Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 19, Nomor 1, Maret 2017: 1-12

FASILITAS PARK AND RIDE PADA LOKASI PARKIR KRAKAL DAN JUMLAH
KEBUTUHAN ANGKUTAN PARIWISATA PADA DESTINASI WISATA PANTAI
KABUPATEN GUNUNG KIDUL

PARK PARK AND RIDE FACILITY AT KRAKAL PARKING LOCATION AND THE NUMBER
OF TOURISM TRANSPORT NEEDS ON THE BEACH TOURISM DESTINATIONS IN
GUNUNG KIDUL DISTRICT

Tetty Sulastry Mardiana


Sekretariat Badan Litbang Perhubungan, Jl. Medan Merdeka Timur No. 5 Jakarta-Indonesia

tetty_sulastry@yahoo.com
Diterima: 8 Februari 2017, Direvisi: 14 Februari 2017, Disetujui: 27 Februari 2017

ABSTRACT
The tourism sector is a prospective sector in the District of Gunung Kidul. Increased tourism sector in Gunung Kidul
District which is not offset by the improvement and development of the transport sector, made congestion impact, so that
it is necessary to have park and ride management, namely shifting travelers vehicle to park on the provided parking area
and then transfer modes using tourism vehicle, so that on the road to tourist sites only tourism vehicle can be operated.
The problems of this study is whether through the park and ride and the transfer of transportation mode on the beach
tourism locations in Gunung Kidul District, can reduce the level of congestion and shorten travel time to tourist
destinations. This study aims to determine the amount of tourism transport that can accommodate the number of tourists,
and utilization of the Krakal parking lot location for the park and ride for traveler’s vehicle to tourism transport, so it is
expected to reduce the level of congestion and shorten travel time. This study uses descriptive quantitative approach,
based on the results of interviews with relevant SKPD, questionnaires to 60 respondents (10% of the number of
populations), and direct observations on the street through traffic counting of traveler’s vehicles at retribution and the
parking area. After going through the processing data, the result is required 19 tourism transport fleet to accommodate
the number of tourists beach in Gunung Kidul District, by the number of trips 99 traveling at a busy time. Extensive
allocation area for park and ride who owned by Gunung Kidul Government, used to accommodate the number of tourist
vehicles during the peak reach 12 823 m2, and the rest of the land area (17 178 m2) can be used to anticipated the
increasement of tourist vehicles, commercial areas, public facilities and workshops.
Keywords: tourism transport, park and ride

ABSTRAK
Sektor pariwisata merupakan sektor prospektif di Kabupaten Gunung Kidul. Peningkatan sektor pariwisata di
Kabupaten Gunung Kidul yang tidak diimbangi dengan peningkatan dan pengembangan sektor transportasi
menimbulkan dampak kemacetan, untuk mengatasi hal ini diperlukan manajemen park and ride yaitu dengan
mengalihkan kendaraan wisatawan untuk parkir pada lokasi parkir yang telah disediakan dan kemudian alih moda
menggunakan kendaraan pariwisata, sehingga pada jalan menuju lokasi wisata hanya kendaraan pariwisata yang dapat
beroperasi. Rumusan masalah studi ini adalah apakah melalui park and ride dan pengalihan moda transportasi di lokasi
pariwisata pantai Kabupaten Gunung Kidul dapat mengurai tingkat kemacetan dan mempersingkat waktu tempuh
menuju destinasi wisata. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jumlah angkutan pariwisata yang dapat
mengakomodir jumlah wisatawan, dan pemanfaatan luas lokasi parkir Krakal untuk park and ride kendaraan wisatawan
ke angkutan pariwisata, sehingga diharapkan dapat menurunkan tingkat kemacetan dan mempersingkat waktu tempuh.
Penelitian ini bersifat deskriptif menggunakan pendekatan kuanititatif,berdasarkan hasil wawancara kepada SKPD
terkait, dan kuisioner kepada 60 responden (10% dari jumlah populasi), dan pengamatan langsung di lapangan melalui
traffic counting kendaraan wisatawan pada tempat retribusi dan areal parkir. Setelah melalui proses pengolahan data
maka hasilnya adalah dibutuhkan 19 armada angkutan pariwisata untuk mengakomodir jumlah wisatawan Pantai
kabupaten Gunung Kidul dengan jumlah perjalanan sebanyak 99 perjalanan pada waktu sibuk. Luas alokasi area park
and ride yang dimiliki pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, yang terpakai untuk mengakomodir jumlah kendaraan
wisatawan saat puncak adalah sebesar 12.823 m2, dan sisa lahan seluas 17178 m2 dapat digunakan untuk antisipasi
peningkatan kendaraan wisatawan, area komersil, fasilitas umum dan bengkel.
Kata Kunci: angkutan pariwisata, park and ride

PENDAHULUAN
Sektor pariwisata merupakan sektor prospektif di wisata alam pantai, wisata alam goa, wisata alam
Kabupaten Gunung Kidul. Kabupaten Gunung Kidul bukit/pegunungan, wisata hutan, wisata minat
memiliki 32 objek wisata pantai yang cukup khusus, dan desa wisata. Peningkatan sektor
berkembang dan memiliki keunikan serta daya tarik pariwisata di Kabupaten Gunung Kidul tidak
tersendiri dari total 176 objek wisata yang ada, baik diimbangi dengan peningkatan dan pengembangan

