Anda di halaman 1dari 23

Nama : Ardi Cahyo Prabowo

NIM : H0718030
Mata Kuliah : Fisiologi Benih
Kelas : Agroteknologi – D

PENDAHULUAN

Ilmu pengetahuan pada waktu sekarang telah mengalami kemajuan yang sangat
pesat, hingga bidang-bidang pengetahuan yang semula hanya merupakan cabang-cabang
Ilmu Tumbuhan saja, sekarang ini telah menjadi ilmu yang berdiri sendiri-sendiri.
Menurut definisinya, morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan
susunan tubuh tumbuhan saja, tapi juga bertugas menentukan apakah fungsi masing-
masing bagian itu dalam kehidupan tumbuhan kususnya bagian buah dan biji yang akan
dikupas dalam makalah ini yang tiap bentuk dan susunan tubuh dapat diterangkan
bagaimana filogeninya dan apa fungsinya.
Dalam uraian-uraian berikut, tekanannya terletak pada bagaimana bentuk dan
susunan menurut kenyataanya dan istilah apa yang dipergunakan dalam menyatakan
secara verbal bentuk dan susunan tadi, disamping itu seberapa boleh baru diberikan
keterangan-keterangan mengenai fungsi, asal serta data lainnya.
Adapun dalam makalah ini dijelaskan tentang morfologi bagian tanaman
terutama biji dan buah. Morfologi biji dan buah berupa pengamatan bentuk luar dan
bagian-bagian dari biji dan buah tersebut. Pengamatan morfologi biji dan buah sangat
penting dalam kegiatan usaha pertanian. Dengan mengetahui morfologi biji dan buah,
kita dapat mengetahui ciri-ciri biji dan buah yang baik dan mengetahui bagian-bagian
tanaman yang kemudian dapat dikembangbiakan. Dalam kaitannya dengan pertanian,
morfologi biji dan buah juga sangat berperan penting dalam kegiatan pemuliaan tanaman.
POLINASI

PENYERBUKAN BUNGA (POLINASI), PERTUMBUHAN, SERTA


PERKEMBANGANNYA—Dalam proses penyerbukan bunga, maka melibatkan alat
kelamin jantan (dalam hal ini polen), dan alat kelamin betina (kepala putik). Namun
dalam proses penyerbukannya tidak pernah terlepas dari kehadiran atau bantuan angin,
serangga, burung, dan lain macamnya.

Gambar di atas merupakan ilustrasi proses penyerbukan bunga (polinasi) yang diawali
dengan jatuhnya polen/butiran serbuk sari yang kaya akan hormon auksin ke bagian
kepala putik akibat adanya pengaruh dari luar misalnya karena adanya gerakkan angin
atau gerakkan kaki serangga atau kaki burung. Secara langsung pengaruh luar ini.
Misalnya kaki serangga akan bergerak menyentuh bagian kepala sari kemudian membuat
serbuk sari (polen) tersebut jatuh ke kepala putik yang lengket karena adanya serbuk
sari/polen yang terletak di ujung putik tadi (meskipun tidak selalu harus berada dalam
tumbuhan atau bunga yang sama), sehingga memungkinkan polen yang sudah matang
akan tumbuh ke bagian bawah karpel  dan menuangkan sel-sel sperma ke dalam kantung
embrio, sehingga menyebabkan terjadinya pembuahan sel. Dalam prosesnya, sel yang
generatif ini akan membelah diri secara mitosis dan membentuk dua sel sperma, yaitu
gamet jantan. Butiran serbuk sari dengan sebuah tabung yang mengandung dua sel
sperma adalah gametofit jantan dewasa.
Dengan diatur oleh atraktan kimia tertentu, yaitu kalsium, kemudian ujung tabung serbuk
sari itu memasuki ovarium, seterusnya hingga menerobos mikropil/celah integumen dan
kemudian membebaskan kedua sel spermanya tersebut di dalam kantung emberio. Satu
sel sperma akan membuahi sel telur untuk membentuk zigot. Sedangkan sperma yang
lainnya akan menyatu dengan dua nukleus polar pada sel pusat yang besar pada kantung
embrio dan membentuk sel triploid (3n) yang akan berkembang menjadi suatu jaringan
nutritif (penyimpanan makanan)  yang disebut endosperma. Pada fertilisasi ganda,
menjamin endosperma hanya akan berkembang pada bakal biji, dimana sel telur telah
dibuahi. Bakal biji tersebut akan berkembang menjadi biji, sedangkan ovarium akan
berkembang menjadi buah yang akan membungkus biji tersebut (tergantung pada spesies
tumbuhannya).

FERTILISASI

Fertilisasi adalah proses pembuahan atau peleburan gamet jantan dan gamet betina, dibagi
2 yaitu:

1. Fertilisasi internal, yaitu pembuahan yang terjadi di dalam tubuh induk betina.
2. Fertilisasi eksternal, yaitu pembuahan yang terjadi di luar tubuh induk betina/air.
Proses fertilisasi pada tumbuhan

Setelah terjadi penyerbukan pada bunga, maka serbuk sari di kepala putik akan
membentuk saluran-saluran menuju ke bakal biji yang disebut buluh serbuk atau buluh
sari.

Pada saat itu, inti vegetatif berjalan di muka dan diikuti inti generatif. Fungsi dari inti
generatif adalah mengatur pertumbuhan buluh serbuk sari menuju ke ruang bakal biji.

