Anda di halaman 1dari 3

6.

1 SEMEN

6.1.1 Umum

Semen yang dipergunakan untuk semua kelas beton, mortar, pneumatically applied mortar
harus sesuai dengan syarat pada sub pasal ini, dan terus mendapat persetujuan dari Direksi.

6.1.2 Tipe dan Kualitas Semen

Semen yang dipergunakan pada pekerjaan ini harus mengacu pada ASTM C 150, "Standart
Specification For Portland Cement Concrete" Tipe 1. Semen harus mengandung alkaline yang
rendah. Total kandungan alkali pada semen tidak boleh melebihi 0,60% jika dikalkulasi dari
posentase Na2 ditambah 0,685% dari K20.

6.1.3 Pengujian Semen dan Sertifikasi

Sebelum melakukan order semen, Penyedia Jasa harus mengajukan dan meminta
persetujuan Direksi untuk seluruh tipe semen yang diusulkan akan dipergunakan. Semua
semen yang dikirim ke lapangan harus dilengkapi dengan jumlah yang dikirim dan surat
keterangan hasil test harus disampaikan kepada Direksi untuk dimintakan persetujuan.
Kecuali atas perintah Direksi, tipe semen yang dipilih tidak boleh mengalami perubahan
dari yang telah ditentukan di kontrak. Dalam fakta-fakta hasil uji harus diuji mengikuti
lembaran pada sertifikat berikut:
a. Kekuatan : ASTM C 151
b. Waktu pengikatan : ASTM C 191
c. Kuat Tekan : ASTM C 109
d. False Set : ASTM C 191
e. Firmness Test : ASTM C 191

Sertifikat harus berisi keterangan tentang data yang berasal dari pabrik semen, data tentang
kedatangan tiap tahap di lapangan, jumlah pengiriman tiap tahap, dan identifikasi dari
tempat penyimpanan yang berasal dari pabrik.

Atas perintah Direksi, Penyedia Jasa dapat melakukan uji untuk semen di laboratorium
lapangan dengan pengawasan Direksi untuk melakukan cross cek data dari sertifikat yang
diberikan pabrik. Direksi dapat menginstruksikan untuk mengambil sampel semen yang
akan digunakan oleh Penyedia Jasa untuk melakukan cek kualitas di laboratorium lain yang
dianggap independen. Tidak semua semen dapat dipakai pada pekerjaan utama sebelum
dibuktikan bahwa sertifikasinya sesuai dengan persyaratan dan sudah mendapat
persetujuan Direksi.

Jika hasil test yang dihasilkan semen setelah dikirim tidak sesuai dengan spesifikasi yang
dibutuhkan, maka semen tersebut tidak dapat disetujui Direksi untuk dipakai dalam
pekerjaan dan harus dipindahkan dengan biaya dari Penyedia Jasa.
6.1.4 Pengangkutan, Penanganan, dan Penyimpanan Semen

Pengangkutan semen curah harus di dalam tangki yang relatif aman dari gangguan cuaca,
tertutup dan dirancang cukup untuk melindungi semen dari pengaruh kelembaban. Metode
pengangkutan semen dalam kemasan, harus pula dapat melindungi dari kelembaban. Alat
dan metode pengangkutan harus sesuai dengan persetujuan Direksi.

Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas penyimpanan dan perawatan yang memadai
untuk penyimpanan semen di lokasi pekerjaan. Tangki logam atau silo yang digunakan
untuk menyimpan pada sistem pengadukan (batching plant) harus terlindung dari
gangguan cuaca dan tidak boleh ada tampungan mati (dead storage) atau sisa semen dalam
tangki. Bila Direksi beranggapan sisa semen yang menjadi tampungan mati dapat
menganggu proses penyimpanan dalam silo, maka silo harus dikosongkan dan dibersihkan
paling sedikit setiap empat puluh (40) hari.

Pengiriman semen dalam kemasan kantong harus disimpan dalam gudang yang terlindung
dari gangguan cuaca dan bebas dari pengaruh kelembaban. Perencanaan Gudang
Penyimpanan harus mendapat persetujuan Direksi dan ditata sedemikian sehingga
memudahkan untuk pemeriksaan dan identifikasi dari tiap pengiriman semen.

Semen kemasan kantong harus disimpan dalam gudang yang mempunyai lantai lebih dari
30 cm dari tanah, dan pemakaian semen untuk konstruksi diambil berdasarkan prinsip first
in first out. Semen yang datang lebih dulu digunakan lebih dulu agar tidak ada semen yang
rusak saat penyimpanan. Penyimpanan semen harus memperhatikan jarak untuk setiap
tumpukan. Tidak boleh lebih dari dua belas (12) kantong yang diijinkan untuk diletakkan
dalam satu tumpukan atau dengan jumlah tumpukan kurang dari 12 kantong seperti yang
disarankan oleh Direksi. Tiap periode penyimpanan tidak boleh lebih dari enam puluh (60)
hari.

Semen yang sudah tersimpan lebih dari sembilan puluh (90) hari dalam gudang
penyimpanan tidak boleh digunakan dalam pekerjaan kecuali memenuhi persyaratan dan
standar yang sudah ditetapkan oleh Direksi. Jika semen mengalami kerusakan akibat
kelembaban atau dalam pengamatan Direksi ada hal lain yang menyebabkan kerusakan
semen selama dalam pengangkutan, penanganan, atau penyimpanan maka semen yang
rusak harus di pindahkan dengan biaya Penyedia Jasa. Setiap biaya yang dikeluarkan akibat
pengangkutan, penanganan, dan penyimpanan semen harus sudah dipertimbangkan dan
dimasukkan dalam harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga sesuai dengan pasal
6.2.6.

6.1.5 Inventarisasi dan Pelaporan

Penyedia Jasa harus merencanakan dan memastikan stock semen yang tersedia cukup
untuk pelaksanaan pekerjaan yang sedang berlangsung. Setiap bulan Penyedia Jasa harus
membuat Laporan Bulanan sesuai dengan sub pasal 1.26 dari Spesifikasi umum, Laporan
Bulanan tersebut berisi :
a. Stok semen di lapangan sampai akhir bulan sebelumnya.
b. Rencana semen yang dikirim sampai akhir bulan sebelumnya.
c. Jumlah semen yang digunakan dalam pekerjaan sampai akhir bulan sebelumnya.
d. Kerusakan semen sampai dengan akhir bulan sebelumnya secara detail
e. Informasi lain yang mungkin dibutuhkan oleh Direksi.

Anda mungkin juga menyukai