Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN AKHIR TUGAS MATA KULIAH GIZI DALAM DAUR

KEHIDUPAN

“LANSIA DENGAN HIPERTENSI DAN PENYAKIT TIROID”

Oleh :

THALITA AULIA RAMADHAN

17051334024

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

PROGRAM STUDI S1 GIZI

2019
DATA ENUMERATOR

Nama NIM Foto


Thalita Aulia Ramadhan 17051334024

2|Gizi dalam Daur Kehidupan


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-
Nya kami bisa menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Laporan ini diajukan
guna memenuhi tugas mata kuliah Gizi dalam Daur Kehidupan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah


Gizi dalam Daur Kehidupan dan semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian laporan ini, baik berupa pemikiran maupun materi. Sehingga laporan
ini dapat selesai tepat pada waktunya. Laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

Terlepas dari itu kami berharap laporan ini dapat bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Surabaya, 13 Desember 2019

Penulis

3|Gizi dalam Daur Kehidupan


DAFTAR ISI

DATA ENUMERATOR....................................................................................................2
KATA PENGANTAR.......................................................................................................3
DAFTAR ISI......................................................................................................................4
BAB I.................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.........................................................................................................5
A. Latar Belakang...................................................................................................5
B. Tujuan................................................................................................................7
C. Metode...............................................................................................................7
D. Instrumen...........................................................................................................7
E. Waktu Pelaksanaan............................................................................................7
BAB II...............................................................................................................................8
PELAKSANAAN KONSELING...................................................................................8
A. Klien 1................................................................................................................8
B. Klien 2................................................................................................................9
BAB III............................................................................................................................11
LAPORAN EMPIRIS..................................................................................................11
BAB IV............................................................................................................................18
PENUTUP...................................................................................................................18
A. Kesimpulan......................................................................................................18
B. Saran................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................19
LAMPIRAN.....................................................................................................................20

4|Gizi dalam Daur Kehidupan


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia, daur atau siklus kehidupan berkaitan
dengan tumbuh kembang dan proses penuaan. Tahapan daur atau siklus
kehidupan terdiri dari masa kehamilan, masa menyusui, masa bayi, masa
balita, masa usia sekolah, masa remaja, masa usia dewasa dan masa usia
lanjut. Pendekatan siklus atau daur kehidupan penting dipelajari karena
kondisi kesehatan pada satu tahap dapat dipengaruhi oleh tahap
sebelumnya. Keadaan kesehatan setiap individu pada setiap tahap daur
kehidupan dipengaruhi secara langsung oleh dua faktor utama yaitu
konsumsi makanan dan adanya penyakit infeksi.

Suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi semua orang
menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, aktivitas tubuh
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. AKG merupakan
kecukupan pada tingkat konsumsi sedangkan pada tingkat produksi dan
penyediaan perlu diperhitungkan kehilangan dan penggunaan lainnya dari
tingkat produksi sampai tingkat konsumsi. AKG ditulis dalam bentuk
tabel. Pada kolom pertama, tertulis kelompok umur dan jenis kelamin
mulai dari bayi hingga usia lanjut serta tambahan energi dan zat gizi untuk
ibu hamil dan ibu menyusui. Pada kolom berikutnya tertulis BB (kg) dan
TB (cm) yang merupakan rata-rata BB dan TB pada kelompok umur
tersebut. Pada kolom keempat dan seterusnya berisi kecukupan energi dan
zat gizi sehari untuk kelompok umur dan jenis kelamin tertentu. Zat gizi
yang dicantumkan terdiri dari zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein,
lemak, serat dan air, serta vitamin dan mineral. Manfaat AKG adalah
pertama sebagai acuan dalam menilai kecukupan gizi; kedua sebagai acuan
dalam menyusun makanan sehari-hari termasuk perencanaan makanan di
institusi; ketiga sebagai acuan perhitungan dalam perencanaan penyediaan
pangan tingkat regional maupun nasional; keempat sebagai acuan
pendidikan gizi serta sebagai acuan label pangan yang mencantumkan
informasi nilai gizi.

