saifuddin,
tahun 2015 menyatakan AKI di A.B., 2009). Faktor predisposisi
Indonesia yaitu 305 per 100.000 lainnya yaitu usia, jarak persalinan,
kelahiran hidup. Berdasarkan target penolong persalinan, riwayat manual
Millennium Development Goals plasenta, anemia, riwayat
(MDGs) pada Tahun 2015 yaitu AKI pembedahan uterus, destruksi
102 per 100.000 kelahiranhidup, endometrium dari infeksi
sehingga target global MDGs sebelumnya atau bekas endometritis
(Millenium Development Goals) ke-5 dan implantasi corneal (Manuaba,
untuk menurunkan Angka Kematian 2013).
Ibu (AKI) menjadi 102/100.000 Data WHO pada tahun 2008
kelahiran hidup pada tahun 2015 menjelaskan bahwa dua pertiga
tidak tercapai. Mengacu pada kondisi kematian ibu akibat perdarahan
saat ini, pemerintah mencoba upaya adalah karena retensio plasenta,
untuk menurunkan AKI melalui dilaporkan bahwa 15 – 20%
SDGs dan di harapkan AKI untuk kematian ibu karena
tahun 2030 menjadi 70/100.000 retensioplasenta. Dari angka tersebut
kelahiran hidup (Kementerian diperoleh gambaran retensio plasenta
Kesehatan Republik Indonesia, menduduki peringkat ketiga (16 –
2017). Di Kota Pekanbaru AKI 17%) setelah urutan pertama atonia
mengalami sedikit kenaikan dari uteri (50 – 60%) dan yang kedua sisa
tahun 2015 yaitu 5/20.571 kelahiran plasenta 23 – 24% (Nugroho, 2012).
hidup menjadi 6/20.658 kelahiran Berdasarkan hasil penelitian
hidup pada tahun 2016 (Profil sebelumnya oleh Anteby et al,
Kesehatan Kota Pekanbaru, 2016). (2017) di Lis Maternity Hospital
Penyebab kematian ibu di Israel bahwa faktor usia ibu > 35
Provinsi Riau yaitu karena tahun meningkatkan risiko 1,08 kali
perdarahan (50%), hipertensi dalam untuk mengalami kejadian retensio
kehamilan (26%), gangguang sistem plasenta (OR 1.08, 95% CI 1.03-
perdarahan (8%), dan lain-lain (44%) 1.12). Hal ini dapat terjadi karena
(Profil Kesehatan Provinsi Riau, pada usia di bawah 20 tahun fungsi
2016) reproduksi seorang wanita belum
berkembang secara sempurna.
Jurnal Ibu dan Anak. Volume 7, Nomor 1, Mei 2019 38
Retensio Plasenta
Faktor Resiko Kasus Kontrol
N % N %
Umur
Resiko Tinggi 7 21,9 25 78,1
Resiko Rendah 19 26,4 53 73,6
Paritas
<3 10 19,6 41 80,4
Jadi, setiap pasien kelipatan 19 >3 16 30,2 37 69,8
di dalam rekam medik dijadikan
Riwayat Sesar
sampel untuk kelompok kontrol.
Ya 3 60,0 2 40,0
Untuk pengambilan sampel yang Tidak 23 23,2 76 76,8
pertama bisa dilakukan dengan cabut
undi, untuk yang selanjutnya sampel
diambil dengan kelipatan dari nomor Tabel 3
undi yang pertama keluar. Hubungan antara Faktor Usia
dengan Kejadian Retensio
HASIL DAN PEMBAHASAN Plasenta
Faktor Kasus Kontrol
HASIL p-
Resiko n (%) n (%) Jlh
value
Usia
Analisis Univariat Resiko
19 72
Rendah 53 (73,6)
Tabel 1 (26,4) (100)
Distribusi Kejadian Retensio Resiko 7 25 32 0,624
Plasenta di RSUD Arifin Achmad Tinggi (21,0) (78,1) (100)
Pekanbaru Tahun 2017 26
Jumlah 78 (75,0)
(25,0)
Jurnal Ibu dan Anak. Volume 7, Nomor 1, Mei 2019 40