Anda di halaman 1dari 19

KEIMANAN DAN KETAQWAAN

SEORANG PERAWAT

FAJAR NURHAYATI LESTYANINGRUM

NIM P1337420518084

ABIMANYU 2

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN MAGELANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmatNya
makalah ini dapat saya selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini saya
membahas tentang ” Keimanan dan Ketaqwaan Seorang Perawat”
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam mahasiswa mengenai
keimanan dan ketaqwaan serta menerapkannya dalam kehidupan.
Materi yang saya paparkan dalam makalah ini tentunya tidak sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diperlukan untuk
makalah ini. Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat.

Magelang, 12 Januari 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………... 1

Kata Pengantar……………………………………………………………... 2

Daftar Isi…………………………………………………………………… 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………....4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………...5
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………….5

BAB II PEMBAHASAN

A. Kimanan dan Ketaqwaan…………………………………………... 6


B. Keimanan dan Ketaqwaan Seorang Muslim………………………..11
C. Implementasi Keimanan Dan Ketaqwaan Seorang Perawat………..13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………….18
B. Saran ………………………………………………………………. 18

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 19

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia dalam menjalani kehidupan selalu berinteraksi dengan manusia lain
atau dengan kata lain melakukan interaksi sosial. Dalam melakukan interaksi sosial
manusia harus memiliki akhlak yang baik agar dalam proses interaksi tersebut tidak
mengalami hambatan atau masalah dengan manusia lain. Proses pembentuk akhlak
sangat berperan dengan masalah keimanan dan ketakwaan seseorang. Keimanan dan
Ketakwaan seseorang berbanding lurus dengan akhlak seseorang atau dengan kata
lain semakin baik keimanan dan ketakwaan seseorang maka semakin baik pula
akhlak seseorang hal ini karena keimanan dan ketakwaan adalah modal utama untuk
membentuk pribadi seseorang. Keimanan dan ketakwaan sebenarnya potensi yang
ada pada manusia sejak ia lahir dan melekat pada dirinya hanya saja sejalan dengan
pertumbuhan dan perkembangan seseorang yang telah terjamah oleh lingkungan
sekitarnya maka potensi tersebut akan semakin muncul atau sebaliknya potensi itu
akan hilang secara perlahan.
Saat ini keimanan dan ketakwaan telah dianggap sebagai hal yang biasa, oleh
masyarakat umum, bahkan ada yang tidak mengetahui sama sekali arti yang
sebenarnya dari keimanan dan ketakwaan itu, hal ini dikarenakan manusia selalu
menganggap remeh tentang hal itu dan mengartikan keimanan itu hanya sebagai arti
bahasa, tidak mencari makna yang sebenarnya dari arti bahasa itu dan membiarkan
hal tersebut berjalan begitu saja. Oleh karena itu dari persoalan dan masalah-masalah
yang terpapar diataslah yang melatar belakangi kelompok kami untuk membahas dan
mendiskusikan tentang keimanan dan ketakwaan yang kami bukukan menjadi sebuah
makalah kelompok.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Iman dan Taqwa?
2. Siapa yang harus beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT?
3. Mengapa seorang muslim harus beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT?
4. Kapan dan dimana seorang muslim harus beriman dan bertaqwa kepada
Allah SWT?
5. Bagaimana implementasi iman dan taqwa seorang perawat?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui iman dan taqwa.
2. Mengetahui siapa yang harus beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT
3. Mengetahui mengapa seorang muslim harus beriman dan bertaqwa kepada
Allah SWT
4. Mengetahui kapan dan dimana seorang muslim harus beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT
5. Menjelaskan implementasi iman dan taqwa seorang perawat

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keiman dan Ketaqwa


Keimanan
Iman secara istilah yaitu pembenaran. Sedangkan secara istilah yaitu
keyakinan bulat yang dibenarkan oleh hati, diikrarkan oleh lisan dan diwujudkan oleh
amalan atau tindakan. Atau dengan kata lain yaitu pembenaran dengan penuh
keyakinan tanpa adanya keraguan mengenai segala yang datang dari Allah dan Rasul.
Dalil tentang iman :

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu
dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang
zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim: 27).