1410-8593| 2579-8731 ©2017 doi: http://dx.doi.org/10.25104/jptd.v19i1.602 1


Nomor Akreditasi: 744/AU3/P2MI-LIPI/04/2016 | Artikel ini disebarluaskan di bawah lisensi CC BY-NC-SA 4.0
sektor transportasi sehingga menimbulkan dampak bahwa seorang wisatawan atau turis adalah
kemacetan. Jarak tempuh Kota Yogyakarta menuju seseorang yang melakukan perjalanan paling
Wonosari adalah 42 km, dengan waktu tempuh tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya
normal 1 (satu) jam, namun pada saat akhir pekan dengan tujuan rekreasi. Definisi yang lebih
dan hari libur waktu tempuh meningkat menjadi 3 lengkap, turisme adalah industri jasa. Mereka
s.d. 5 jam (Sidaruk, 2015). Semakin meningkatnya menangani jasa mulai dari transportasi, jasa
volume lalu lintas kendaraan dan mix traffic antara keramahan, tempat tinggal, makanan,
angkutan penumpang dan barang turut menyumbang minuman, dan jasa bersangkutan lainnya seperti
tingginya tingkat kepadatan lalu lintas, sehingga bank, asuransi, keamanan, dan lain-lain
kedepannya akan menimbulkan permasalahan yang (Pemerintah Republik Indonesia, 1990).
lebih kompleks apabila pengembangan dan
ma na j emen t r a ns p or t a s i t ida k s eg er a B. Jasa Kepariwisataan
diimplementasikan. Angkutan pariwisata dapat Banyak negara bergantung banyak dari industri
membantu kelancaran perkembangan pariwisata pariwisata ini sebagai sumber pajak dan
sehingga wisatawan dapat dengan cepat dan mudah pendapatan untuk perusahaan yang menjual
menuju lokasi wisata pantai yang dikehendaki. jasa kepada wisatawan, menurut World
Untuk itu diperlukan usaha memenuhi sarana Economic Forum, diantaranya Spanyol,
prasarana pendukung dalam mengembangkan Prancis, Jerman, Amerika Serikat, Inggris,
destinasi wisata pantai Kabupaten Gunung Kidul, Swiss, Australia, Italia, Jepang. Oleh karena itu
salah satunya melalui pengembangan sarana pengembangan industri pariwisata ini adalah
transportasi berupa angkutan pariwisata dan lokasi salah satu strategi yang dipakai oleh Organisasi
parkir yang memadai. Non-Pemerintah mempromosikan wilayah
Berangkat dari permasalahan tingginya kemacetan di tertentu sebagai daerah wisata untuk
destinasi wisata Kabupaten Gunung Kidul sehingga meningkatkan perdagangan melalui penjualan
meningkatkan waktu tempuh menuju lokasi destinasi barang dan jasa kepada orang non-lokal.
wisata, dan berdasarkan pertimbangan bahwa lokasi Menurut Undang Undang Nomor 10 Tahun
parkir destinasi wisata pantai Gunung Kidul sudah 2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud
termaktub pada dokumen perencanaan daerah, maka dengan pariwisata adalah berbagai macam
diperlukan identifikasi rencana angkutan pariwisata kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai
pantai Gunung Kidul dan alternatif solusi berupa fasilitas serta layanan yang disediakan
rencana pengembangan angkutan pariwisata terpusat masyarakat, pengusaha, pemerintah dan
dan pembangunan park and ride pada lokasi yang pemerintah daerah (Tri Gamis, 2016).
dimiliki Pemda Kabupaten Gunung Kidul, di lokasi Pelayanan angkutan pariwisata sebagaimana
parkir Krakal seluas 3 hektar. Rumusan masalah dimaksud merupakan pelayanan angkutan dari
studi ini adalah apakah melalui Rencana Fasilitas dan ke daerah-daerah wisata yang tidak dibatasi
Park and Ride di Pantai Krakal dan Rencana oleh wilayah administratif, atau untuk
Operasional Angkutan Pariwisata Pada Destinasi keperluan lain diluar pelayanan angkutan dalam
Wisata Pantai Dikabupaten Gunung Kidul dapat trayek, antara lain untuk keperluan keluarga dan
mengurai tingkat kemacetan dan mempersingkat sosial. Pelayanan angkutan pariwisata
waktu tempuh menuju destinasi wisata. Studi ini diselenggarakan dengan ciri-ciri mengangkut
bertujuan untuk menentukan jumlah kendaraan wisatawan atau rombongan, pelayanan
pariwisata yang diperlukan, menentukan rute angkutan dari dan ke daerah tujuan wisata atau
terpendek, jadwal kendaraan pariwisata yang tempat lainnya, dilayani dengan mobil bus, dan
beroperasi pada waktu puncak hari, dan desain parkir t ida k ma s u k t er mi na l ( K eme n t er ia n
di lokasi parkir Krakal, sehingga dapat mengurangi Perhubungan, 2003).
kemacetan dan mempersingkat waktu tempuh C. Ciri Angkutan Pariwisata
menuju destinasi wisata pantai serta tingkat
kenyamanan wisatawan terpenuhi. Angkutan Pariwisata adalah angkutan dengan
menggunakan mobil bus umum yang
TINJAUAN PUSTAKA dilengkapi dengan tanda-tanda khusus untuk
keperluan pariwisata atau keperluan lain diluar
A. Definisi Pariwisata pelayanan angkutan dalam trayek, seperti untuk
Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan keperluan keluarga dan sosial lainnya
yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan dan (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,
juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas 2014). Ukuran kebutuhan satuan ruang parkir
ini. Organisasi Pariwisata Dunia atau World (SRP) pada pusat kegiatan parkir yang tetap
Tourism Organization (WTO) mendefinisikan pada tempat rekreasi terdapat pada Tabel 1.

