Anda di halaman 1dari 11

JURNAL SKRIPSI

PERAN ADVOKAT DALAM PENANGANAN TERHADAP PELAKU DAN KORBAN


TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI PENGADILAN NEGERI YOGYAKARTA

Diajukan oleh :
YOSAFAT ARBY
NPM : 120510978
Program Studi : Ilmu Hukum
Program Kekhususan : Peradilan Pidana

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA


FAKULTAS HUKUM
2016
PERAN ADVOKAT DALAM PENANGANAN TERHADAP PELAKU DAN KORBAN
TINDAK PIDANA NARKOTIKA

YOSAFAT ARBY

Fakultas Hukum, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Email : yosafatarby@yahoo.com

Abstract

The purpose of this research is to identifythe involvement or role of advocates in handling


crime narcotics at Yogyakarta District Court. The data source as the sample is come from
Yogyakarta District Court. The type of research is Normative LawResearch. The data source is this
research is primary law material and secondary law material whereas the method of data collection
are study of literature and interview. Based on the analysis of discussion and research results in this
study, the research indicates that can be concluded that the role of the Advocate in the handling of a
criminal offense in court Yogyakarta Narcotics is assisting the accused from the beginning to the
end of the trial judge's decision to protect the rights of the accused in court.

Keywords: Role of Advocates, handling narcotics crime, Yogyakarta District Court.

1. PENDAHULUAN Advokat dalam menjalankan


Perkembangan ilmu pengetahuan profesinya untuk menegakkan keadilan
dan teknologi yang semakin pesat, rawan terhadap masalah-masalah,
membuat kebutuhan akan jasa hukum terutama terhadap implementasi sebelum
semakin meningkat. Begitu juga dengan Undang-undang Advokat, tidak jarang
meningkatnya permasalahan dalam Advokat tersebut tersandung masalah
masyarakat, baik publik maupun privat. hukum bukan karena tindak kriminal,
Mengakibatkan kebutuhan akan seorang justru diperkarakan oleh karena hal-hal
advokat juga semakin tinggi. teknis yang tidak perlu. Sebagaimana
Perlu diketahui bahwa Advokat diatur dalam Pasal 14, 15 dan 16
merupakan bagian dari penegak yang Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003
sejajar dengan instansi penegak hukum Tentang Advokat, Advokat dalam
lainnya, namun Undang-undang menjalankan profesinya selain dijamin
Advokat baru di sahkan pada tanggal 5 oleh Undang-undang secara normatif
April 2003 dan dicatat pada Lembaran memiliki hak imunitas sebatas
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 menjalankan profesinya dengan tetap
Nomor 49. Sebelum Undang-undang berpegang pada kode etik profesi.
tersebut disahkan belum ada hukum Dalam usaha untuk melakukan
yang mengatur khusus tentang kewajibannya bersama dengan
perlindungan hukum terhadap profesi organisasi profesi lain seperti polisi,
Advokat. jaksa dan hakim, Advokat yang