Banyak batasan yang digunakan untuk menetapkan seseorang


memasuki usia lanjut (lansia), salah satunya adalah ketika memasuki usia
di atas 55 tahun. Berbagai perubahan terjadi pada masa transisi dari usia
dewasa ke lansia. Perubahan tersebut ditandai dengan penurunan fungsi
dari berbagai organ dan jaringan. Proses penuaan merupakan proses

5|Gizi dalam Daur Kehidupan


alamiah dimana jaringan mengalami perubahan struktur, fungsi yang
menyebabkan kualitas hidup menjadi berubah.

Beberapa perubahan menyebabkan lansia rentan terhadap masalah


gizi dan berbagai penyakit, seperti penyakit degeneratif yaitu menurunnya
fungsi dan kualitas jantung, pembuluh darah serta organ penting lainnya
(ginjal, hati, pankreas, lambung, otak) dapat menurunkan imunitas dan
meningkatkan oksidan (racun), yang akhirnya menimbulkan berbagai
penyakit atau gangguan metabolik, terutama hipertensi, hiperkolesterol,
diabetes, asam urat (gout), gangguan ginjal, dan kanker. Penurunan fungsi
sistem saraf yang berkaitan dengan daya ingat berisiko menimbulkan
dimensia (cepat lupa).

Kebutuhan gizi lansia berbeda dengan kebutuhan gizi orang


dewasa. Pada umumnya kebutuhan akan energi semakin berkurang,
sedangkan beberapa vitamin dan mineral yang dibutuhkan lebih banyak.
Kebutuhan gizi lansia laki-laki berbeda dengan lansia perempuan.
Semakin bertambah usianya, kebutuhan gizi lansia semakin berkurang.
Oleh karena itu kebutuhan gizinya dikelompokkan berdasarkan usia (50—
64 dan 65 ke atas), dan jenis kelamin.

6|Gizi dalam Daur Kehidupan


B. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah gizi dalam daur kehidupan
2. Untuk praktik konseling gizi terhadap klien lansia dengan hipertensi
3. Untuk praktik konseling gizi terhadap klien lansia dengan tiroid

C. Metode
Metode yang digunakan adalah wawancara dan pengamatan.
Wawancara yang dilakukan termasuk dalam wawancara terencana karena
dilakukan untuk memperoleh bahan-bahan informasi sesuai dengan tema
yang telah direncanakan sebelumnya. Untuk melakukan wawancara
terencana, pewawancara terlebih dahulu harus menyiapkan interview
guide (pedoman wawancara) dan menentukan narasumber atau informan
yang relevan. Narasumber yang dimaksud adalah pihak yang dianggap
memiliki pengetahuan dan pengalaman yang terkait dengan tema yang
telah direncanakan.

Wawancara dilakukan secara langsung kepada konseli atau klien


mengenai masalah yang dialami oleh klien. Pengamatan dilakukan
terhadap konseli atau klien mengenai pola hidup termasuk pola makan
yang dapat menyebabkan masalah gizi atau dapat juga memperburuk
masalah yang sedang dialaminya. Sehingga konselor dapat memberikan
penanganan saran solusi atau intervensi terkait dengan Asupan Gizi
konseli/klien.

D. Instrumen
Instrumen dalam kegiatan ini menggunakan instrumen wawancara
berupa lembar konseling yang berisi assesmen gizi dan hasil recall 1x24
jam serta daftar pertanyaan yang sesuai dengan klien. Daftar pertanyaan
tersebut berisi mulai dari keadaan yang dialami klien dan bagaimana klien
mengatasi permasalahan tersebut.

E. Waktu Pelaksanaan
Hari, tanggal : Sabtu, 7 Desember 2019
Pukul : 09.00-selesai

7|Gizi dalam Daur Kehidupan


BAB II

PELAKSANAAN KONSELING

A. Klien 1
1. Biodata
a. Kasus : Hipertensi
b. Nama : R.rr Oemi Sabarati
c. Alamat : Jl. Dieng No.1 Kepuh Permai
d. Usia : 76 tahun
e. BB : 65 kg
f. TB : 153 cm
g. Jenis kelamin : Perempuan
h. Daerah asal : Pekalongan
i. Agama : Islam
j. Status : Janda
k. Pekerjaan :-