2 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 19, Nomor 1, Maret 2017: 1-12
Tabel 1.
Kapasitas Kendaraan

Luas Areal Total (100 m 2) 100 150 200 400 800 1600 3200 6400
50

Kebutuhan (SRP)
109 115 122 146 196 295 494 892
103
Sumber: Direktorat Jenderal Perhubungan Dara, 1996

D. Manajemen Parkir mengurangi kemacetan lalu lintas di pusat-


pusat kegiatan, mendorong masyarakat untuk
Upaya-upaya untuk mensukseskan kebijakan
meningkatkan penggunaan angkutan umum,
parkir memerlukan langkah-langkah sebagai
mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi
berikut:
Gas rumah kaca karena angkutan umum
1. Menentukan lokasi parkir berdasarkan menghasilkan emisi gas rumah kaca per
permintaan paling tinggi. penumpang km yang lebih rendah ketimbang
2. Tarif parkir awal harus terjangkau, seiring menggunakan kendaraan pribadi, dan
berjalannya waktu tarif tersebut mengurangi kebutuhan ruang parkir di pusat
ditingkatkan sampai mencapai tingkat kota (Wikipedia, 2007). Penetapan lokasi dan
okupansi yang optimal (sekitar 85% penuh pembangunan fasilitas Parkir untuk umum
pada jam puncak, untuk menjamin dilakukan oleh Pemerintah Daerah dengan
ketersediaan ruang parkir). memperhatikan rencana umum tata ruang,
analisis dampak lalu lintas dan kemudahan bagi
3. Lama parkir maksimum 3 sd 4 jam, agar Pengguna Jasa (Pemerintah Republik
ruang parkir dapat digunakan oleh Indonesia, 2009).
beberapa pengunjung dalam satu hari.
E. Data Kependudukan Kabupaten Gunung
4. Menetapkan standar parkir maksimum, Kidul
bukan minimum dan melarang penyediaan
ruang parkir baru untuk pembangunan Kabupaten Gunung Kidul terdiri dari 18
kecamatan dan 144 desa, yaitu Kecamatan
yang baru (Breithaupt, 2011).
Panggang, Purwosari, Paliyan, Saptosari,
Park and ride/parkir dan menumpang adalah Tepus, Tanjungsari, Rongkop, Girisubo,
kegiatan parkir kendaraan pribadi di tempat Semanu, Ponjong, Karangmojo, Wonosari,
parkir dan kemudian melanjutkan perjalanan Playen, Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen
dengan menggunakan bus atau kereta api. dan Semin. Dari 144 desa, 16 desa masuk
Banyak ditemukan di stasiun kereta api di klasifikasi swasembada dan 128 desa masih
pinggir kota ataupun stasiun/shelter busway swadaya. Jumlah penduduk terbanyak berada di
di pinggir kota. Manfaat pengembangan Kecamatan Karangmojo lebih dari 8.000
fasilitas park and ride antara lain membantu penduduk.

Sumber: BPS Kabupaten Gunung Kidul, 2015


Gambar 1.
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014.

Fasilitas Park and Ride Pada Lokasi Parkir Krakal dan Jumlah Kebutuhan Angkutan Pariwisata Pada Destinasi Wisata Pantai Kabupaten Gunung Kidul, Tetty Sulastry Mardiana 3
F. Penelitian Sebelumnya sisi barat daerah Panggang, sisi tengah
daerah Kemandang, dan sisi timur daerah
Penelitian yang dilakukan sebelumnya berjudul
Girisubo. Disain rute diusulkan dalam 3
Studi Pengembangan Angkutan Shuttle
rute untuk menghemat waktu, dan masing-
Destinasi Wisata di Kabupaten Gunung Kidul
masing rute melayani 5 destinasi wisata
yang ditulis oleh Herma Juniati, dkk tahun 2015
pantai. Rute barat melayani pantai Gesing,
dengan rekomendasi sebagai berikut:
Nguyahan, Ngobaran, Ngrenean, dan
1. Alternatif 1 Baron. Rute tengah melayani pantai
Para wisatawan dengan kendaraan pribadi Kukup, Sepanjang, Drini, Krakal dan
akan diarahkan menuju 3 (tiga) simpul Sundak. Rute timur melayani Pantai
transfer dari kendaraan pribadi ke shuttle Pulang, Indrayanti, Pok Tunggal, Siung,
bus, dengan posisi transfer berada pada Wedi Ombo, dan Sadeng.