Inti generatif dibagi 2, yaitu:

1. Inti generarif 1, untuk membuahi inti sel telur dan membentuk zigot.
2. Inti generarif 2, untuk membuahi inti kandung lembaga sekunder dam
membentuk endosperm atau putik lembaga.

Menjelang mencapai bakal buah, inti generatif membela menjadi 2. Setelah sampai di
pintu bakal biji, inti vegetatif melebur, kemudian inti sperma masuk ke dalam bakal biji
melalui mikrofil.

Fertilisasi pada tumbuhan biji terbuka (gymnospermae)

Pada tumbuhan, inti spermatozoid yang dihasilkan oleh serbuk sari akan membuahi sel
telur sehingga dihasilkan  zigot saja sehingga akan disebut pembuahan tunggal.

Fertilisasi pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae)

Di dalam bakal biji ada 2 buah inti, yaitu inti sel telur dan inti kandung kenbaga sekunder.
Inti sperma 1 membuahi sel telur dan menghasilkan zigot yang akan tumbuh menjadi
keping lembaga, sedangkan inti sperma 2 akan membuahi inti kandung lembaga sekunder
dan menghasilkan putik lembaga. Jadi pada bakal biji terjadi 2 kali pembuahan sehingga
disebut pembuahan ganda.
Keterangan:

1. Inti vegetatif berguna untuk mengatur pertumbuhan buluh serbuk sari menuju
bakal biji.
2. Inti sperma 1 berguna untuk membuahi inti sel telur dan membetuk zigot.
3. Inti sperma 2 berguna untuk membuahi kandung lembaga sekunder dan
membentuk endosperm atau putik lembaga.

B. Proses Terbentuknya Buah dan Biji

Pada umumnya buah hanya akan terbentuk sesudah terjadi penyerbukan dan pembuahan
pada bunga. Walaupun demikian mungkin pula buah terbentuk tanpa adanya penyerbukan
dan pembuahan. Peristiwa terbentuknya buah yang demikian dinamakan partonekarpi
(parthenenocarpy). Buah yang terjadinya tanpa penyerbukan dan pembuahan biasanya
tidak mengandung biji, atau jika terdapat adanya biji, biji itu mengandung lembaga. Jadi
bijinya tidak dapat dijadikan sebagai alat perkembangbiakan. Apabila penyerbukan pada
bunga telah terjadi dan kemudian diikuti pula oleh pembuahan, maka bakal buah akan
tumbuh menjadi buah, dan bakal biji yang terdapat di dalam bakal buah akan tumbuh
menjadi biji.

Pada pembentukan buah, seringkali bagian bunga selain bakal buah ikut tumbuh dan
merupakan suatu bagian buah sedang umumnya setelah terjadi penyerbukan dan
pembuahan bagian-bagian bunga selai bakal buah segera mejadi layu dan gugur. Dari
putik sendiri disebut hanya bakal buahnya. Karena biasanya tangkai dan kepala putiknya
gugur pula sepertihalnya dengan bagian bagian yang lain. Bagian-bagian bunga yang
kadang-kadang tidak gugur melainkan ikut tumbuh dan tinggal pada buah, biasanya tidak
mengubah bentuk dan sifat buah itu sendiri sehingga tidak merupakan suatu bagian yang
penting dari buah. Misalnya, daun-daun pelindung, daun-daun kelopak, tangkai kepala
daun, dan kepala putik.

Setelah terjadi penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan, bakal buah tumbuh
menjadi buah, dan bakal biji tumbuh menjadi biji. Bagi tumbuhan biji (spermatophyta),
biji ini merupakan alat perkembangbiakan yang utama, karena biji mengandung calon
tumbuhan baru (lembaga). Dengan dihasilkannya biji, maka tumbuhan dapat
mempertahankan jenisnya, dan dapat pula menyebar ke lain tempat.
Buah

Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan
dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa
dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai
pemencar biji tumbuhan.

Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan adalah lebih luas
daripada pengertian buah di atas dan biasanya disebut sebagai buah-buahan. Buah dalam
pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal
dari perkembangan organ yang lain. Karena itu, untuk membedakannya, buah yang sesuai
menurut pengertian botani biasa disebut buah sejati.

Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku
industri karena di dalamnya disimpan berbagai macam produk metabolisme tumbuhan,
mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, hingga terpena dan
terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi.

Buah merupakan perkembangan dinding bakal buah  dan terkadang juga bagian-bagian
bunga yang lain. Buah mengandung biji. Bagi para ahli biologi (biologiwan), istilah buah
tidak hanya terbatas pada macam yang sukulen yang kita nikmati. Pada setiap macam itu
buah-buah ini membantu menyebarkan biji-bijinya. Ada yang dibantu dengan struktur
khusus sehingga disebarkan oleh angin, ada yang melekat pada pakaian kita atau bulu
hewan, sehingga dapat terbawa ke tempat lain.

Tumbuhan biji merupakan bentuk kehidupan tumbuhan yang paling tinggi di bumi dan
merupakan jenis yang paling dominan. Tumbuhan ini menghasilkan biji untuk
berkembang biak sehingga sering disebut spermatophyta. Karena mempunyai bunga,
maka tumbuhan tersebut dinamakan antophyta dan dapat disebut phanerogamae sebab
perkembangbiakannya kelihatan nyata. Tumbuhan yang alat perkembangbiakannya
tersembunyi dinamakan cryprogamae.

