Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Pendidikan Filsafat Sains berupa
makalah dengan judul Hakikat dan Ilmu Pengetahuan.

Tujuan kami dalam Menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas Mata kuliah
Filsafat Sains. Meskipun telah berusaha secara maksimal untuk membuat makalah ini namun
makalah ini belum sempurna karena manusia mempunya keterbatasan,kekurangan dan
kesalahan.

Pepatah mengatakan bahwa taka da gading yang tak retak. Demikian pula dengan
penyusunan makalah ini yang tentunya masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan guna memberikan hasil yang sesuai dengan
harapan. Semoga dapat membawa kebaikan dan manfaat bagi para pembaca.

Magelang,05-09-2018
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………. ii

BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………… 1

Latar Belakang Masalah ……………………………………………………………………………………. 1

A. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………………..2


B. Tujuan Masalah …………………………………………………………………………………3
C. Metode Penulisan ……………………………………………………………………………….3

BAB 2 PEMBAHASAN …………………………………………………………………………………….. 4

A. Hakikat Ilmu Pengetahuan


B. Sumber Ilmu Pengetahuan
C. Cara Memeperoleh Ilmu Pengetahuan
D. Manfaat Ilmu Pengetahuan
E. Tujuan Ilmu Pengetahuan

BAB 3 PENUTUP ………………………………………………………………………………………………

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………….


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sains atau Ilmu Pengetahuan pada zaman klasik tak terpisah dengan filsafat. Para filsuf
terdahulu seperti Aristoteles dan Plato selalu mendasarkan penyelidikannya pada metafisika. Plato
misalnya menyatakan bahwa pengetahuan yang kita punya saat ini adalah bawaan dari alam idea.
Proses berfikir ia samakan dengan proses mengingat apa-apa yang pernah dilihat oleh manusia di alam
idea dahulu. Baginya pengetahuan manusia bersifat apriori (mendahului pengalaman). Begitu pula
dengan para filsuf-filsuf sebelumnya. Sejak Thales dan parapemikir sebelum Sokrates dan Kaum Shopis,
mereka menumpahkan perhatian filsafatnya pada proses kejadian alam semesta yang berarti objek fisik.

Dalam hubungan ini Harold H. Titus menerangkan : Ilmu pengetahuan mengisi filsafat dengan
sejumlah besar materi yang factual dan deskriptif yang sangat perlu dalam pembinaan suatu filsafat.
Banyak ilmuan yang juga filosuf. Para filosuf terlatih di dalam metode ilmiah dan sering pula menuntut
minat khusus dalam beberapa ilmu.

Tapi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern yang diawali oleh renaisans yang
kemudia disambut hangat oleh kaum empirisme peta sains mulai bergeser. Namun metodelogi
rasionalisme yang dimotori Descrates sebagai penggerak renaisans berbeda dengan empirisme. Jika
rasionalisme beranggapan bahwa pengetahun yang sahih bersumber dari pengalaman. Menurut
empirisme pengetahuan tidak diperoleh secara apriori melainkan aposteriori (melalui pengalaman).]

Gejolak renaisains itu pun terus bergulir ke Jerman dengan zaman pencerahannya. Kemudian
sampailah kita pada aliran positiveme yang dibangun oleh Agust Comte. Melalui positivismenya . Comte
menegaskan pengetahuan tidak melampaui fakta-fakta. Ia kemudian menolak metafisika. Dan pada
akhirnya ia menolak etika, teologi dan seni,yang dianggap melampaui fenomena-fenomena yang
teramati. Menurut Comte, sejarah pengetahuan berkembang melalui tiga tahap, Dari tahap teologis,
metafisis dan terakhir positifis. Baginya perkembangan ini layaknya perkembangan kehidupan manusia,
mulai dari anak-anak, remaja, kemudia dewasa.