1
dipengaruhi oleh faktor internal dan muda bangsa yang sangat
faktor ekternal akan membentuk membahayakan kehidupan masyarakat,
persepsi yang dekat dengan kegiatan bangsa, dan Negara.
profesinya. Baik buruk persepsi tersebut Penyalahgunaan Narkotika di
tergantung pada layanan hukum yang Indonesia sudah sampai ketingkat yang
diberikan. sangat mengkhawatirkan, fakta
Peran dan fungsi advokat dapat dilapangan menunjukkan bahwa 50%
dilihat didalam undang-undang penghuni lembaga pemasyarakatan
Advokat. Dalam pasal 1 ayat (1), disebabkan oleh kasus narkoba atau
ketentuan tentang fungsi dan peran narkotika. Berita kriminal di media
Advokat selengkapnya berbunyi sebagai masa, baik media cetak maupun media
berikut: “Advokat adalah orang yang elektronik dipenuhi oleh berita
berprofesi memberikan jasa hukum baik penyalahgunaan narkotika. Korbannya
didalam maupun diluar pengadilan yang meluas kesemua lapisan masyarakat dari
memenuhi persyaratan berdasarkan pelajar, mahasiswa, artis,ibu rumah
ketentuan Undang-Undang ini.” Dari tangga, pedagang, pejaban dan lain
definisi tersebut dapat diketahui bahwa sebagainya. Narkoba dengan mudahnya
peran dan fungsi advokat meliputi diracik sendiri yang sulit diditeksi.
pekerjaan yang baik dilakukan di Pabrik narkoba secara ilegalpun sudah
pengadilan maupun diluar pengadilan didapati di Indonesia.
tentang masalah hukum pidana atau Penegakan hukum terhadap tindak
perdata, seperti mendampingi klien pidana narkotika telah banyak dilakukan
dalam tingkat penyelidikan dan oleh aparat penegak hukum dan telah
penyidikan (dikejaksaan atau banyak mendapatkan putusan Hakim di
dikepolisian) atau berada dimuka sidang pengadilan. Penegak hukum ini
pengadilan.1 diharapkan mampu sebagai faktor
Persepsi terhadap profesi advokat penangkal terhadap maraknya peredaran
ini lebih tergantung pada perilaku dan perdagangan narkotika, tetapi didalam
kejujuran dalam menjalankan tugas kenyataan justru semakin intensif
mereka dengan menjauhkan diri dari dilakukan penegak hukum, semakin
praktek maraknya korupsi, kolusi dan meningkat pula peredaran perdagangan
nepotisme dan kecurangan lainnya yang narkotika tersebut.2
menggangu profesi hukum. Sementara ini berlakunya Undang-
Pemerintah telah membuat produk Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang
hukum berupa Undang-Undang No.22 Narkotika yang telah mengatur hukuman
Tahun 1997 tentang Narkotika dan berat bagi produsen, pengedar dan
dirubah dengan Undang-Undang Nomor pemakai, belum dapat berjalan dengan
35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang efektif, karena masih adanya beberapa
dalam pertimbangannya dinyatakan kendala, untuk itu diperlukan penegak
bahwa tindak pidana Narkotika telah hukum yang memiliki pengetahuan
bersifat transnasioinal yang dilakukan mengenai permasalahan narkotika dan
dengan menggunakan modus operandi mampu memberikan tindakan terhadap
yang tinggi, teknologi canggih, korban pemakai narkotika dengan benar,
didukung oleh jaringan organisasi yang karena selama ini meskipun ancaman
luas, dan sudah banyak menimbulkan pidana terhadap korban tindak pidana
korban, terutama dikalangan generasi narkotika sudah berat, maksimal

1 2
V.Harlen Sinaga.,S.H.,M.H,2011,”Dasar-dasar Hukumonline.tindak pidana narkotika,makalah
Profesi Advokat”,Erlangga,Jakarta,hlm 20 luarbiasa(lubis)