2. Riwayat kasus
Dari proses wawancara yang telah dilakukan, didapati informasi
bahwa ibu ini memang menyukai makanan berlemak dan bersantan
dan makanan setiap hari cenderung berlemak serta bersantan.
Konsumsi makan setiap hari 3x sehari dan suka nyemil, karena
anaknya berjualan jajanan pasar maka setiap hari diberi oleh anaknya
tersebut.
Aktivitasnya setiap hari hanya duduk-duduk di depan rumah dari
pagi, kemudian jika agak siang beliau tidur siang hingga sore hari.
Setelah bangun beliau menonton tv hingga malam.
Untuk kebiasaan tidur beliau mengatakan bahwa sering terbangun
beberapa kali saat tengah malam, kadang terbangun pukul 2 malam
lalu tidak bisa tidur hingga pagi.
Terkait penyakit hipertensinya, beberapa tahun lalu masih kontrol
ke dokter namun sekarang sudah tidak pernah kontrol ke dokter.
Hanya cek tekanan darah sebulan sekali di rumah karena beliau punya
alat untuk cek tekanan darah.
Jika tekanan darah sedang tinggi beliau mengeluh pusing dan sakit
kepala hingga kalau dibuat berjalan nggeliyeng.

8|Gizi dalam Daur Kehidupan


3. Media pendekatan
Media pendekatan yang digunakan kepada klien berupa lembar
konseling, dan daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Pada daftar
pertanyaan yang diajukan klien dapat bercerita seiring berjalannya
pertanyaan sehingga konselor dapat menggali lebih dalam
permasalahan pada klien untuk mengetahui bagaimana pola konsumsi
dan aktivitas sehari-hari pada klien tersebut dan memberikan informasi
dan pemahaman tentang makanan yang baik dikonsumsi, makanan
yang dihindari dan dibatasi. Selain itu, konselor memberikan masukan
dan motivasi agar dapat berubah ke pola hidup sehat.

B. Klien 2
1. Biodata
a. Kasus : Hipertiroid
b. Nama : Dewi
c. Alamat : Jl. Dieng No.1 Kepuh Permai
d. Usia : 55 tahun
e. BB : 45 kg
f. TB : 150 cm
g. Jenis kelamin : Perempuan
h. Daerah asal : Surabaya
i. Agama : Islam
j. Status : Janda
k. Pekerjaan : jualan

2. Riwayat kasus
Dari proses wawancara yang telah dilakukan, didapati informasi
bahwa ibu ini konsumsi makan setiap harinya tidak teratur, kadang
makan kadang tidak. Namun suka nyemil, karena berjualan jajanan
pasar maka kadang memakan jajan jualannya tersebut.
Aktivitasnya setiap hari berjualan jajanan pasar saat pagi hingga
siang hari. Sore hingga malam biasanya hanya menonton tv saja.
Untuk kebiasaan tidurnya sering tidur larut malam karena
menonton tv dan bangun pagi sekali untuk berjualan.
Terkait penyakit hipertiroidnya, beberapa tahun lalu pernah di
operasi kelenjar tiroidnya. Namun tetap tidak sembuh total dan sempat
kambuh tahun lalu hingga kritis di rumah sakit karena akibat dari
beliau sendiri yang tidak menjaga pola hidupnya dan terkadang

9|Gizi dalam Daur Kehidupan


mengonsumsi makanan yang seharusnya dilarang ataupun dibatasi
oleh penderita penyakit tiroid.

3. Media / pendekatan yang digunakan


Media pendekatan yang digunakan kepada klien berupa lembar
konseling, dan daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Pada daftar
pertanyaan yang diajukan klien dapat bercerita seiring berjalannya
pertanyaan sehingga konselor dapat menggali lebih dalam
permasalahan pada klien untuk mengetahui bagaimana pola konsumsi
dan aktivitas sehari-hari pada klien tersebut dan memberikan informasi
dan pemahaman tentang makanan yang baik dikonsumsi, makanan
yang dihindari dan dibatasi. Selain itu, konselor memberikan masukan
dan motivasi agar dapat berubah ke pola hidup sehat.