Sumber: Herma Juniati dan Reslyana Dwitasari, 2015


Gambar 2.
Alternatif 1 Rute Shuttle dan Rencana Lokasi Fasilitas Transfer.
2. Alternatif 2 simpul transfer dari kendaraan pribadi ke
angkutan shuttle yang dilengkapi area
Menghadirkan 2 (dua) jenis shuttle:
parkir kendaraan pribadi wisatawan, di
a. Layanan s h u t tl e den ga n r u t e
sekitar daerah Panggang dan Terminal
Wonosari ke objek wisata pantai, dan
Tipe A Dhaksinarga sisi timur (jalan
b. Layanan shuttle antar objek wisata
lingkar luar) Wonosari, dan fasilitas
pantai.
transfer antar angkutan shuttle di 4 (empat)
Untuk mendukung layanan angkutan lokasi, yaitu Desa Panggang, Kemandang,
shuttle destinasi wisata di Kabupaten Tepus, dan Girisubo.
Gunung Kidul, perlu disiapkan fasilitas

4 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 19, Nomor 1, Maret 2017: 1-12
Sumber: Herma Juniati dan Reslyana Dwitasari, 2015
Gambar 3.
Alternatif 2 Rute Shuttle dan Rencana Lokasi Fasilitas Transfer.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian METODOLOGI PENELITIAN
sebelumnya adalah pada penelitian sebelumnya
Penelitian ini bersifat deskriptif menggunakan
merencanakan agar kendaraan pengunjung
pantai Kabupaten Gunung Kidul parkir di pendekatan metode penelitian kuantitatif metode
terminal eksisting Dhaksinga (memanfaatkan penelitian yang berlandaskan pada filsafat
terminal type A) yang berjarak rata-rata 27 km positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
ke pa nt a i, u nt u k kemu dia n b er a li h atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel
menggunakan kendaraan bis umum 3/4 atau pada umumnya dilakukan secara random,
angkutan pedesaan menuju tujuan wisata pengumpulan data menggunakan instrumen
(memanfaatkan angkutan pedesaan eksisting), penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik
atau Pemda Kabupaten Gunung Kidul (Sugiyono, 2014). Output penelitian ini adalah
menyediakan beberapa lahan parkir/ transfer perencanaan rute angkutan pariwisata dan rencana
yang berjarak kurang dari 10 km dari pantai kegiatan transfer kendaraan pribadi ke angkutan
untuk tempat alih moda kendaraan pengunjung pariwisata pada lokasi park and ride wisata pantai
ke kendaraan pariwisata. Sementara dalam Kabupaten Gunung Kidul.
penelitian ini tidak merekomendasikan parkir Jenis dan sumber data, yaitu data primer melalui
kendaraan wisatawan tidak di Terminal Type A hasil observasi, survei selama tiga hari pada saat
Dhaksinga karena terlalu jauh, dan angkutan peak hari terkait aksesibilitas, kondisi dan panjang
pedesaan yang akan dimanfaatkan kurang jalan, wawancara dan kuisioner kepada para
layak. Melalui proses wawancara dengan pemangku kepentingan, dan perangkat daerah/
Kepala Sub Bagian Rencana Dinas Pariwisata SKPD Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan,
Kabupaten Gunung Kidul, diketahui bahwa Dishubkominfo, BAPPEDA, para pengelola parkir
Pemda Kabupaten Gunung Kidul memiliki di lokasi wisata, dan para wisatawan. Menurut Gay
lahan untuk parkir seluas kurang lebih 3 hektar dan Diehl (1992), semakin banyak sampel yang
di kawasan Pantai Krakal, yang relatif lebih diambil maka akan semakin representatif dan
dekat dengan 2 (dua) pintu masuk menuju hasilnya dapat digeneralisir, namun ukuran sampel
kawasan pantai (Pos Pule Gundes dan Pos yang diterima akan sangat bergantung pada jenis
Tepus), sehingga pemanfaatan lahan parkir penelitiannya, jika penelitiannya bersifat deskriptif,
Krakal ini tidak akan terlalu banyak maka sampel minimunya adalah 10% dari populasi,
mengeluarkan biaya, dibanding dengan sehingga apabila jumlah populasinya sebanyak 600,
membeli dan membangun beberapa lokasi maka jumlah respondennya adalah 10 % berjumlah
parkir di luar kawasan pantai. Penelitian ini 60 responden.
outputnya adalah jumlah kendaraan pariwisata
yang dibutuhkan, jumlah perjalanan kendaraan Berdasarkan hasil pengamatan selama 3 hari
pariwisata, jadwal kendaraan pariwisata dan berturut-turut dalam waktu puncak (09.00 s/d 12.00)
desain lokasi parkir Krakal. didapat data primer antara lain jumlah kendaraan

Fasilitas Park and Ride Pada Lokasi Parkir Krakal dan Jumlah Kebutuhan Angkutan Pariwisata Pada Destinasi Wisata Pantai Kabupaten Gunung Kidul, Tetty Sulastry Mardiana 5
wisatawan yang keluar dan masuk pos retribusi, jenis counting (TC) kendaraan yang keluar dan masuk
dan jumlah kendaraan parkir pada lahan parkir lokasi wisata melalui tempat pembayaran retribusi
eksisting, rata-rata waktu parkir kendaraan dan pada areal parkir eksisting dengan jumlah rata-
wisatawan, jumlah wisatawan berdasarkan penjualan rata sebanyak 600 wisatawan per hari. Data sekunder
karcis retribusi, jarak antara pos retribusi dengan antara lain, data lokasi parkir pantai, data
Pantai Baron dan Pantai Pulang Syawal (nama lain kependudukan, dan data jumlah wisatawan 5 (lima)
Pantai Indrayanti), titik penyempitan jalan, tikungan tahun terakhir. Teknik pengumpulan data dilakukan
jalan dan tanjakan jalan akses menuju pos retribusi secara triangulasi teknik dan sumber (gabungan)
dan pantai. Data primer diambil dengan pengamatan (Sugiyono, 2010) sebagaimana terlihat pada
langsung/observasi di lapangan dan traffic Gambar 4.