2
hukuman mati, tetapi hal ini belum (Mr).5Dalam Undang-Undang Nomor 18
sampai kepada keputusan sepadan yang Tahun 2003 Tentang Advokat Pasal
diberikan oleh hakim kepada korban. 2,disebutkan tentang pengangkatan
Maka dari itu Advokat selaku penegak advokat sebagai berikut:
hukum yang sejajar dengan penegak a. Seseorang yang dapat diangkat
hukum lainnya yang akan berperan sebagai Advokat adalah sarjana
untuk menegakkan keadilan bagi tindak yang berlatar belakang pendidikan
pidana Narkotika. tinggi hukum dan setelah mengikuti
Tinjauan Umum Tentang Advokat pendidikan khusus profesi Advokat
Perkataan “Advocaat” semula berasal yang dilaksanakan oleh Organisasi
dari bahasa latin yaitu “advocatus” Advokat
mengandung arti : seseorang ahli hukum b. Pengangkatan Advokat dilakukan
yang memberikan bantuan atau oleh Organinasi Advokat
pertolongan dalam soal-soal hukum. c. Salinan surat keputusan
Bantuan atau pertolongan ini bersifat pengangkatan Advokat sebagaimana
memberi nasehat-nasehat sebagai jasa- dimaksud dalam Pasal (2)
jasa baik, dalam perkembangannya disampaikan kepada Mahkamah
kemudian dapat diminta oleh siapapun Agung dan Menteri.
yang memerlukan, membutuhkannya Dalam Undang-Undang Nomor 18
untuk ber-acara dalam hukum.3 Tahun 2003 Tentang Advokat Pasal
Pengertian Advokat dalam kamus 3 ayat (1) disebutkan Untuk dapat
besar bahasa Indonesia adalah ahli diangkat menjadi Advokat harus
hukum yang berwenang sebagai memenuhi persyaratan sebagai
penasehat atau pembela perkara dalam berikut:
pengadilan; pengacara.4 Pasal 1 ayat (1) i) Warga Negara Republik
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 Indonesia; Bertempat tinggal di
Tentang Advokat, memberikan Indonesia;
pengertian Advokat adalah orang yang ii) Tidak berstatus sebagai pegawai
berprofesi memberi jasa hukum, baik negri atau pejabat Negara;
didalam maupun diluar pengadilan yang iii) Berusia sekurang-kurangnya 25
memenuhi persyaratan berdasarkan (dua puluh lima) tahun;
ketentuan Undang-Undang ini. Menurut iv) Berijazah sarjana yang berlatar
M.P. Pangaribuan, istilah Advokat belakang pendidikan tinggi
sebagai nama resmi profesi dalam hukum sebagaimana dimaksud
sidang peradilan di Indonesia. dalam pasal 2 ayat (1);
Pertama kali ditemukan didalam Bab v) Lulus ujian yang diadakan oleh
IV ketentuan susunan kehakiman dan Organisasi Advokat
kejaksaan mengadili (RO). Merupakan vi) Magang sekurang-kurangnya 2
padanan kata dari Advocaat (Belanda), (dua) tahun terus menerus pada
yakni orang yang telah resmi diangkat kantor Advokat;
untuk menjalankan profesinya setelah vii) Tidak pernah dipidana karena
memperoleh gelar meester in de rechten melakukan tindak kejahatan yang
diancam dengan pidana 5 (lima)
tahun atau lebih
3
Lasdin Wlas, 1989, Cakrawala Advokat
Indonesia, Liberty, Yogyakarta. 5
Supriadi,2006,”etika dan tanggung jawab
4
http://kbbi.web.id/advokat diakses 28 profesi hukum Indonesia” sinar
September 2016 grafika,Jakarta,hlm 57.

