Distilasi 3
Distilasi 3
Pada bagian enriching (fig. 11.4-4a), dengan asumsi equimolal overflow, maka ;
L1 = L2 = Ln dan V1 = V2 = Vn+1 = Vn
Neraca massa total : Vn+1 = Ln + D (11.4-5)
Neraca massa komponen : Vn+1.yn+1 = Ln.xn + D.xD (11.4-6)
Atau : yn+1 = (Ln.xn)/Vn+1 + (D.xD)/Vn+1 (11.4-7)
Bila Ln/D = R (disebut sebagai reflux ratio), maka gabungan pers. 11.4-5 dan pers. 11.4-7 menjadi
Persamaan 11.4-7 dan pers. 11.4-8 ini disebut sebagai persamaan garis operasi pada bagian
enriching, dengan ;
R = Ln/D (reflux ratio)
R/(R+1) = Ln/Vn+1 (slope garis operasi pada bagian enriching)
xD/(R+1) = (D.xD)/Vn+1 (intersep garis operasi pada bagian enriching)
Persamaan garis operasi pada bagian enriching diatas lalu diplot pada kurva x-y dimulai dari titik
perpotongan garis vertical dari xD dan garis diagonal kurva x-y, seperti pada fig. 11.4-4b. Dari
gambar diatas maka dapat dihitung jumlah tray teoritis pada bagian enriching dengan menarik
garis horizontal dan vertical yang mengenai kurva x-y (kesetimbangan) dan garis operasi bagian
enriching, dimulai dari titik perpotongan x D dan garis diagonal diatas.
2. Persamaan garis operasi pada bagian stripping
Dari fig. 11.4-5a ;
Neraca massa total : Vm+1 = Lm – W (11.4-9)
Neraca massa komponen : Vm+1.ym+1 = Lm.xm - W.xW (11.4-10)
Persamaan 11.4-11 ini disebut persamaan garis operasi pada bagian stripping.
Karena dianggap equimolal overflow, maka L m = LN dan Vm+1 = VN, maka dari persamaan diatas;
Lm/Vm+1 = LN/VN (slope garis operasi pada bagian stripping)
W.xW/Vm+1 = W.xW/VN (intersep garis operasi bagian stripping).
Untuk menghitung jumlah tray teoritis pada bagian stripping maka dilakukan plot garis operasi
dan penarikan garis horizontal dan vertical analog dengan pada bagian enriching, tapi dimulai
dari titik xW (fig. 11.4-5b).
3. Pengaruh kondisi feed
Kondisi feed berpengaruh pada aliran V m pada bagian stripping dan Vn pada bagian enriching,
serta Lm dan Ln.
Pengaruh kondisi feed ini dinyatakan dalam besaran/harga q yang didefinisikan sebagai panas
yang dibutuhkan untuk menguapkan 1 mol feed pada kondisi masuk dibagi dengan panas laten
molar dari feed (pers. 11.4-12).
q = (HV – HF)/(HV – HL) (11.4-13)
Dimana : HV : entalpi feed pada dew point (vapor to liquid)
HF : entalpi feed pada kondisi masuk
HL : entalpi feed pada boiling point (liquid to vapor)
Bila feed masuk berupa uap jenuh pada kondisi dew point, maka harga q = 0 (karena H F = HV)
Bila feed masuk berupa uap jenuh pada kondisi boiling point, maka harga q = 1 (karena H F = HL)
Bila feed masuk berupa uap lewat jenuh (superheated), maka harga q < 0 (karena H F > HV)
Bila feed masuk berupa liquid dingin, maka q > 1 (karena HF < HL)
Bila feed masuk berupa campuran uap dan cair (sebagian uap, sebagian cair) maka harga q
antara 0 dan 1 (0 < q < 1).
Dari fig. 11.4-6 ;
Lm = Ln + q.F (11.4-14)
Vn = Vm + (1 - q).F (11.4-15)
Dari persamaan 11.4-6 dan 11.4-10 dapat ditulis ;
Vn.y = Ln.x + D.xD (11.4-16)
Vm.y = Lm.x + W.xW (11.4-17)
Dimana harga x dan y adalah titik perpotongan antara garis operasi pada bagian enriching dan
garis operasi pada bagian stripping.
Bila persamaan 11.4-17 dikurangi dengan persamaan 11.4-16 diperoleh ;
(Vm – Vn),y = (Lm – Ln).x – (D.xD + W.xW) (11.4-18)
Substitusi persamaan 11.4-4, persamaan 11.4-14 dan persamaan 11.4-15 ke persamaan 11.4-18
diperoleh ;
y = (q.x)/(q-1) – xF/(q-1) (11.4-19)
Persamaan diatas disebut persamaan garis q (q-line), dimana plotnya seperti pada fig. 11.4-7
sesuai kondisi masuk feed, dengan slope = q/(q-1) dan intersep = x F/(q-1).
Untuk menghitung jumlah stage/tray teoritis secara keseluruhan pada distilasi fraksionasi, maka
2 garis operasi (garis operasi pada bagian enriching dan garis operasi pada bagian stripping) dan
garis q (q-line) diplot dulu pada kurva x-y, lalu baru ditarik garis horizontal dan vertical yang
mengenai garis kesetimbangan x-y dan kedua garis operasi tersebut, seperti pada fig. 11.4-8a
dan fig. 11.4-8b.
BACA DAN PAHAMI CONTOH SOAL 11.4-1.