Sumber: Sugiyono. 2012


Gambar. 4.
Teknik Pengumpulan Data.
Teknik analisis data bersifat induktif dimana hasil H = 60.C.Lf ............................................. (2)
lebih menekankan makna daripada generalisasi. P
Dalam pengolahan hasil wawancara dan observasi
dilakukan pendekatan kuantifikasi melalui Keterangan:
pembobotan pada jawaban responden dan temuan di H = Waktu Antara
lapangan (Sugiyono, 2012). C = Kapasitas Bis Sedang
Lf = Load Factor
Penelitian ini dilaksanakan di objek wisata Pantai = 70% = 0,7
Baron dan Indrayanti Kabupaten Gunung Kidul
P = Penumpang Terbanyak
berdasarkan pertimbangan kemacetan yang timbul
akibat tingginya animo wisatawan terhadap kedua Formulasi yang digunakan untuk menghitung
objek wisata pantai ini, sehingga 2 (dua) lokasi ini jumlah kendaraan per-waktu sirkulasi (Direktorat
sangat sesuai untuk menjadi lokasi utama penelitian. Jenderal Perhubungan Darat, 1996) adalah sebagai
Analisis dilakukan berdasarkan formulasi berikut:
perhitungan sebagaimana tercantum dalam
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat K= ............................................. (3)
No 272 Tahun 1996 tentang Pedoman Perencanaan
dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, antara lain untuk Keterangan:
menghitung waktu sirkulasi dari A (Parkir Krakal) ke K = Jumlah Kendaraan/Waktu Sirkulasi
B (Pantai Indrayanti) ke C (Pantai Baron) kembali ke CT ABA = Waktu Sirkulasi A-B-A
A (Parkir Krakal), menggunakan rumus sebagai H = Waktu Antara
berikut: Fa = Faktor Ketersediaan Kendaraan =
CT ABCA = (T AB + T BC + T CA) + (σAB + 100% = 0,1
σBC + σCA) + (TTA + TTB + Formulasi yang digunakan untuk menghitung
TTC) .................................... (1) kebutuhan jumlah armada pada periode sibuk = K1
Keterangan: antara pukul 09.00 dan pukul 12.00 = (W) = 3 Jam =
CTABCA = Waktu Sirkulasi A-B-C-A 180 Menit (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat,
σAB = Deviasi waktu perjalanan dari A ke B 1996), adalah sebagai berikut:
σBC = Deviasi waktu perjalanan dari B ke C
σBC = Deviasi waktu perjalanan dari C ke A K1 = K x ...................................... (4)
TT A = Waktu Henti Kendaraan di A
Keterangan:
TT B = Waktu Henti Kendaraan di B
K1 = Kebutuhan Kendaraan Pada jam Sibuk
TT C = Waktu Henti Kendaraan di C
K = Kebutuhan Kendaraan/Waktu Sirkulasi
Formulasi yang digunakan untuk menghitung waktu W = Periode Waktu Sibuk
antara (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, = 09.00 - 12.00 = 3 Jam = 180 Menit
1996) adalah sebagai berikut: CT ABA = Waktu Sirkulasi A-B-A

6 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 19, Nomor 1, Maret 2017: 1-12
Formulasi perhitungan persentase moda kendaraan HASIL DAN PEMBAHASAN
eksisting (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat,
A. Karakteristik Responden
1996):
Sampel studi ini berjumlah 60 sampel, masing-
......... (5) masing 30 sampel baik di Pantai Baron maupun
di Pantai Indrayanti. Rata-rata pengunjung
Formulasi perhitungan kapasitas parkir tiap moda pantai Baron dan pantai Indrayanti rata-rata
(m2) (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1996): berusia 31 s/d 40 tahun, dan didominasi oleh
jenis kelamin laki-laki. Pengunjung rata-rata
Jumlah Kendaraan Parkir Waktu Sibuk Eksisting berpendidikan sekolah menengah atas (SMA)
x SRP Kendaraan dan sarjana (S1). Pekerjaan pengunjung
mayoritas pegawai swasta dengan penghasilan
Formulasi perhitungan daya tampung berdasarkan rata-rata Rp. 1.500.000,-./bulan. Karakteristik
jumlah kendaraan eksisting (m2 ) (Direktorat usia responden/wisatawan dalam penelitian ini
Jenderal Perhubungan Darat, 1996): dapat dilihat pada Gambar 5.

