Anda di halaman 1dari 32

Fasilitator BBPK Ciloto

PENGALAMAN KERJA :

1. Apotik swasta 1985-2011


2. DINKES Kota BDG 1991-1996
3. Puskesmas Salam 1996-2006
4. UPT Puskesmas Ibrahim Adjie 2006-sekarang
5. Nara Sumber KEMKES 2011- sekarang
6. Nara Sumber IAI PUSAT/Praktisi 2014-sekarang
 Menurut Divison of Counseling Psychology,
konseling merupakan suatu proses untuk
membantu individu mengatasi hambatan-
hambatan perkembangan dirinya dan untuk
mencapai perkembangan optimal
kemampuan pribadi yang dimilikinya.

 Membantu memelihara kesehatan pasien dan


meningkatkan kualitas hidup pasien, dengan
memberikan dukungan, empati,arahan dan
saran kepada pasien
1. Membangun kemampuan untuk
mengambil keputusan bijak dan
realistis
2. Menuntun perilaku klien dan mampu
bertanggung jawab atas keputusan yang
telah dibuat
3. Memberikan informasi dan edukasi
 Menciptakan hubungan dg pasien dan
membentuk trust
 Membantu pasien dalam mengatur dan
beradaptasi dengan pengobatannya
 Mencegah dan meminimalkan masalah yang
berhubungan dengan efek samping
obat,efek yg tdk dikehendaki dan
kepatuhan minum obat, baik sekarang atau
yg akan datang
 Meningkatkan kemampuan pasien utk
menyelesaikan masalah kesehatannya
 Pada Pasien :
1. Mengurangi kesalahan dalam penggunaan obat
2. Mengurangi ketidak patuhan
3. Menjamin obat aman dan efektif

 Pada farmasis :
1. memelihara status profesional sebagai bagian tim kesehatan
2. peningkatan kepuasan pekerjaan
3. tambahan pelayanan untuk mengikat pasien dan membantu
dalam berkompetitif
 NON DISKRIMINATIF
 PROSES BELAJAR BERSAMA
 TANPA PRASANGKA
 SETARA
 RAHASIA
 SENSITIF PADA KEBUTUHAN KLIEN
 DILANDASI KEJUJURAN DAN TANGGUNG
JAWAB
(menurut Carl Rogers)
- Congruence :
konselor harus memahami dirinya sendiri, antara pikiran,perasaan
dan pengalamannya harus serasi.
Contoh :konselor fobia pada ketinggian bersedia berbagi
pengalaman dengan klien
- Unconditional positive regard :
Konselor harus menerima klien apa adanya walaupun dengan
keadaan yang tidak diterima oleh lingkungan. Klien akan
mengalami perubahan yg efektif apabila berada dlm situasi yg
kondusif,acceptance (diterima)
Contoh : pengalaman dipahami dan dicintai tanpa syarat.
- Empathy :
Memahami orang lain dari sudut kerangka
berpikirnya.konselor harus dapat menyingkirkan nilai-
nilainya sendiri tetapi tdk boleh larut dalam nilai-nilai klien.
Contoh : mampu memahami bagaimana dilemanya ditinggal mati
anjing kesayangannya.
 Dekorasi ruang :
Hendaknya disesuaikan dg keadaan yang familier
dg klien. Misalnya : kien mahasiswa gambar
buku,foto kampus.ruang kuliah,toga
 Pengaturan tempat duduk :
Konselor dan klien duduk berhadapan,tidak ada
yang menghalangi
 Jarak tempat duduk klien :
Jangan terlalu dekat atau terlalu jauh
 Letak Tempat duduk klien :
Klien diusahakan dapat melemparkan
pandangannya keluar jendela.
 Ruang Konseling :
Usahakan ruang konseling yg dapat membuat
klien merasa bebas dan aman mengemukakan
masalah
 Usia klien :
Usia klien semakin muda semakin mudah untuk
dibentuk( lebih fleksibel)
 Jenis kelamin :
Wanita lebih mudah utk dirubah perilakunya karena
seringkali melakukan modelling dibanding laki-laki
 Tingkat pendidikan :
Klien yang berpendidikan tinggi akan lebih positif
menyikapi proses konseling
 Intelegensi :
Intelegensi sangat berpengaruh terhadap kemampuan
menyesuaikan diri dan cara pengambilan keputusan
 Status sosial ekonomi :
Klien yg sosial ekonomi baik akan lebih baik menilai
diri dan masa depannya
 *MEMBINA RAPPORT
 *PENGGALIAN MASALAH/PENGUMPULAN DATA
 *MENDISKUSIKAN ALTERNATIF SOLUSI
 *MEMILIH SOLUSI TERBAIK UTK KLIEN
 *PENUTUP

