Anda di halaman 1dari 9

Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia

Disusun Oleh :

Nama : Yeni Angreini

Nim : ( 20019041 )

Semester : II ( dua )

Dosen Pembimbing : Maya Fadlilah, S.kep.,Ns., M.Kes

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


BAB I
PENDAHULUAN

Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O2). Kebutuhan fisiologis


oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel
tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih
dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak
dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KEBUTUHAN OKSIGEN

Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak adanya
oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional mengalami kemunduran atau bahkan dapat
menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama
dan sangat vital bagi tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara fungsional.
Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami
gangguan. Sering kali individu tidak menyadari terhadap pentingnya oksigen. Proses pernapasan
dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang
mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran
pernapasan. Pada kondisi ini, individu merasakan pentingnya oksigen.

1 MEHITUNG PERNAFASAN

Kadar oksigen dalam tubuh yang normal adalah 80 mmHg. Jika kurang dari jumlah itu, berarti kadar
oksigen dalam tubuh anda dan rentan mengalami hipoksia. Orang yang mengalami hipoksi akan
pusing, lemas, bahkan jika tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan koma dan kematian.
Itulah mengapa kekurangan oksigen dapat berdampak pada kesehatan tubuh kita. Oleh karena itu,
disarankan bagi kita untuk memastikan kebutuhan oksigen terpenuhi.

Salah satu cara menghitung kebutuhan oksigen yang paling sederhana adalah dengan melakukan
tensi secara rutin di pemeriksaan medis terdekat. Dari hasil tensi anda dapat menemukan tekanan
darah anda. Laju jantung anda akan mempengaruhi jumlah konsentrasi oksigen yang ada dalam darah.
Jika tekanan jantung lemah, anda juga diindikasikan memiliki oksigen yang rendah dalam darah.

Cara menghitung kebutuhan oksigen lainnya adalah dengan mengandalkan VO2Max. VO2max
adalah jumlah maksimum oksigen dalam mililiter, yang digunakan dalam satu menit per kilogram
berat badan anda. Orang yang memiliki VO2max lebih tinggi dapat diasumsikan lebih bugar
ketimbang orang dengan nilai VO2max rendah.

2 MEMPOSISIKAN PASIEN FOWLER DAN SEMIFOWLER

1. Posisi Fowler

Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepalatempat tidur
lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan
memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
Tujuan

Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi.

Meningkatkan rasa nyaman

Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga meningkatnya ekspansi dada dan ventilasi
paru

Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap

Indikasi

1) Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan

2) Pada pasien yang mengalami imobilisasi

Alat dan bahan :

1). Tempat tidur khusus


2). Selimut

Cara kerja :

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

Dudukkan pasien

Berikan sandaran atau bantal pada tempat tidur pasien atau aturr tempat tidur.

Untuk posisi semifowler (30-45˚) dan untuk fowler (90˚).

Anjurkan pasien untuk tetam berbaring setengah duduk.

2. Posisi semi fowler

Semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk 15-60 derajat

Tujuan

1. Mobilisasi
2. Memerikan perasaan lega pada klien sesak nafas

3. Memudahkan perawatan misalnya memberikan makan

Cara / prosedur

1. Mengangkat kepala dari tempat tidur ke permukaan yang tepat ( 45-90 derajat)

2. Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan kepala klien jika tubuh bagian atas klien
lumpuh

3. Letakan bantal di bawah kepala klien sesuai dengan keinginan klien, menaikan lutut dari
tempat tidur yang rendah menghindari adanya teknan di bawah jarak poplital ( di bawah lutut
).

3 MENGUMPULKAN SPUTUM UNTUK PEMERIKSAAN

Mengumpulan Sputum

Sebaiknya klien diinformasikan tentang pemeriksaan ini sehingga akan dapat dikumpulkan sputum
yang benar-benar sesuai untuk pemeriksaan ini. Instruksikan pasien untuk mengumpulkan hanya
sputum yang berasal dari dalam paru-paru. (Karena sering kali jika klien tidak di jelaskan demikian,
klien akan mengumpulkan saliva dan bukan sputum). Biasanya dibutuhkan sekitar 4 ml sputum untuk
suatu pemeriksaan laboraturium. Implikasi keperawatan untuk pengumpulan sputum termasuk :

1. Klien yang kesulitan dalam pembentukan sputum atau mereka yang sangat banyak membentuk
sputum dapat mengalami dehidrasi, perbanyak asupan cairan klien.

2. Kumpulkan sputum sebelum makan dan hindari kemungkinan muntah karena batuk.

3. Instruksikan klien untuk berkumur dengan air sebelum mengumpulkan specimen untuk
mengurangi kontaminasi sputum.

4. Instruksikan klien untuk mengingatkan dokter segera setelah specimen terkumpul sehingga
specimen dapat dikirim ke laboraturium secepatnya.