Luas Lahan Parkir Tersedia x Persentase Moda


Kendaraan Eksisting

Sumber: Pengolahan Data, 2016


Gambar. 5.
Persentase Usia Responden.
B. Formulasi Perencanaan Kebutuhan 1. Jumlah Angkutan Pariwisata yang
Angkutan Pariwisata Dibutuhkan
Formulasi perhitungan perencanaan kebutuhan Perhitungan jumlah kendaraan didasarkan
angkutan pariwisata pantai Kabupaten Gunung pada kebutuhan kendaraan pada asumsi
Kidul menggunakan formulasi perhitungan periode tersibuk, diketahui hal-hal sebagai
berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal berikut:
Perhubungan Darat Nomor 272 Tahun 1996 a. Periode tersibuk antara pukul 09.00
tentang P ed o ma n P er en ca na a n dan dan 12.00 = 3 jam = 180 Menit
Pengoperasian Fa s ilit a s Par kir. A da p u n b. Jumlah wisatawan/penumpang
perhitungan dilakukan untuk menghitung kendaraan wisatawan terbanyak (P) =
jumlah angkutan pariwisata, dan jumlah 690 penumpang/waktu puncak
p er ja la na n ya n g d ib u t u h ka n u nt u k c. Jenis alat angkutan adalah bus
mengakomodir wisatawan dan perhitungan sedang dengan kapasitas masing-
kebutuhan ruang parkir berdasarkan jumlah masing 30 penumpang
kendaraan wisatawan eksisting, sehingga dapat d. Waktu perjalanan dari asal ke
diketahui luas areal parkir yang akan terpakai tujuan atau sebaliknya
untuk parkir, dan luas lahan yang dapat (TAB/Parkir Krakal ke Pantai
Indrayanti) = 5 menit
digunakan untuk pembangunan sarana fasilitas
(TBC/Pantai Indrayanti ke Pantai
umum pada lokasi tersebut.
Baron) = 15 menit
Berikut ini adalah perhitungan sebagaimana (TCA/Pantai Baron ke Parkir Krakal)
tersebut di atas: = 10 menit

Fasilitas Park and Ride Pada Lokasi Parkir Krakal dan Jumlah Kebutuhan Angkutan Pariwisata Pada Destinasi Wisata Pantai Kabupaten Gunung Kidul, Tetty Sulastry Mardiana 7
2. Waktu Sirkulasi TT A = 10% X 5 = 0,5 menit
TT B = 10 % X 15 =1,5 menit
Maka perhitungan waktu sirkulasi dari A
TT C = 10 % X 10 =1 menit
(Parkir Krakal) ke B (Pantai Indrayanti), B
(Pantai Indrayanti) ke C (Pantai Baron) Waktu sirkulasi dari A ke B ke C kembali
dan C (Pantai Baron) ke A (Parkir Krakal) ke A adalah:
adalah sebagai berikut: CT ABCA = (5+15+10)
σAB = 5 % X 5 = 0,25 +(0,25+0,75+0,5) +( 0,5+1,5+1)
σBC = 5% X 15 = 0,75 = 34,5 menit
σBC = 5% X 10 = 0,5
Tabel 2.
Perhitungan Jumlah Perjalanan Angkutan Pariwisata yang Diperlukan.

H (2) K K1
CT ABCA *) P *) C*) W *)
(60x(3)x0,7)/P (2) (1)/(4) x 100% (5) x (6)/(1)
1 2 3 4 5 6 7
34,5 690 30 1,8 19 180 99
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2016

3. Waktu Antara 5. Kebutuhan Jumlah Armada Pada


Periode Sibuk
Maka waktu antara/jeda dari satu
destinasi ke destinasi wisata pantai Kebutuhan jumlah armada pada
lainnya (H) adalah: periode sibuk = K1 antara pukul 09.00
dan pukul 12.00 = (W) = 3 Jam = 180
H = 60x30x0,7
Menit, adalah :
690
H = 1,8 menit K1 = K x 180
34,5
4. J u ml a h K e nd ar a a n pe r- Wa kt u
= 19 X 5,22
Sirkulasi
K1 = 99 trip kendaraan
Jumlah kendaraan per-waktu sirkulasi
Jadwal Angkutan Pariwisata Pantai Krakal-
adalah:
Pantai Indrayanti-Pantai Baron-Pantai Krakal,
K = 34,5 digambarkan pada tabel berikut.
1,8 x 1
K = 19 unit kendaraan

Tabel 3.
Jadwal Angkutan Pariwisata Pantai

Sumber: Pengolahan Data, 2016

8 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 19, Nomor 1, Maret 2017: 1-12
6. Rute yang Direncanakan Krakal - Pantai Indrayanti - Pantai
Baron - Parkir Krakal.
Direncanakan angkutan pariwisata
pantai menggunakan rute Parkir

Sumber: Pengembangan Rute Berdasarkan Rute Sebelumnya, 2016


Gambar 6.
Rute Parkir Krakal – Pantai Indrayanti/ Pulang Syawal - Pantai Baron - Parkir Krakal.

Sumber: Pengembangan Rute, Google Map, 2016


Keterangan:
Jalur Arah Pergi Bis Pariwisata
Jalur Arah Pulang Bis Pariwisata
Gambar 7.
Rute Angkutan Pariwisata.
C. Kebutuhan Ruang Parkir mendorong pengunjung untuk memarkirkan
kendaraannya di sentral parkir Krakal yang saat
Rencana pengoperasian park and ride dan alih ini sudah dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten
moda di parkir Pantai Krakal dan rencana Gunung Kidul seluas 30.000 m2, untuk
angkutan pariwisata dari parkir Krakal - Pantai kemudian alih moda menggunakan bis
Indrayanti - Pantai Baron dilakukan dengan angkutan pariwisata ukuran sedang (30 seat),
Fasilitas Park and Ride Pada Lokasi Parkir Krakal dan Jumlah Kebutuhan Angkutan Pariwisata Pada Destinasi Wisata Pantai Kabupaten Gunung Kidul, Tetty Sulastry Mardiana 9
mengingat lebar jalan menuju lokasi pantai Jenis kegiatan = Lokasi Pariwisata
Baron dan pantai Indrayanti relatif sempit (± 10 Luas lahan parkir = 30.000 m2
m) apabila dilalui oleh kendaraan pariwisata Standar Ketersediaan Ruang Parkir = 3,5-7,5.
pengunjung yang rata-rata berukuran besar.
Ukuran kebutuhan ruang parkir pada pusat
Perencanaan dan pengoperasian fasilitas parkir kegiatan rekreasi ditentukan berdasarkan Tabel
destinasi wisata pantai Kabupaten Gunung 4, untuk kapasitas ruang parkir berdasarkan
Kidul: moda tersaji pada Tabel 5.