Pada tahap dewasa ini manusia tidak lagi mengamati objek-objek yang tak teramati melainkan
semua objek yang dapat diindra. Akhirnta pada tahap positifs ini organisasi masyarakat industry menjadi
pusat perhatian. Ekonomi menjadi primadona dan kekuasaan elit intelektual muncul. Bagi
Comte,Sosiologi merupakan ilmu baru untuk mengorganisasikan masyarakat industri.

Seiring denga perkembangan teknologi yang semakin pesat doktrin positifis ini organisasi
masyarakat industri menjadi pusat perhatian. Ekonomi menjadi primadona dan kekuasaan elit intelektual
muncul. Bagi Comte , sosiologi merupakan ilmu baru untuk mengorganisasikan masyarakat industri.
1.2 RUMUSAN MASALAH

`1.2.1 Apa itu hakikat ilmu pengetahuan ?


1.2.2 Apa sumber ilmu pengetahuan ?
1.2.3 Bagaimana cara memperoleh ilmu pengetahuan ?
1.2.4 Apa sajakah manfaat ilmu pengetahuan ?
1.2.5 Apa tujuan ilmu pengetahuan ?

1.3 TUJUAN

1.3.1 Mengetahui hakikat ilmu pengetahuan

1.4 METODE PENULISAN

Metode dalam makalah ini yaitu metode desktiptif yang teknik studi keperpuastakaan yaitu
pengetahuan yang bersumber dari beberapa media tulis baik berupa buku,literature, dan media
elektronik (internet).
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN

` Filsafat berbeda dari ilmu-ilmu khusus dalam hal (1) generalitasnya yang lebih besar dan (2)
metodenya. Selain menginvestigasi pertanyaan-pertanyaan yang berada di luar wilayah ilmu-ilmu
pengetahuan, filsafat juga menginvestigasi konsep-konsep yang diyakini oleh berbagai ilmu pengetahuan
yang berbeda. Sepanjang sejarahnya, dalam memahami dunia sekelilingnya manusia mengenal dua
sarana, yaitu pengetahuan ilmiah dan penjelasan gaib. Kini, pada satu pihak, manusia memiliki
sekelompok pengetahuan yang sistematis dengan berbagai hipotesis yang telah dibuktikan
kebenarannya secara sah, tetapi pada pihak lain, sebagian mengenal pula berbagai keterangan serta
gaib yang tidak mungkin diuji kesahannya untuk menjelaskan rangkaiana peristiwa yang masih berada
diluar jangkauan pehamannya. Di antara rentangan pengetahuan ilmiah dan penjelasan gaib itu terdapat
persoalan ilmiah yang merupakan kumpulan hipotesis yang dapat diuj tetapi belum secara sah dibuktikan
kebenarannya

Ilmu sebagai aktivitas ilmiah dapat berwujud penelaahan, penyelidikan, atau usaha menemukan
atau pencarian. Oleh karena itu, pencarian biasanya dilakukan berulang-ulang sehingga dalam dunia
ilmudipergunakan istilah research (penelitian) untuk aktivitas ilmiah yang paling berbobot guna
menemukan pengetahuan baru. Metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup berbagai tindakan
pikiran, pola kerja, tata langkah dan cara teknis untuk memperoleh pengetahuan baru atau
memperkembangkan pengetahuan yang ada. Metode yang berkaitan dengan procedural meliputi
pengamatan, percobaan,pengukuran, survei, deduksi, analisis, dan lain-lain. Adapun menurut Bahm
definisi ilmu pengetahuan melibatkan paling tidak enam macam komponen berikut.
a. Masalah (Problem)
Ada tiga karakteristik yang harus dipenuhi untuk mewujudkan bahwa suatu.
Masalah bersifat scientific, yaitu communicabellity,the scientific attitude, dan the scientific
method. Communicabellity berarti masalah, yaitu sesuatu untuk dikomunikasikan. The
scientific attitude memenuhi karakteristik curiosity, speculativeness, willingness to be
objective, willingness to suspend judgement, dan tentativity. The scientific method berarti
masalah harus dapat diuji (testable).