Pada pembentukan buah ada kalanya pembagian bunga selain bakal buah ikut
tumbuh dan merupakan suatu bagian buah. Sedang umumnya segera setelah terjadi
penyerbukan dan pembuahan bagian-bagin bunga selain bakal buah segera menjadi layu
dan gugur.
Bagian-bagian bunga yang kadang-kadang tidak gugur, melainkan ikut tumbuh
dan tinggal pada buah, biasanya tidak mengubah bentuk dan sifat buah itu sendiri, jadi
tidak merupakan suatu bagian buah yang penting, misalnya:
1.   Daun-daun pelindung. Pada jagung daun-daun pelindung bunga betina tidak gugur,
dan kita kenal kemudian dengan pembungkus tongkol jagung (klobot).
2.   Daun-daun kelopak. Pada terong dan jambu, masih dapat kita lihat kelopak yang ikut
merupakan bagian buah.
3.   Tangkai kepala putik. Bagian ini sering tinggal pada buah misalnya pada jagung,
yang kita kenal sebagai rambut jagung.
4.    Kepala putik. Buah yang masih mendukung kepala putik ialah buah manggis, yang
sekaligus dapat pula menunjukkan jumlah buah dan jumlah ruangan dalam buah manggis
tadi.
Buah yang semata-mata terbentuk dari bakal buah atau paling banyak padanya
terdapat sisa-sisa bagian bunga yang lazimnya telah gugur itu, umumnya merupakan buah
yang tidak terbungkus yang dinamakan buah telanjang atau buah sejati.
Sedangkan yang dinamakan buah palsu atau semu yaitu apa yang dinamakan
buahnya justru bagian bunag yang telah berubah sedemikian rupa, sehingga menjadi
bagian buah yang penting.
1. Perbedaan Buah Semu dan Buah Sejati

Buah yang semata-mata terbentuk dari bakal buah, atau paling banyak pada buah terdapat
sisa-sisa bagian bunga yang lazimnya telah gugur, umumnya merupakan buah yang tidak
terbungkus, jadi merupakan buah yang telanjang (fructus nudus). Buah ini juga
dinamakan buah sejati atau buah sejati atau buah sungguh.

Kecuali bakal buahnya sendiri seringkali terjadi, bahwa ada bagian bunga ikut mengambil
bagian dalam pembentukan buah, bahkan seringkali merupakan bagian buah yang paling
menarik perhatian. Dalam kehidupan sehari-hari buahnya yang benar seringkali tidak
dikenal lagi. Apa yang dinamakan buahnya justru bagian bunga yang telah berubah
sedemikian rupa, sehingga menjadi bagian buah yang penting. Buah yang demikian
dinamakan buah palsu atau buah semu (fructus spurious). Pada buah semu, buah yang
sesungguhnya seringkali tertutup (tidak kelihatan), sehingga buah semu dinamakan pula
buah tertutup (fructus clauses). Perkecualian kecuali ada, misalnya buah jambu mete,
buah yang sebenarnya (yang menghasilkan metenya) tetap kelihatan.

Adapun bagian-bagian bunga yang seringkali ikut tumbuh dan menyebabkan terjadinya
buah semu, misalnya tangkai bunga, dasar bunga bersama pada suatu bunga majemuk,
dasar bunga pada bunga tunggal, kelopak bunga, tenda bunga, dan ibu tangkai pada
bunga majemuk.
Buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu:

1. Buah semu atau buah tertutup, yaitu jika buah terbentuk dari bakal buah beserta
bagian-bagian lain pada bunga itu yang menjadi bagian utama buah ini (lebih
besar, lebih menarik, dan  merupakan bagian buah yang bermanfaat, serta dapat
dimakan), sedang buah yang sesungguhnya seringkali tersembunyi.
2. Buah sungguh atau buah telanjang, yaitu jika buah yang terbentuk dari bakal
buah, dan jika ada bagian bunga lainnya yang masih tinggal bagian ini tidak
merupakan bagian buah yang penting (tidak berarti).

2. Buah Semu

Buah semu atau sering juga disebut buah tertutup yaitu jika buah itu
terbentuk dari bakal buah beserta bagian – bagian lain pada bunga itu, yang
malahan menjadi bagian utama buah ini (lebih besar, menrik perhatian, dan
seringkali merupakan bagian buah yang bermanfaat atau dapat dimakan),
sedangkan buah yang sebenarnya kadang kadang tersembunyi.

Buah semu dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1. Buah semu tunggal


Buah semu tunggal, yaitu buah semu yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah
dan ada bagian lain bunga yang ikut membentuk buah, misalnya tangkai bunga pada buah
jambu monyet (Anacardium occidentale L.) dan kelopak bunga pada buah ciplukan
(Physalis minima L.).

2. Buah semu ganda

Buah semu ganda, ialah jika pada satu bunga terdapat lebih daripada satu bakal
buah yang bebas satu sama lain, dan kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi
buah, tetapi di samping itu ada bagian lain pada bunga yang ikut tumbuh, dan merupakan
bagian buah yang menyolok (seringkali bagian bunga yang penting), misalnya pada buah
arbe (Fragaria vesca L.).

