SAMSUMARLIN
Keyword Abstrak
Cevian, segiempat Geometri Euclidean adalah sistem matematika yang dikaitkan dengan Euclid,
siklik, sistem matematikawan dari Alexandria Yunani, yang dijelaskan dalam buku teksnya
deduktif.. pada geometri: The Elemen. Perkembangan geometri yang membuat
kajiannya lebih mendalam, mengakibatkan materi geometri sulit diajarkan
seluruhnya pada tingkat sekolah menegah. Tulisan ini khusus membahas
mengenai beberapa teorema terkait “cevian pada segitiga serta segiempat
siklik” dan disajikan secara deduktif.
Cevian, cyclic Euclidean geometry is a mathematical system attributed to Euclid, the Greek
quadrilateral, mathematician from Alexandria, which is described in the textbook on
deductive system. geometry: the Elements. The development of geometry which makes its study
more in-depth, hard geometry resulting material is taught entirely at the level
of secondary schools. This paper specifically discuss about some related
theorems "cevian on triangular and quadrilateral cyclic" and presented
deductively.
## HowToCite##
Samsumarlin. (2017). Segitiga dan Segiempat pada Geometri Datar Euclid Cevian Segitiga dan Segiempat Siklik.
Edumaspul - Jurnal Pendidikan, 1(1), 15-22
Jurnal Edumaspul, 1 (1), April 2017 - 16
Samsumarlin
depannya. Kajian terhadap cevian berada pada suatu lingkaran yang sama.
memunculkan banyak teorema diantaranya Untuk memahami notasi yang digunakan
akan diulas dalam tulisan ini secara deduktif dalam tulisan ini maka berikut disajikan
adalah teorema stewart, teorema ceva dan beberapa notasi geometri beserta
teorema. Selain itu akan diulas teorema penjelasannya:
terkait segiempat siklik (teorema Ptolemy) ABC Luas daerah segitiga ABC
yaitu segiempat yang semua titik sudutnya
BC
Panjang BC
̂
𝐴𝐵 Busur AB
A, B, C Sudut ∠𝐵𝐴𝐶, ∠𝐴𝐵𝐶, dan ∠𝐴𝐶𝐵 pada segitiga ABC
a, b, c Panjang sisi BC, AC, dan AB pada segitiga ABC
PEMBAHASAN
Teorema:
Suatu segitiga ABC dengan D adalah perpotongan garis tinggi dari A pada garis BC, dan P
titik sebarang pada segmen BC, maka:
AD BC
ABC
(1) 2
AB BC sin B
ABC
(2) 2
AP BC sin APB AP BC sin APD
ABC ABC
(3) 2 atau 2
Bukti:
Misalkan ABC sebuah segitiga, dan misalkan D perpotongan tegak lurus ruas garis dari A ke
garis BC, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1
AD BC
ABC
Diperoleh luas daerah segitiga ABC, yaitu 2 . Perhatikan bahwa
AB BC sin B
AD AB sin B ABC
, jadi 2 .
AD AP sin APD
Secara umum, jika P adalah titik pada segmen BC, kemudian atau
AP BC sin APB
AD AP sin APB ABC
, Maka 2 (
sin APD sin 180 APB sin APB ).
Teorema:
Suatu segiempat ABCD, dengan P titik perpotongan diagonal-diagonalnya, maka
AC BD sin APB
ABCD .
2
Copyright © 2017 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 1 (1), April 2017 - 16
Samsumarlin
Bukti:
Misalkan ABCD segiempat, dan misalkan P perpotongan diagonal AC dan BD, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2
AC BP sin APB AC DP sin APD
ABC ADC
Diperoleh 2 dan 2 . Karena
sin APD sin 180 APB sin APB , maka diperoleh
ABCD ABC ADC
AC BP sin APB AC DP sin APB
2 2
AC sin APB BP DP
2
AC BD sin APB
ABCD
2
Contoh Masalah (Aturan Sinus):
Buktikan bahwa jika dimisalkan ABC suatu segitiga dengan a, b, dan c masing masing
panjang segmen BC, AC, dan AB, maka:
a b c
sin A sin B sin C
Bukti:
Dengan menggunakan Teorema Daerah (2) maka dengan mudah kita menunjukkan bahwa:
ABC bc sin A ac sin B ab sin C
2 2 2
abc
Dengan membagi kesamaan di atas dengan, diperoleh
2
sin A sin B sin C a b c
Atau
a b c sin A sin B sin C
TEOREMA PTOLEMY
Dalam geometri Euclidean, teorema terletak dalam lingkaran maka hasil kali dari
Ptolemy adalah hubungan antara empat sisi diagonal-diagonalnya sama dengan jumlah
dan dua diagonal dari segiempat siklik dari hasil kali dari pasang sisi yang
(segiempat yang titik sudutnya terdapat pada berhadapan”.