3
viii) Berprilaku baik, jujur, iv) Kewajiban kompetensi yakni
bertanggungjawab, adil, dan memberikan jasa sesuai dengan
mempunyai integritas yang kemampuan dan kepedulian baik.
tinggi. v) Kewajiban menjaga rahasia
Seorang advokat dapat klien.
memberikan bantuan Cuma-cuma vi) Kewajiban menghindari konflik
kepada masyarakat salah satunya kepentingan dengan kepentingan
adalah memberikan bantuan jasa klien.
hukum kepada mereka yang secara vii) Kewajiban menghormati
ekonomi tidak mampu (miskin). kewenangan klien, sehingga
Pasal 7 angka 8 Kode Etik Advokat dalam hal-hal penting, yang
Indonesia menyebutkan, “Advokat berwenang memutuskan tetap
mempunyai kewajiban untuk pihak klien.
memberikan bantuan hukum secara viii) Kewajiban menjalankan
cuma-cuma (prodeo) bagi orang yang profesi tunggal. Artinya,
tidak mampu.”6 Hal ini dipertegas Advokat dilarang merangkap
dalam Pasal 22 Undang-Undang jabatan.
Nomor 18 Tahun 2003 tentang ix) Kewajiban memberikan bantuan
Advokat yang berbunyi sebagai hukum Cuma-Cuma bagi klien
berikut. yang tidak mampu.7
i) Advokat wajib memberikan Tinjauan Umum Tentang Tindak
bantuan hukum secara cuma- Pidana Narkotika
cuma kepada pencari keadilan Narkotika diatur dalam Undang-
yang tidak mampu. Undang Nomor 35 Tahun
ii) Ketentuan mengenai persyaratan 2009.Narkotika menurut pasal 1 angka
dan tata cara pemberian bantuan (1) UU No.35 Tahun 2009 Tentang
secara cuma-cuma sebagaimana Narkotika adalah Zat atau obat yang
dimaksud pada ayat (1), diatur berasal dari tanaman atau bukan
lebih lanjut dengan Peraturan tanaman, baik sintetis maupun
Pemerintah. semisintetis, yang dapat menyebabkan
Sebagai suatu profesi, Advokat penurunan atau perubahan kesadaran,
menyandang kewajiban-kewajiban hilangnya rasa, mengurangi sampai
tertentu. Beberapa kewajiban yang menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
utama dari seseorang Advokat adalah menimbulkan ketergantungan, yang
sebagai berikut: dibedakan ke dalam golongan-golongan
i) Kewajiban fiduciary sebagaimana terlampir dalam undang-
ii) Kewajiban memihak kepada undang ini. Narkotika mengacu pada
klien secara totalitas (zealous) sekelompok senyawa kimia yang
iii) Kewajiban menjaga tata krama berbahaya apabila digunakan tidak pada
dengan pihak lain seperti dengan dosis yang tepat. Bahaya itu berupa
pihak hakim, jaksa, polisi, candu dan ketagihan yang tidak bisa
wartawan, dengan sesama rekan berhenti. Hal ini dikarenakan didalam
advokat, termasuk advokat pihak Narkotika terkandung senyawa adiktif
lawan, dan lain-lain. yang bersifat adiksi bagi
pemakainya.Narkotika tidak selalu
diartikan negatif, didalam ilmu
6
1Dewan Pimpinan Pusat Kongres Advokat
7
Indonesia (KAI), Kode Etik Advokat Indonesia, Dr.Munir Fuady,S.H.,M.H.,LL.M.2005’’profesi
Jakarta Selatan, 2013, hlm. 12. mulia’’ PT.Citra Aditya Bakti,bandung,hlm 13

4
kedokteran Narkotika dengan dosis yang tindak pidana terhadap penyalahgunaan
tepat digunakan sebagai obat bagi Narkotika yang disalah gunakan
pasien. Sudarto mengatakan bahwa seseorang yang mengakibatkan
Narkotika berasal dari perkataan terlibatnya orang disekelilingnya atau
Yunani“Narke” yang berarti terbius orang terdekat karena adanya rayuan
sehingga tidak merasa apa apa.8 terhadap sipengguna. Situasi ini
Tindak pidana Narkotika diatur membuat resah masyarakat untuk
dalam Bab XV Pasal 111 sampai dengan bergaul kepada sembarang orang.
Pasal 148 UU Narkotika yang 2. METODE
merupakan ketentuan khusus, walaupun a. Jenis Penelitian
tidak disebutkan dengan tegas dalam UU Jenis dalam penelitian dalam
Narkotika bahwa tindak pidana yang penulisan hukum ini adalah penelitian
diatur didalamnya adalah kejahatan, hukum normative, yaitu penelitian yang
akan tetapi tidak perlu disangsikan lagi mengkaji norma-norma yang berlaku.
bahwa semua tindak pidana didalam Penelitian hukum normatif dapat
undang-undang tersebut merupakan dilakukan dengan cara melakukan
kejahatan. Alasannya, kalau Narkotika penelitian dari bahan pustaka yang
hanya untuk pengobatan dan merupakan data sekunder berupa bahan
kepentingan ilmu pengetahuan, maka hukum yang bersifat khusus ataupun
apabila ada perbuatan diluar umum.
kepentingan-kepentingan tersebut sudah b. Sumber Data
merupakan kejahatan mengingat Data yang digunakan dalam
besarnya akibat yang ditimbulkan dari penelitian ini merupakan data sekunder
pemakaian Narkotika secara tidak sah sebagai data utama yang terdiri dari
sangat membahayakan bagi jiwa bahan hukum primer dan bahan hukum
manusia.9 sekunder.
Menurut Soedjono Dirjosisworo, i) Bahan hukum primer, berupa
penggunaan Narkotika secara legal bahan-bahan hukum yang
hanya bagi kepentingan-kepentingan mengikat yang meliputi
pengobatan atau tujuan ilmu (1) Undang-Undang Dasar
pengetahuan. Menteri Kesehatan dapat Negara Republik Indonesia
memberi ijin lembaga ilmu pengetahuan Tahun 1954.
dan atau lembaga pendidikan untuk (2) Undang-Undang Republik
membeli atau menanam, menyimpan Indonesia Nomor 18 Tahun
untuk memiliki atau untuk persediaan 2003 Tentang Advokat.
ataupun menguasai tanaman papaver, (3) Undang-Undang Republik
koka dan ganja.10 Indonesia Nomor 35 Tahun
Tindak pidana Narkotika di 2009 Tentang Narkotika.
pengadilan Negeri Yogyakarta adalah (4) Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun
8
1981 Tentang Hukum Acara
Taufik makarao,2005,”tindak pidana Pidana ( KUHAP )
narkotika”,Jakarta, hlm 17 (5) Undang-Undang Republik
9
Indonesia Nomor 48 Tahun
3 Supramono, 2001,” Hukum Narkotika 2009 Tentang Kekuasaan
Indonesia”, Djambatan, Jakarta, hlm. 5 Kehakiman
10
ii) Bahan hukum sekunder, berupa
Soedjono Dirjosisworo, 1990,” Hukum pendapat hukum yang diperoleh
Narkotika di Indonesia”, Bandung, PT. Citra melalui buku, makalah, hasil
Aditya penelitian, internet, opini para