“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Alquran) dengan


perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah al-Kitab (Alquran)
dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Alquran itu
cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-
hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan
yang lurus.” (QS. Asy-Syura: 52).

6
Wujud dari iman menurut Hasan Al-Bana :
 Ilahiyah : Hubungan dengan Allah
 Nubuwwah : Kaitan dengan Nabi, Rasul, kitab, mukjizat.
 Ruhaniyah : Kaitan dengan alam metafisik;Malaikat,Jin,Iblis,Setan,Ruh.
 Sam’iyah : Segala sesuatu yang bisa diketahui melalui dalil naqli
(berasal dari al quran).
Keimanan memiliki 6 macam yaitu :
1. Iman kepada Allah
Mempercayai Allah dengan sesungguhnya. Intinya yaitu tauhid( mengesakan
Allah)
Macam- macam tauhid:
a. Tauhid Rububiyah yaitu mengesakan Allah dalam segala perbuatannya
b. Tauhid Uluhiyah yaitu mengesakan Allah dengan cara ibadah, seperti sholat,
dzikir, berdoa, bersholawat, dll.
c. Tauhid Asma’ dan Shifat yakni mengesakan Allah dengan nama dan sifat-
sifatnya yang dijelaskan melalui al-quran maupun melalui RasulNya.
2. Iman Kepada Malaikat
Keyakinan bahwa Allah menciptakan malaikat yang selalu taat kepadanya yang
bertugas untuk melaksanakan perintahnya.
3. Iman Kepada Kitab Suci
Keyakina bahwa Allah menurunkan kitab suci kepada Rasul Allah melalui
malaikatnya untuk menjelaskan kebenaran. Ada 4 kitab suci yang harus diimani
oleh mukmin yaitu Zabur,Taurat,Injil,dan Al Quran.
4. Iman Kepada Rasul
Keyakinan bahwa Allah mengutus para Rasul dari kalangan manusia sendiri yang
bertugas membimbing manusia ke arah jalan yang benar. Fungsi rasul untuk
menyediakan kebutuhan rohani agama lain yaitu saksi/bukti,pemberian kabar
gembira, pemberi kabar menyedihkan, mengajak kepada agama Allah, dan pelita
yang menerangi.

7
5. Iman Kepada Hari Akhir
Keyakinan bahwa kehidupan manusia dan alam semesta ini akan hancur dan ada
akhirnya. Kemudian akan beralih kea lam yang abadi. Aspek – aspek yang harsu
diyakini yaitu alam kubur, yaumul ba’ats(hari dibangkitkannya manusia),alam
mahsyar(berkumpul),hisab/mizan(perhitungan dan penimbangan
amal),pembalasan(surge/neraka)
6. Iman Kepada Qadla Dan Qadar
Keyakinan bahwa segala sesuatu terjadi atas hukum perintah, dan kehendak Allah
berdasarkan batasan dan ukurannya. Qadla artinya ketetapan Allah yang telah
ditetapkan (tidak kita ketahui). Sedangakan qadar adalah ketetapan Allah yang
telah terjadi (diketahui)

Pengaruh Keimanan Dalam Kehidupan :


a. Menimbulkan rasa aman, tidak khawatir.
b. Menimbulkan penghargaan, pendorong.
c. Memperoleh ketenangan jiwa.
d. Mengenal dirinya dan penciptanya.
e. Mengetahui kejadian alam semesta.
f. Terbebas dari siksaan dan keraguan.
g. Perasaan terbuka dan lapang.

Tanda-Tanda Orang Beriman


Al-Qur’an menjelaskan tanda-tanda orang yang beriman sebagai berikut:
1. Jika disebut nama Allah, maka hatinya bergetar dan berusaha agar ilmu Allah
tidak lepas dari syaraf memorinya, serta jika dibacakan ayat al-Qur’an, maka
bergejolak hatinya untuk segera melaksanakannya (al-Anfal : 2).
2. Senantiasa tawakkal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah,
diiringi dengan doa, yaitu harapan untuk tetap hidup dengan ajaran Allah
menurut Sunnah Rasul ( Ali Imran: 120, al - Maidah: 12, al-Anfal: 2, at-
Taubah: 52,Ibrahim: 11, Mujadalah: 10, dan at-Taghabun: 13).

