Anda di halaman 1dari 2

STUDIUM GENERALE

Nama : Rinni Choirunnisa


NIM : 10518020
Program Studi : Kimia
Fakultas/Sekolah : FMIPA
Tema : Pentingnya Berpikir Kritis dan Empati untuk Kepemimpinan Abad ke-21
Pembicara : Irfan Amali, M.A
Hari/Tanggal : Rabu, 09 September 2020
Kelas : 01

Resume *)

Peace Generation Indonesia adalah sebuah social enterprise untuk mengajarkan berprikir kritis dan empati kepada anak-
anak. Salah satu media untuk mengajarkannya yaitu dengan permainan, contoh pertama yaitu diberikan gambar
perempuan yang membawa gentong dikepala nya sambil berjalan. Gambar tersebut seakan menjelaskan betapa sulitnya
mencari air di daerah tersebut. Kemudian, mahasiswa diberikan kesempatan untuk memberikan solusi umum untuk
membantu maslah pada gambar tersebut, jawaban yang diberikan yaitu seperti dibuatkan pompa air, membuat irigasi,
menaburkan garam di langit, dll.

Namun, solusi yang telah diberikan mahasiswa ternyata telah dilakukan, tetapi solusi itu ditolak karena ternyata
mengambil air secara manual seperti itu merupakan salah satu cara para wanita desa tersebut untuk bersosialisasi dan
bergaul. Sehingga solusi yang dipakai yaitu dengan water drum, dengan itu semua masalah yang ada terselsaikan tanpa
melupakan empati.

Dari contoh masalah tersebut dapat diketahui bahwa ketika ingin menyelesaikan masalah cara pertama yang harus
diambil yaitu understanding people. Dengan mengerti permasalahan seseorang maka empati kita akan terbentuk
sehingga dapat menyelesaikan masalah dengan baik dan tepat. Empati itu sendiri yaitu kemampuan seseorang untuk
memahami emosi/perasaan orang lain. Empati terbagi menjadi dua yaitu Affective Empathy (kemampuan merasaan
emosi orang lain) dan Cognitive Empathy (kemampuan untuk mengetahui apa yang orang lain pikirkan). Dan empati
yang paling umum adalah Affective Empathy sedangkan Cognitive Empathy perlu diterapkan dalam seorang problem
solver karena empati sebatas perasaan saja tidak cukup, dibutuhkan juga aksi berupa tindakan untuk berempati.

Ketika empati dan critical thinking digabungkan maka akan terbentuk compassionate action. Compassionate action ini
yaitu welas asih sebuah rasa kasih sayang yang menggabungkan empati dan simpati. Empati dan critical thinking
merupakan sebuah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Jika seseorang hanya memiliki salah satunya maka masalah
tidak akan pernah terselesaikan.

Ketika critical thinking rendah masyarakat akan sangat mudah terkena propaganda negatif, dan ketika empati yang
rendah maka banyak orang yang akan tersinggung dan sakit hati dengan perbuatan/perkataan seseorang. Cara untuk
meningkatkan empati dan critical thinking yaitu Ask Don’t Judge, Sometimes a change of perspective can change the
light, Konsep DJang (Dengarkan Jangan dipotong ).

Anda mungkin juga menyukai