Tabel 4.
Standar Satuan Ruang Parkir Kendaraan

Jenis Kendaraan Satuan Ruang Parkir (m 2 )

1. a. Mobil penumpang untuk golongan I 2,30 x 5,00 12


b. Mobil penumpang untuk golongan II 2,50 x 5,00 13
c. Mobil penumpang untuk golongan III 3,00 x 5,00 15
2. Bus/truk 3,40x 12,50 43
3. Sepeda motor 0,75 x 2,00 1,5
Sumber: Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1996

Tabel 5.
Kapasitas Ruang Parkir Berdasarkan Jenis Kendaraan

Jumlah Kapasitas Parkir


Persentase SRP Kapasitas
Jenis Kendaraan Kendaraan yang Terpakai
(%) (m2) Parkir (m2)
Parkir (per hari) (m2)
Mobil Penumpang 343 35 13 10.352 4.459,0
Bus Sedang, Bus Besar 178 18 43 5.372 7.654,0
Motor 473 48 1,5 14.276 709,5
Total 994 100 30.000 12.823
Sumber: Pengolahan data, 2016

Berdasarkan Tabel 5 di atas, maka kapasitas digunakan oleh parkir mobil penumpang
parkir yang diperlukan berdasarkan kondisi eksisting, 7.654 m2 digunakan oleh parkir bus
eksisting adalah sebesar 12.823 m2 dan sisa sedang dan besar, dan 709.5 m2 digunakan oleh
lahan parkir Krakal yang dapat digunakan parkir motor. Berdasarkan hal tersbut maka luas
untuk pengembangan sarana fasilitas umum total lahan parkir Krakal yang digunakan untuk
(fasum), lokasi niaga (supermarket, dan lain- parkir kendaraan eksisting adalah seluas 12.823
lain) dan peningkatan jumlah wisatawan m2, dan terdapat sisa lahan sebesar 17.177 m2
destinasi wisata pantai Kabupaten Gunung yang dapat digunakan untuk fasilitas shelter,
Kidul adalah: fasilitas umum, area komersil, bengkel dan
pengembangan parkir. Desain Lokasi Parkir
= Luas lahan parkir Krakal-Daya Tampung Krakal yang dimiliki Pemerintah Kabupaten
Berdasarkan Jumlah Kendaraan Eksisting Gunung Kidul tersaji pada Gambar 8.
(m2)
= 30.000 m2 – 12.823 m2 D. Desain Lokasi Park and Ride
= 17178 m2
Luas fasilitas parkir Krakal di desain (panjang x
Pemanfaatan lahan parkir yang dimiliki lebar) 25.000 meter x 12.000 meter. Fasilitas
pemerintah Kabupaten Gunung Kidul sebesar umum yang direncanakan di lokasi parkir
30.000 meter2 lokasi berada di dekat pantai Krakal antara lain taman, food court, toilet dan
Krakal, apabila dihitung berdasarkan jumlah mesjid berada di tengah-tengah lokasi parkir
kendaraan parkir eksisting, maka luas lokasi Krakal dengan konsep melingkar. Fasilitas
lahan terpakai berdasarkan jenis kendaraan bengkel, toilet dan tempat istirahat pengemudi
dengan satuan ruang parkir (SRP) mobil berada di bagian belakang dengan konsep
penumpang 13 m2 , bus 43 m2 dan sepeda memanjang. Berdasarkan hasil pengamatan
motor 1.5 m2 , adalah seluas 4.459 m 2 selama tiga hari dalam puncak hari (Pukul

10 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 19, Nomor 1, Maret 2017: 1-12
09.00 s.d. 12.00 WIB), diketahui bahwa lokasi lokasi lain berada di sekeliling fasilitas umum.
parkir Krakal di desain untuk menampung Shelter untuk angkutan pariwisata keluar masuk
kendaraan pada waktu puncak kunjungan berada di bagian depan lokasi parkir Krakal.
wisatawan. Jumlah lots parkir pada parkir Lebar jalan di dalam lokasi parkir Krakal
Krakal antara lain 124 lot parkir untuk bis, 208 bervariasi mulai dari 12, 10 dan 6 meter. Untuk
lot parkir untuk mobil, 225 lot parkir untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar desain
motor. Ruang terbuka hijau (taman) berada di 5 layout lokasi parkir Krakal sebagai berikut.
lokasi, berhadapan dengan shelter, dan empat

Sumber: Pengolahan Data 2016


Gambar 8.
Desain Layout Lokasi Parkir Krakal.