b. Sikap (Attitude)
Karakteristik yang harus dipenuhi, antara lain :
1) Curiosity berarti adanya rasa ingin tahu tentng bagimana sesuatu itu ada, bagaimana
sifatnya, fungsinya, dan bagaimana sesuatu dihubungkan dengan sesuatu yang lain.
2) Speculativeness. Saintis harus mempunyai usaha dan hasrat untuk mencoba
memecahkan masalah, melalui hipotesis-hipotesis yang diusulkan .
3) Willingness to be objective, hasrat dan usaha untuk bersikap dan bertindak objektif
merupakan hal yang penting bagi seorang saintis
4) Willingness to suspend judgement, berarti bahwa seorang saintis dituntut bertindak sabar
dalam mengadakan observasi, dan bersikap bijaksana dalam menentukan kebijakan
berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan karena apa yang ditemukn masih serba
tentatife.

c. Metode (Method)
Sifat scientist method berdasarkan dengan hipotesis yang kemudian diuji. Esensi
sains terletak pada metodenya. Sains sebagai teori merupakan sesuatu yang selalu
berubah. Berkenaan dengan sifat metode scientific, para saintistidak selalu memiliki ide
yang “pasti” yang dapat ditunjukan sebagai sesuatu yang absolut atau abstrak.

d. Aktivitas (Activity)
Sains adalah suatu lahan yang dikerjakan oleh saintis, ,melalui scientific research, terdiri
atas du aspek, yaitu individual dan social.

e. Kesimpulan (Conclusions)
Sains lebih sering dipahami sebagai a body of knowledge. Body dari ide-ide ini merupakan sains
itu sendiri. Kesimpulan yang merupakan pemahaman yang dicapai sebagai hasil pemecahan
masalah adalah tujuan dari sains yang diakhiri dengan pembenaran dari sikap dan metode.
2.2 SUMBER ILMU PENGETAHUAN

Beberapa filsuf seperti Bacon, Hobbes dan Locke , menyatakan bahwa sumber utama
pengetahuan itu bukan akal budi, melainkan pengalaman indriawi. John Locke mengatakan
bahwa seluruh ide manusia berasal secara langsung dari sensasi dan melalui refleksi terhadap
ide-ide sensatif itu sendiri. Tidak ada satu pun dalam akal budi manusia yang tidak berasal dari
pengalaman indriawi . Immanuel kant, yang filsafatnya tidak sealiran dengan John Locke, juga
berpendapat bahwa seluruh ide konsep manusia bersifat apriori sehingga ada kebenaran apriori
bahwa ide dan konsep itu hanya dapat diapikasikan apabila ada pengalaman. Tanpa
pengalaman, seluruh ide dan konsep serta kebenaran apriori tidak akan pernah dapat
diaplikasikan. Dengan kata lain, kant hendak mengatakan bahwa akal budi manusia hanya dapat
berfungsi sebagaimaana mestinya apabila dihubungkan dengan pengalaman. Dengan demikian,
Kant menengahi kedua pandangan tersebut yang selama itu senntiasa saling bertentangan.
Ada beberapa sumber pengetahuan yang kita ketahui, yaitu kepercayaan yang
berdasakan tradisi, kebiasaan-kebiasaan , dan agama, kesaksian orang lain, pancaindra
(pengalaman), akal pikiran dan intuisi individual . Pengetahuan diperoleh melalui cara mewarisi
apa saja yang hidup dan berlaku dalam adat istiadat, kebiasaan, dan kehidupan keagamaan.
Biasanya, sumber ini kaya akan kandungan pengetahuan yang berupa pandangan hidup
sebagai norma atau kaidah untuk membentuk sikap,cara, dan tingkah laku. Dengan
pengetahuan, manusia dalam masyarakatnya bisa menyelenggarakan hidup secara sederhana.
Tingkatan ini diperoleh dengan cara yang sangat sederhana tanpa menggunakan pendekatan
dan metode apa pun. Pengetahuan diperoleh secara langsung dengan serta merta, yang secara
naluriah diterima begitu saja tanpa memerlukan alas an-alasan, pembuktian, dan pengujian
kebenarannya. Apa yang dilakukan oleh orang-orang pada umumnya harus diterima begitu saja
tanpa kritik apa pun. Begitulah, didalam kehidupan sehari-hari dapat ditemukan bermacam-
macam tingkah laku yang mengundang pengetahuan langsung yang bersumber dari adat-
istiadat, kebiasaan, dan keagamaan. Selain itu, ada pengetahuan yang bersumber dari kesaksian
orang lain. Orang-orang tertentu yang dapat dipercaya karena dianggap memiliki pengetahuan
seperti ini adalah guru, ulama,cendekiawan, guru menjadi sumber utama pengetahuan bagi
murid-muridnya, ulama menjadi kiblat bagi umatnya, cendekiawan berpengaruh kuat terhadap
kaum terdidik, orang yang dituakan menjadi tempat bertanya bagi masyarakat pada umumnya,
para pemimpin ditaati oleh para pengikutnya,dan sebagainya.