Yang perlu dihindari oleh Konselor


 Hanya menasehati
 Bertanya secara interogatif
 Memandang persoalan org lain selalu sama
 Memandang enteng perasaan org lain
 Memberikan konseling terus berlangsung meski
anda tidak paham persoalannya.
 1. ATTENDING : perilaku menghampiri klien yang mencakup komponen
kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan.

Ketrampilan di dalam Attending :

Secara verbal
 Mengucapkan/membalas salam
 Berjabat tangan
 Mempersilahkan duduk
 Menyebut nama
 Membuka pembicaraan

Non verbal :
 Cara dan jarak duduk
 Menghadap secara tepat
 Condong kedepan
 Kontak mata
Perilaku attending yg baik dapat :
 Meningkatkan harga diri klien
 Menciptakan suasana yg aman dan nyaman
 Meningkatkan rasa puas klien kepada konselor
 Mempermudah ekspresi perasaan klien dg bebas

Contoh perilaku Attending yg baik :


 Kepala : mengangguk setuju
 Ekspresi wajah yg menyenangkan : tenang,ceria,senyum
 Posisi tubuh: agak condong kearah klien, jarak antara konselor
dg klien agak dekat, duduk akrab berhadapan atau berdampingan
 Tangan : variasi gerakan tangan/lengan spontan berubah-ubah,
menggunakan tangan sebagai isyarat, menggunakan tangan utk
menekan ucapan
 Mendengarkan dg penuh perhatian, menunggu ucapan klien
hingga selesai, diam(menanti saat kesempatan bereaksi),
perhatian terarah pd lawan bicara.
Contoh perilaku attending yg tidak baik :
 Kepala kaku : kurang menarik enggan utk
membantu
 Muka kaku,ekspresi melamun, mengalihkan
pandangan, tidak melihat saat klien sdg bicara,
mata melotot
 Posisi tubuh tegak kaku, bersandar, jarak duduk
dg klien jauh, duduk kurang akrab dan berpaling
 Memutuskan pembicaraan, bicara terus tanpa
ada teknik diam untuk memberi kesempatan
klien berfikir dan berbicara
 Perhatian terpecah, mudah buyar oleh gangguan
luar
 2. EMPATI ;
Kemampuan konselor utk dpt merasakan dan menempatkan
dirinya di posisi klien . Ada 2 macam empati :

- empati primer : hanya berusaha memahami perasaan,


pikiran dan keinginan klien. Dg tujuan agar klien dapat
terbuka. Contoh pernyataan empati primer :”ya..saya dapat
memahami keputusan anda”.
“saya mengerti keinginan anda “

-empati lanjutan : adanya pemahaman konselor terhadap


perasaan dan pikiran klien lebih mendalam karena konselor
ikut dg perasaan tersebut.
Contoh ungkapan empati lanjutan :”saya dapat merasakan
apa yang anda rasakan, dan saya ikut prihatin dg
pengalaman anda itu”.
3. REFLEKSI: teknik utk memantulkan kembali kepada klien
ttg perasaan, pikiran, dan pengalaman klien. Konselor
dituntut untuk menjadi pendengar yang aktif. Ada 3 jenis
refleksi :
 Refleksi perasaan, yaitu ketrampilan atau teknik utk dapat
mencerminkan kembali perasaan yang disampaikan klien.
Contoh : “ tampaknya yang anda rasakan adalah suatu hal
yang wajar….”
 Refleksi pikiran,yaitu teknik utk memantulkan kembali ide,
pikiran dan pendapat klien. Contoh :” tampaknya yang
anda katakan itu cukup logis….”
 Refleksi pengalaman, yaitu teknik untuk memantulkan
kembali pengalaman-pengalaman yang telah dialami oleh
klien. Contoh :
 ” tampaknya pengalaman anda selama ini membuat
anda menjadi lebih pandai dalam memilih obat…….”
4. EKSPLORASI : eksplorasi adalah teknik utk menggali
perasaan,pikiran,dan pengalaman klien. . Karna seringkali
klien tidak mampu mengemukakan pendapat dengan terus
terang, menyimpan rahasia batin, dan menutup diri. Ada 3
jenis teknik eksplorasi