3. Buah semu majemuk

Buah semu majemuk, ialah buah semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi
seluruhnya dari luar tampak seperti buah saja, misalnya pada buah nangka (Artocarpus
integra Merr.), yang terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta
daun-daun tenda bunga yang pad ujungnya berlekatan satu sama lain, sehingga
merupakan kulit buah yang bersifat semu (palsu).
3. Buah Sungguh (Buah Sejati)

Sama halnya dengan buah semu, buah sejati dapat dibedakan dalam tiga golongan, yaitu
buah sejati tunggal, buah sejati ganda, dan buah sejati majemuk.

1. Buah sejati tunggal

Buah sejati tunggal, yaitu buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah
saja, dimana pada buah ini dapat berisi satu biji atau lebih dan dapat pula tersusun dari
satu atau banyak daun buah dengan satu atau banyak ruangan, misalnya buah mangga
(Mangifera indica L.) yang mempunyai satu ruang dengan satu biji.

Buah sejati tunggal dapat pula dibedakan dalam dua golongan, yaitu buah sejati tunggal
yang kering (siccus) dan buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus). Buah sejati
tunggal yang kering (siccus), yaitu buah sejati tunggal yang bagian luarnya keras dan
berkayu seperti kulit yang kering, misalnya buah kacang tanah (Arachis hypogaea L.).
Buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus), yaitu buah sejati tunggal dimana
mempunyai dinding buah yang tebal berdaging. Dinding buah (pericarpium) mempunyai
tiga lapisan, yaitu:
1)      Kulit luar (exocarpium atau epicarpium), merupakan lapisan tipis dan seringkali
kuat atau kaku seperti kulit dengan permukaan yang licin.

2)      Kulit tengah (mesocarpium), merupakan lapisan yang biasanya tebal berdaging atau
berserabut, dan jika lapisan ini dapat dimakan, maka lapisan inilah yang disebut daging
buah (sarcocarpium), misalnya pada mangga (Mangifera indica L.).

3)      Kulit dalam (endocarpium), merupakan lapisan yang berbatasan dengan ruang yang
mengandung biji, dimana seringkali cukup tebal dank eras, misalnya pada kelapa (Cocos
nucifera L.).

2. Buah sejati ganda

Buah sejati ganda, yaitu buah yang terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal buah
yang bebas satu sama lain, dan masing-masing bakal buah menjadi satu buah, dan
kemudian tumbuh menjadi buah sejati, tetapi semuanya tetap berkumpul pada satu
tangkai, misalnya pada cempaka (Michelina champaca Bail.).

Menurut sifatnya, buah sejati ganda dapat dibedakan, yaitu buah kurung ganda, buah batu
ganda, buah bumbung ganda, dan buah buni ganda.

3. Buah sejati majemuk


Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk, yang masing-
masing bunganya mendukung satu bakal buah, tetapi setelah menjadi buah tetap
berkumpul, sehingga seluruhnya tampak seperti satu buah saja, misalnya pada pandan
(Pandanus tectorius Sol.).

Sama halnya dengan buah sejati ganda, buah majemuk dapat dibedakan atas buah buni
majemuk, buah batu majemuk, dan buah kurung majemuk.

Ikhtisar Buah Sejati Tunggal yang Kering


A.    Buah sejati tunggal yang kering dapat dibedakan lagi dalam :
Buah sejati tunggal kering yang hanya mengandung satu biji, biasanya buah ini
kalau masak tidak pecah (indehiscens).
Contoh-contoh dari golongan ini ialah :
1.      Buah padi (caryopsis).
2.      Buah kurung (achenium).
3.      Buah keras (nux).
4.      Buah keras bersayap (samara).
B.     Buah sejati tunggal kering yang mengandung banyak (lebih dari satu) biji, dan jika
masak dapat pecah menjadi beberapa bagian buah (mericarpia), atau pecah sedemikian
rupa hingga biji terlepas (dapat meninggalkan buahnya).
1.      Buah berbelah (schizocarpium). Buah ini mempunyai dua ruang atau lebih, tiap
ruang berisi satu biji. Mengingat jumlahnya ruangan (jika pecah menjadi beberapa bagian
buah), buah berbelah dapat dibedakan lagi dalam:
a. Buah berbelah dua (diachenium).
b. Buah berbelah tiga (triachenium).
c. Buah berbelah empat (tetrachenium).
d. Buah berbelah banyak (polyachenium).
2.    Buah kendaga (rhegma). Buah ini mempunyai sifat seperti buah berbelah, tetapi tiap
bagian buah kemudian pecah lagi, sehingga dengan itu biji dapat terlepas dari
biliknya.
Menurut jumlah kendaganya buah ini dapat dibedakan lagi dalam:
a. Buah berkendaga dua (dicoccus).
b. Buah berkendaga tiga (tricoccus).
c. Buah berkendaga lima (pentacoccus).
d. Buah berkendaga banyak (polycoccus).
3.   Buah kotak, yaitu suatu buah kering sejati tunggal yang mengandung banyak biji,
terdiri atas satu atau beberapa daun buah, jika masah lalu pecah, tetapi kulit buah
yang pecah itu sampai lama melekat pada tangkai buah. Buah kotak dapat dibedakan
dalam:
a. Buah bumbung (folliculus). Misalnya buah biduri (Calotropis gigantea dryand),
bunga sari cina (Catharanthus roseus G. Don)
b. Buah polong (legumen). Buah yang demikian ini terdapat pada semua jenis
tumbuhan yang tergolong suku: Papilionaceae, misalnya: orok-orok (Crotalaria
sp.), Caesalpiniaceae, misalnya: kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz.),
dan Mimosaceae, misalnya pohon saman (Samania saman Merr).
c. Buah lobak atau polong semu (siliqua). Buah dengan susunan demikian ini umum
terdapat pada warga suku Cruciferae (Brassicaceae), misalnya lobak (Raphanus
sativus L.), sawi (Brassica juncea Coss), dll.
d. Buah kotak sejati (capsula).

