Anda di halaman 1dari 15

URGENSI INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU PARAMETER

PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA

DOSEN PEMBIMBIMBING

Dr. Sama’i, M.Kes.

DISUSUN OLEH

Baldi Putra Mahardika ( 190210201082 )

Varenska Audrey Salsabila ( 190210201070 )

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Urgensi Integrasi
Nasioanal Sebagai Salah Satu Parameter Persatuan dan Kesatuan Bangsa” dengan tepat
waktu. Kami menyadari bahwa tugas ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
sangat mngharapkan adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun atau memperbaiki
dimasa mendatang.

DAFTAR IS
SAMPUL JUDUL.......................................................................................................................i

KATAPENGANTAR................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1

1.3 Tujuan..........................................................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................................2

2.1 Integrasi Nasional........................................................................................................2

2.2 Sejarah Integrasi Nasional di Indonesia......................................................................3

2.3 Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Nasional...............................................5

2.4 Tangtangan Integrasi Nasional....................................................................................6

2.5 Pentingya Integrasi Nasional.......................................................................................6

2.6 Pengaruh Integrasi Nasional Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara...............7

2.7 Pengaruh Urgensi dan Integrasi Nasional...................................................................7

BAB 3 KESIMPULAN...........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam suatu negara pasti memiliki kebegaraman, baik suku, agama, dan kebudayaan.
Maka dari itu setiap negara berupaya untuk manyatukan keberagaman tersebut agar
dalam suatu negara tidak terjadi perpecahan.Suatu negara membutuhkan persatuan
untuk bangsanya yang dinamakan integerasi nasional. Dapat dikatakan bahwa sebuah
negara yang mampu membangun integerasi nasionalnya akan memperkokoh rasa
persatuan dan kesatuan bangsa-bangsa yang ada di dalamnya. Integerasi nasional
merupakan salah satu tolak ukur persatuan dan kesatuan bangsa.
Indonesia merupakan salah satu contoh negara yang memiliki keberagaman, oleh
karena itu Indonesia merupakan negara yang rawan terjadi perpecahan. Untuk itu
diperlukan adanya integrasi nasional untuk menjaga kesatuan dan persatuan negara.

1.2 Rumusan Masalah


Untuk memudahkan pembahasan, kami menyusun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Urgensi Integrasi Nasional


2. Sejarah Integrasi Nasional di Indonesia
3. Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Nasional
4. Tantangan Integrasi Nasional
5. Pentingnya Integrasi Nasional
6. Pengaruh Urgensi dan Integrasi Nasional

1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui tentang urgensi integrasi nasional
2. Mengetahui tentang sejarah integrasi nasional di Indonesia
3. Mengetahui apa saja faktor pendorong dan penghambat integrasi nasional
4. Mengethaui tentang tantangan integrasi nasional
5. Mengerti pentingnya integrasi nasional
6. Mengetahui pengaruh urgensi dan integrasi nasional
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Integrasi Nasional