Pemeriksaan Sputum

Pemeriksaan sputum biasanya diperlukan jika diduga adanya penyakit paru. Membran mukosa saluran
pernapasan berespons terhadap inflamasi dengan meningkatkan keluaran sekresi yang sering
mengandung organisme penyebab. Perhatikan dan catat volume, konsistensi, warna dan bau sputum.
Pemeriksaan sputum mencakup pemeriksaan :

1. Pewarnaan Gram,biasanya pemeriksaan ini memberikan cukup informasi tentang organism yang
cukup untuk menegakkan diagnose presumtif.

2. Kultur Sputum mengidentifikasi organisme spesifik untuk menegakkan diagnose definitif. Untuk
keperluan pemeriksaan ini, sputum harus dikumpulkan sebelum dilakukan terapi antibiotic dan
setelahnya untuk menentukan kemanjuran terapi.

3. Basil Tahan Asam (BTA) menentukan adanya mikobacterium tuberculosis, yang setelah
dilakukan pewarnaan bakteri ini tidak mengalami perubahan warna oleh alcohol asam.
4 MEMBERIKAN OKSIGEN NASAL KANUL

1. Nassal kanul, / binasal kanula

Alatnya sederhana dapat memberikan oksigen dengan aliran 1-6lt/menit dan konsentrasi oksigen
sebesar 24%-44%.

Cara pemasangan : Terangkan prosedur pada klien


Atur posisi klien yang nyaman(semi fowler)
Atur peralatan oksigen dan humidiflier
Hubungkan kanula dengan selang oksigen ke humidiflier dengan aliran oksigen yang rendah,beri
pelicin(jelly) pada kedua ujung kanula.
Masukan ujung kanula ke lubang hidung
Fiksasi selang oksigen
Alirkan oksigen sesuai yang diingiinkan.

Keuntungan
Toleransi klien baik
Pemasangannya mudah
Klien bebas untuk makan dan minum
Harga lebih murah

Kerugian
Mudah terlepas
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%
Suplai oksigen berkurang jika klien bernafas lewat mulut
Mengiritasi selaput lender, nyeuri sinus

Sungkup muka / masker / facemask

5 MELATIH NAFAS DALAM

TUJUAN

1. Meningkatkan kapasitas paru

2. Mencegah atelektasis

KEBIJAKAN Pasien dengan gangguan paru obstruktif & restriktif

PETUGAS Perawat

PERALATAN -

PROSEDUR

PELAKSANAAN

A. Tahap PraInteraksi
1. Mengecek program terapi

2. Mencuci tangan

B. Tahap Orientasi

1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan

3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien

C. Tahap Kerja

1. Menjaga privacy pasien

2. Mempersiapkan pasien

3. Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan

satu tangan di abdomen

4. Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik

nafas dalam melalui hidung hingga 3 hitungan,

jaga mulut tetap tertutup)

5. Meminta pasien merasakan mengembangnya

abdomen (cegah lengkung pada punggung)

6. Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan

7. Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3

hitungan (lewat mulut, bibir seperti meniup)

8. Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen

dan kontraksi dari otot

9. Merapikan pasien

D. Tahap Terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan

2. Berpamitan dengan klien

3. Mencuci tangan

4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan


6 MELATIH BATUK EFEKTIF

a) Mengatur posisi duduk


b) Meminta klien meletakkan satu tangan di dada dan satu tangan di abdomen
c) Melayih klien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam melalui hidung selama 3 hitungan, jga
mulut tetap tertutup)
d) Meminta klien merasakan mengembangkan abdomen (cegah lengkung pada punggung)
e) Meminta klien menahan nafas hinga 3 hitungan
f) Meminta klien menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut , bibir seperti
meniup)
g) Meminta klien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari otot abdomen
h) Memasng perlak dan bengkok dipangkuan klien
i) Meminta klien melakukan nafas dalam 2 kali yang ketiga : inspirasi, tahan nafas dan batukkan
dengan kuat.
j) Menampung lendir dalam sputum pot
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang di gunakan untuk
kelangsungan metabolism sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel.
Proses Oksigenasi :
• TransfortasiGas
• Ventilasi
• DifusiGas

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi


• Saraf Otonomik
• Alergi pada SaluranNapas
• Perkembangan
• Perilaku
• Li ngku ngan

Jenis Pernapasan
• Pernapasan Eksternal
• Pernapasan Internal

B. Saran
• Dengan selesainya makalah ini disarankan kepada para pembaca agar dapat lebih memperdalam lagi
pengetahuan tentang pemenuhan kebutuhan oksigeni pada Rumah Sakit serta dapat
mengaplikasikannya dalam dunia keperawatan.
• Diharapkan perawat serta tenaga kesehatan lainnya mampu memahami dan mendalami Kebutuhan
fisiologis oksigenasi yang merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat mendasar

Anda mungkin juga menyukai