Anda di halaman 1dari 3

PMII DAN GERAKAN MAHASISWA ; Sebuah Prolog

“Mereka yang tidak mengambil pelajaran dari sejarah, maka mereka ditakdirkan
untuk mengulanginya” (George Santayana)

“Sejarah dunia adalah sejarah pemerasan. Apakah tanpa pemerasan sejarah


tidak ada? Apakah tanpa kesedihan, tanpa penghianatan, sejarah tidak akan
lahir? “ (Sok Hok Gie)

“Marilah kita bangun bangsa dan kita hindarkan pertikaian yang sering terjadi
dalam sejarah. Inilah esensi tugas kesejahteraan kita, yang tidak boleh kita
lupakan sama sekali” (Gus Dur)

1. Embrio Organisasi Mahasiswa NU


a. Embrio orgnisasi Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) berakar dari Kongres ke-
3 IPNU pada 27-31 Desember 1958 dengan pembentukan Departemen
Perguruan Tinggi IPNU, mengingat banyak mahasiswa yang menjadi
anggotnya. (nuonline).
b. Pada konfrensi besar IPNU 14-16 Maret 1960 di kaliurang, Yogyakarta
diputuskan terbentuknya suatu wadah mahasiswa NU yan terpisah dan
secara struktural dari IPNU-IPPNU. (nuonline).
c. Sebelumnya secara terpisah sudah terdapat beberapa organisasi yang
menwadahi NU seperti IMANU (Ikatan Mahasiswa Nadlatul Ulama) di
Jakarta (1955),Keluarga Mahasiswa Nadhlatul Ulama (KMNU) di Surakarta
(1955), Persatuan Mahasiswa Nadhlatul Ulama (PMNU) dan beberapa di
kota lainnya.

2. Pengerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) berdiri pada tanggal 17 April


tahun 1960 di Surabaya, dan Ketua Umum Pertama adalah Mahbub Djunaedi.
Adapun munculnya PMII disebabkan :
a. Munculya PMII di era itu dikarenakan hasrat kuatnya mahasiswa NU untuk
mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlusunnah Wal
Jammah.
b. Terjadinya sebua keadaan dan kondisi politik yang carut cemarut, dan
kondisi itu terjadi di tahun 1950-1959.
c. Kondisi negara dalam situasi sebuah sistem pemerintahan dan perundang-
undangan keadaanya tidak menentu.
d. Sebagai anak kandun yang terlahir dari Nahdlatul Ulama (NU), dimana saat
itu NU berpisah dengan Masyumi.

3. Dalam masa Demokras Liberal (1950-1959) seiring dengan sistem kepartaian


yang majemuk, organisasi mahasiswa ektra kampus berafiliasi secara poiti
kepada partai masing-masing. Semisal, Perhimpunan Mahasiswa Katolik
Republik Indonesia (PMKRI) dengan Partai Katholik, Gerakan Mahasiwa
Nasional Indonesia (GMNI) dengan Partai Nasional Indonesia (PNI), Cosentrasi
Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) dengan Partai Komunis Indonesia,
Gerakan Mahasiswa Sosialis (Gemsos) berafilisasi dengan Partai Serikat Islam
(PSI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dengan Masyumi, dan PMII dengan
Partai Nahdlatul Ulama (NU).

4. Setelah kemudian Partai Komunis Indonesia (PKI) mendominasi hasil pemili


1955, CGMI baru mulai melakukan konfrontas dengan organisasi mahasiswa
lainya, dan kemudian terjadi persteruan sengit diantara gerakan mahasiswa,
dan dalam situasi politik yang serba pasang surut.

5. Lima tahun kemudian, setelah peristiwa Gestapu 30 S PKI 1965 terjadi dan
akhirnya membikin kondisi politik semakin tidak jelas, maka 25 oktober 1966
sejumlah orgaisasi beehasil dipertemukan oleh Menteri Perguruan Tinggi dan
Ilmu Pendidikan (PTIP) Syarief Thayieb membantuk Kesatuan Aksi Mahasiswa
Indonesia (KAMI) untuk melancarkan perlawanan ke PKI. Adapun organisasi
yang masuk dalam adalah, PMKRI, HMI, PMII, GAMKI, Sekretariat Bersama
Organisasi-organisasi Lokal (SOMAL), Mahasiswa Pancasila (MAPANCAS),
dan Ikatan Pers Mahasiswa. Dan sekitar tahun 1965-1966 akhirnya pemuda
begerak, sampai kemudian munculnya Orde Baru, dan gerakan ini dikenal
sebagai angkatan 66.

