Anda di halaman 1dari 6

HAKIKAT FISIKA

PEMBAHASAN

A. Pengertian Fisika
1. Secara Umum
Fisika merupakan sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari
gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu. Para fisikawan atau ahli
fisika mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat beragam, mulai dari
partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika partikel) hingga perilaku materi
alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos.

2. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia


Fisika adalah ilmu alam, ilmu tentang zat dan energy, seperti panas , cahaya, dan bunyi; ilmu
yang membahas materi, energi, dan interaksinya.

3. Pengertian Fisika secara Ontologi


Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan pemahaman mendasar
hukum-hukum yang menggerakkan Fisika adalah studi mengenai dunia anorganik fisik, sebagai
lawan dari dunia organik sepertibiologi, fisiologi dan lain-lain. (physical science, Britannica
Concise Encyclopedia, 2006).Atau dalam pengertian lain fisika adalah ilmu yang mempelajari/
mengkaji benda-benda yang ada di alam, gejala-gejala, kejadian-kejadian alam serta interaksi
dari benda-benda di alam tersebut secara fisik dan mencoba merumuskannya secara matematis
sehingga dapat dimengerti secara pasti oleh manusia untuk kemanfaatan umat manusia lebih
lanjut. Jadi fisika merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan sains yang mempelajari sesuatu
yang konkret dan dapat dibuktikan secara matematis dengan menggunakan rumus-rumus
persamaan yang didukung adanya penelitian yang terus dikembangkan oleh para fisikawan.

4. Pengertian Fisika secara Epistimologi


Menurut sejarah, fisika adalah bidang ilmu yang tertua, karena dimulai dari pengamatan-
pengamatan dari gerakan benda-benda langit. Terdapat dua hal saling terkait yang tidak bisa
dipisahkan di dalam fisika, yaitu pengamatan dalam eksperimen dan telaah teori. Keduanya tidak
dapat dipisahkan saling tergantung satu sama lain. Untuk sesuatu yang baru teori bergantung
pada hasil-hasil eksperimen, tapi di sisi lain arah eksperimen dipandu dengan adanya teori (Timo
A. Nieminen, Theory versus experiment? No!, The University of Queensland, Friday, 6th October,
2006).Awal mula adanya ilmu fisika ini lebih pada berbagai macam pertanyaan yang timbul
dalam benak manusia mengenai segala apa yang ada dan terjadi di alam ini yang membuat
manusia melakukan berbagai upaya guna mencari jawabannya. Salah satunya adalah dengan
melakukan pengamatan yang dilanjutkan dengan penelitian yang akhirnya akan mendapatkan
suatu hasil sebagai jawaban berupa teori mengenai fenomena alam yang ada dalam hukum-
hukum fisika.

5. Pengertian Fisika secara Aksiologi


Manusia adalah makhluk yang memiliki tujuan di bumi ini untuk beribadah kepada Allah, ibadah
ini dalam pengertian yang luas dan bukan hanya ibadah yang sifatnya khusus belaka. Ketika kita
belajar fisika, kita melihat fenomena-fenomena alam yang begitu menakjubkan. Sehingga akan
menambah keimanan kita sebagai hamba Allah. Tujuan fisika adalah agar kita dapat mengerti
bagian dasar dari benda-benda dan interaksi antara benda-benda, jadi untuk menerangkan
gejala-gejala alam. Perkembangan ilmu fisika dalam kehidupan manusia telah membawa
manusia kepada kehidupan yang lebih baik.
Selain pengertian di atas para ahli juga mencoba merumuskan pengertian Fisika yaitu :

1. Menurut Marcelo Alonso dan Edward J. Finn


“Fisika adalah suatu ilmu yang tujuannya mempelajari komponen materi dan saling antar-
aksinya. Dengan menggunakan pengertian antaraksi ini ilmuan menerangkan sifat materi dalam
benda, sebagaimana gejala alam lain yang kita amati.

2. Freedman.Pendamping, T.R.Sandin dan A.Lewis Ford


a. Fisika adalah salah satu ilmu yang paling dasar dari ilmu pengetahuan.
b. Fisika merupakan dasar dari semua ilmu rekayasa dan teknologi
c. Fisika adalah ilmu eksperimental
d. Fisika adalah proses yang membawah kita pada prinsip – prinsip umum yang
mendeskripsikan
bagaimana perilaku dunia fisik
e. Fisika adalah ilmu percobaan.