10 | G i z i d a l a m D a u r K e h i d u p a n
BAB III

LAPORAN EMPIRIS
A. Hipertensi
Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolik
dan sistolik yang intermiten atau menetap. Pengukuran tekanan darah
serial 150/95 mmHg atau lebih tinggi pada orang yang berusia diatas 50
tahun memastikan hipertensi. Insiden hipertensi meningkat seiring
bertambahnya usia (Stockslager, 2008). Hipertensi atau darah tinggi
adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang ditandai
dengan peningkatan tekanan darah. WHO (World Health Organization)
memberikan batasan tekanan darahnormal adalah 140/90 mmHg, dan
tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai
hipertensi. Batasan ini tidak membedakan antara usia dan jenis kelamin
(Marliani, 2007). Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah
persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di
atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai
tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Rohaendi,
2008).
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah
terjadinya perubahan-perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap
tahun sesudah berumur 20 tahun. Hal tersebut menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah karena kurangnya
efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti


penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang
sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai
berikut :

1. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika
orang tuanya adalah penderita hipertensi.
2. Ciri perseorangan
a. Umur (umur bertambah maka TD meningkat)
b. Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi daripada perempuan)

11 | G i z i d a l a m D a u r K e h i d u p a n
c. Ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih)
d. Kebiasaan hidup
- Konsumsi garam tinggi (melebihi 30gr)
- Kegemukan
- Stress
- Merokok
- Minum alkohol
- Minum obat-obatan

Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah penyakit seperti


ginjal, glomerulonefritis, pielonefritis, nekrosis tubular akut, tumor,
vascular, aterosklerosis, hiperplasia, trombosis, aneurisma, kelainan
endokrin, DM, hipertiroidisme, saraf, stroke, ensepalitis. Selain itu dapat
juga diakibatkan karena obat-obatan kontrasepsi oral kortikosteroid.

Manifestasi klinis :

1. Sakit kepala dan pusing


2. Nyeri kepala berputar
3. Rasa berat di tengkuk
4. Marah (emosi tidak stabil)
5. Telinga berdengung
6. Sukar tidur
7. Kesemutan
8. Kesulitan bicara
9. Mual / muntah
10. Epistaksis
11. Migrain
12. Mudah lelah
13. Tinistus yang diduga berhubungan dengan naiknya tekanan
darah

Patofisiologi meningkatnya tekanan darah di dalam saluran arteri bisa


terjadi melalui beberapa cara, yaitu : jantung memompa lebih kuat sehingga
mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya, arteri besar kehilangan
kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang
pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut, karena-nya darah
pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh darah yang
sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yan
terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku
karena arteriosklerosis.

12 | G i z i d a l a m D a u r K e h i d u p a n
Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat
terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu
mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
Bertambahnya cairan dalam sirkuilasi bisa menyebabkan
meningkatnya tekanan darah, hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi
ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam
tubuh, volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanand arah juga
meningkat, sebaliknya jia : aktivitas memompa jantung berkurang, arteri
mengalami pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan
darah akan menurun.
Penyesuaian terhadap faktor – faktor tersebut dilaksanakan oleh
perubahan di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari system
saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis).
Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara : jika
tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air,
sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali normal. Jika
tekanan darah menururn, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air,
sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali normal. Ginjal
juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang
disebut rennin, yang memicu pembentukan hormone angiotensin, yang
selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron. Ginjal merupakan
organ penting dalam mengendalikan tekanan darah, karena iti berbagai
penyakit dan kelainan pada ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah
tinggi.
Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal
(stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi. Perdangan dan cedera
pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan
darah.
Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari system saraf otonom,
yang untuk sementara waktu akan : meningkatkan tekanan darah selama
respon fight – or – flight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar).
Meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; jugta mempersempit

13 | G i z i d a l a m D a u r K e h i d u p a n
sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteteriola di daerah tertentu
(misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak).
Mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan
meningkatkan volume darah dalam tubuh. Melepaskan hormone epinefrin
(adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin), yang merangsang jantung dan
pembuluh darah.
Berdasarkan penyebab, hipertensi dibagi dalam 2 golongan yaitu :

1. Hipertensi primer / esensial


Merupakan hipertensi yang penyebabnya tidak ketahui,
biasanya berhubungan dengan faktor keturunan dan
lingkungan.
2. Hipertensi sekunder
Merupakan hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui
secara pasti.