6. Ketika Orde Baru mulai menacapkan kekuasaanya dimana Soeharto menjadi


Presiden menggantikan Presiden Soekarno (Orde Lama) Sedangkan ketika
orde baru muncul maka diangkat beberapa tokoh2 KAMI yaitu Cosmas
Batubara (eks presedium KAMI Pusat), Sofyan Wanandi dan Yusuf Wanandi
yang berasal dari PMKRI, serta Akbar Tanjung dari HMI. Sedangkan ada satu
tokoh yang terlahir daro angkatan ini yang sangat idealis yaitu Sok Hok Gie,
maka kekuasaan berjalan tidak seimbang dengan cita-cita sebelumnya.

7. Setelah kemudian Orde Baru melaksanakan berbagai kebijakan yang dianggap


tidak populis baru kemudian muncul beberapa gerakan mahasiswa kembali
yaitu muncul Gerakan Mahasiswa Tahun 1972 dan gerakan ini dikenal dengan
nama atau disebut dengan Peristiwa Malari (Malapetaka Lima Beras Januari).
Tahun angkatan ini menolak produk Jepang dan sisnisme terhadap warga
keturunan. Dan gerakan mahasiwa di jakarta menjadi pusat gerakan terhadap
proses ini, dan memunculkan nama-namanya yaitu Hariman Siregar, dan
kemudian peristiwa ini menggugurkan salah satu mahasiswa yang bernama Arif
Rahman Hakim.

8. Pada masa itu juga banyak beberapa Jenderal yang kemudian tidak sepakat
dengan regim orde baru karena ketika mengkritisi kebijakan-kebijakannya
dengan menggunakan kekuatan otoriter, adapun beberapa purwaniwaran TNI
ini tergabung dalam Petisi 50.

9. Pada Era Orde Baru juga hubungan antara NU dan Orde Baru mengalami
pasang surut, apalagi kemudian ketika Organisasi Keagamaan PBNU di
pegang saat itu oleh Kiai Abdurahman Wahid (Gus Dur) yang konsen terus
menkritisi Kebijakan-kebijakan Orde Baru dan membuat Presiden Soeharto
terus melakukan tekanan-tekanan ke PBNU. Hal ini kemudian merupakan
momen PMII melakukan perlawanan kepada Orde Baru dengan membuat
beberapa pusat gerakan di wilayah Jawa. Bersama beberapa orgaisasi
kemahasiswaan mendeklarasikan forum pemuda non cipayung (non HMI)
karena saat itu HMI dengan Orde Baru sangat dekat sekali.

10. Selain itu Gerakan PMII dan anak-anak muda Nu membikin sentral-sentral
gerakan, seperti di Yogyakarta terkenal dengan KEMPED, di Jawa Timur
Jombang terkenal FPPI disekitar tahun 90 an, menjelang peristiwa 98 beberapa
anak muda NU dan PMII masuk kepusat-pusat gerakan rakyat untuk
mendukung kelompok-kelompok yang terpinggirkan oleh kebijakan Orde Baru
diantara kaum miskin kota, buruh, Petani, nelayan dan lainnya untuk kemudian
mengerakan terhadap perlawanan serta mengkritisi Orde Baru.

11. Pada tahun 98 sebagai momentum gerakan mahasiswa, PMII juga melakukan
jaringan gerakan non-kampus dengan membikin sentral gerakan di jakarta
dengan membentuk dengan gerakan mahasiswa diluar PMII yaitu Forkot
(Jakarta), Forbes (Jawa-Medan), KMB (Bandung), dan lainnya. Sehingga
kemudian pada tahun 1998 Orde Baru jatuh dan digantikan Orde Reformasi.

Anda mungkin juga menyukai