Pengetahuan yang diperoleh dan kesaksian orang lain juga secara langsung diterima
begitu saja kebenarannya. Segala alasan, pembuktian, dan pengujinya ditumpukan sepenuhnya
kepada orang yang bersaksi. Pancaindra bagi manusia merupakan alat vital bagi
penyelenggaraan kehidupan sehari-hari. Dapat dikatakan bahwa hampir seluruh persoalan hidup
sehari-hari bisa diatasi denggan penggunaan alat pancaindra. Setiap hari manusia
melihat,mendengar, mencium,mengecap, dan meraba dengan mata, telinga, hidung, lidah dan
kulit.

Sumber pengetahuan terakhir adalah intuisi. Pada diri manusia, intuisi menepati bagian
kejiwaan yang sangat netral, sehingga benar-benar bersifat batiniah. Dengan kata lain intuisi
merupakan gejala batin yang sangat pribadi. Sebagai sumber pengetahuan, intuisi memperoleh
pengetahuan secara langsung, tetapi jelas dan pasti bagi orang tertentu.
Apabila dilihat secara menyeluruh, sumber-sumber pengetahuan tersebut selaras benar
dan proses mendapatkan pengetahuan yang benar, seperti yang telah diuraikan pada bagian
sebelumnya. Pada saat orang mengagumi sesuatu, ia cenderung menerima secara langsung
pengetahuan yang diberikan oleh kepercayaan dan kesaksiaan orang lain. Akan tetapi, ketika
seseorang menggunakan alat indra untuk mendapatkan pengetahuan, ia mulai meragukan
pengetahuan yang bersumber dari kedua sumber tersebut. Ketika akal pikiran
digunakan,seseorang telah meninggalkan keraguan dan sudah memiliki pemikiran dan pendapat.
Dengan demikian, sumber intuisi bagi manusia merupakan pengetahuan yang menyakinkan dan
mempunyai relevansi dengan keyakinan sebagai akibat dari pengetahuan yang pasti.
2.3 CARA MEMPEROLEH ILMU PENGETAHUAN

John Hopers dalam bukunya An Introduction to philosophical Analisys mengemukakan enam


alat untuk memperoleh pengetahuan, yaitu sebagai berikut :

a) Pengalaman Indra
Orang sering merasa bahwa pengindraan adalah alat yang paling vital
dalam memperoleh pengetahuan. Memang, dalam hidup manusia tampaknya
pengindraan adalah satu-satunya alat untuk menyerap segala objek yang ada di
luar diri manusia. Karena terlalu menekankan pada kenyataan, paham demikian
dalam filsafat disebut realisme. Realisme adalah suatu paham yang berpendapat
bahwa semua yang dapat diketahui hanya kenyataan. Jadi, pengetahuan bermula
dari kenyataan yang dapat diindrai. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengalaman
indra merupakan sumber pengetahuan berupa alat-alat untuk menangkap objek
dari luar diri manusia melalui kekuatan indra. Kekhilafan akan terjadi apabila ada
ketidaknormalan diantara alat tersebut.