5
sarjana hukum, melalui surat pengacara, mengenai hak seorang
kabar tersangka untuk didampingi oleh
c. Metode Pengumpulan Data pengacara diatur dalam KUHAP, yaitu
Studi Kepustakaan (Data Pasal 54 yang berbunyi “Guna
sekunder) kepentingan pembelaan, tersangka atau
Pengumpulan data dilakukan terdakwa berhak mendapat bantuan
dengan cara penelitian hukum hukum dari seorang atau lebih
normatif, dengan cara mempelajari, penasehat hukum selama dalam waktu
membaca, dan memahami buku- dan pada setiap tingkat pemeriksaan,
buku atau literature, peraturan menurut tatacara yang di tentukan
perundang-undangan dan pendapat dalam undang-undang ini.” Pada pasal
ahli hukum yang erat kaitannya 55 KUHAP berbunyi “untuk
dengan materi yang diteliti. mendapatkan penasihat hukum tersebut
Wawancara (Data Primer) dalam pasal 54, tersangka atau
Mengadakan wawancara langsung terdakwa berhak memilih sendiri
dengan narasumber untuk penasihat hukumnya.” Jadi menurut
memperoleh data yang diperlukan pasal 55 bahwa tersangka atau terdakwa
untuk penulisan hukum, khusus nya berhak memilih penasihat hukumnya
melakukan wawancara denga sesuai kehendak terdakwa atau
Advokat yang berada di wilayah tersangka.
Yogyakarta.
d. Metode Analisis Data Asas tersangka dinyatakan untuk
Penelitian ini disajikan dan berhak didampingi pengacara adalah
dianalisis dengan cara kualitatif yaitu Suatu asas yang menghendaki agar
analisis yang dilakukan dengan cara setiap orang yang terlibat dalam perkara
merangkai data yang telah pidana harus dianggap belum bersalah
dikumpulkan dengan sistematis, sebelum ada putusan pengadilan yang
sehingga dapat suatu gambaran menyatakan kesalahannya itu (asas
tentang apa yang diteliti. Sedangkan praduga tak bersalah), oleh karena itu
metode berpikir yang digunakan untuk seseorang dinyatakan bersalah
dalam mengambil kesimbpulan ini harus ada sebuah putusan Pengadilan
adalah metode deduktif yaitu yang berlaku tetap. Dan Asas perlakuan
penalaran hukum yang bertolak dari yang sama dimuka hukum ( equality
proporsi umum dan kebenaran nya before the law ), Asas ini sesuai dengan
telah diketahui dan diperoleh UU Pokok Kekuasaan Kehakiman, Pasal
kesimpulan atau pengetahuan baru 5 Ayat 1 yang berbunyi “Pengadilan
yang bersifat khusus. mengadili menurut hukum dengan tidak
membeda-bedakan orang”. Terdapat
3. HASIL DAN PEMBAHASAN juga dalam penjelasan umum KUHAP
butir 3 a yang berbunyi “ perlakuaan
Profesi advokat dikenal sebagadi yang sama atas diri setiap orang di
profesi yang mulia karena mewajibkan muka hukum dengan tidak mengadakan
untuk melakukan pembelaan kepada pembedaan perlakuan”.Pada pokoknya
semua orang tanpa membedakan latar asas-asas ini berkaitan dengan keadilan
belakang ras, warna kulit, agama, yang artinya seorang tersangka berhak
budaya, social ekonomi, kaya atau untuk dilindungi hak-haknya,
miskin. Menurut Daris Purba, S.H,
seorang Advokat di kantor Avokat Daris Undang-Undang Nomor 18 tahun
Purba, S.H & associates, dalam 2003 tentang Advokad mengatur
wawancara 2 November 2016, Seorang mengenai hak-hak advokat, didalam
tersangka berhak untuk didampingi oleh pandangan umum juga ada dinyatakan