Ikhtisar Buah Sejati Tunggal Yang Berdaging


Buah yang termasuk golongan ini umumnya tidak pecah jika sudah masak,
walaupun ada pula yang jika telah masak kemudian pecah, misalnya buah pala (Myristica
fragrans Houtt.).
Kita membedakan buah sejati tunggal yang berdaging sebagai berikut:
a.       Buah buni (bacca). Yang disebut buah buni ialah buah yang dindingnya
mempunyai dua lapisan, ialah lapisan luar yang tipis agaj menjangat atau kaku seperti
kulit (belulang) dan lapisan dalam yang tebal, lunak, dan berair, seringkali dapat
dimakan. Buah buni yang berdinding tebal dan dapat dimakan misalnya:
-          Buah papaya (Carica papaya L), buah belimbing (Averrhoa carambola L.), sawo
manila (Achras zapota L.), dll.
Yang kulit buahnya tidak begitu tebal, seringkali mempunyai sifat yang agak
kaku seperti kulit tidak lunak dan tidak berdaging, biji terdapat bebas di dalamnya,
misalnya:
-          Buah duku (Lansium domesticum Corr.), buah rambutan (Nephelium lappaceum L.).
b.    Buah mentimun (pepo). Buah ini ditinjau dari sudut susunannya tidak jauh berbeda
dengan buah buni. Buah ini terjadi dari tiga daun buah yang tepinya melipat ke
dalam dan merupakan sekat-sekat sejati. Buah mentimun kita dapati pada jenis-jenis
tumbuhan yang tergolong suku Cucurbitaceae. Misalnya: mentimun sendiri
(Cucumis sativus L.), waluh (Cucurbita moschata Duch.), semangka (Citrullus
vulgaris Schrad.), juga pada tumbuhan yang tergolong dalam suku Passifloraceae,
misalnya: markisa (Passiflora quadrangularis L.), buah negri (Passiflora edulis
Sims.), dll.
c.    Buah jeruk (hesperidium). Buah ini dapat pula dianggap sebagai suatu variasi buah
buni. Kulit buah mempunyai tiga lapisan, yaitu :
-          Lapisan luar yang kaku menjangat dan mengandung banyak kelenjar minyak astiri,
yang mula-mula berwarna hijau, tetapi jika buah masak warnanya berubah menjadi
kuning atau jingga. Lapisan ini disebut flavedo.
-          Lapisan tengah yang bersifat seperti sepon, terdiri atas jaringan bunga karang yang
biasanya berwarna putih, dinamakan albedo.
-          Dan kemudian suatu lapisan dalam yang bersekat-sekat, hingga terbentuk beberapa
ruangan. Dalam ruangan-ruangan ini terdapat gelembung-gelembung yang berair, dan
bijinya terdapat bebas diantara gelembung-gelembung ini.
d.      Buah batu (drupa). Buah ini mempunyai kulit buah yang terdiri atas tiga lapisan
kulit yaitu:
-          Kulit luar (exocarpium atau epicarpium), yang tipis menjangat, biasanya licin
mengkilat.
-          Kulit tengah (mesocarpium), yang tebal berdaging atau berserabut, kalau
berdaging seringkali dapat dimakan.
-          Kulit dalam (endocarpium), yang cukup tebal, keras, dan berkayu.
Buah batu kita dapati antara lain pada pohon mangga (Mangifera indica L.) yang kulit
tengahnya tebal berdaging dan dapat dimakan, pada pohon kelapa (Cocos nucifera L.)
dan nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) yang mempunyai kulit tengah yang
berserabut, dan menyebabkan buah menjadi ringan, dapat terapung-apung, dan dengan
demikian dapat dipencarkan dengan perantaraan air.
e.       Buah delima. Kulit buah yang merupakan lapisan luar kaku seperti kulit atau
hampir mengayu, lapisan dalamnya tipis, licin.
f.       Buah apel (pomum), seperti buah batu dengan kulit dalam yang tipis, tetapi cukup
kuat, seperti kulit, kulit tengah tebal, lunak, berair, biasanya dapat dimakan. Buah ini
mempunyai beberapa ruangan, tiap ruang mengandung satu biji. Buah yang demikian
terdapat pada pohon apel (Pyrus malus L.), pohon per (Pyrus communis L.)

Biji

Biji (bahasa Latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga
yang telah masak. Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah, pada Angiospermae atau
Magnoliophyta) atau tidak (pada Gymnospermae). Dari sudut pandang evolusi, biji
merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih
lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan. (Lihat pergiliran keturunan).

Dengan demikian biji telah memperlihatkan diri sebagai perkembangan penting dalam
reproduksi dan pemencaran Spermatophyta (tumbuhan berbunga atau tumbuhan berbiji;
bahasa Yunani: sperma biji, phyton tumbuhan); dibandingkan dengan tanaman yang lebih
primitif seperti lumut, lumut hati dan pakis, yang tidak memiliki biji dan menggunakan
cara lain untuk menyebarkan diri. Ini tampak pada kenyataan bahwa tumbuhan berbiji
mendominasi relung-relung biologi sejak dari padang rumput hingga ke hutan, baik di
wilayah tropis maupun daerah beriklim dingin.

