Pemateri :
Waktu : 40 Menit
Hari / tanggal :
Tempat :
A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan ibu mampu memahami tentang alat kontrasepsi IUD.
B. Tujuan Khusus
C. Materi
Terlampir
D. Metode
2. Poster
F. Kegiatan Penyuluhan
2. Menjawab pertanyaan
2. Memberikan pertanyaan kepada
peserta
3. Menyimpulkan dan
3. Mendengarkan
mengklarifikasi materi
penyuluhan yang telah
disampaikan kepada peserta
G. Evaluasi
Bentuk : Lisan
Jenis Pertanyaan :
H. Lampiran
1. Pengertian Kontrasepsi IUD
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan yang bersifat sementara atau menetap.
Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa menggunakan alat, secara mekanis, menggunakan alat atau
dengan operasi. (Saefuddin, 2009).
IUD (Intra Uterine devices) atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah alat kecil terdiri
dari bahan plastik yang lentur yang dimasukan kedalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah
digunakan selama periode tertentu.
IUD (Intra Uterine device) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan kedalam rahim, terbuat dari
bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga, dan bentuknya bermacam-macam. (Subrata,
2012).
Jadi Alat Kontrasepsi IUD merupakan alat yang dimasukan kedalam rahim yang bersifat
sementara yang terbuat dari plastik yang lentur dan ada pula yang dililit tembaga yang berntuknya
bermacam-macam.
2. Jenis-jenis IUD
3. Penjelaan Metode
Sebuah IUD dimasukan melalui saluran serviks dan dipasang dalam uterus. IUD memiliki benang
yang menggantung turun kedalam vagina. Yang dapat diperiksa oleh wanita guna memastikan alat
tersebut pada posisi yang benar. IUD mencegah kehamilan dengan merusak kemampuan hidup
sperma dan ovum melalui perubahan tuba falopi dan cairan uterus, ada reaksi terhadap benda asing
disertai peningkatan leukosit. Kondisi ini mngurangi kesempatan ovum dan sperma bertemu dan
menghambat pembuahan. Tembaga pada IUD bersifat toksik terhadap sperma dan ovum.
( Saefuddin, 2009).
CARA KERJA
· AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma
sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk
fertilisasi.
4. Prosedur Pemasangan
Sebelum pemasangan, masa menstruasi terakhir diambil untuk menyingkirkan kehamilan yang
telah ada, dan test kehamilan bila dibutuhkan. Wanita harus mengosongkan kandung kemih karena
akan membuat pemasangan lebih mudah meraba uterus pada abdomen dan lebih nyaman bagi
wanita. (Notoatmodjo, 2010).
Selama pemasangan IUD/AKDR, klien anda mungkin menggenggam tangannya dan membuat
dirinya merasa nyaman. Sebelum dipasang pemeriksaan bimanual sangat diperlukan untuk
memastikan ukuran, posisi dan arah uterus dan huna memeriksa bahwa tidak ada nyeri tekan.
(Notoatmodjo, 2010).
Pemasangan AKDR dilakukan dengan suatu “tehnik tanpa sentuhan” sehingga harus
menggunakan sepasang sarung tangan bersih setelah pemeriksaan bimanual. Spekulum steril
dimasukan kedalam vagina dan letak serviks dicari, spekulum ini dibersihkan dengan bol kapan steril
dan larutan antiseptik. Sonde uterus dimasukan kedalam uterus melalui saluran serviks untuk
mengukur panjang, arah, dan potensi uterus. Tindakan ini dapat menyebabkan kram seperti nyeri
menstruasi yang seharusnya berkurang saat sonde uterus dikeluarkan. Serviks dapat distabilkan
dengan korsep allis atau tenakulum sehingga AKDR dapat dipasang lebih mudah, hal ini dapat
menyebabkan rasa tidak nyaman karena serviks sangta peka. Selanjutnya AKDR dimasukan melalui
canalis secvikasli kedalam uiterus. Benang AKDR dipendekan saat telah berada diposisinya dan
dilipat keatas kebelakang serviks. Apabila ada masalah dengan pemasangan, klienharus dirujuk ke
spesialis AKDR. (Notoatmodjo, 2010).
Setelah pemasangan, anda harus menganjurkan klien berbaring terlentang dan beristirahat.
Analgetik dibutuhkan selama nyeri menstruasi. Handuk santasi harus digunakan sejak awal guna
mengurangi resiko infeksi. Klien dapat mengalami pendarahan, ini adalah waktu yang baik untuk
mengingatkan tentang masalah awal dan kapan harus kembali. Anda harus mengajariklien anda cara
memeriksa benang AKDR dan menganjurkan klien untuk melakukan hal ini setiap menstruasi.
(Notoarmodjo, 2010).
5. Pasca Pemasangan
Setelah pemasangan AKDR, wanita harus dianjurkan datang kembali lebih awal dari janji
pertemuan 4-6 minggu bila mereka mengalami tanda-tanda infeksi, karena 20 hari pertama setelah
pemasangan adalah masa infeksi paling tinggi. Apabila klien menderita neyri abdomen bawah atau
pireksia, ia harus kembali lebih awal. Menganjurkan wanita pantang koitus selama 48 jam
merupakan tindakan yang tepat sehingga lendir serviks dapat kembali normal, yang membantu
memberi perlindungan dari infeksi yang lebih berat.
6. Efektifitas
IUD sangat efektif,(efektifitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil.
