Anda di halaman 1dari 14

2

Analisa Hasil Uji Visual Pengelasan di PT. Janata Marina Indah Unit II

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Inspeksi Las

Disusun Oleh :

Moch. Reza A 40040418060049

Rifky Al Zain 40040418060060

Dosen Pengampu :

Suharto AT, MT

PSD III TEKNIK PERKAPALAN

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat Puji
dan syukur kehadirat yang diberikan-Nya sehingga tugasmakalah yang berjudul “Analisa
Hasil Uji Visual di PT. Janata Marina Indah Unit II” ini dapat terselesaikan dengan tepat
waktu dan sistematis. Laporan ini dibuat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas Makalah
Inspeksi Las.

Dengan menerapkan teori yang diajarkan pada mata kuliah inspeksi las diharapkan
mahasiswa dapat memberikan gambaran mengenai cacat pengelasan di lapangan langsung
secara tertulis dengan jelas.

Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terima kasih yang dalam kepada semua
pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwujudnya
laporan ini. Akhirnya saran dan kritik pembaca yang dimaksud untuk mewujudkan
kesempurnaan laporan ini penulis sangat hargai.

Semarang, 9 September 2020

Penulis,

i
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
ABSTRAK............................................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Pengujian..................................................................................................1
1.2 Tujuan Pengulisan...............................................................................................................1
1.3 Kegunaan Penulisan............................................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................................................2
2.1 Pengujian Visual..................................................................................................................2
2.2 Spesimen & Peralatan.........................................................................................................2
2.3 Prosedur Pengujian.............................................................................................................4
BAB III ISI............................................................................................................................................5
3.1 Jenis – Jenis Cacat Las........................................................................................................5
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................................10
4.1 Kesimpulan.........................................................................................................................10
4.2 Saran...................................................................................................................................11

ii
ABSTRAK

Visual Test merupakan pengujian yang dikakukan pada hasil las dengan cara melihat
dan mengamati hasil las tersebut secara kasat mata, jadi hanya dilihat bagian luar dari produk
tersebut. Uji ini memiliki kelemahan, yaitu adanya keterbatasan penglihatan dari inspektor,
sehingga apabila terdapat cacat pada hasil las tidak terlalu terlihat. Untuk pengaplikasian uji
visual, maka saya melakukan pengujian – pengujian visual pada galangan JMI unit II.

Dengan memperhatikan sambungan – sambungan las pada tiap – tiap konstruksi kapal
di building berth dan pada bengkel machining, saya menemukan berbagai macam cacat las,
seperti undercut, porosity, cold lap, stop start, pin hole, excessive. Hal ini menandakan masih
kurang nya pengawasan pada saat pengelasan oleh welder inspectornya. Akan tetapi setiap
cacat las yang ditemukan di tiap konstruksi sudah ada prosedur sendiri dalam
penanganannya. JMI Unit II memiliki Weld Prosedur Repair untuk cacat las. Jadi tidak
sembarangan memperbaiki cacat las. Akan tetapi ada prosedur – prosedur yang haraus
dilakukan dan juga diawasi saat melakukan proses reparasi.

Kata kunci : cacat las, uji visual

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pengujian

Suatu alternatif teknik penyambungan yang banyak digunakan dewasa ini adalah
pengelasan, yang merupakan suatu proses penggabungan dua logam sejenis maupun lain
jenis. Dengan teknik ini diharapkan kekuatan logam hasil pengelasan minimum sama dengan
kekuatan logam induknya. Hasil pengelasan banyak digunakan dalam bidang industri dan
memiliki banyak keuntungan dibandingkan teknik penyambungan lain seperti keling atau
mur – baut, antara lain dari segi teknis, pengelasan memiliki banyak variasi posisi pengelasan
dan pengoperasian. Selain itu lebih cepat dan singkat dari segi ekonomi.

Akan tetapi hasil pengelasan di lapangan masih banyak mengalami kecacatan.


Kecacatan pada pengelasan dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor seperti kesalahan welder,
area pengelasan, alat yang digunakan, dan lain – lain. Hasil pengelasan yang kurang menarik
kurang rapi dapat menjadi pemicu munculnya cacat las. Untuk mengidentifikasi kecacatan
pengelasan pada hasil sambungan las dapat dilakukan beberapa pengujian pada sambungan
las, salah satunya adalah pengujian visual.

1.2 Tujuan Pengulisan


a. Mengidentifikasi cacat pengelasan pada sambungan las di lapangan.
b. Dapat menjelaskan penyebab cacat pengelasan yang ditemukan.
c. Memberikan solusi pada cacat pengelasan yang ditemukan di lapangan.

1.3 Kegunaan Penulisan


a. Mahasiswa dapat mengidentifikasi jenis cacat pengelasan.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis cacat pengelasan.
c. Selain itu, mahasiswa dapat memberikan solusi pada cacat pengelasan.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengujian Visual

Visual Test merupakan pengujian yang dikakukan pada hasil las dengan cara melihat
dan mengamati hasil las tersebut secara kasat mata, jadi hanya dilihat bagian luar dari produk
tersebut. Uji ini memiliki kelemahan, yaitu adanya keterbatasan penglihatan dari inspektor,
sehingga apabila terdapat cacat pada hasil las tidak terlalu terlihat.