KESIMPULAN area komersil, bengkel dan pengembangan parkir


Rencana pengoperasian angkutan pariwisata pantai yang akan datang.
Baron dan Pantai Indrayanti dilakukan dengan
SARAN
mendorong pengunjung untuk memarkirkan
kendaraannya di sentral parkir Krakal untuk Pelebaran jalan pada titik-titik jalan yang menanjak,
kemudian alih moda menggunakan bis angkutan menuju tempat retribusi (Baron dan Pule Gundes)
pariwisata ukuran sedang. Rute angkutan pariwisata dan Pantai Baron, Indrayanti perlu segera dilakukan
pantai adalah Parkir Krakal - Pantai Indrayanti - terutama pada jalur Pantai Baron-Indrayanti-pos Pule
Pantai Baron - Parkir Krakal. Angkutan pariwisata Gundes, sehingga pertemuan dua kendaraan
pantai direncanakan menggunakan bus berukuran berlawanan arah pada jalur ekstrim (menanjak,
sedang dengan kapasitas 30 penumpang, Waktu menikung) dapat dilakukan dengan lancar, dan
perjalanan dari parkir Krakal ke pantai Indrayanti dampak kemacetan yang timbul karena pengemudi
ditempuh selama 5 menit, dari pantai Indrayanti ke tidak siap dapat diminimalisir. Pemasangan rambu
pantai Baron ditempuh selama 15 menit, dan waktu lalu lintas pada beberapa titik lajur jalan Pantai
perjalanan dari Pantai Baron ke parkir Krakal Baron-Indrayanti-pos Pule Gundes sebagai
ditempuh selama 10 menit. Jumlah angkutan peringatan terjadinya penyempitan jalan, tikungan
pariwisata yang diperlukan per-waktu sirkulasi tajam, dan tanjakan serta kaca cembung jalan yang
dengan waktu antara 1.8 menit adalah sebanyak 19 berguna untuk melihat dari berbagai arah di jalanan,
unit kendaraan. Jumlah perjalanan yang diperlukan sehingga pengguna jalan bisa melihat lawan arah
pada periode sibuk pukul 09.00 - 12.00 adalah pada jalur dengan arah pandang negatif atau dari
sebesar 99 trip perjalanan. Total lahan parkir Krakal persimpangan lainnya, penting untuk menjadi skala
yang digunakan untuk parkir kendaraan eksisting p r ior it a s . Dukungan p emer i nt a h u nt u k
adalah seluas 12.823 m2, dapat menampung parkir pengembangan angkutan pariwisata perlu segera
untuk 124 bis, 208 mobil, dan 225 motor sehingga dihadirkan berupa peraturan daerah yang mengatur
terdapat sisa lahan sebesar 17.177 m2 yang dapat tata kelola angkutan pariwisata pantai di Kabupaten
digunakan untuk peruntukan shelter, fasilitas umum, Gunung Kidul, dan menumbuhkan partisipasi

Fasilitas Park and Ride Pada Lokasi Parkir Krakal dan Jumlah Kebutuhan Angkutan Pariwisata Pada Destinasi Wisata Pantai Kabupaten Gunung Kidul, Tetty Sulastry Mardiana 11
masyarakat terhadap kehadiran angkutan pariwisata. Juniati, Herma., Dwitasari, Reslyana. 2015. Studi
Dukungan anggaran bagi pengembangan wisata ini Pengembangan Angkutan Shuttle Destinasi Wisata
diperlukan sehingga pengembangan pariwisata di di Kabupaten Gunung Kidul. Jurnal Penelitian
Kabupaten Gunung Kidul akan meningkat secara Transportasi Multimoda. Volume 13/Nomor
03/ September/2015 halaman 147-158. Jakarta.
signifikan. Saran untuk penelitian lanjutan adalah
mengenai skema pembiayaan baik subsidi maupun Sidauruk, Ronaldo Natalius. 2015. Perencanaan
non subsidi melalui penghitungan Biaya Operasional Pengoperasian Trayek Angkutan Wisata Pantai
Kendaraan (BOK) angkutan pariwisata pantai Wonosari. (Online). http://e-journal.uajy.ac.id.
Kabupaten Gunung Kidul, dan penelitian lebih lanjut Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
mengenai rencana pelebaran jalan akses menuju dan R&D. Bandung: Alfabeta.
pantai, sehingga memenuhi aturan keselamatan Sugiyono. 2013. Mehami Penelitian Kualitatif. Bandung:
berkendaraan. Alfabeta.

UCAPAN TERIMA KASIH Tri, Ganis. 2016. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009
tentang Kepariwisataan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pusat
Penelitian dan Pengembangan Transportasi Jalan dan Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Perkeretaapian Kementerian Perhubungan,
Angkutan Jalan. Jakarta.
Dishubkominfo, Dinas Pekerjaan Umum, Kantor
Pertanahan dan Tata Ruang, BAPPEDA Kabupaten Pemerintah Republik Indonesia. 1990. Undang-Undang
Gunung Kidul dan Propinsi DI Yogyakarta, para Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan.
pengelola parkir pantai, dan para wisatawan sebagai Jakarta.
responden yang telah mendukung dalam penelitian Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 2014.
ini. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Nomor 14 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan
DAFTAR PUSTAKA Wisata. Jakarta.
Breithaupt, Manfred. 2011. Manajemen Parkir: Sebuah Kementerian Perhubungan. 2003. Keputusan Menteri
Kontribusi Menuju Kota yang Layak Huni. Perhubungan Nomor KM.35 Tahun 2003 tentang
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1996. Pedoman Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan Dengan
Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir. Jakarta. Kendaraan Umum. Jakarta.

12 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 19, Nomor 1, Maret 2017: 1-12

Anda mungkin juga menyukai