b) Nalar
Nalar adalah salah satu corak berpikir dengan menggabungkan dua
pemikiran atau lebih dengan maksud mendapatkan pengetahuan baru.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam masalah ini tentang asas-asas pemikiran,
yaitu sebagai berikut :
 Principium identitas, yaitu sesuatu itu mesti sama dengan dirinya
sendiri.Asas ini disebut asas keamanan.
 Principium contradictions, yaitu apabila dua pendapat yang bertentangan,
tidak kedua-keduanya benar dalam waktu yang bersamaan.
 Principium tertii exclusi, yaitu apabila kedua pendapat yang berlawanan,
tidak mungkin keduanya benar dan tidak mungkin keduanya salah.
c) Otoritas

Otoritas adalah kekuasaan sah yang dimiliki seseorang dan diakui oleh
kelompoknya. Pengetahuan yang diperoleh melalui otoritas ini biasanya tidak
diuji lagi karena orang yang telah menyampaikan mempunyai kewibawaan
tertentu. Jadi kesimpulannya pengetahuan karena adanya otoritas terjadi melalui
wibawa seseorang sehingga orang lain mempunyai pengetahuan.

d) Intuisi

Intuisi adalah suatu kemampuan yang ada pada diri manusia melalui
proses kejiwaan tanpa suatu rangsangan atau stimulus untuk membuat
pernyataan. Pengetahuan. Pengetahuan yang diperoleh melalui intuisi tidak dapat
dibuktiin tanpa seketika atau melalui kenyataan karena pengetahuan ini muncul
tanpa adanya pengetahuan lebih dahulu. Dengan demikian, peran intuisi sebagai
sumber pengetahuan adalah adanya kemampuan dalam diri manusia yang dapat
melahirkan pernyataan-pernyataan berupa pengetahuan.

e) Wahyu
Wahyu adalah berita yang disampaikan oleh Tuhan kepada Nabi-nya
untuk kepentingan umatnya. Wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan
ole Tuhan kepada umatnya,yaitu manusia. Pengetahuan ini disalurkan melalui
nabi-nabi yang diutusnya sepanjang zaman.

f) Keyakinan
Keyakinan adalah kemampuan yang ada pada diri manusia yang diperoleh
dari kepercayaan. Sesungguhnya sumber pengetahuan berupa wahyu dan
keyakinan ini sukar dibedakan secara jelas karena keduanya menetapkan bahwa
alat ini yang dipergunakannya adalah kepercayaan. Adapun keyakinan melalui
kemampuan kejiwaan manusia merupakan pematangan dari kepercayaan. Hal ini
karena kepercayaan itu bersifat dinamis mampu menyesuaikan dengan keadaan
yang sedang terjadi, sedangkan keyakinan sangat statis, kecuali ada bukti-butki
baru yang akurat dan tepat untuk kepercayaanya.
2.4 MANFAAT ILMU PENGETAHUAN

Ada beberapa manfaat ilmu pengetahuan, yaitu sebagai berikut :

A. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan perindustrian dalam batasan nilai


ontologis. Paradigma ontologis diharapkan dapat mendorong pertumbuhan wawasan
spiritual keilmuan yang mampu mengatasi bahaya sekularisme ilmu pengetahuan.
B. Mengembangkan ilmu pengetahuan,teknologi, dan perindustrian dalam batasan nilai
epistemologis.Epistemologis diharapkan dapat mendorong pertumbuhan wawasan
intelektual keilmuan yang mampu membentuk sikap ilmiah.
C. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan perindustrian dalam batasan nilai etis.
Dengan ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan perilaku adil yang mampu
membentuk moral tanggung jawab, sehingga pemberdayaan ilmu pengetahuan,teknologi
dan perindustrian bertujuan untuk kelangsungan kehidupan yang adil dan
berkebudayaan.
D. Sebagai konsekuensi kehadiran filsafat ilmu pengetahuan dalam peran fungsionalnya
terhadap ilmu pengetahuan,teknologi dan perindustrian sepeti itu, mendorong perguruan
tinggi untuk kembali pada basis akademik “tridarmaya”.