Semula biji itu duduk pada suatu tangkai yang keluar dari tembuni (placenta).
Tangkai pendukung biji itu disebut tli pusar (funiculus). Bagian biji tempat pelekatan tali
pusar dinamakan pusar biji (hilus). Jika biji sudah masak biasanya tali pusarnya putus,
sehingga biji terlepas dari tembunyinya. Bekas tali pusar umumnya Nampak jelas pada
biji.
Pada biji adakalanya tali pusar ikut tumbuh, berubah sifatnya menjadi selaput biji
(arillus). Bagian ini ada yang merupakan selubung biji yang sempurna, ada yang hanya
menyelubungi sebagian biji saja. Salut biji ada yang berdaging atau berair dan sering kali
dapat dimakan, misalnya pada biji durian (Durio zibethinus Murr), biji rambutan
(Nephelium lappaceum L), dan lain-lain. Dan dapat juga menyerupai kulit dan hanya
menutupi sebagian biji, misalnya pada biji pala (Myristica fragrans Houtt). Salut biji pala
dinamakan macis, yang seperti bijinya sendiri digunakan pula sebagai bumbu masak dan
berbagai macam keperluan lainnya antara lain sebagai obat.
Pada dasarnya biji mempunyai susunan yang tidak berbeda dengan bakal biji,
tetapi dipergunakan nama-nama yang berlainan untuk bagian–bagian yang sama asalnya,
misalnya: integumentum pada bakal biji, kalau sudah menjadi biji merupakan kulit biji
(spermodermis).

Kata "biji" adalah pinjaman dari bahasa Sanskerta, bija. Kata "biji" acap dipertukarkan
penggunaannya dengan "benih" dan "bibit". Dalam istilah teknis pertanian dan kehutanan,
"benih" adalah biji yang dipersiapkan khusus untuk menghasilkan tanaman baru,
sedangkan "bibit" (atau juga disebut "semai") adalah tanaman (atau hewan) muda siap
tanam (kalau hewan, siap dibesarkan) setelah ditumbuhkan atau dibesarkan sampai umur
tertentu atau hasil perbanyakan tanaman dengan cara yang lain (misalnya cangkok, stek,
okulasi dan lain-lain).

Di samping itu dalam bahasa awam kata "biji" juga kerap dilekatkan secara kurang tepat:
'biji' padi (gabah), 'biji' jagung, dan 'biji' bunga matahari --misalnya-- yang secara botani
sesungguhnya adalah buah kering tak memecah, sementara bijinya yang sejati terletak di
dalamnya. Juga 'biji' mangga dan 'biji' aneka buah batu lainnya, yang sebetulnya biji
terlapis oleh endokarp; yakni bagian dalam buah yang mengeras atau liat untuk
melindungi biji yang sesungguhnya.

Pada dasarnya biji mempunyai susunan yang tidak berbeda dengan bakal biji , tetapi
dipergunakan nama-nama yang berlainan untuk bagian-bagian yang sama asalnya,
misalnya integumentum pada bakal biji, jika telah menjadi biji merupakan kulit biji
(spermodermis). Semula biji duduk pada suatu tangkai yang keluar dari tembuni atau
papan biji (placenta).
Pada umumnya, bagian-bagian biji dapat dibedakan atas kulit biji (spermodermis), tali
pusar (funiculus), dan inti biji atau isi biji (nucleus seminis).

1. Kulit Biji (Spermodermis)

Kulit biji berasal dari selaput bakal biji (integumentum). Kulit biji terdiri atas dua
lapisan, yaitu:

a. Lapisan kulit luar (testa) lapisan ini mempunyai sifat yang bermacam-macam ada
yang tipis, ada yang kaku seperti kulit dan ada yang keras seperti kayu atau batu.
Bagian ini merupakan pelindung utama bagi bagian biji yang ada di dalam.
Lapisan luar ini juga dapat memperlihatkan warna dan gambaran yang berbeda-
beda separti: merah, biru, perang, dan lain-lain. Gambaranya ada yang licin rata,
ada pula yang mempunyai permukaan yang keriput.
b. Lapisan kulit dalam (tegmen) biasanya tipis seperti selaput, sering disebut juga
kulit ari.
Walaupun telah dikemukakan tadi, bahwa kulit biji itu berasal dari
integumentum, maka belum berarti, bahwa kulit luar biji berasal dari integumentum luar
dan kulit dalam berasal dari integumentum yang dalam, karena pada pembentukan kulit
biji dapat pula ikut serta bagian bakal biji yang lebih dalam daripada integumentumnya,
yaitu antara lain bagian jaringan nuselus yang terluar.
Di atas telah dikemukakan, bahwa biji yang mempunyai kulit yang terdiri atas
dua lapisan itu umumnya adalah biji tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Pada
tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae), biji malahan mempunyai tiga lapisan seperti
dapat kita saksikan sendiri pada biji belinjo (Gnetum gnemon L), padahal bakal biji
tumbuhan biji telanjang umumnya hanya mempunyai satu integumentum saja.
Ketiga lapisan kulit biji seperti dapat diliat pada belinjo itu masing-masing
dinamakan:
a. kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging, pada waktu masih muda
berwarna hijau, kemudian berubah menjadi kuning, dan akhirnya merah.
b. kulit tengah (sclerotesta), suatu lapisan yang kuat dan keras, berkayu menyerupai
kulit dalam (endocarpium) pada buah batu.
c. kulit dalam (endotesta), biasanya tipis seperti selaput, seringkali melekat erat
pada inti biji.
Jika diadakan pemeriksaan yang teliti terhadap keadaan kulit luar biji berbagai
jenis tumbuhan, maka pada kulit luar biji itu masih dapat di temukan bagian-bagian lain,
misalnya:
1)      Sayap (ala), berbagai jenis tumbuhan mempunyai alat tambahan yang berupa sayap
pada kulit luar biji, dan dengan demikian biji tumbuhan tersebut mudah dipencarkan oleh
angin. Biji yang bersayap kita dapati pada spatoda ( Spathodea campanulata P.B.), kelor
(Moringa olieifera Lamk.).
2)      bulu (coma), yaitu penonjolan sel-sel kulit luar biji yang berupa rambut-rambut
yang halus. Bulu-bulu ini mempunyai fungsi seperti sayap, yaitu memudahkan
beterbangannya biji oleh tiupan angin, contohnya, pada biji kapas (Gossypium).
3)      Salut biji (arillus), yang biasanya berasal dari pertumbuhan tali pusar, misalnya
pada durian biji (Durio zibethinus Murr).
4)      Salut biji semu (arillodium), tumbuh dari bagian sekitar liang bakal biji
(micropyle). Macis pada biji pala sebenarnya adalah suatu salut biji semu.
5)      Pusar biji (hilus), yaitu bagian kulit luar biji yang merupakan bekas perlekatan
dengan tali pusar, biasanya kelihatan kasar dan mempunyai warna yang berlainan dengan
bagian lain kulit biji, contohnya kacang panjang (Vigna sinensis Endl.), kacang merah (
Phaseolus vulgaris L. ), dan lain-lain.
6)     Liang biji (micropyle), ialah liang kecil bekas jalan masuknya buluh serbuk sari ke
dalam bakal biji pada peristiwa pembuahan.
7)   Bekas berkas pembuluh pengangkutan (chalaza), yaitu tempat pertemuan integumen
dengan nuselus, masih kelihatan pada biji anggur (Vitilis vinifera L)
8)   Tulang biji (raphe), terusan tali pusar pada biji, biasanya hanya kelihatan pada biji
yang berasal dari bakal biji yang mengangguk (anatropus), misalnya pada biji jarak
(Ricinus communis L)
2.  Tali pusar (Funiculus)
Tali pusar merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni, jadi
merupakan tangkainya biji. Jika biji masak, biasanya biji terlepas dari tali pusarnya
(tangkai biji), dan pada biji hanya tampak bekasnya yang dikenal sebagai pusar biji.
3.  Inti biji (nucleus seminis )
Inti biji merupakan semua bagian biji yang terdapat di dalam kulitnya. Inti biji
terdiri dari lembaga dan putih lembaga. Lembaga (embryo), yang merupakan calon
individu baru. Dan putih lembaga (albumen), jaringan berisi cadangan makanan untuk
masa perkecambahan.

4..  Lembaga(embryo)
Lembaga merupakan calon tumbuhan baru, yang nantinya akan tumbuh menjadi
tumbuhan baru, setelah biji memperoleh syarat-syarat yang diperlukan. Ketiga bagian
utama tubuh tumbuhan, yaitu:
a)   Akar lembaga atau calon akar (radicula), yang biasanya kemudian akan tumbuh
terus merupakan akar tunggang. Akar lembaga ini ujungnya menghadap kearah
liang biji, dan pada perkecambahan biji, akar itu akan tumbuh menembus kulit biji
dan keluar melalui liang tadi.
b)      Daun lembaga (cotyledon), yang merupakan daun pertama suatu tumbuhan. Daun
lembaga mempunyai fungsi yang berbeda-beda antara lain: sebagai tempat penimbun
makanan yang lalu kelihatan tebal, sebagai alat untuk melakukan asimilasi, sebagai alat
penghisap makanan untuk lembaga dari putih lembaga.
c)      Batang lembaga (cauliculus), di bagi dalam dua bagian yaitu ruas batang di atas
daun lembaga (internodium epicotylum) dan ruas batang di bawah daun lembaga
(internodium hypocotylum)
Batang lembaga beserta calon-calon daun merupakan bagian lembaga yang
dinamakan pucuk lembaga (plumula). Pada biji tumbuhan tersebut pucuk lembaganya
pun mempunyai suatu selubung yang di sebut sarung pucuk lembaga (coleoptilum).
Jumlah daun lembaga pada biji merupakan salah satu ciri yang penting dalam
mengadakan penggolongan tumbuhan biji:
a)      Tumbuhan yang bijinya mempunyai lembaga dengan satu daun lembaga.
Tumbuhan yang lembaganya hanya mempunyai satu daun lembaga disebut tumbuhan
biji tunggal (monocotyledoneae), karena biji tampak utuh tunggal.
b)      Tumbuhan yang bijinya mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga, dan
tumbuhan ini tergolong dalam tumbuhan biji belah (dicotyledoneae)
c)      Tumbuhan yang bijinya mempunyai lembaga lebih dari dua daun lembaga,
tumbuhan ini kdapat kita dapati pada golongan tumbuhan biji telanjang (gymnospermae).