1. Pengertian Urgensi dan Integrasi Nasioanal
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Urgensi berarti keharusan yang
mendesak atau hal yang sangat penting. Sedangkan Integrasi berarti kesempurnaan
atau keseluruhan.Kata ini berasal dari bahasa latin integer, yang berarti utuh atau
menyeluruh. Berdasarkan arti estimologinya, integrasi dapat diartikan sebagai
pembauran hingga menjadi suatu kesatuan yang utuh atau bulat.
Pengertian Integrasi Nasional adalah suatu upaya untuk mempersatukan atau
menggabungkan berbagai perbedaan pada kelompok budaya atau kelompok sosial di
dalam satu wilayah sehingga membentuk suatu kesatuan yang harmonis di dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan semboyan Bhineka Tunggal
Ika.Dengan kata lain, integrasi nasional adalah hasrat dan kesadaran untuk bersatu
sebagai satu bangsa yakni bangsa Indonesia. Pengertian Integrasi Nasional Menurut
Para Ahli Agar lebih memahami apa arti integrasi nasional, maka kita dapat merujuk
pada pendapat beberapa ahli berikut ini:
1. Dr. Nazaruddin Sjamsuddin
Menurut Dr. Nazaruddin Sjamsuddin, pengertian Integrasi nasional adalah
proses penyatuan suatu bangsa yang mencakup semua aspek kehidupannya,
yaitu aspek sosial, politik, ekonomi, dan budaya.
2. J. Soedjati Djiwandono
Menurut J. Soedjati Djiwandono, arti kata Integrasi nasional adalah cara
bagaimana kelestarian persatuan nasional dalam arti luas dapat didamaikan
dengan hak menentukan nasib sendiri. Integrasi nasional bangsa indonesia
berarti hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai suatu bangsa, menjadi satu
kesatuan bangsa secara resmi, dan direalisasikan dalam satu kesepakatan atau
konsensus nasional melalui Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
3. Myron Weiner
Menurut Myron Weiner, integrasi bangsa adalah proses penyatuan dari berbagai
kelompok budaya dan sosial ke dalam satu kesatuan wilayah, dalam rangka
pembentukan suatu identitas nasional.
4. Howard Wriggins
Menurut Howard Wriggins, integrasi bangsa adalah penyatuan bagian yang
berbeda-beda dari suatu masyarakat menjadi suatu kesatuan yang lebih utuh
atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang jumlahnya banyak menjadi
satu kesatuan bangsa.
2. Jenis Integrasi
1. Integrasi Asimilasi;
merupakan penggabungan dua atau lebih kebudayaan yang menghilangkan ciri
khas kebudayaan aslinya yang diterima oleh masyarakat.
2. Integrasi Akulturas
merupakan penggabungan dua atau lebih kebudayaan tanpa menghilangkan ciri
khas kebudayaan asli di suatu lingkungan.
3. Integrasi Normatif
terjadi karna keberadaan norma-norma yang berlaku dan mempersatukan
masyarakat sehingga integrasi lebih mudah terbentuk.
4. Integrasi Instrumental
terjadi dan tampak secara nyata sebagai akibat adanya keseragaman antar
individu dalam lingkungan masyarakat, misalnya keseragaman pakaian.
5. Integrasi Ideologis
terjadi dan tampak secara nyata karena adanya ikatan spiritual/ ideologis yang
kuat tanpa adanya paksaan.
6. Integrasi Fungsional
terjadi karena adanya berbagai fungsi tertentu dari semua pihak di dalam
masyarakat.
7. Integrasi Koersif
terjadi karena adanya pengaruh dari penguasa dan bersifat paksaan.