3. Paul A. Tipler
Fisika adalah ilmu pengetahuan yang paling fundamental karena merupaakan dasar dari semua
bidang sains yang lain.

4. Drs. Supiyanto, M. Si.


Fisika adalah ilmu fundamental yang menjadi tulang punggung bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.

5. Menurut Ir. Harrys SI Regar


Fisika adalah ilmu yang paling fundamental dan mencakup semua sains, baik sains benda-benda
hidup maupun sains fisika.

6. E.Budikase, dan Nyoman


Fisika adalah suatu ilmu yang lebih banyak memerlukan pemahaman daripada penghafalan.

B. Sejarah Singkat Fisika


Sejarah fisika sepanjang yang telah diketahui telah dimulai pada tahun sekitar 2400 SM, ketika
kebudayaan Harappan menggunakan suatu benda untuk memperkirakan dan menghitung sudut
bintang di angkasa. Sejak saat itu fisika terus berkembang sampai ke level sekarang.
Perkembangan ini tidak hanya membawa perubahan di dalam bidang dunia benda, matematika
dan filosofi namun juga, melalui teknologi, membawa perubahan ke dunia sosial masyarakat.
Revolusi ilmu yang berlangsung terjadi pada sekitar tahun 1600 dapat dikatakan menjadi batas
antara pemikiran purba dan lahirnya fisika klasik. Dan akhirnya berlanjut ke tahun 1900 yang
menandakan mulai berlangsungnya era baru yaitu era fisika modern. Di era ini ilmuwan tidak
melihat adanya penyempurnaan di bidang ilmu pengetahuan, pertanyaan demi pertanyaan terus
bermunculan tanpa henti, dari luasnya galaksi, sifat alami dari kondisi vakum sampai lingkungan
subatomik. Daftar persoalan dimana fisikawan harus pecahkan terus bertambah dari waktu ke
waktu.

Sejak zaman dulu, manusia terus memperhatikan bagaimana benda-benda di sekitarnya


berinteraksi, kenapa benda yang tanpa disangga jatuh keb bawah, kenapa benda yang berlainan
memiliki sifat yang berlainan juga, dan sebagainya. Mereka juga mengira-ira tentang misteri alam
semesta, bagaimana bentuk dan posisi bumi di tengah alam yang luas ini dan bagaima sifat-sifat
dari matahari dan bulan, dua benda yang memiliki posisi penting dalam kehidupan manusia
purba. Secara umum, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini mereka secara mudah
langsung mengaitkannya dengan pekerjaan dewa. Akhirnya, jawaban yang mulai ilmiah namun
tentu saja masih terlalu berspekulasi, mulai berkembang. Tentu saja jawaban ini kebanyakan
masih salah karena tidak didasarkan pada eksperimen, bagaimanapun juga dengan begini ilmu
pengetahuan mulai mendapat tempatnya. Fisika pada masa awal ini kebanyakan berkembang
dari dunia filosofi, dan bukan dari eksperimen yang sistematis.

Sejak zaman purbakala, orang telah mencoba untuk mengerti sifat dari benda: mengapa objek
yang tidak ditopang jatuh ke tanah, mengapa material yang berbeda memiliki properti yang
berbeda, dan seterusnya. Lainnya adalah sifat dari jagad raya, seperti bentuk Bumi dan sifat dari
objek celestial seperti Matahari dan Bulan. Beberapa teori diusulkan dan banyak yang salah. Teori
tersebut banyak tergantung dari istilah filosofi, dan tidak pernah dipastikan oleh eksperimen
sistematik seperti yang populer sekarang ini. Ada pengecualian dan anakronisme: contohnya,
pemikir Yunani Archimedes menurunkan banyak deskripsi kuantitatif yang benar dari mekanik
dan hidrostatik.

Pada awal abad 17, Galileo membuka penggunaan eksperimen untuk memastikan kebenaran
teori fisika, yang merupakan kunci dari metode sains. Galileo memformulasikan dan berhasil
mengetes beberapa hasil dari dinamika mekanik, terutama Hukum Inert. Pada 1687, Isaac
Newton menerbitkan Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica ("prinsip matematika dari
filsafat alam", dikenal sebagai Principia), memberikan penjelasan yang jelas dan teori fisika yang
sukses. Hukum gerak Newton, yang merupakan sumber mekanika klasik; dan Hukum Gravitasi
Newton, yang menjelaskan gaya dasar gravitasi. Kedua teori ini cocok dalam eksperimen.
Principia juga memuat beberapa teori dinamika fluida.