5.  Putih lembaga (albumen)


Putih lembaga merupakan bagian biji yang terdiri atas suatu jaringan yang
menjadi tempat cadangan makanan bagi lembaga. Melihat asalnya jaringan yang menjadi
tempat penimbunan zat makanan cadangan putih lembaga di bedakan menjadi putih
lembaga dalam (endospermium) hanya dapat di temukan pada tumbuhan biji tertutup
(angiospermae), dan putih lembaga luar (perispermium) jika berasal dari bagian biji di
luar kandung lembaga, entah dari nuselus entah dari nuselus entah dari selaput bakal
biji.
Biji yang untuk sebagian besar terdiri atas putih lembaga dalam, misalnya biji
jagung (Zea mays L.) dan biji rumput (Gramineae) umumnya, sedang biji yang untuk
sebagian besar hanya terdiri atas putih lembaga luar ialah biji lada (Piper nigrum L.)

6.   Kecambah (Plantula)


Kecambah merupakan tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji,
dan masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji. Perkecambahan
biji dapat di bedakan menjadi perkecambahan di atas tanah (epigaesi) jika pada
perkecambahan karena perbentangan ruas batang di bawah daun lembaga, daun
lembaganya lalu terangkat ke atas muncul di atas tanah, misalnya pada kacang hijau
(Phaseolus radiatus L.) daun lembaganya lalu berubah warnanya menjadi hijau, dapat
digunakan untuk asimilasi, tapi umurnya tidak panjang, dan perkecambahan di bawah
tanah (hypogaeis) bila daun lembaga tetap tinggal di dalam kulit biji, dan tetap di dalam
tanah, seperti terdapat misalnya pada biji kacang kapri (Pisum sativa L.)
Telah dikemukakan, bahwa biji hanya akan berkecambah, jika mendapat syarat-
syarat yang di perlukan, yaitu: air,udara,cahaya, dan panas. Pada umumnya daya tumbuh
biji akan berkurang dengan tambahnya waktu, tetapi ada pula biji yang memerlukan
waktu istirahat dulu, baru kemudian dapat berkecambah.
PENUTUP

Buah merupakan hasil perkembangan dari bakal buah atau ovary. Secara umum
buah dibagi menjadi buah sejati dan buah semu. Buah sejati terutama berkembang dari
bakal buah, apabila ada bagian bunga lain yang turut dalam pembentukan buah maka
sifatnya tidak dominan.
Buah sejati dapat dibedakan menjadi buah sejati tunggal kering, buah sejati
tunggal berdaging, buah sejati ganda, dan buah sejati majemuk. Buah sejati ganda disebut
juga buah agregat, terdiri atas buah buni majemuk, batu majemuk, dan kurung majemuk.
Buah semu terjadi dari bakal buah dan bagian-bunga lain. Buah semu dapat
digolongkan menjadi buah semu tunggal, semu ganda, semu majemuk, sorosis, dan
syconous. Buah semu tunggal berasal dari satu bunga yang mempunyai satu bakal buah.
Buah semu tunggal berasal dari satu bunga yang mempunyai satu bakal buah. Buah semu
ganda berkembang dari satu bunga yang mempunyai banyak bakal buah bebas. Buah
semu majemuk berasal dari bunga majemuk, kemudian berkembang menjadi buah. Buah
tersebut umumnya terlihat sebagai satu buah karena masing-masing buah berkumpul
menjadi satu.
Biji merupakan struktur yang efisien untuk perkembangbiakan dan perbanyakan.
Biji berasal dari bakal biji yang berkembang setelah mengalami pembuahan. Bagian-
bagian biji terdiri atas kulit biji, inti biji, dan tali pusar. Kulit biji pada tumbuhan ada
yang terdiri atas dua lapis, ada juga yang tiga lapis. Inti biji terdiri atas embrio dan
cadangan makanan. Tali pusar merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan
plasenta. Pada kulit biji dapat dijumpai bagian-bagian, seperti sayap, bulu, salut biji,
pusar biji, liang biji, berkas pembuluh pengangkut, tulang biji, carunle, dan strophiole.
Lembaga dan putih lembaga merupakan inti biji atau isi biji. Bagian ini terdapat di dalam
kulit biji. Lembaga atau embrio terdiri atas akar lembaga (radikula), daun lembaga
(kotiledon), dan batang lembaga. Putih lembaga terdiri atas putih lembaga dalam
(endosperma) dan putih lembaga luar (perisperma).
DAFTAR PUSTAKA

Radford A.E. 1986. Fundamentals of Plant Systematics. Harper International Edition.


Harper & Row Publishers Inc. New York.
Sinnott E.W. and K.S. Wilson. 1955. Botany: Principle and Problems. 5thedition.
McGraw-Hill Book Company Inc. New York.
Sinnott E.W. 1960. Plant Morphogenesis. McGraw-Hill Book Company Inc. New York.
Steeves T.A. and I.M. Sussex. 1989. Patern in Plant Development. 2nd edition.
Cambridge University Press. Cambridge.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1986. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Undang Ahmad Dasuki. 1992. Penuntun Praktikum Sistematik Tumbuhan Tinggi. Pusat
Antar Universitas. ITB. Bandung
Weier T.E., C.R. Stocking, and M.G. Barbour. 1974. Botany: An Introduction to Plant
Biology. 5th edition. John Wiley and Sons. New York.

Anda mungkin juga menyukai