2.2 Sejarah Integrasi Nasional di Indonesia


Menurut Suroyo (2002), ternyata sejarah menjelaskan bangsa kita sudah mengalami
pembangunan integrasi sebelum bernegara Indonesia yang merdeka. Menurutnya, ada
tiga model integrasi dalam sejarah perkembangan integrasi di Indonesia, yakni 1) model
integrasi Majapahit, 2) model integrasi kolonial, dan 3) model integrasi nasional
Indonesia.
a. Model integrasi Majapahit
Model integrasi pertama ini bersifat kemaharajaan (imperium) Majapahit. Struktur
kemaharajaan yang begitu luas ini berstruktur konsentris. Dimulai dengan konsentris
pertama yaitu wilayah inti kerajaan (nagaragung): pulau Jawa dan Madura yang
diperintah langsung oleh raja dan saudara-saudaranya. Konsentris kedua adalah wilayah
di luar Jawa (mancanegara dan pasisiran) yang merupakan kerajaan-kerajaan otonom.
Konsentris ketiga (tanah sabrang) adalah negara-negara sahabat di mana
Majapahitmenjalin hubungan diplomatik dan hubungan dagang, antara lain dengan
Champa, Kamboja, Ayudyapura (Thailand).
b. Model integrasi kolonial
Model integrasi kedua atau lebih tepat disebut dengan integrasi atas wilayah Hindia
Belanda baru sepenuhnya dicapai pada awal abad XX dengan wilayah yang terentang
dari Sabang sampai Merauke. Pemerintah kolonial mampu membangun integrasi wilayah
juga dengan menguasai maritim, sedang integrasi vertikal antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah dibina melalui jaringan birokrasi kolonial yang terdiri dari
ambtenaar-ambtenaar (pegawai) Belanda dan pribumi yang tidak memiliki jaringan
dengan massa rakyat. Dengan kata lain pemerintah tidak memiliki dukungan massa yang
berarti. Integrasi model kolonial ini tidak mampu menyatukan segenap keragaman
bangsa Indonesia tetapi hanya untuk maksud menciptakan kesetiaan tunggal pada
penguasa kolonial.
c. Model integrasi nasional Indonesia
Model integrasi ketiga ini merupakan proses berintegrasinya bangsa Indonesia sejak
merdeka tahun 1945. Meskipun sebelumnya ada integrasi kolonial, namun integrasi
model ketiga ini berbeda dengan model kedua. Integrasi model kedua lebih dimaksudkan
agar rakyat jajahan (Hindia Belanda) mendukung pemerintahan kolonial melalui
penguatan birokrasi kolonial dan penguasaan wilayah. Integrasi model ketiga
dimaksudkan untuk membentuk kesatuan yang baru yakni bangsa Indonesia yang
merdeka, memiliki semangat kebangsaan (nasionalisme) yang baru atau kesadaran
kebangsaan yang baru. Model integrasi nasional ini diawali dengan tumbuhnya
kesadaran berbangsa khususnya pada diri orang-orang Indonesia yang mengalami proses
pendidikan sebagai dampak dari politik etis pemerintah kolonial Belanda. Mereka
mendirikan organisasi-organisasi pergerakan baik yang bersifat keagamaan,
kepemudaan, kedaerahan, politik, ekonomi perdagangan dan kelompok perempuan.
Para kaum terpelajar ini mulai menyadari bahwa bangsa mereka adalah bangsa jajahan
yang harus berjuang meraih kemerdekaan jika ingin menjadi bangsa merdeka dan
sederajat dengan bangsa-bangsa lain. Mereka berasal dari berbagai daerah dan suku
bangsa yang merasa sebagai satu nasib dan penderitaan sehingga bersatu menggalang
kekuatan bersama. Misalnya, Sukarno berasal dari Jawa, Mohammad Hatta berasal dari
Sumatera, AA Maramis dari Sulawesi, Tengku Mohammad Hasan dari Aceh.

2.3 Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Nasional


1. Pendorong Integrasi Nasional
a. Adanya faktor sejarah sehingga timbul rasa senasib dan seperjuangan.
b. Semua kalangan masyarakat Indonesia memiliki keinginan untuk bersatu,
seperti yang tertuang pada Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928.
c. Timbulnya rasa cinta tanah air yang ditunjukkan pada masa perjuangan merebut
kemerdekaan, hingga mengisi kemerdekaan.
d. Adanya rasa rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara seperti yang
ditunjukkan oleh para pahlawan yang gugur selama masa perjuangan
kemerdekaan.

e. Konsensus nasional di dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila


serta UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan
bahasa kesatuan bahasa Indonesia.

2. Penghambat Integrasi Nasional


a. Keanekaragaman budaya, bahasa daerah, agama, ras, dan berbagai perbedaan
lainnya menjadi faktor penghambat proses national integration.
b. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat luas dan terdiri dari
ribuan kepulauan dan dikelilingi lautan yang luas juga menjadi penghambat
integrasi bangsa.
c. Ketimbangan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah telah menimbulkan
rasa tidak puas. Masih banyaknya konflik berunsur SARA (Suku, Agama, Ras,
dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahaan, domenstrasi, juga
menjadi faktor penghambat integrasi.
d. Paham etnossentrisme yang masih dimiliki oleh beberapa suku sehingga
menonjolan kelebihan daerahnya dan meremehkan budaya suku bangsa yang lain.
2.4 Tangtangan Integrasi Nasional
Dalam upaya mewujudkan integrasi nasional Indonesia, tantangan yang dihadapi datang
dari dimensi horizontal dan vertikal. Dalam dimensi horizontal, tantangan yang ada
berkenaan dengan pembelahan horizontal yang berakar pada perbedaan suku, agama, ras,
dan geografi. Sedangkan dalam dimensi vertikal, tantangan yang ada adalah berupa celah
perbedaan antara elite dan massa, di mana latar belakang pendidikan kekotaan
menyebabkan kaum elite berbeda dari massa yang cenderung berpandangan tradisional.