Mekanika klasik dikembangkan besar-besaran oleh Joseph-Louis de Lagrange, William Rowan


Hamilton, dan lainnya, yang menciptakan formula, prinsip, dan hasil baru. Hukum Gravitasi
memulai bidang astrofisika, yang menggambarkan fenomena astronomi menggunakan teori
fisika. Dari sejak abad 18 dan seterusnya, termodinamika dikembangkan oleh Robert Boyle,
Thomas Young, dan banyak lainnya. Pada 1733, Daniel Bernoulli menggunakan argumen
statistika dalam mekanika klasik untuk menurunkan hasil termodinamika, memulai bidang
mekanika statistik. Pada 1798, Benjamin Thompson mempertunjukkan konversi kerja mekanika
ke dalam panas, dan pada 1847 James Joule menyatakan hukum konservasi energi, dalam
bentuk panasa juga dalam energi mekanika. Sifat listrik dan magnetisme dipelajari oleh Michael
Faraday, George Simon Ohm, dan lainnya. Pada 1855, James Clerk Maxwell menyatukan kedua
fenomena menjadi satu teori elektromagnetisme, dijelaskan oleh persamaan Maxwell. Perkiraan
dari teori ini adalah cahaya adalah gelombang elektromagnetik.

C. Tujuan Fisika

Secara sederhana tujuan kita belajar fisika adalah :


Untuk memahami ilmu fisika sesuai kedalaman mata pelajaran atau mata kuliah.
Untuk bisa berkarya dan berinovasi bagi ilmu fisika seperti melakukan penelitian.
Untuk bisa menerapkan fisika dan mengimplementasikan ke bidang lain.
Untuk menjadi guru fisika atau dosen fisika.
a.) Untuk memahami ilmu fisika sesuai kedalaman mata pelajaran atau mata kuliah.
Sebagai pelajar yang mempelajari fisika tentu agar bisa memahami kompetensi yang dimuat
dalam standar isi sehingga jika menghadapi ulangan dan ujian akhir mendapat nilai tinggi. Bagi
mahasiswa yang mengambil mata kuliah fisika atau yang terkait dengan fisika tentu agar bisa
memahami materi yang termuat dalam sistem kredit semester sehingga setelah ujian semester
mendapat nilai A atau B.

b.) Untuk bisa berkarya dan berinovasi bagi ilmu fisika seperti melakukan penelitian.
Ilmu fisika yang kita pelajari merupa-kan hasil kerja sama para pengembangnya di seluruh dunia.
Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seorang pecinta fisika boleh menyumbangkan sesuatu
bagi ilmu ini. Ada yang menyumbang dalam bentuk penemuan gejala atau peri laku alam baru,
ada yang menyumbang gagasan untuk lebih mema-hami keterkaitan antara rangkaian gelaja dan
atau perilaku alam yang sudah diketahui, bahkan ada pula yang berspekulasi meramal-kan gejala
atau perilaku alam yang baru berdasarkan penalaran lebih lanjut dari gaga-san yang telah teruji
kebenarannya. Berkarya untuk ilmu fisika menuntut kita untuk selalu mengetahui apa saja yang
sampai kini sudah disumbangkan oleh para pengembang fisika lainnya, yang berdomisili terserak
di seluruh penjuru dunia. Kita harus punya saluran komunikasi yang dapat memberikan informasi
mutakhir. Komu-nikasi terbaik tentunya terjadi kalau kita sendiri dapat berada bersama dengan
tokoh-tokoh pegembang utama, yang lazimnya bermukim di pusat-pusat pengembangan yang
sudah membuktikan keunggulan prestasinya. Komunikasi langsung dengan pengembang fisika
memungkinkan kita untuk berdiskusi timbal balik, medengar dari tangan pertama suka duka
pergumulan dalam menjelajahi penelitian fisika. Jangan lupa, apa yang muncul di jurnal fisika
adalah himpunan sejarah sukses (success story), tidak memuat informasi tentang jalur-jalur
penelitian yang sudah cukup lama digarap tetapi tetap buntu.
Kekayaan ilmu fisika saat ini sudah begitu besarnya, sehingga rasanya mustahil bagi seseorang
untuk dapat menampung seluruh ilmu itu di dalam benaknya. Seorang pengembang cukup puas
dengan hanya mengikuti satu atau beberapa jalur perkembangan fisika. Pada dasarnya, fisika
adalah ilmu yang kebenarannya dihakimi oleh pengamatan. Suasana berkarya akan menjadi
semarak apabila peralatan yang sanggup mengungkap aspek-aspek fisika yang digarap itu
terdapat ditempat yang sama. Dengan kata lain, diperlukan fasilitas dan tenaga yang
memudahkan interaksi antara eksperimen dan teori yang dapat digarap ditempat yang sama.

c.) Untuk bisa menerapkan fisika dan mengimplementasikan ke bidang lain.