8
3. Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga pelaksanaannya (al-
Anfal :3dan al- Mu’minun: 2, 7). Bagaimanapun sibuknya, kalau sudah masuk
waktu shalat, dia segera shalat untuk membina kualitas imannya.
4. Menafkahkan rezki yang diterimanya (al-Anfal: 3 dan al - Mukminun: 4). Hal
ini dilakukan sebagai suatu kesadaran bahwa harta yang dinafkahkan di jalan
Allah merupakan upaya pemerataan ekonomi, agar tidak terjadi ketimpangan
antara yang kaya dengan yang miskin.
5. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan (al-
Mukminun: 3, 5). Perkataan yang bermanfaat atau yang baik adalah yang
berstandar ilmu Allah, yaitu al-Qur’an menurut Sunnah Rasulullah.
6. Memelihara amanah dan menempati janji (al-Mukminun: 6). Seorang mu’min
tidak akan berkhianat dan dia akan selalu memegang amanah dan menepati
janji.
7. Berjihad di jalan Allah dan suka menolong ( al-Anfal : 74). Berjihad di jalan
Allah adalah bersungguh-sungguh dalam menegakkan ajaran Allah, baik
dengan harta benda yang dimiliki maupun dengan nyawa.
Ketaqwaan
Secara bahasa taqwa artinya terjaga atau terpelihara takut kepada Allah,
terjaga dari api neraka. Dan secara istilah artinya kepatuhann dan ketundukan kepada
Allah yang tumbuh karena rasa cinta kepadanya.
Dalil Tentang Taqwa :

“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Alloh sebenar-benarnya


takwa, dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan memeluk
agama Islam.”

9
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa
Fungsi Taqwa yaitu :
a. Pembersih penyakit batin
b. Bekal menghadapi kematian
c. Bentuk perjuangan atas aturan Allah
d. Menstabilkan batin
e. Menumbuhkan kepekaan sosial
f. Petunjuk hidayah

Karakteristik orang – orang yang bertaqwa :


1. Iman kepada Allah, para malaikat, kitab – kitab dan para nabi. Dengan kata lain,
instrument ketaqwaan yang pertama ini dapat dikatakan dengan memelihara fitrah
iman.
2. Mengeluarkan harta yang dikasihnya kepada kerabat, anak yatim, orang miskin,
orang – orang yang terputus di perjalanan, orang – orang yang meminta – minta
dana, orang – orang yang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban
memerdekakan hamba sahaya. Indikator taqwa yang kedua ini, dapat disingkat
dengan mencintai sesama umat manusia yang diwujudkan melalui kesanggupan
mengorbankan harta.
3. Mendirikan solat dan menunaikan zakat, atau dengan kata lain, memelihara
ibadah formal.
4. Menepati janji, yang dalam pengertian lain adalah memelihara kehormatan diri.
5. Sabar disaat kepayahan, kesusahan dan diwaktu perang, atau dengan kata lain
memiliki semangat perjuangan.

10
B. Keimanan dan Ketaqwaan Seorang Muslim

Siapa yang harus beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT?


Sesorang dikatkan muslim jika ia telah beriman kepadAllah, malikat Allah,
kitab Allah, rosul allah, hari kiamat, serta qodho dan qodarnya Allah.