Klasifikasi hipertensi berdasarkan The Joint National Commite on


Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure, adalahh
sebagai berikut :

1. Normal tinggi (perbatasan) 130-139 85-89


2. Stadium 1 (ringan) 140-159 90-99
3. Stadium 2 (sedang) 160-179 100-109
4. Stadium 3 (berat) 180-209 110-119
5. Stadium 4 (sangat berat) 210> 120>

Pemeriksaan penunjang :

1. Hemoglobin dan hematokrit


2. BUN
3. Kalium serum
4. Kalsium serum
5. Kolesterol dan TG
6. Tiroid
7. Aldosteron urin/serum
8. Urinalisa darah, protein, glukosa
9. UA
10. Steroid urin
11. IVP
12. Foto dada
13. CT scan
14. EKG

14 | G i z i d a l a m D a u r K e h i d u p a n
B. Tiroid
Kelenjar tiroid yang terletak di bawah jakun, berbentuk seperti
kupu-kupu dan juga dikenal sebagai kelenjar gondok bertanggung jawab
untuk melepaskan dua hormon utama, yaitu triiodothyronine (T3) dan
thyroxine (T4). Hormon-hormon ini melaksanakan fungsinya untuk
membantu mengendalikan metabolisme dalam tubuh.
Diagnosa penyakit tiroid sulit dilakukan, karena gejala penyakit
tiroid bisa bermacammacam tergantung pada naik dan turunnya hormon
tiroid. Hormon tiroid meningkatkan penggunaan oksigen oleh sel-sel
tubuh. Ketika tiroid memproduksi hormon berlebih, sel tubuh akan bekerja
lebih keras dan metabolisme tubuh menjadi lebih cepat, kondisi ini disebut
hipertiroid. Ketika tiroid tidak memproduksi hormon yang cukup, sel
tubuh akan bekerja lebih lambat, kondisi ini disebut hipotiroid. Selain
pemeriksaan dan penyelidikan tiroid, interpretasi data klinis yang tepat
merupakan pelengkap penting dalam diagnosa penyakit tiroid. Seseorang
akan sulit mengetahui bahwa dia terkena penyakit tiroid hal itu
dikarenakan gejala penyakit tiroid seringkali mirip dengan penyakit lain
seperti amandel dan penyakit lainnya sehingga sering terjadi salah
perkiraan. Padahal jika tidak terdeteksi dan ditangani sejak dini kelainan
tiroid dapat menurunkan produktivitas dan kualitas hidup karena itu
masyarakat perlu mewaspadai kelainan tiroid.
Penyakit tiroid adalah berbagai gangguan atau masalah yang terjadi
pada kelenjar tiroid. Kelenjar yang terletak di bawah jakun ini bertugas
mengatur berbagai sistem metabolisme dalam tubuh sehingga peranannya
sangat penting bagi kita. Kinerja kelenjar tiroid dikendalikan oleh otak.
Ketika tubuh mengalami kekurangan atau kelebihan hormon tiroid, otak
akan merangsang kelenjar tiroid untuk menyesuaikan kinerjanya agar
kadar hormone tersebut kembali seimbang. Penyebab utama penyakit
tiroid adalah kadar hormon tiroid yang terlalu tinggi atau rendah dalam
tubuh kita. Hal ini dapat dipicu oleh berbagai faktor yang meliputi:
1. Masalah pada kelenjar pituari di otak.
2. Kelenjar tiroid yang rusak misalnya karena pancaran radiasi.
3. Pengaruh obat litium.
4. Kadar iodin yang berlebihan dalam tubuh.

Gambaran khas ini merupakan suatu tiroid, yang disebabkan oleh


pembakaran atau metabolisme tubuh yang melebihi semestinya. Tanda-
tanda hipertiroid ini sangat khas, oleh karena itu pasien hipertiroid lebih
cepat datang ke dokter untuk memperoleh pengobatan, terutama apabila
pasien mengalami pembesaran pada leher.

Penyakit tiroid dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis, di


antaranya adalah:

15 | G i z i d a l a m D a u r K e h i d u p a n
1. Hipotiroid
Hipotiroid adalah kondisi terlalu sedikitnya hormon tiroksin
yang diproduksi oleh kelenjar tiroid sehingga tubuh mengalami
defisiensi. Kondisi ini lebih sering dialami oleh wanita
(terutama lansia) dan memiliki gejala-gejala umum seperti kulit
kering seperti mengelupas, kelelahan, kenaikan berat badan
tanpa sebab jelas, serta lebih sensitif terhadap hawa dingin.
2. Hipertiroid
Jika kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang
berlebihan dalam tubuh, bisa mengalami kelenjar tiroid
overaktif atau hipertiroidisme. Penyakit ini umumnya ditandai
dengan detak jantung yang cepat atau tidak beraturan,
penurunan berat badan yang terjadi secara tiba-tiba meski nafsu
makan meningkat, berkeringat, gugup, serta cemas.
3. Penyakit gondok
Penyakit gondok adalah pembengkakan kelenjar tiroid yang
umumnya menyebabkan benjolan pada leher. Selain benjolan
yang menjadi gejala utamanya, penderita penyakit ini juga bisa
mengalami perubahan suara, kesulitan bernapas dan menelan,
serta rasa sesak pada tenggorokan.
4. Hasmimoto
Penyakit Hashimoto nama lainnya adalah Tiroiditis
Hashimoto atau tiroiditis limfatik kronis. Penyakit ini dapat
terjadi pada semua usia, tetapi paling sering terjadi pada wanita
setengah baya. Terjadi karena proses autoimun, di mana sistem
kekebalan tubuh keliru sehingga menyerang dan secara
perlahan-lahan menghancurkan kelenjar tiroid. Dengan
demikian kemampuan kelenjar tiroid dalam memproduksi
hormon menjadi menurun. Pada kasus yang ringan tidak ada
gejala penyakit hashimoto yang tampak atau mungkin hanya
berlangsung ringan. Penyakit ini dapat tetap stabil selama
bertahun-tahun dan gejala yang muncul seringkali ringan dan
tidak spesifik, dalam artian gejala yang muncul mirip dengan
penyakit lainnya.
Gejala tiroidtis hashimoto meliputi: Kelelahan, depresi
tidak tahan dingin, sembelit, penambahan berat badan ringan,
rambut kering dan tipis,wajah bengkak dan pucat, tiroid
membesar (gondok).
5. Kanker Tiroid
Kanker tiroid merupakan suatu keganasan pada tiroid. Jenis
kanker ini jarang mengakibatkan pembesaran kelenjar, namun
kerap menimbulkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar

16 | G i z i d a l a m D a u r K e h i d u p a n
Nodul tiroid adalah benjolan padat atau berisi air yang timbul
dalam kelenjar tiroid. Benjolan ini dapat berupa tumor jinak
atau kista. Nodul tiroid jarang menyebabkan gejala sehingga
umumnya hanya terdeteksi saat penderitanya menjalani
pemeriksaan kesehatan umum. Namun jika nodul yang tumbuh
cukup besar, kondisi ini bisa menyebabkan kesulitan bernapas,
kesulitan menelan dan rasa sakit pada tenggorokan.

Berikut makanan yang harus dihindari penderita sakit kelenjar


tiroid:

1. Aspartam: Pemanis buatan aspartame telah dikaitkan dengan


penyakit Graves, dan banyak gangguan autoimun lainnya. Zat
kimia dalam aspartam dapat menyebabkan reaksi imun dalam
tubuh, sehingga terjadi produksi antibodi tiroid dan peradangan
tiroid.
2. Kedelai: Kedelai mengandung isoflavongoitrogen, adalah senyawa
yang mengganggu kemampuan kelenjar tiroid bekerja optimal
untuk menyerap yodium.
3. Gluten: Gluten juga merupakan goitroge. Selain itu, ini juga dapat
memicu respons autoimun dalam tubuh jika Anda sensitif.
Makanan dengan gluten meliputi gandum, barley, rye, dan
sebagian besar makanan olahan lain.

Penyebab penyakit tiroid jenis utama penyakit tiroid adalah kadar


hormon tiroid yang terlalu tinggi atau rendah dalam tubuh kita. Hal ini
dapat dipicu oleh berbagai faktor antara lain:

1. Masalah pada kelenjar pituari di otak.


2. Kelenjar tiroid yang rusak misalnya karena pajanan radiasi.
3. Pengaruh obat litium.
4. Kadar iodin yang berlebihan dalam tubuh.

17 | G i z i d a l a m D a u r K e h i d u p a n
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Beberapa perubahan menyebabkan lansia rentan terhadap masalah
gizi dan berbagai penyakit, seperti penyakit degeneratif yaitu menurunnya
fungsi dan kualitas jantung, pembuluh darah serta organ penting lainnya
(ginjal, hati, pankreas, lambung, otak) dapat menurunkan imunitas dan
meningkatkan oksidan (racun), yang akhirnya menimbulkan berbagai
penyakit atau gangguan metabolik.