Pengetahuan tentang gejala dan perilaku alam yang dihimpun dalam ilmu fisika telah banyak
digunakan untuk mem-bantu profesi lain, seperti profesi di bidang rekayasa, pertanian, dan
kedokteran. Fisika sering dimasukkan dalam katagori ilmu dasar. Maksudnya, untuk dapat
menjadi dokter, insinyur diperlukan sejumlah penge-tahuan fisika sebagai basis pemahaman ilmu
yang berkaitan dengan profesinya. Ilmu yang berkaitan dengan profesi tersebut berkem-bang
tarus. Misalnya, ilmu kedokteran telah menerapkan cara pengobatan dengan radiasi, berkas laser
digunakan untuk pembedahan. Pengetahuan fisika yang diperlukan untuk menangani hal ini jelas
bukan lagi apa yang dulu disebut fisika dasar. Artinya diperlukan tenaga-tenaga yang sudah jauh
belajar tentang fisika ilmu fisika. Keakraban ilmu fisika dengan profesi di bidang rekayasa
tentunya jauh lebih dalam lagi. Tengok saja apa yang terjadi setelah prinsip laser ditemukan oleh
ilmu fisika beberapa tahun beselang. Produk-produk teknologi baru yang menggunakan laser
bermunculan, seperti: alat pemotong baja, pengarah dalam pemetaan, kaset vidio dan audio,
printers, dst.
d.) Untuk menjadi guru fisika atau dosen fisika.
Guru merupakan penyambung untuk mewariskan ilmu dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Ia memang bukan pembuat ilmu, tetapi ia dituntut untuk tahu benar tentang ilmu yang ingin
dipindah tangankan ke generasi muda. Sebab jika tidak, kita khawatir bahwa yang diwariskan
adalah hal-hal yang keliru sehingga arti pewarisan itu menjadi tidak bermakna. Di samping
memiliki pengetahuan yang benar tentang ilmu fisika, iapun perlu memperlajari teknik
komunikasi. Sebaiknya teknik komu-nikasi tidak hanya satu corak, sebab yang belajar fisika
adalah orang-orang yang bermacam-macam pembawaannya. Pengem-bangan alternatif teknik
komunikasi maru-pakan bagian dari kehidupan profesinya sebagai guru fisika.

D. Hakikat Fisika dan Pembelajarannya


Pembelajaran fisika dipandang sebagai suatu proses untuk mengembangkan kemampuan
memahami konsep, prinsip maupun hukum-hukum fisika sehingga dalam proses
pembelajarannya harus mempertimbangkan strategi atau metode pembelajaran yang efektif dan
efisien. Pembelajaran fisika di sekolah menengah pertama merupakan salah satu mata pelajaran
IPA yang dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar.
Dalam pembelajaran fisika, pengalaman proses sains dan pemahaman produk sains dalam
bentuk pengalaman langsung akan sangat berarti dalam membentuk konsep siswa. Hal ini juga
sesuai dengan tingkat perkembangan mental siswa SMP yang masih berada pada fase transisi
dari konkrit ke formal, akan sangat memudahkan siswa jika pembelajaran Sains mengajak anak
untuk belajar merumuskan konsep secara induktif berdasar fakta-fakta empiris di lapangan.

Dalam pembelajaran akan ada komunikasi antara guru dengan siswa. Seperti yang dikemukakan
Latuheru (1988: 1) bahwa segala sesuatu yang menyangkut pembelajaran merupakan proses
komunikasi. Komunikasi dalam pembelajaran merupakan komunikasi timbal balik (interaksi
edukatif) yang terjadi tidak dengan sendirinya tetapi harus diciptakan oleh guru dan siswa.

Collette dan Chiappetta (1994) menyatakan bahwa “sains pada hakekatnya merupakan sebuah
kumpulan pengetahuan (“a body of knowledge”), cara atau jalan berpikir (“a way of thinking”),
dan cara untuk penyelidikan (“a way of investigating”)”. Dengan mengacu kepada pernyataan ini
ternyata bahwa, pandangan kebanyakan orang, pandangan para ilmuwan, dan pandangan para
ahli filsafat yang dikemukakan di atas tidaklah salah, melainkan masing-masing hanya
merupakan salah satu dari tiga hakikat IPA dalam pernyataan itu.