Tipe multiload dapat dipakai sampai 3 tahun, Nova T dan Copper T 200 (CuT-200) dapat dipakai 3-5
tahun, Cu T380 A dapat dipakai 8 tahun. Kegagalan rata-rata 0,8 kehamilan per 100 pemakai wanita
pada tahun pertama pemakaian.
7. Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim (cavum
uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih terbuka dan
rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Yang boleh
menggunakan IUD adalah :
a. Usia reproduktif
Pemasangan IUD dapat di lakukan oleh dokter ataupun bidan yang telah di latih secara
khusus. Pemeriksaan secara berkala harus di lakukan setelah pemasangan 1 minggu, lalu setiap
bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya di lakukan setiap 6 bulan sekali.
AKDR dapat di gunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan misalnya :
· Perokok
· Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi
· Sedang menyusui
Begitu juga dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan AKDR :
· Penderita diabetes
· Malaria
8. Kontraindikasi
c. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan,
perdarahan di leher rahim dan kanker rahim
f. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering mengalami abortus septik
g. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum
uteri
l. Miom submokosum
9. Keuntungan
Ø Dapat di gunakan setelah menopouse (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)
10. Kerugian
o Menoragie
o Dismenorea
o Malposisi IUD
o Perubahan siklus haid (umum pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan )
a. Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3sampai 5 hari setelah pemasangan, perdarahan
berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding
uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
c. Tidak baik di gunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan
Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD,PRP dapat memicu
infertilitas
b. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangn IUD, biasanya menghilang
dalam 1-2 hari
c. Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri, petugas terlatih yang dapat melepas
d. Mungkin IUD dapat keluar dari uterus tanpa di ketahui (sering terjadi apabila IUD di pasang segera
setelah melahirkan )
e. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD mencegah kehamilan
12. Waktu pemasangan
f. Pada akhir masa menstruasi karena servik agak terbuka pada waktu ini setelah menderita abortus
(segera atau dalam waktu hari apabila tidak ada gejala infeksi)
Keadaan Anjuran
amenorea periksa apakah sedang hamil, apabila tidak, jangan lepas AKDR,
lakukan konseling dan selidiki penyebab amenorea apabila di
kehendak. Apabila hamil jelaskan dan sarankan untuk melepas
AKDR apabila talinya terlihat, atau kehamilan lebih dari 3 minggu.
Apabila benang tidak terlihat atau kehamilan lebih dari 13
minggu, AKDR jangan d lepaskan. Apabila klien sedang hamil dan
ingin mempertahankan kehamilannya tanpa melepas AKDR,
jelaskan kemungkinan adanya resiko kegagalan kehamilan dan
infeksi serta perkembangan harus lebih di amati dan diperhatikan
Benang hitam Periksa apakah klien hamil. Bila tidak hamil dan AKDR masih di
tempat, tidak ada tindakan yang perlu di lakukan.
Menderita nyeri kepala Paling sering di temukan pada AKDR yang mengandung progestin.
atau migrain Bila sakitnya berat, rujuk klien dan cabut AKDR, keluhan ringan
berikan analgetik
Nyeri haid hebat Dapat di sebabkan oleh AKDR klien perlu di rujuk. Umumnya
terjadi pada permulaan pemakaian
Riwayat kehamilan Jelaskan pada klien tanda-tanda kehamilan ektopik dan bila ada
ektopik segera mencari pertolongan di rumah sakit
Gejala penyakit katup Berikan anti biotik saat insersi AKDR bila anemia (hb<9), ganti
jantung dengan metode kontrasepsi lain
Klien hendaknya di berikan pendidikan mengenai manfaat dan resiko AKDR. Bila terjadi ekspulsi
AKDR dapat kembali di pasang. Pemeriksaan AKDR di lakukan setiap bulan atau bila terdapat keluhan
(nyeri, perdarahan, demam, dsb)
· Kembali memeriksa diri setelah 4-6 minggu pemasangan AKDR
· Selama bulan pertama mempergunakan AKDR periksalah benang AKDR secara rutin setelah haid
· Setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksa keberadaan benang setelah haid
apabila mengalami
o Nyeri setelah senggama atau apabila pasangan mengalami tidak nyaman selama melakukan hubungan
seksual
· Copper T-380A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan, tetapi dapat dilakukan lebih awal
apabila di inginkan
o AKDR terlepas
o Adanya infeksi
PENUTUP
Alat kontrasepsi dalam rahim ( AKDR/IUD) merupakan alat kontrasepsi yang di pasang dalam
rahim yang relatif lebih epektif bila di bandingkan dengan metode pil, suntik, dan kondom. Alat
kontrasepsi dalam rahim terbuat dari pelastik elastik, dililit tembaga atau campuran tembaga
dengan perak. Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas dengan waktu penggunaan dapat
mencapai 2-10 tahun, dengan metode kerja mencegah masuknya spermatozoa/sel mani ke dalam
saluran tuba. Pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi ini harus di lakukan oleh tenaga medis
(dokter/bidan terlatih) dapat di pakai oleh semua perempuan usia reproduktif namun tidak boleh di
pakai perempuan yang terpapar IMS. Jenis-jenis IUD yaitu: Copper-T, Copper-7, multi load, lippes
loap.
Jadi penulis berharap dengan adanya satuan acara penyuluhan ini masyarakat dapat lebih
mengerti mengenai alat kontrasepsi IUD baik dari manfaatnya maupun keefektipannya.