Ilmu pengetahuan juga berguna dalam usaha menyingkap suatu kesatuan komprehensif di
dalam hukum-hukum alam.

2.5 TUJUAN ILMU PENGETAHUAN


Pada dasarnya, ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan untuk kemaslahatan manusia. Dalam
hal ini ilmu dapat dimanfaatkan sebagai sarana atau alat dalam meningkatkan taraf hidup manusia
dengan memerhatikan kodrat. Untuk kepentingan manusia tersebut, pengetahuan ilmiah yang diperoleh
dan disusun dipergunakan secara komunal dan universal. Komunal berarti ilmu merupakan pengetahuan
yang menjadi milik bersama, dan setiap orang berhak memanfaatkan ilmu menurut kebutuhannya.
Universal berarti bahwa ilmu tidak mempunyai konotasi ras, ideology, atau agama.

Sejak dalam tahap-tahap pertama pertumbuhannya. Ilmu sudah dikaitkan dengan tujuan perang.
Ilmu bukan hanya digunakan untuk menguasai alam, melainkan juga untuk memerangi sesame manusia
dan menguasai mereka. Teknologi tidak lagi berfungsi sebagai sarana yang memberikan kemudahan
bagi kehidupan manusia, tetapi berada untuk tujuan eksistensinya sendiri. Manusia sering dihadapkan
dengan situasi yang tidak bersifat manusiawi,terpenjaran dalam kisi-kisi teknologi, yang merampas
kemanusiaan dan kebahagiaannya.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

 Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan
pemahaman manusia dari berbagau segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi
agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pati.
 John Locke mengatakan bahwa seluruh ide manusia berasal secara langsung dari sensasi dan
melalui refleksi terhadap ide-ide sensatif itu sendiri
 Sumber ilmu pengetahuan adalah factor yang melatarbelakangi lahirnya ilmu pengetahuan.
Dalam diri manusia memang terdapat dorongan “rasa ingin tau” dorongan ini membantu berbagai
aktivitas kehidupan manusia, baik dalam upaya mengenal lingkungan, maupun yang
berhubungan dengan upaya mempertahankan hidupnya.
 Metode ilmiah dapat diartikan sebagai cara atau langkah yang biasanya dipakai ilmuwan untuk
membuktikan suatu ilmu pengetahuan. Dengan metode ilmiah akan diperoleh pengetahuan yang
kebenarannya dapat diandalkan,sebab metode ilmiah menuntut urutan kerja yang
objektif,sistematif, dan rasional.
 Baik ontology, epistemologi maupun aksiologi merupakan tiga elemen yang tak terpisahkan
dengan ilmu pengetahuan. Ketiganya merupakan pilar penyanggah terbentuknya konstruksi ilmu
pengetahuan. Tanpa ketiganya (ontology,epistemology,aksiologi), satu disiplin ilmu bisa merosot
menjadi rapuh manfaatnya dan lalu tidak relevan dengan kehidupan umat manusia.

3.2 SARAN

Semoga makalah ini dapat menjadi referensi bagi semua pihak untuk dapat lebih mengembangkan
ilmu pengetahuan dan dapat pula mengerti dan paham akan berbagai ilmu yang bisa di terapkan
dikehidupan khususnya ilmu pengetahuan dalam perkuliahan bidang filsafat sains.

PUSTAKA

Filsafat%20dan%20ilmu%20pengetahuan%20%20Rahmayanti.htm

Buku Filsafat sains Drs.Hamdani,M.A.

Anda mungkin juga menyukai