6
bahwa pandangan negara hukum adanya Dalam kasus Pidana Narkotika
jaminan kesederajatan setiap orang dengan Nomor perkara
dimuka hukum (equality before the law). 381/pid.sus/2011/PN.YK atas nama
Prinsip-prinsip kehadiran advokat disini terdakwa Ivan Dammi Akmal Ketaren,
adalah dalam rangka perlindungan atau bahwa Terdakwa pada hari sabtu tanggal
memberikan jaminan kesederajatan pada 11 juni 2011 sekiranya pukul 02:30
setiap orang bagi seseorang yang bertempat di kontrakan Terdakwa Ivan
memerlukan bantuan hukum untuk Dammi Akmal Ketaren dijalan
didampingi dimuka pengadilan sehingga Cendrawasih No.2 Manukan
hak tersangka/terdakwa dapat terpenuhi. Condongcatur Depok Sleman, dan
masuk kedalam daerah hukum
Dalam pasal 14 sampai pasal 21 Pengadilan Negeri Sleman, berdasarkan
Undang-Undang Nomor 18 tahun 2003 pasal 84 ayat (2) KUHAP dimana saksi-
tentang Advokat mengatur mengenai saksi sebagian besar berada didaerah
hak dan kewajiban advokat misalnya hukum Pengadilan Negeri Yogyakarta,
apabila advokat telah memberikan maka Pengadilan Negeri Yogyakarta
bantuan atau jasa hukum pada seseorang berwenang untuk memeriksa dan
maka advokat berhak mendapatkan mengadili, tanpa hak atau melawan
honor, hal ini berlaku bagi orang yang hukum menanam,memiliki,menyimpan,
mampu dan bagi orang yang tidak menguasai, atau menyediakan Narkotika
mampu maka seorang advokat wajib Golongan I dalam bentuk tanaman atau
memberikan bantuan hukum secara penyalah guna Narkotika Golongan I
cuma-cuma kepada orang tersebut dalam bentuk tanaman yaitu 1 (satu)
(prodeo) artinya seorang advokat itu bungkus kertas Koran berisi batang,
tidak hanya semata-mata dan daun, dan biji ganja dengan berat 3,257
memperhatikan orang yang mampu, gram. Bahwa pada hari sabtu tanggal 11
tetapi hak-hak orang yang tidak mampu juni pukul 00.30 saksi AGUS bersama
juga harus dilindungi karena team melakukan penangkapan terhadap
kedudukannya sama dimuka hukum. saksi WIWIN diterminal Condongcatur,
dari hasil interogasi saksi WIWIN
Etika seorang advokad diatur dalam mengakui pada hari kamis tanggal 9 juni
kode etik advokad yang tidak diatur 2011 telah membeli ganja sebanyak 1
dalam Undang-Undang Advokat (satu) garis seharga Rp.500.000 dari
melainkan diatur oleh Organisasi orang yang bernama RADITYA
Advokad. PUTRANDA dan ganja tersebut dibagi
Seorang advokat dalam melakukan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu untuk saksi
pembelaan harus mengklarifikasi WIWIN, saksi MARIO dan Terdakwa
permasalahan dengan cara medengarkan IVAN DAMMI AKMAL KETAREN.
penjelasan klien mengenai pokok Setelah terdakwa diamankan, saksi
permasalahan sejujur-jujurnya meskipun AGUS bersama team kemudia
itu pahit, dan merupakan suatu rahasia menggelah kamar terdakwa Ivan dan
yang tidak dapat dibongkar atau ditemukan 1 bungkus kertas Koran
dipublikasikan oleh pengacara, maksud berisi ganja dengan berat 3,257 gram
dan tujuan seorang klien menjelaskan dan 1 kertas mars brand, ketika saksi
apa yang menjadi permasalah dengan AGUS bersama team menanyakan milik
jujur yaitu agar advokad tidak keliru siapa ganja dan kertas mars brand
dalam memberikan bantuan dan tersebut, Terdakwa mengakui bahwa
pembelaan terhadap klien nya dan tahu ganja dan kertas mars brand yang berada
bagaimana cara untuk membela dikamarnya adalah milik Terdakwa
kliennya. sendiri dan Terdakwa mengakui tidak