Terkait dengan dimensi horizontal ini, salah satu persoalan yang dialami oleh negara-
negara berkembang termasuk Indonesia dalam mewujudkan integrasi nasional adalah
masalah primordialisme yang masih kuat. Masih besarnya ketimpangan dan
ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan dapat menimbulkan
berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan
Antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa. Hal
ini bisa berpeluang mengancam integrasi horizontal di Indonesia. Terkait dengan dimensi
vertikal, tantangan yang ada adalah kesediaan para pemimpin untuk terus menerus
bersedia berhubungan dengan rakyatnya. Pemimpin mau mendengar keluhan rakyat, mau
turun kebawah, dan dekat dengan kelompok-kelompok yang merasa dipinggirkan.

2.5 Pentingya Integrasi Nasional


Intergrasi nasional merupakan salah satu cara untuk menyatukan berbagai macam
perbedaan yang ada di Indonesia. Adanya upaya mengintegrasikan Indonesia, perbedaan-
perbedaan yang ada tetap harus diakui dan dihargai sehingga Indonesia menjadi negara
yang dapat mencapai tujuannya. Selain menghargai dan mengakui berbagai macam
perbedaan di Indonesia, masyarakat Indonesia harus memliki rasa toleransi terhadap
sesama sehingga tidak terjadi konflik yang berkepanjangan yang dapat merugikan
Indonesia. Dikarenakan Indonesia merupakan negara yang masih berkembang atau dapat
dikatakan negara yang masih mencari jati diri. Jika tidak adanya integrasi nasional di
Indonesia maka dapat mengancam keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa, seperti
gerakan separatisme yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) akibat dari ketidakpuasan dan perbedaan kepentingan.
2.6 Pengaruh Integrasi Nasional Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Integrasi Nasional merupakan salah satu cara untuk menyatukan berbagai macam
perbedaan yang ada di Indonesia.Integras itu sendiri dapat dikatakan sebagai suatu
langkah yang baik untuk menyatukan sesuatu yang semula terpisah menjadi sesuatu
keutuhan yang baik bagi bangsa Indonesia, misal menyatukan berbagai macam suku dan
budaya yang ada serta menyatukan berbagai macam agama di Indonesia.

Integrasi Nasional penting untuk diwujudkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia


dikarenakan Indonesia adalah negara yang masih berkembang atau dapat dikatakan
negara yang masih mencari jati diri. Indonesia telah melalui dua fase, dimulai dari fase
diplomasi maupun militer dalam penyatuan wilayah, pemberontakan, gerakan
sparatis,konflik horizontal, dan peristiwa lain yang lazimnya dialami oleh bangsa plural
yang baru dibentuk.

Menurut MyronWeiner dalam Surbakti (2010), dalam negara merdeka, faktor pemerintah
yang berkeabsahan (legitimate) merupakan hal penting bagi pembentukan negara-
bangsa. Hal ini disebabkan tujuan negara hanya akan dapat dicapai apabila terdapat suatu
pemerintah yang mampu menggerakkan dan mengarahkan seluruh potensi masyarakat
agar mau bersatu dan bekerja bersama, Kemampuan ini tidak hanya dapat dijalankan
melalui kewenangan menggunakan kekuasaaan fisik yang sah tetapi juga persetujuan dan
dukungan rakyatnya terdapat pemerintah itu. jadi, diperlukan hubungan yang ideal antara
pemerintah dengan rakyatnya sesuai dengan sistem nilai dan politik yang disepakati. Hal
demikian memerlukan integrasi politik. Negara-bangsa baru, seperti halnya indonesia
setelah tahun 1945, membangun integrasi juga menjadi tugas penting.