 Eksplorasi perasaan: teknik menggali perasaan klien yg


tersimpan. Contoh : “bisakah anda menjelaskan apa
perasaan bingung yang dimaksud …”
 Eksplorasi pikiran : teknik utk menggali ide, pikiran, dan
perasaan klien. Contoh : “saya yakin anda dapat
menjelaskan lebih lanjut keinginan anda untuk berhenti
menggunakan obat tersebut…”
 Eksplorasi pengalaman :ketrampilan utk menggali
pengalaman2 klien. Contoh : “saya terkesan dg
pengalaman yang anda alami itu dan saya ingin sekali
memahami lebih lanjut tentang pengalaman tersebut dan
pengaruhnya terhadap kehidupan anda “
5. PARAPHRASING :
teknik utk menyatakan kembali esensi atau inti
ungkapan klien dg teliti mendengarkan pesan utama
klien, mengungkapkan kalimat yg mudah dan
sederhana. Tujuan dari pharaprasing ini untuk
mengkomunikasikan kepada klien bahwa konselor
paham dengan apa yang dikatakan klien. biasanya
ditandai dg kalimat awal :” adakah…” atau
“nampaknya….” dan mengamati respon klien thd
konselor. Contoh :

 Klien : “ itu suatu hal yg baik, akan tetapi saya


enggan untuk melakukannya. Saya tidak tahu
mengapa demikian…”
 Konselor : “tampaknya anda masih
mempertimbangkannya….…”
 6.PROBING :
Teknik bertanya untuk menuntun perhatian
klien mengeksplorasi maksud dari pernyataan
yang telah diucapkan. Probing dapat
menuntun perhatian klien pada area yang
menurut konselor membutuhkan perhatian.
contoh :
klien :“ hari ini perasaan saya gelisah….”
konselor : “apa yang dimaksud dengan
perasaan gelisah….?”
7. PERTANYAAN TERBUKA :
teknik utk memancing klien agar mau berbicara
mengungkapkan perasaannya, pengalaman dan
pemikirannya. Contoh : “mungkin masih ada yang
ingin anda ceritakan soal problem anda tersebut…”

8.PERTANYAAN TERTUTUP (CLOSED QUESTION ):