Mengapa seorang muslim harus beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT?
a. Untuk Beribadah Kepada Allah SWT
Karena tujuan utama diciptakanya manusia tidak lain adalah untuk beribadah
kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT dalam al Qur’an“Tidaklah
kami ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaku”. Jadi tujuan
utama manusia beriman adalah untuk beribadah kepada Allah SWT karena
dengan Iman yang tulus dan ikhlas manusia dapat beribadah kepada Allah karena
beribadah kepada Allah SWT adalah kodrat yang telah dibawa manusia sejak
lahir.Karena hanya dengan beribadah kepada Allah SWT lah manusia dapat
memperoleh ketenangan jiwa dan menemukan hakekat manusia diciptakan oleh
Allah SWT.
b. Untuk Memperoleh ketenangan Jiwa
Untuk memperoleh ketenangan jiwa, adalah salah satu alasan mengapa manusia
harus beriman karena hanya denagan iman dalam hatilah yang menghubungkan
manusia dengan tuhannya.Orang yang beriman atau memiliki sedikit iman saja
merasa tidak tenang atau nyaman karena tidak melaksanakan kewajibannya
apalagi dengan orang yang sama sekali tidak ada iman dalam hatinya, hidupnya
akan berantakan walaupun ada yang manusia yang hidupnya teratur tapi tidak
punya iman, yakinlah bahwa ketenangan yang diperolehnya adalah ketenangan
semu karena di balik kalbunya ada ruang kosong yang selalu merasakan
kekurangan dan ketidaknyamanan karena ruang ini rindu akan iman kepada Allah
selaku penciptanya.
c. Untuk Mendapat Ridho Allah SWT
Untuk mendapat Ridho Allah SWT adalah satu alasan umum mengapa manusia
harus beriman karena ridho Allah itu hanya untuk orang-orang yang di hatinya

11
masih ada iman walaupun itu hanya seberat Zahra, karena Allah telah menjamin
nikmat yang luar biasa bagi orang-orang yang beriman, Allah telah menjanjikan
surga yang didalamnya mengalir sungai-sungai sebagai nikmat Allah bagi orang
yang beriman, karena sudah sangat jelas bahwa Allah memberikan derajat lebih
bagi orang-orang yang beriman, sehingga alasan untuk mendapat ridho Allah
sehingga manusia beriman adalah sangat tepat.
d. Untuk Menghindari Fitnah Akhir Zaman
Alasan berikutnya kenapa manusia harus beriman adalah untuk menghindari
fitnah akhir zaman yang akan menimpah diri setiap umat di dunia utamanya umat
islam, karena pada akhir zaman seorang yang merasa dirinya memiliki iman yang
kuat saja akan terkena efek samping dari fitnah ini apalagi mereka yang sama
sekali tidak memilki iman, mereka adalah sasaran empuk dari fitnah akhir zaman
ini, karena bukankah orang yang celaka itu adalah orang yang tidak memiliki
keimanan dalam hatinya atau tidak mengusahakan keimanan sedang hewan
melata yang dapat berbicara dengan manusia telah muncul dari perut bumi, maka
tidaklah berguna lagi apa yang mereka usahakan dan tidaklah berfaedah lagi bagi
mereka, karena pada masa itu ada orang yang paginya beriman sedang sore telah
menjadi kafir karena dahsyatnya fitnah akhir zaman itu sehingga manusia pada
masa itu terbagi menjadi dua kelompok yaitu manusia yang memiliki keimanan
yang tidak tercampur dengan kemunafikan dan kelompok manusia yang munafik
tanpa keimanan dalam hatinya.

Kapan dan Dimana seorang muslim harus beriman dan bertaqwa kepada Allah?
Dalam kehidupan sekarang yang serba modern, telah banyak menimbulkan
kekacauan-kekacauan. Hal ini tidak lain disebabkan karena berkurangnya tingkat
keimanan dan ketaqwaan manusia terhadap Allah SWT. Sangat banyak kejadian dan
peristiwa yang disebabkan karena semakin menipisnya iman dan taqwa di masa kini.
Sebagai seorang muslim, marilah kita untuk selalu dan terus meningkatkan kualitas
iman dan taqwa kepada Allah SWT sampai kapanpun dan dimanapun,dengan
mengerjakan segala yang diperintahkan-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.