2.7 Pengaruh Urgensi dan Integrasi Nasional


Dalam mengarungi kehidupannya, sebuah negara-bangsa (nation state) selalu dihadapkan
pada upaya bagaimana menyatukan keanekaragaman orang–orang yang ada di dalamnya
agar memiliki rasa persatuan, kehendak untuk bersatu dan secara bersama bersedia
membangun kesejahteraan untuk bangsa yang bersangkutan. Oleh karena itu, bagaimana
mungkin suatu negara-bangsa bisa membangun, jika orangorang yang ada di dalam
negara tersebut tidak mau bersatu, tidak memiliki perasaan sebagai satu kesatuan dan
tidak bersedia mengikatkan diri sebagai satu bangsa.
Masyarakat yang terintegrasi dengan baik merupakan harapan bagi setiap negara. Sebab
integrasi masyarakat merupakan kondisi yang sangat diperlukan bagi negara untuk
membangun kejayaan nasional demi mencapai tujuan yang diharapkan. Ketika
masyarakat suatu negara senantiasa diwarnai oleh pertentangan atau konflik, maka akan
banyak kerugian yang diderita, baik kerugian berupa fisik material seperti kerusakan
sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, maupun kerugian mental
spiritual seperti perasaan kekhawatiran, cemas, ketakutan, bahkan juga tekanan mental
yang berkepanjangan. Di sisi lain, banyak pula potensi sumber daya yang dimiliki oleh
negara di mana semestinya dapat digunakan untuk melaksanakan pembangunan bagi
kesejahteraan masyarakat akhirnya harus dikorbankan untuk menyelesaikan konflik
tersebut. Dengan demikian negara yang senantiasa diwarnai dengan konflik di dalamnya
akan sulit untuk mewujudkan kemajuan

Integrasi masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang tidak mungkin diwujudkan,
karena setiap masyarakat di samping membawa potensi integrasi juga menyimpan
potensi konflik atau pertentangan. Persamaan kepentingan, kebutuhan untuk
bekerjasama, serta konsensus tentang nilai-nilai tertentu dalam masyarakat, merupakan
potensi yang mengintegrasikan. Sebaliknya perbedaan-perbedaan yang ada dalam
masyarakat seperti perbedaan suku, perbedaan agama, perbedaan budaya, dan perbedaan
kepentingan menyimpan potensi konflik, terlebih apabila perbedaan-perbedaan itu tidak
dikelola dan disikapi dengan cara dan sikap yang tepat. Namun apa pun kondisinya,
integrasi masyarakat merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk membangun
kejayaan bangsa dan negara sehingga perlu senantiasa diupayakan. Kegagalan dalam
mewujudkan integrasi masyarakat berarti kegagalan untuk membangun kejayaan
nasional, bahkan dapat mengancam kelangsungan hidup bangsa dan negara yang
bersangkutan.
BAB 3
KESIMPULAN

