Anda di halaman 1dari 4

Kecelakaan kerja

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor:03/MEN/1998 tentang tata cara


pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan bahwa yang dimaksdud dengan kecelakaan adalah
suatu kejadiaan yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan
korban manusia dan atau harta benda.

Status kesehatan masyarakat pekerja indonesia pada umumnya belum memuaskan.


Dari beberapa hasil penelitian didapat gambaran bahwa 30-40% masyarakat pekerja kurang
kalori protein, 30% menderita anemia gizi dan 35% kekuranngan zat besi tanpa anemia.
Kondisi seperti ini tidak memungkinkan bagi para pekerja untuk bekerja dengan
produktifitas yang optimal. Hal ini diperberat lagi dengan kenyataan bahwa angkatan kerja
yang ada sebagian besar masih diisi oleh petugas kesehatan dan non-kesehatan yang
mempunyai banyak keerbatasan, sehingga untuk dalam melakukan tugasnya mungkin sering
mendapat kendala terutama menyangkut masalah PAHK dan kecelakaan kerja. Gizi kerja
sangat diperlukan pekerja untuk menyehatkan, mencerdaskan, meningkatkn produkifitas
kerja tanpa adanya asupan gizi, pekerja akan kehilangan konsentrasi dalam bekerja. Yang
akan mengakibatkan kelainan hingga kecelakaan kerja.
gizk erjak abik k

pr duktivrom
enas itakvgnlo tas kedsm enigkrajsht atn
en ingk at
m en ingk at
m
produ ktivupers itasvh an
p enirusam gkathn at
m

1. Beban kerja
Workload atau beban kerja merupakan usaha yang harus dikeluakan oleh seorang
untuk memenuhi “permintaan” dari pekerjaan tersebut. Misalkan suatu pekerjaan kuli
angkut mempunyai “demand” berupa mengangkat 100 karung perhari, jika pekerja
hanya mampu mengangkat 50 karung perhari berarti pekerjaan tersebut melebihi
kapasitasnya. Manusia jika diberikan beban kerja yang berlebihan, maka akan
menurunkan kualitas hidup (kelelahan) dan kualitas kerja orang tersebut dan juga
dapat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja. Secara umum beban kerja
fisik dapat dilihat dari 2 sisi, yakni:
a. Sisi fisiologis melihat kapasitas kerja manusia dari sisi fisiologis tubuh, meliputi
denyut jantung, pernapasan.
b. Sisi biomekanika lebih melihat kepada aspek terkait proses mekanik yang terjadi
pada tubuh, seperti kekuatan otot dan sebagainya. Faktor lain yang turut
memperberat beban kerja antara lain tingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja
yang masih relaif rendah yang berdampak pekerja terpaksa melakukan kerja
tambahan secara berlebihan. Beban psikis ini dalam jangka waku lama dapat
menimbulan stres yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja.
2. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat mempengaruhi keselamatan
kerja yang berakibat dapat menimbulkan kecelakaan kerja (occupational disease),
penyakit akibat kerja dan penyakit akibat hubungan kerja (occupational disease and
work related disease). Dalam pelaksanaannya K3 adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan bebas dari kecelakan dan PAK yang
pada akhhirnya dapat meningkatkan sisttem dan produktivitas kerja.

Sebab-sebab terjadinya kecelakaan dapat dilihat dari dua segi yakni:

1. Segi mikro
Artinya segala hal yang berhubungan dengan lingkup perusahaan.
a. Sistem manajemen
Artinya apabila dalam sebuah perusahaan program kesehatan dan keselamatan
kerja tidak dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab akan berdampak negatif
terhadap perusahan, dengan adanya kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan
yang merugikan perusahaan, tenaga kerja dan masyaraka luas.
b. Manajemen
Penyebab kecelakaan yang kedua adalah unsur manusia. Berdasarkan hasil
penelitian, paling sering melakukan hal-hal yang tingkah lakunya mendatangkan
kecelakaan, karena tanpa disadari manusia berbuat ceroboh, lengah dan tak acuh.
c. Lingkungan
Penyebab kecelakaan yang ketiga adalah lingkungan kerja secara keseluruhan.
2. Segi makro
Unsur eksrim atau yang berada diluar perusahaan, yaitu:
1. Pemerintah
Yang dimaksud adalah segala hal menyangkut masalah kebijakan pemerintah
dibidang pendidikan, politik dan hukum.
o Pendidikan: kebijakan pemerintah dalam menerapkan kurikulum pendidikan
K3, baik disekolah maupun perguruan tinggi.
o Bidang politik, peran serta pemerintah dalam memperjuangkan nasib
perlindungan bagi tenanga kerja di perusahaan.
o Bidan hukum, bagaimana perturann perundang-undagan dibidang K3 apakah
sudah diterapkan dan diawasi pelaksanaan secara baik dan benar.
2. Teknologi
Dalam hal berhubungan dengan pengujian dan identifikasi kemungkinan bahaya yang
akan imbul sebagai akibat dari perkembangan teknologi dan penerapan analisis.
3. Sosial
Lembaga-lembaga sosial bagi sektor tenaga kerja seperti asuransi dalam memberikan
penjelasan dan motifasi terhadap perusahaan agar meningkatkan program kesehatan
dan keselamatan kerja di perusahaan.
4. Ekonomi
Kondisi ekonomi yang berat sehingga secara tidak langsung memaksa para tenaga
kerja bekerja dalam kondisi tempa kerja kurang aman.