12
C. Implementasi Keimanan dan Ketaqwaan Seorang Perawat
1. Satukan Tiang Iman Dengan Konsep Keperawatan Islami.
Inilah sebenarnya landasan dalam bekerja bagi setiap profesi yang ingin
mencantumkan label Islami di dalamnya. Islami bukanlah sebuah label kosong tetapi
lebih dari itu kata Islami adalah merupakan bentuk komitment dan keberanian hati
untuk berusaha merubah pandangan hidup kita dalam bertindak. Jangan pernah
mencabut kembali keberanian itu dalam langkah kita, justru dengan label itulah kita
mulai menilai diri kita dengan seadil-adilnya. Berbicara tentang kejujuran sebuah
penilaian sebenarnya bukanlah orang lain yang pantas menilainya, tetapi diri kitalah
yang paling mengetahui siapa diri kita yang sebenarnya dengan sejujur-jujurnya.
Dirikanlah tiang Iman dalam pelayanan keperawatan di dalam hati kita
dengan meyakini bahwa Allah itu ada dan melihat apa yang kita kerjakan, Allah
mendengar apa yang kita katakan dan Allah mengetahui apa yang kita sembunyikan
dalam hati kita, kita tidak bisa menipu Allah karena Allah dekat dengan kita.
Yakinlah bahwa Allah menciptakan malaikat-Nya dan diantara mereka ada yang
selalu menemani kita mencatat setiap kebaikan dan keburukan yang kita kerjakan di
dunia ini, mencatat kedzaliman yang kita lakukan kepada pasien, mencatat kekotoran
perbuatan kita kepada pasien dan mencatat setiap kejahatan kita kepada siapapun
untuk dapat kita pertanggungjawabkan dalam pengadilan-Nya yang maha cermat.
Pengadilan dimana mulut tidak dapat berbicara dan semua anggota tubuh kita
menjadi saksi atas apa yang telah kita lakukan di dalam hidup kita.
Kita tidak dapat menyalahkan Allah atas kesalahan kita dalam menyikapi
hidup. Allah membuat peraturan kehidupan ini secara utuh dan universal untuk
diterapkan dimanapun dan oleh profesi apapun dalam pandangan manusia. Kita tidak
bisa mengatakan bahwa Islam tidak mengatur bagaimana caranya untuk memberikan
pelayanan keperawatan bagi orang yang sakit, semua aturannya terangkai begitu
indah dalam sebuah bukti yang otentik dari apa yang harus kita yakini kebenarannya.
Itulah Al-Quran yang seharusnya dapat meyakinkan kita bahwa Allah telah
memahami apa yang kita butuhkan dalam hidup ini dalam bentuk panduan yang
tertulis karena manusia sering memiliki sifat lupa, lalai dan ceroboh. Jangan pernah

13
mengatakan Allah tidak memberikan panduan hidup bagi kita, karena semua itu tidak
akan dapat diterima di pengadilan sempurna kelak. Ketika kita telah meyakini
kebenaran Al-Quran, seharusnya kita telah mampu menjalankan fitrah hidup ini
sebaik-baiknya, tetapi Allah tahu bahwa manusia itu adalah mahluk yang lemah, lalai
dan sering tidak mengetahui apa yang seharusnya dia lakukan dalam hidupnya agar
sesuai dengan panduan dalam Al Quran sebagai pedoman hidupnya maka Allah telah
menjadikan Rasull-Nya dari golongan manusia bahwa sebenarnya ada manusia yang
mampu menjalankan ahlak Al Quran secara sungguh-sungguh.Perjalanan
kehidupannya, sikap dan tingkah lakunya adalah cerminan Al Quran yang tiada cela.
Rasul adalah manusia seperti kita, mereka sakit, mereka sedih, mereka
bahagia, dan mereka terluka seperti kitaDalam menjalani tugas sebagai perawat kita
harus meneladani dan mencontoh perilaku Nabi Muhammad SAW. Ketika kita
hendak melayani pasien, layanilah pasien sebagaimana Muhammad SAW melayani
orang yang sakit ketika hidupnya, ketika kita menerima kritik dari pasien terimalah
kritik itu dengan keikhlasan dan menjadikan kritik tersebut sebagai motivasi kita
untuk menjadi perawat yang lebih bailk sebagaimana Muhammad SAW pernah
menerimanya dari orang yang tidak memahami siapa dirinya.
Kita dan Rasul adalah manusia dan Allah tahu semua itu, sehingga tidak ada
lagi alasan bahwa ahlaq Alqur’an tidak dapat dilaksanakan oleh seorang manusia di
kehidupannya. Muhammad SAW bukanlah seorang perawat, tetapi jika pasien bisa
memilih, Muhammad memiliki jiwa yang melebihi jiwa seorang perawat, Jiwa
peduli, jiwa pembela, jiwa pendidik, jiwa pemimpin, jiwa negosiator, jiwa inovator
jiwa sempurna yang melebihi jiwa perawat terbaik di muka bumi ini.
Setelah empat tiang iman itu berdiri, itu belum cukup, kokohkanlah empat
tiang iman itu dengan tiang kelima, yaitu keyakinan bahwa kita akan menemukan
hari akhir, hari dimana kehidupan dunia ini akan terhenti, hari dimana segala
kepalsuan, kemunafikan, dan segala kekurangan dalam sandiwara hidup ini akan
terhenti. Itulah hari Kiamat, dimana semua manusia tidak perduli suku, ras agama
ataupun antar golongan, umat terakhir maupun umat terdahulu, semuanya akan
dibangkitkan oleh Allah dalam sekejap. Semua akan dimintai pertanggungjawaban