Istilah lain yang juga digunakan untuk menyatakan hakekat IPA adalah IPA sebagai produk untuk
pengganti pernyataan IPA sebagai sebuah kumpulan pengetahuan (“a body of knowledge”), IPA
sebagai sikap untuk pengganti pernyataan IPA sebagai cara atau jalan berpikir (“a way of
thinking”), dan IPA sebagai proses untuk pengganti pernyataan IPA sebagai cara untuk
penyelidikan (“a way of investigating”). Karena fisika merupakan bagian dari IPA atau sains, maka
sampai pada tahap ini kita dapat menyamakan persepsi bahwa hakekat fisika adalah sama
dengan hakekat IPA atau sains, hakekat fisika adalah sebagai produk (“a body of knowledge”),
fisika sebagai sikap (“a way of thinking”), dan fisika sebagai proses (“a way of investigating”).
Berikut ini akan dikemukakan lebih rinci mengenai hakekat fisika itu.

1. Fisika Sebagai Produk


Dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia, terjadi interaksi antara manusia dengan alam
lingkungannya. Interaksi itu memberikan pembelajaran kepada manusia sehinga menemukan
pengalaman yang semakin menambah pengetahuan dan kemampuannya serta berubah
perilakunya. Dalam wacan ilmiah, hasil-hasil penemuan dari berbagai kegiatan penyelidikan yang
kreatif dari pada ilmuwan dinventarisir, dikumpulkan dan disusun secara sistematik menjadi
sebuah kumpulan pengetahuan yang kemudian disebut sebagai produk atau “a body of
knowledge”. Pengelompokkan hasil-hasil penemuan itu menurut bidang kajian yang sejenis
menghasilkan ilmu pengetahuan yang kemudian disebut sebagai fisika, kimia dan biologi. Untuk
fisika, kumpulan pengetahuan itu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori dan
menghasilkan ilmu pengetahuan yang kemudian disebut s
model.

fisika, kumpulan
2. Fisika Sebagai Proses pengetahuan itu dapat berupa fakta, kons
IPA sebagai proses atau juga disebut sebagai “a way of investigating” memberikan gambaran
model.
mengenai bagaimana para ilmuwan bekerja melakukan penemuan-penemuan, jadi IPA sebagai
proses memberikan gambaran mengenai pendekatan yang digunakan untuk menyusun
pengetahuan. Dari uraian di atas kiranya dapat disimpulkan bahwa pemahaman fisika sebagai
proses sangat berkaitan dengan kata-kata kunci fenomena, dugaan, pengamatan, pengukuran,
penyelidikan, dan publikasi. Pembelajaran yang merupakan tugas guru termasuk ke dalam
bagian mempublikasikan itu. Dengan demikian pembelajaran fisika sebagai proses hendaknya
berhasil mengembangkan keterampilan proses sain pada diri siswa.

3. Fisika Sebagai Sikap


Dari penjelasan mengenai hakikat fisika sebagai produk dan hakekat fisika sebagai proses di
atas, tampak terlihat bahwa penyusunan pengetahuan fisika diawali dengan kegiatan-kegiatan
kreatif seperti pengamatan, pengukuran dan penyelidikan atau percobaan, yang kesemuanya itu
memerlukan proses mental dan sikap yang berasal dan pemikiran. Jadi dengan pemikirannya
orang bertindak dan bersikap, sehingga akhirnya dapat melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah itu.
Pemikiran-pemikiran para ilmuwan yang bergerak dalam bidang fisika itu menggambarkan, rasa
ingin tahu dan rasa penasaran mereka yang besar, diiringi dengan rasa percaya, sikap objektif,
jujur dan terbuka serta mau mendengarkan pendapat orang lain. Sikap-sikap itulan yang
kemudian memaknai hakikat fisika sebagai sikap atau “a way of thinking”.

Prosedur ilmiah

Judul
1. Tujuan percobaan
2. Dasar teori
3. Alat dan bahan
4. Cara Kerja
5. Hasil
6. Kesimpulan

Tugas
1. Buatlah tugas prosedur ilmiah percobaan selama smp
2. Tuliskan keselamatan kerja di laboratorium

Anda mungkin juga menyukai