Klasifikasi akibat kerja

Standar OSHA tahun 1970, semua luka yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja.

1. Perawatan ringan
Perawatan ringan merupakan tindakan atau perawatan terhadap luka kecil. Perawatan
ringan ini juga merupakan perawatan dengan kondisi luka ringan, bukan tindakan
perawataan darurat dengaan luka serius dan hanya satu kali perawatan dengan
observasi berikunya.
2. Perawatan medis
Merupakan perawatan dengan tindakan untuk perawatan dengan tindakan untuk
perawatan luka yang hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional seperti
doker atau tenaga medis.
3. Hari kerja yang hilang
Hari kerja yang hilang ialah setiap kerja dimana seserang pekerja tidak dapat
mengerjakan seluruh tugas rutinnya karena mengalami kecelakaan kerja atau sakit
akibat pekerjaan yang diderita..
4. Kematian
Dalam hal ini, kematian yang terajadi tanpa memandang waku yang sudah berlalu
antara saat terjadinya kecelakan kerja ataupun sakit yang disebabkan oleh pekerjaan
yang dideritanya dan saat si korban meninggal.
5. Cacat tetap
Cedera yang bukan berakibat mati tetapi berakibat ketidakmampun atau berkurangnya
maupun kehilangaan sebagian atau seluruh fungsi pada bagian tubuh tertentu seperti
sebelah kedua mata, tangan/lengan, kaki dan amputasi serta dislokasi.

Langkah pencegahan

1. Peraturan-peraturan, yaitu ketentuan yang harus dipatuhi mengenai hal-hal seperti


kondisi kerja umum, perancang, konstruksi, pemeliharaan, pengawasan, pengujian
dan pengoperasian peralatan industri, kewajiban-kewajiban para pengusaha dan
pekerja, pelatihan, pengawasan kesehatan, pertolongan pertama dan pemeriksaan
kesehatan.
2. Standarisasi, yaitu menetapkan standar-standar misalnya mengenai konstruksi yang
aman dari jenis-jenis peralatan industri dan alat pengamanan perorangan.
3. Pengawasan, sebagai contoh adalah usaha-usaha penegakan peraturan yang harus
dipatuhi.
4. Riset teknis, termaksud hal-hal seperti penyelidikan peralatan dan ciri-ciri dari bahan-
bahan berbahaya, penelitian tentang pelindung mesin, pengujian alat pelindung, dll.
5. Riset medis, termaksud penyelidikan efek fisiologis dan patologis dari faktor-faktor
lingkungan serta kondisi-kondisi fisik yang mengakibatan kecelakaan.
6. Riset psikologis adalah penelitian tentang pola-pola kejiwaan yang menyebabkaan
terjadinya kecelakaan.
7. Riset statisik adalah penelitian menyangkut jenis kecelakaan, banyaknnya sebab
kecelakaan, mengenai siapa saja, dan lain-lain.
8. Pendidikan, meliputi pengajaran materi kesehaan dan keselamatan kerja di sekolah-
sekolah, akademi-akademidan lain-lain.
9. Pelatihan, untuk meningkakan kualitas pengeahuan serta keterampilan kesehatan dan
keselamatan kerja bagi tenaga kerja.
10. Persuasi, adalah penggunaan berbagai cara penyuluhan, metode publikasi atau
pendekatan lain untuk menumbuhkn sikap selamat.
11. Asuransi, berupa insentif financil dalam bentuk pengurangan biaya premi, jika
keselaamatan kerjanya baik.
12. Tindakan-ttindakan pengamanan yang dilakukan oleh masing-masing individu.

Daftar Pustaka

Irzal. 2016. Dasar-Dasar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Kencana

Anda mungkin juga menyukai