7
mempunyai izin dalam memiliki, meringankan ialah dengan membuktikan
menyimpan, menguasai ganja tersebut. bahwa terdakwa itu berkelakukan baik
selama peroses persidangan dan
Berdasarkan perbuatan Terdakwa mengakui kesalahannya, sehingga
Jaksa Penuntut Umum membuat surat hukuman yang diputus oleh hakim tidak
dakwaan yang disusun secara alternatif hukuman maksimal yang dituntut oleh
yaitu sebagaimana diatur dan diancam jaksa penuntut umum, yang dibuktikan
pidana dalam pasal 111 ayat (1) oleh advokat Daris Purba,S.H dalam
Undang-Undang No.35 tahun 2009 kasus ini adalah Terdakwa hanya
Tentang Narkotika dan Pasal 127 ayat pemakai Narkotika golongan I berupa
(1) huruf a Undang-Undang No.35 ganja bagi diri sendiri, bukan sebagai
Tahun 2009 tentang Narkotika. pengedar.
Dalam pembelaan kasus pidana 4. KESIMPULAN
Narkotika dengan Nomor perkara
381/pid.sus/2011/PN.YK atas nama Berdasarkan hasil analisis terhadap
terdakwa Ivan Dammi Akmal Ketaren, pembahasan dan hasil penelitian yang
Daris Purba, S.H sebagai Penasehat penulis lakukan dalam penulisan skripsi
hukum terdakwa selama tahap ini, maka dapat diambil kesimpulan
persidangan. Didalam kasus yang bahwa peranan Advokat dalam
dihadapi Ivan Dammi Akmal Ketaren penanganan terhadap pelaku dan korban
yang tertangkap tangan menguasai ganja tindak pidana Narkotika di pengadilan
3,257 gram dan memakai ganja tersebut. negeri Yogyakarta ialah mendampingi
Kemudian jaksa penuntut umum terdakwa dari awal persidangan sampai
menyusun dakwaan dengan pasal akhir dari putusan hakim untuk
alternative yaitu dakwaan pertama yaitu melindungi hak-hak terdakwa
pasal 111 ayat (1) UU No. 35 Tahun dipersidangan. Melalui jasa hukum yang
2009 tentang Narkotika, dan dakwaan diberikan, Advokat menjalankan peran
kedua pasal 127 ayat (1) UU No.35 dan fungsinya dipengadilan untuk
Tahun 2009 tentang Narkotika. Didalam menegakkan keadilan berdasarkan
fakta-fakta persidangan yang terbukti hukum untuk kepentingan dan keadilan
dimuka persidangan ialah pasal 127 ayat terhadap terdakwa. Advokat Daris
(1) huruf a UU No. 35 tahun 2009 Purba, S.H & associates sudah menjalan
tentang Narkotika yaitu dengan unsur peran dan fungsinya sebagai Advokat
barang siapa dan menyalah gunakan untuk mendampingi kliennya dari awal
narkotika golongan I bagi diri sendiri. persidangan sampai akhir dari putusan
Dengan hal itu maka JPU menutut Hakim guna melindungi hak-hak
terdakwa dengan tuntutan 1 tahun terdakwa dan menegakkan keadilan
penjara dan membayar biaya perkara berdasarkan Undang-Undang yang
sebesar Rp.2000,-. Advokat Daris berlaku pada saat ini di Indonesia
Purba,S.H mengatakan bahwa dakwaan
kedua yaitu pasal 127 ayat (1) yang Saran
dituntut oleh jaksa penuntut umum
dianggap terbukti dan patut dikenakan Saran yang dapat diberikan oleh
atas diri terdakwa penulis jika nantinya menjadi seorang
Advokat jadilah seorang Advokat yang
Bapak Daris Purba, S.H mengatakan jujur dan membela kebenaran guna
bahwa Seorang pengacara dalam upaya menjunjung tinggi keadilan, dan tidak
melakukan pembelaan jika sudah membeda-bedakan klien yang mampu
terbukti kliennya itu bersalah, maka dan yang tidak mampu untuk melakukan
harapan satu-satu nya untuk hal yang pembelaan dimuka hukum