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keberagaman, oleh karena itu
diperlukan adanya integrasi nasional untuk menjaga kesatuan dan persatuan negara. Integrasi
Nasional dapat diwujudkan apabila warga Indonesia memiliki kesadaran bahwa mereka
adalah bagian dari negara tersebut dan mereka harus menjaga keutuhan NKRI dengan
menghargai perbedaan yang ada sehingga tidak terjadi dissintegrasi yang menyebabkan
perpecahan dalam NKRI.
PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Nisa aulia (pendidikan ekonomi) : jenis integrasi nasional yang ada di indonesia ?
 Integrasi yang ada di indonesia sudah mencakup semua jenis integrasi karena
indonesia menggunakan jenis integrasi nasional untuk menyatukan masyarakatnya
dan integrasi ini telah disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang ada
2. Deva firdia (pendidikan luar sekolah) : bagaimana apabila penggabungan budaya malah
dapat menyebabkan disintegrasi ?
 Integrasi akulturasi terjadi karena masyarakat sudah terbiasa hidup berdampingan
dengan masyarakat lain yang memiliki perbedaan baik suku,agama, ras, dan bahasa
sehingga mereka mulai menciptakan suatu kebudayaan atau nilai dan norma baru
yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat di lingkungan tersebut. Pembentukan
nilai dan norma baru ini di buat berdasarkan persetujuan bersama sehingga tidak ada
pihak yang merasa dirugikan atau diuntungkan. Apabila terjadi disintegrasi berarti
penggabungan kebudayaan tersebut tidak berjalan dengan lancar dan harus diadakan
perundingan kembali agar dapat tercipta peraturan yang sesuai
3. Wafiq azizah (pls) : cara mencegah masuknya budaya yang negatif ?
 Di era globalisasi ini kebudayaan asing dapat dengan mudah kita pelajari dan masuk
kedalam kehidupan kita, baik kebudayaan yg bersifat negatif atau positif. Hal ini
tidak dapat di pungkiri karena kita juga tidak dapat menolak masuknya budaya
asing tersebut. Salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah memberikan proteksi
pada diri kita sendiri, bagaimana cara kita memilih kebudayaan yang sesuai dengan
nilai dan norma yang ada di negara kita dan membuang budaya yang tidak sesuai.
Penanaman nilai dan norma sejak dini juga dapat memproteksi kita dari pengaruh
negatif budaya asing selain itu penanaman nilai agama juga penting untuk
membantu kita membatasi pergaulan yang tidak baik
4. Zakia Lina N : mengapa paham primordialisme dapat terjadi di indonesia dan bagaimana
cara mengatasinya ?
 Paham primordialisme telah ada di indonesia sejak jaman sebelum kemerdekaan, hal
ini karena rakyat indonesia pada saat itu terpisah berdasarkan wilayah tempat tinggal
nya dan sulit mengakses wilayah lain. Hal ini menyebabkan adanya paham yang
menganggap bahwa kebudayaannya lebih baik daripada kebudayaan lain dan
menimbulkan pikiran bahwa budaya lain akan membawa pengaruh buruk.
Cara untuk mengatasi paham primordialisme ini adalah dengan adanya sikap
toleransi antar warga negara dan sikap mengahrgai kebudayaan lain sebagai suatu
keberagaman yang dapat menyatukan suatu bangsa dan menjadi ciri khas bangsa
tersebut. Selain itu, sikap primordialisme juga dapat diatasi dengan cara
mengenalkan budaya dari daerah lain pada anak" sekolah agar mereka tahu bahwa
indonesia itu penuh dengan keberagaman dan dapat menumbuhkan rasa toleransi
antar masyarakat
5. Alfina Widi : apa itu konsentris? Contoh konsentris wilayah kerajaan ? Stuktur
konsentris
 Konsentris adalah sistem kekuasaan yang berpusat pada penguasa yang pada saat
masa kerajaan dipimpin oleh raja. Pada sistem konsentris dimana raja ditempatkan
pada kekuasaab tertinggi sehingga semua peraturan dan hukum yang berlaku
ditentukan oleh raja dan rakyat harus mentaati peraturan tersebut.
 Contoh konsentris adalah pada sistem pajak, raja menentukan besaran jumlah pajak
yang harus dibayarkan oleh rakyatnya dan para perdana menteri yang menyebarkan
peraturan tersebut.
 Struktur pemerintahan pada sistem konsentris adalah raja sebagai pimimpin tertinggi
sekaligus sebagai penentu peraturan yang berlaku dan perdana menteri bertugas
untuk menyebarkan peraturan yang telah dibuat oleh raja pada setiap daerah sesuai
pembagian wilayah sistem konsentris

a.
DAFTAR PUSTAKA

Hayati, N. (t.thn.). URGENSI INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU


PARAMETER PERSATUAN DAN KESATUAN. Diambil kembali dari academia:
https://www.academia.edu

Integrasi Nasional: Pengertian, Syarat, Jenis, dan Faktor Integrasi Nasional. (t.thn.).
Diambil kembali dari maxmanroe: https://www.maxmanroe.com

Paristiyanti Nurwardani, H. Y. (t.thn.). PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN untuk


Perguruan Tinggi. Diambil kembali dari ristekdikti: https://belmawa.ristekdikti.go.id

Anda mungkin juga menyukai