2.2 Spesimen & Peralatan

a. Penggaris, sebagai sarana mengukur posisi defect

Gambar Jangka Sorong, Busur, Mal

b. Alat ukur kedalaman takik

Gambar Alat ukur Kedalaman Takik

3
c. Kaca pembesar

Gambar Kaca Pembesar

d. Kertas, sebagai sarana menggambar sketsa pengujian

2.3 Prosedur Pengujian

Pengujian ini dilakukan dengan mempersiapkan test piece dan peralatan uji terlebih
dahulu. Setelah peralatan uji dan test piece telah siap maka pengujian dapat dilakukan. Dalam
melakukan pengujian ini, terdapat prosedur pengujian yang harus diperhatikan oleh praktikan
antara lain :

 Pengukuran dimensi material uji, untuk mengetahui dimensi material yang diuji.
 Persiapan alat uji, persiapan dilakukan dengan menyiapkan penggaris,  kaca pembesar,
alat ukur kedalaman takik, dan peralatan lainnya.
 Persiapan pengujian, setelah alat uji siap maka pengujian visual dapat dilakukan dengan
memperhatikan cacat pada material dengan cermat dengan panduan dan referensi yang
ada.

4
BAB III

ISI

1. Porosity

Porosity adalah salah satu jenis cacat pada las yang dimana ada sekelompok
gelembung gas yang terjebak di dalam lasan. Porosity bisa terjadi karena proses
pemadatan yang terlalu cepat. Porosity berupa rongga-rongga kecil berbentuk bola
yang mengelompok pada lokasi-lokasi lasan.

Penyebab:

 Ampere terlalu tinggi


 Tidak menggunakan bilik
 Benda kerja kotor.
 Elektroda basah/lembab

Akibat:

5
 Tampak jelek
 Melemahkan sambungan
 Mengawali karat permukaan

Pencegahan yang dapat dilakukan supaya tidak terjadi porosity antara lain:

 Jaga sudut selalu tepat.
 Bersihkan benda kerja dari minyak, oli, cat, debu, lapisan, slag, embun, dan
kotoran sebelum melakukan pengelasan

Penanggulangan:

Hasil lasan digerinda hingga habis hingga cacat hilang kemudian dilas kembali
sesuai dengan WPS (WELDING PROCEDURE SPECIFICATION)

2. Spatter

Spatter adalah bintik-bintik kecil logam las akibat cairan elektroda yang diteteskan
berpa semprotan (spray).

Penyebab Spatter atau percikan las


berlebih:

 Ampere terlalu tinggi.


 Jarak elektroda dengan base metal
terlalu jauh.
 Elektroda lembab.

Cara mencegah terjadinya cacat pengelasan Over Spatter:

 Arus diturunkan sesuai dengan rekomendasi.


 Panjang busur ( 1,5 x diameter Elektroda ).
 Elektroda dioven.
Akibatnya

Akibat dari cacat las ini adalah buruk rupa dan mengawali karat permukaan

Cara penanggulangan

6
 Cukup dichip (pahat) atau di kikir kasar tidak boleh digerindra karena akan
memakan permukaan base metalnya.

3. Retak (crack)

Sebuah cacat las berupa retakan. Cacat ini termasuk cacat fatal, jadi
harus diulang. Disebabkan keetidaksesuaian material, tegangan, lembab,
ampere terlalu besar.

Penyebab :
- Cooling rate terlalu besar
- Arus pengelasan terlalu rendah
- Travel speed terlalu tinggi

7
- Tidak dilakukan pemanasan awal
- Material las tidak sesuai dengan base metal

Peanggulangan :
- Perlambat pendinginan setlah proses pengelasan
- Panas yang diterima sesuaikan WPS (WELDING PROCEDURE
SPECIFICATION)
- Gunakan arus yang sesuai yg direkomendasi
- Travel speed las tidak terlalu tinggi

Perbaikan :
- Digerinda ulang pada area crack
- Jika area panjang maka di fit-up ulang dan dibuat kampuh baru
- Pada saat pengelasan kembali disesuaikan dengan WPS (Welding Procedure
Specification) repair

4. Pin Hole

Gambar Cacat Pin Hole

 Salah satu cacat las yang sering terjadi, terutama terjadi didaerah terbuka. Pin hole itu
seperti lubang jarum satu titik pada daerah lasan.

Penyebab :
- Terkontaminasi karena udara luar
- Base metal lembab
- Kawat las tidak dioven
- Tidak dipreheating

Perbaikan :

- Digerinda sampai bersih dan dilas ulang sesuai wps repair

8
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

a. Setelah melakukan pengujian visual pada galangan JMI unit II ditemukan beberapa jenis
cacat pengelasan, antara lain :
 Start Stop
 Crack
 Spatter
 Porrosity

b. Cacat tersebut banyak disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah posisi
tempat pengelasan dan juga kemampuan welder sendiri.
c. Proses reparasi pengelasan (WPS repair) pada jenis – jenis cacat hampir sama, yaitu
dengan penggerindaan area cacat las lalu dilakukan pengelasan ulang (reweld). Untuk
daerah – daerah yang rawan (lambung, alas, tangki kedap) di usahakan prosedur
penggerindaan dilakukan sedikit mungkin

4.2 Saran

Untuk meminimalisir terjadinya cacat pengelasan di galangan JMI unit II bisa dilakukan
dengan pengadaan juru las (welder) yang lebih terampil / dengan memberi teori – teori
mengenai cacat pengelasan pada juru las, sehingga dapat menghindari tindakan – tindakan
yang akan menyebabkan cacat pengelasan

9
DAFTAR PUSTAKA

Materi Kuliah “uji visual” oleh Suharto AT, MT.

Materi Kuliah “Inspeksi las” oleh Sulaiman AT, MT.

10
1

Anda mungkin juga menyukai