14
atas segala amal dan perbuatannya selama hidupnya di dunia. Akan ada pengadilan
maha sempurna yang Allah sediakan untuk kita, dimana tidak ada kepalsuan di
dalamnya, dimana tidak ada kepiawaian logika dalam memutar balikan fakta, dimana
tidak ada keahlian lidah dalam merangkai kebohongan, dimana mulut terkunci dan
semua anggota tubuh kita menjadi saksi. Saksi yang jujur dan berbicara apa adanya,
disitulah kita akan menemukan jawaban apakah ujung dari kehidupan kita berakhir
dengan penyesalan tiada berujung dan penderitaan abadi, ataukah berakhir dengan
kebahagiaan yang tiada tara serta kenikmatan abadi.
Dengan meyakini ini maka seorang perawat dalam memberikan pelayanannya
kepada pasien akan mengerti bahwa peran hidupnya telah Allah tetapkan untuk
berperan sebagai seorang perawat yang dengan segala kesusahan, kelemahan dan
kesedihannya sebagai seorang manusia tentulah semua itu pasti akan berakhir, dan
semuanya akan berlomba untuk mengakhirinya dengan kebahagiaan yang tiada tara
dan kenikmatan abadi bersama keridhoan Allah Dzat yang memiliki jiwanya. Semua
perawat akan berlomba-lomba menjadikan penderitaan pasien, kesedihan pasien,
kesusahan pasien mejadi lading amalnya dengan memberikan arti penting kelembutan
dan kasih sayang seorang perawat kepadanya untuk memaknai hidup di dunia yang
mungkin terlalu singkat ini. Dan demi masa waktu tidak akan pernah kembali, semua
orang akan mengalami kerugian dengan apa yang dia lakukan dari jatah waktu untuk
hidup di dunia yang telah Allah berikan kepadanya. kecuali orang-orang yang
beriman dan beramal sholeh. Kehadiran pasien adalah ladang yang paling baik untuk
mengokohkan tiang iman bagi seorang perawat.
Dan itulah lima tiang Iman itu berdiri dengan kokoh di dalam hidup kita,
untuk kita sempurnakan dengan tiang yang terakhir yaitu tiang yang ke enam, tiang
yang harus meyakini bahwa Allah telah mengatur segala kehidupan ini dengan begitu
cermatnya sehingga sehelai daun jatuhpun Allah telah menetapkan-Nya. Tiada lagi
kesedihan bagi seorang perawat dalam menghadapi kehidupannya, didalam
kesusahan, kesedihan, duka dan luka yang paling hebatpun dia tidak akan pernah
kehilangan kebahagiaan yang begitu banyaknya telah Allah berikan kepadanya.
Hatinya selalu tahu kemana mencari arah jalan menuju kebahagiaan, kapanpun

