(KELUARGA BERENCANA)
PENGERTIAN KB
Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak
kehamilan dengan memakai kontrasepsi (Manuaba, 2003).
Keluarga berencana menurut WHO adalah tindakan yang memakai individu atau pasangan suami istri
untuk :
Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial – ekonomi suatu keluarga dengan cara
mengatur kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya (Mochtar, 2002)
1. Menunda / mencegah kehamilan. Menunda kehamilan bagi PUS (Pasangan Usia Subur) dengan
usia istri kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya. Alasan menunda /
mencegah kehamilan :
2. Umur dibawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai anak dulu karena
berbagai alasan. penggunaan kontrasepsi pil oral, karena peserta masih muda.
3. Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda masih tinggi frekuensi
bersenggamanya, sehingga mempunyai kegagalan tinggi.
4. Penggunaan IUD (Intra Uterine Divice) bagi yang belum mempunyai anak pada masa ini dapat
dianjurkan, terlebih bagi calon peserta dengan kontra indikasi terhadap pil oral.
CIRI-CIRI KONTRASEPSI YANG DIANJURKAN
1. Reversibilitas yang tinggi artinya kembalinya masa kesuburan dapat terjamin hampir 100%,
karena pada masa ini peserta belum mempunyai anak.
2. Efektifitas yang tinggi, karena kegagalan akan menyebabkan terjadinya kehamilan dengan risiko
tinggi dan kegagalan ini merupakan kegagalan program.
3. Menjarangkan kehamilan. Periode usia istri antara 20 – 30 / 35 tahun merupakan periode usia
paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak dua orang dan jarak antara kelahiran adalah
2 – 4 tahun. Ini dikenal sebagai catur warga.
1. Umur antara 20 – 30 tahun merupakan usia yang terbalik untuk mengandung dan melahirkan.
2. Segera setelah anak pertama lahir, maka dianjurkan untuk memakai IUD (Intra Uterine Divice)
sebagai pilihan utama.
3. Kegagalan yang menyebabkan kehamilan cukup tinggi namun disini tidak atau kurang
berbahaya karena yang bersangkutan pada usia mengandung dan melahirkan yang baik.
4. Di sini kegagalan kontrasepsi bukanlah kegagalan program.
Periode umur istri diatas 30 tahun, terutama diatas 35 tahun, sebaiknya mengakhiri kesuburan
setelah mempunyai 2 orang anak.
Alasan mengakhiri kesuburan :
1. Ibu-ibu dengan usia diatas 30 tahun dianjurkan untuk tidak hamil atau tidak punya anak lagi,
karena alasan medis atau alasan lainnya.
2. Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap.
3. Pil oral kurang dianjurkan karena usia ibu yang relatif tua dan mempunyai kemungkinan
timbulnya akibat sampingan dan komplikasi.
MACAM-MACAM KB
Tanpa alat yaitu KB alamiah (Metode kalender (Ogino-Knaus), Metode Suhu Basal (Termal),
Metode lendir serviks (Billings), Metode Simpto-Termal) dan Coitus Interuptus (Hanafi, 2001).
Dengan alat yaitu Mekanis (Barrier) [Kondom Pria, Barier intra-vaginal (Diafragma),Kap Serviks
(Cervical cap), Spons (Sponge), Kondom wanita] dan kimiawi [Spermisid (Vaginal cream, Vaginal
foam, Vaginal Jelly, Vaginal suppositoria, Vaginal tablet (busa), Vaginal soluble film].
Kontrasepsi hormonal yaitu Per-oral [Pil Oral Kombinasi (POK), Mini-pil, Morning-after pill],
Injeksi atau suntikan [DMPA, NET-EN, Microspheres, Microcapsules] dan Sub-kutis : Implant
(Alat kontrasepsi bawah kulit = AKBK), Implant Non-biodegradable (Norplant, Norplant-2, ST-
1435, Implanon), Implant Biodegradable (Capronor, Pellets).
Intra uterie devices (IUD, AKDR)
Kontrasepsi mantap : pada wanita (tubektomi) dan pada pria (vasektomi). (Hanafi, 2004)
KONSELING KB
Konseling awal sangat diperlukan untuk calon yang baru pertama datang dan dimaksudkan
untuk mengenalkan klien kepada semua cara KB atau pelayanan kesehatan, prosedur klinik,
kebijakan, dan bagaimana pengalaman klien pada kunjungannya itu. Bila konseling awal
dilakukan dengan baik, maka dapat membantu klien dalam memilih cara KB yang cocok bagi
klien. Dalam konseling awal diberitahukan secara singkat tentang cara-cara KB yang tersedia di
klinik. Jawab pertanyaan klien dengan jelas dan terarah.
Suasana pelayanan yang nyaman melalui penerimaan yang hangat dan kekeluargaan.
Penyuluhan mengenai cara-cara KB.
Penyuluhan mengenai keefektifan menyusui untuk KB bagi ibu yang baru melahirkan.
Keterangan mengenai apa yang diinginkan oleh klien selama kunjungan tersebut.
Konseling khusus mengenai metode KB yang memberi kesempatan kepada klien untuk :
1. Mengajukan pertanyaan tentang cara KB tertentu dan membicarakan pengalamannya.
2. Mendapat informasi lebih rinci tentang cara KB yang tersedia yang ingin dipilihnya.
3. Mendapat bantuan untuk memilih metode KB yang cocok.
4. Penerangan lebih jauh tentang bagaimana menggunakan metode tersebut dengan aman,
efektif, dan memuaskan.
a) Menanyakan kepada klien cara apa yang ingin dipilih dan apa yang ia ketahui tentang cara
tersebut. Dengan cara demikian pemberi pelayanan dapat mengoreksi dan informasi yang salah
yang muncul di masyarakat untuk selanjutnya memberikan informasi yang benar.
b) Memberitahukan dan mendiskusikan cara kerja setiap metode KB, keefektifannya, manfaat dan
kerugiannya.
c) Membantu klien untuk mulai memilih suatu metode
d) Menasehati klien perlunya evaluasi lebih lanjut.
e) Memberi kesempatan kepada klien untuk bertanya lebih lanjut atau ada hal lain yang masih
merisaukan.
f) Menjelaskan secara singkat dan jelas bagaimana menggunakan metode tersebut dan
memungkinkan efek samping yang timbul
g) Meminta klien mengulang instruksi untuk menyakinkan bahwa ia benar-benar telah mengerti.
h) Membicarakan dengan klien apa harus kembali atau follow up. Penekanan dititik beratkan pada
penyediaan alat, nasehat tentang efek samping, bagaimana mengenal adanya masalah sedini
mungkin, bagaimana bila ingin mengganti alat kontrasepsi.
6). Kunjungan ulang yang pertama tergantung pada jenis KB yang dipakai. Sebagai contoh, dibawah ini
diberikan jadwal yang dianjurkan