8
Taufik makarao,2005,”Tindak Pidana
5. REFERENSI Narkotika”,Jakarta,
Buku
Chaerudin,1996,”Materi Pokok-pokok V.Harlen Sinaga.,2011,”Dasar-dasar
Asas-asas Hukum Pidana” FH- Profesi Advokat”,Erlangga,Jakarta,
Universitas Islam As-syafi’iah,
Website
Dewan Pimpinan Pusat Kongres www.hukumonline.com
Advokat Indonesia (KAI),2013, Kode http://kbbi.web.id/advokatdiakses 28
Etik Advokat Indonesia, Jakarta Selatan September 2016
http://kbbi.web.id/tangan tanggal 28
HARISASANGKA,2003,” Narkotika september 2016
http://hitamandbiru.blogspot.co.id/2012/
dan psikotroprika dalam hukum pidana”
07/teori-teori-hukum-
Mandar maju,Bandung pidana.html diakses pada
tanggal 25 oktober 2016
Lasdin Wlas, 1989, Cakrawala Advokat
http://adekputrajambak.blogspot.co.id/2
Indonesia, Liberty, Yogyakarta. 016/05/peran-dan-fungsi-
advokat.html diakses pada
Lilik Mulyadi,2002,”hukum acara tanggal 24 November 2016
pidana,pt citra aditia bakti, http://download.portalgaruda.org/article.
php?article=116902&val=533
Moeljatno,1987,”Asas-Asas Hukum 3 diakses pada tanggal 24
Pidana” Bina Aksara,Jakarta, November 2016

Munir Fuady.2005’’Profesi Mulia’’


PT.Citra Aditya Bakti, Bandung Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Republik
Supriadi,2006,”Etika Dan Tanggung Indonesia Tahun 1945
Jawab Profesi Hukum Indonesia” sinar Undang-Undang Republik Indonesia
grafika,Jakarta, Nomor 8 Tahun 1981 Tentang
Hukum Acara Pidana (
Supramono, 2001,” Hukum Narkotika KUHAP )
Indonesia”, Djambatan, Jakarta, Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 18 Tahun 2003
Soedjono Dirjosisworo, 1990,” Hukum Tentang Advokat.
Narkotika di Indonesia”, Bandung, PT. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 35 Tahun 2009
Citra Aditya Tentang Narkotika.
Undang-Undang Republik Indonesia
Sudarto,1981,”Kapita Selekta Hukum
Nomor 48 Tahun 2009
Pidana”,Alumni,Bandung Tentang Kekuasaan
Kehakiman.
Simorangkir,1982,”Pelajaran Hukum
Indonesia”,Gunung Agung,Jakarta

Anda mungkin juga menyukai