Kebutuhan gizi lansia berbeda dengan kebutuhan gizi orang


dewasa. Pada umumnya kebutuhan akan energi semakin berkurang,
sedangkan beberapa vitamin dan mineral yang dibutuhkan lebih banyak.
Kebutuhan gizi lansia laki-laki berbeda dengan lansia perempuan.
Semakin bertambah usianya, kebutuhan gizi lansia semakin berkurang.
Oleh karena itu kebutuhan gizinya dikelompokkan berdasarkan usia (50-
64 dan 65 ke atas), dan jenis kelamin.

B. Saran
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang perlu
diperbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat dibutuhkan.

Hasil konseling ini dapat dijadikan sebagai data, informasi dasar


dan evidence based untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut dalam
membandingkan beberapa faktor / variabel mana saja yang dapat
mempengaruhi hipertensi pada lansia serta penyakit tiroid.

18 | G i z i d a l a m D a u r K e h i d u p a n
DAFTAR PUSTAKA

Pritasari, dkk. 2017. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Pusat Pendidikan SDM
Kesehatan. Kemenkes RI.

Rio, ade. Profesi Ners: Hipertensi Pada Lansia.


https://www.academia.edu/22195156/HIPERTENSI_PADA_LANSIA

Putra, dkk. 2017. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tiroid Menggunakan


Metode Naive Bayes Berbasis Android. Prodi Teknik Informatika, Fakultas
Teknik, Universitas Bengkulu.

19 | G i z i d a l a m D a u r K e h i d u p a n
LAMPIRAN

20 | G i z i d a l a m D a u r K e h i d u p a n
21 | G i z i d a l a m D a u r K e h i d u p a n
22 | G i z i d a l a m D a u r K e h i d u p a n
23 | G i z i d a l a m D a u r K e h i d u p a n
Pertanyaan saat wawancara dan jawaban yang sudah dirangkum

Pertanyaan
1. Apakah memiliki masalah kesehatan?
2. Jika iya, penyakit apa yang diderita?
3. Sudah berapa lama?
4. Bagaimana konsumsi makan sehari-hari?
5. Adakah makanan yang disukai?
6. Bagaimana aktivitas sehari-hari?
7. Apakah ada alergi makanan?
8. Apakah ada diet khusus atau pantangan makanan dari dokter?
9. Bagaimana kualitas tidur setiap hari?
10. Apakah konsumsi buah dan sayur rutin?
11. Apakah ada catatan medis dari dokter?
12. Apakah ada obat yang dikonsumsi?

Klien 1
1. Ya
2. Hipertensi
3. Sudah menahun, lupa berapa tahun
4. Makan sehari 3x terkadang nyemil, sering konsumsi makanan berlemak
dan bersantan
5. Kebanyakan yang disuka berlemak dan bersantan itu tadi
6. Cuma di rumah saja, duduk-duduk
7. Tidak ada
8. Hanya disuruh untuk mengurangi makanan berlemak, bersantan, dan
tinggi garam
9. Kalau malam sering terbangun kadang 2x atau 3x, kadang bangun lalu
tidak bisa tidur hingga pagi
10. Ya
11. Sudah lama tidak kontrol ke dokter
12. Sudah tidak minum obat

Klien 2
1. Ya
2. Hipertiroid, tapi dulu sudah pernah operasi tapi ternyata tidak sembuh
total. Justru baru saja pernah kambuh sampai kritis
3. Sejak saya muda, puluhan tahun
4. Saya jarang makan, mungkin sehari cuma sekali, kadang cuma makan
jajan saja
5. Ada

24 | G i z i d a l a m D a u r K e h i d u p a n
6. Berjualan jajan di depan rumah
7. Tidak ada
8. Tidak boleh makan yang kedelai-kedelai dan gluten
9. Kalau malam sering menonton tv sampai larut terus pagi jam 4 sudah
bangun karna berjualan
10. Tidak, tidak begitu suka sayur. Kalau buah jarang, mungkin hanya pepaya
11. Sudah lama tidak kontrol
12. Tidak

25 | G i z i d a l a m D a u r K e h i d u p a n
26 | G i z i d a l a m D a u r K e h i d u p a n

Anda mungkin juga menyukai