jawabannya biasanya hanya singkat seperti “ya”
atau “tidak” Contoh :
 Konselor : “ Apakah Anda sulit untuk
menghentikan penggunaan obat tersebut..? “
 Klien: “ ya pak “
 9. DORONGAN MINIMAL(minimal encouragement)
Teknik utk memberikan suatu dorongan langsung
yg singkat terhadap apa yg telah dikemukakan
klien. Tujuannya adalah membuat klien semakin
semangat utk menyampaikan masalahnya.
Misalnya dengan menggunakan ungkapan : “oh…”
lalu…’ teruskan….’ contoh dialog
Klien : ‘saya tak berdaya dan hampir ….”
Konselor : “ya….teruskan….”
Klien : “semua obat sudah saya minum…”
Konselor : “ lalu….”
 10.MENGARAHKAN (Directing) :
Teknik utk mengajak dan mengarahkan klien
melakukan sesuatu. Misalnya menyuruh klien
utk bermain peran dengan konselor atau
menghayalkan sesuatu. Contoh dialog :
Klien : “ saya hampir saja memukulnya…
karena dia sudah menghina saya dengan
kata-kata yang kasar…”
Konselor : “ bisakah anda mencontohkan
kata-kata kasar apa yang sudah membuat
anda terhina...”
 11. HENING
Hening atau diam merupakan bagian dari proses
konseling, selama masa itu tidak ada komunikasi
verbal antara klien dan konselor. Waktu yang ideal
antara 5-10 detik selebihnya dapat diganti dg
dorongan minimal. Hening memiliki tujuan yaitu :
memberi ruang waktu agar klien dapat berfikir dan
mengumpulkan rinci setiap masalahnya
Contoh :
Klien :”saya tidak akan menemuinya lagi…dan
saya…”(berpikir)
Konselor : “…..” (diam)
Klien : “saya…saya harus bagaimana…saya tidak
tahu…”
Konselor : “….”(diam)
12. MENYIMPULKAN SEMENTARA (SUMMARIZING) :
 Tujuan : memberikan kesempatan pada klien utk
mengambil kilas balik dari hal-hal yang telah
dibicarakan. Menyimpulkan kemajuan hasil
wawancara secara bertahap. Meningkatkan kualitas
diskusi. Mempertajam fokus pada wawancara
konseling.
 Contoh dialog : “ …setelah kita berdiskusi beberapa
waktu, alangkah baiknya jika kita simpulkan dulu
agar semakin jelas hasil diskusi kita. Dari materi
diskusi, kita sudah sampai pada dua hal : pertama,
tekad anda utk menghentikan pemakaian obat2an
merupakan kemajuan bagi kehidupan anda
selanjutnya disisi lain anda dituntut untuk segera
menyelesaikan pendidikan anda yang tertunda selama
ini akibat pemakaian obat2 an anda tersebut.….”
 13. Merencanakan
Bicarakan hal-hal apa yang akan menjadi
program atau aksi nyata dari hasil
konseling: contohnya:
“Proses konseling ini telah berakhir,lalu
rencana apakah yang akan anda lakukan
setelah ini….”
 14. TEKNIK MENGAKHIRI
Mengatakan bahwa waktu sudah habis
- Merangkum isi pembicaraan
- Contoh : “Saya rasa anda telah
mengalami beberapa kemajuan yang
berarti, oleh karenanya bisakah kita
buat kesimpulan akhir dari
pembicaraan kita ini ..?”
- mengajak klien berdiri dg isyarat gerak
tangan
 Pasien : datang…
 Konselor : “ ada yang bisa saya bantu bu…”(att)
 Pasien :” mau beli obat sakit kepala merk A”(obat tersebut
mengandung PPA)
 Konselor:”untuk siapa bu…”
 Pasien : “untuk saya pak…berapa harganya..”
 Konselor:”punya penyakit hipertensi tidak bu…” (closed
question)
 Pasien : “ya kadang2 tensi saya tinggi…”
 Konselor : “sampai berapa bu…” (eksplorasi)
 Pasien :”kadang sampai 180..”
 Konselor : “bu obat tersebut mengandung PPA yang
seharusnya tidak diminum oleh penderita
hipertensi..”(pemberian informasi,memberi arahan)
 Pasien : “tidak apa-apa saya sudah cocok…”
 Konselor : “ya..saya sudah menduga dan saya memahami . Ibu
saya sendiri baru 5 bulan percaya kalau obat A itu tidak boleh
diminum, karena ibu saya juga hipertensi ..’ (empati) sambil
tersenyum. “mau beli berapa bu..tidak apa-apa tidak percaya,
saya menghargai pilihan ibu..yang penting saya sudah
memberikan informasi…” (empati)
 Pasien : “ 3 strip saja berapa pak…”(pasien terdiam)
 Konselor : “semua jadi 10 000 rupiah. Ada lagi yang bisa saya
bantu…”(sambil tetap tersenyum)
 Pasien :”kalau begitu saya tidak jadi beli obat itu.tolong saya
diberi obat yang aman…”
 Konselor “ya…pilihan ibu sudah tepat,membeli obat harus
mempertimbangkan efek samping, sebaiknya ibu minum obat B
saja. Karena tidak mengandung PPA…” (menilai,menyimpulkan
dan mengakhiri konseling )

 Contoh konseling yang berhasil dimana konselor mengakhiri


proses konseling dengan penjelasan/pengarahan sebaiknya
minum obat B bukan obat A (obat yang aman)
 Apoteker memiliki peran yang sangat penting
dalam meminimalkan terjadinya medication
error. Salah satunya dengan cara memberikan
pendidikan dan konseling. Untuk dapat
berperan secara profesional dari pelayanan
kefarmasian diperlukan dukungan ilmu
pengetahuan dan ketrampilan yang memadai
dalam bidang konseling…
 (medication error adalah kejadian yg
merugikan pasien akibat pemakaian obat
selama dalam pengawasan tenaga kesehatan
yang sebetulnya dapat dicegah)
 Permainan peran ini terdiri dari 3 orang :
sebagai konselor, klien dan pengamat
 Setiap peran dibawakan selama 10 menit dan
kemudian berganti peran
 Setiap pengamat akan memberi umpan balik
pada akhir permainan peran (5 menit)
TERIMA KASIH…

Anda mungkin juga menyukai