15
dimanapun dan dalam kondisi apapun. Itu semua terjadi karena dia yakin dengan
Qadla dan Qadar manusia, dimana banyak hal yang menurut manusia buruk
padahal sebenarnya baik menurut Allah, dan banyak hal yang menurut manusia baik
padahal buruk menurut Allah. Dia akan selalu tahu bagaimana berbaik sangka kepada
Allah. Dia sadar bahwa Allah menyayanginya, dan menginginkannya kembali
kepada-Nya dalam kesucian untuk menjemput kebahagiaan abadi.
Enam tiang iman telah berdiri kokoh dan sempurna, marilah kita jaga agar
semua itu tetap kokoh dalam diri kita, diri seorang perawat, diri yang setiap hari
selalu dekat dengan kematian, diri yang setiap hari Allah pertontonkan betapa
lemahnya mahluk yang bernama manusia itu, diri yang sering mendampingi berbagai
macam tabiat pasien dalam menjemput kematiannya, diri yang selalu Allah berikan
gambaran betapa hidup ini hanyalah persinggahan belaka. Andai enam tiang iman itu
telah berdiri kokoh di hati kita. Percayalah pelayanan keperawatan yang kita berikan
kepada pasien tidak akan pernah mengecewakannya, karena itulah sebenar-benarnya
landasan dari pelayanan keperawatan yang Islami itu.
2. Munculkan Karakter Islami Keperawatan dengan menegakan tiang Islam
dengan konsekuen.
Setelah kita memahami dan mendirikan tiang Iman di dalam hati kita, maka
wujud nyata dari berdirinya tiang iman itu akan tampak dari berdirinya tiang Islam
sebagai sesuatu yang tidak dapat dipisahkan darinya. Tiang islam yang pertama
adalah mengucapkan kesaksian keimanan kita kepada Allah dengan berkomitmen
melalui simbol keimanan yang disebut dengan syahadat ” Aku bersaksi bahwa tiada
Tuha n selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah” , seorang
perawat yang memiliki komitmen kuat dengan tiang Islam yang pertama ini akan
memiliki integritas, merdeka dan tidak merasa rendah diri. Tidak akan ada hal yang
akan menghalangi ketulusan dan keihlasan perawat tersebut dalam memberikan
pelayanan kepada pasien selain nilai-nilai taqwa kepada Tuhan-Nya. Allah-lah yang
selalu menjadi tujuan hidupnya, bukan lagi uang meskipun dia membutuhkannya
untuk menyempurnakan ibadahnya di dunia, bukan lagi jabatan meskipun dia
membutuhkan kekuatan untuk menunjukan kebesaran pandangan-pandangan Islam di

16
mata manusia, bukan lagi penghargaan dari manusia meskipun dirinya tidak rela
hidupnya penuh dengan kehinaan.
Perawat yang memiliki komitmen ini akan mengetahui bagaimana caranya
menempatkan dirinya tanpa harus merusak system pelayanan yang harus dia jalani.
Pilihannya selalu jelas, ketika dia ikhlas dalam memberikan pelayanan maka Allah
akan ridho dan ketika dia tidak ikhlas dalam memberikan pelayanan maka Allah tidak
akan ridho, sehingga dia akan selalu mencari dan berusaha menegakkan keikhlasan
dimanapun dia berada.

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keimanan adalah yaitu pembenaran dengan penuh keyakinan tanpa adanya keraguan
mengenai segala yang datang dari Allah dan Rasul. Ketaqwaan adalah kepatuhann
dan ketundukan kepada Allah yang tumbuh karena rasa cinta kepadanya.Keimanan
dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak dapatdipisahkan dari diri manusia.
Oleh karenanya orang yang bertakwa adalah orang yang berpandangan hidup dengan
ajaran-ajaran Allah menurut sunnah rasul.
Seorang perawat dikatakan beriman dan bertaqwa apabila telah menyatukan
enam tiang iman dalam menegakkan asuhan keperawatan serta telah memunculkan
karakter Islami Keperawatan dengan menegakan tiang Islam dengan konsekuen.

B. Saran
 Hendaknya umat muslim apalagi seorang perawat senantiasa berperilaku
terpuji dalam memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat
 Hindari sifat-sifat tercela agar iman dalam diri kita senantiasa terjaga.
 Hendaknya umat muslim senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah
diberikan oleh Allah SWT.
 Senantiasa tawakkal dan memperbaiki diri agar tidak mengalami
kesesatan hidup.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/357487819/makalah-keimanan-dan-ketaqwaan-
seorang-perawat

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/198111092005011SAEPUL_ANWAR
/Bahan_Kuliah_%28Power_Point

https://googleweblight.com/?
lite_url=https://komitekeperawatanrsia.wordpress.com/2009/08/25/kerinduan-
perawat-islam

19

Anda mungkin juga menyukai