lingkaran yang sama). Teorema ini dinamai Selain itu, kebalikan dari teorema
dengan nama astronom dan matematika Ptolemy juga benar, sebagai berikut:
Yunani, Ptolemeus (Claudius Ptolemaeus). “Segiempat, jika jumlah hasil kali dari dua
Teorema Ptolemy secara verbal dapat pasang sisi yang berhadapan adalah sama
dinyatakan sebagai berikut: “Jika segiempat dengan hasil kali dari diagonal-diagonalnya,
Copyright © 2017 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 1 (1), April 2017 - 16
Samsumarlin
Gambar 3
ABCD 1 AC BD sin APB
2 ............................................................... (1)
Kita refleksikan B sejajar dengan diagonal AC. Misal B1 bayangan B oleh refleksi. Maka
1 AB CB
1 AB CB
ABB1C adalah trapesium sama kaki dengan BB1||AC, , dan .
̂ ̂
Selanjutnya 𝐴𝐵 = 𝐵1 𝐶 sehingga
B̂
1D B̂ ̂ AB
1 C + CD
̂ + CD
̂
∠B1 AD = = = = ∠APB
2 2 2
Karena AB1CD merupakan segiempat siklik, maka ∠𝐵1 𝐴𝐷 + ∠𝐵1 𝐶𝐷 = 180°, selanjutnya
diperoleh sin ∠𝐵1 𝐴𝐷 = sin ∠𝐵1 𝐶𝐷 = sin ∠𝐴𝑃𝐵.
Perhatikan bahwa 𝐴𝐵𝐶𝐷 ≅ 𝐴𝐵1 𝐶𝐷, sehingga
Copyright © 2017 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 1 (1), April 2017 - 17
Samsumarlin
Gambar 4
Suatu segi-lima, titik-titik sudutnya dapat ditempatkan pada suatu lingkaran yang sama,
sehingga jika titik A dihubungkan dengan D diperoleh segiempat siklik dan memenuhi aturan Ptolemy
yaitu b 2 a 2 ab , sehingga
b 2 a 2 ab
a2 a2
2
b b
1 0
a a
Maka diperoleh
b 1 5
a 2
TEOREMA STEWART
Dalam geometri, cevian adalah setiap segmen garis dalam segitiga dengan salah satu titik
ujung pada titik dari segitiga dan titik ujung lainnya pada sisi di depannya. Perhatikan Gambar 5, AD
merupakan satu contoh cevian dalam segitiga ABC.
Gambar 5
Panjang dari cevian dapat ditentukan dengan menggunakan Teorema Stewart berikut.
Teorema Stewart:
Misalkan ABC suatu segitiga dan D titik sebarang pada segmen BC (gambar), maka
AB CD AC BD BC AD BD CD
2 2
2
Bukti:
Dengan menggunakan aturan cosinus pada segitiga ABD diperoleh
AD BD AB
2 2 2
cos ADB .
2 AD BD
Begitu pula pada segitiga ACD diperoleh
AD CD AC
2 2 2
cos ADC .
2 AD CD
Karena ADB ADC 180 , maka cos ADB cos ADC 0
Copyright © 2017 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 1 (1), April 2017 - 18
Samsumarlin
AD BD AB AD CD AC
2 2 2 2 2 2
0
2 AD BD 2 AD CD
CD AD BD AB
2 2
BD AD CD AC 0
2 2 2 2
AB CD AC BD CD AD BD BD AD CD
2 2 2 2 2 2
CD AD CD BD BD AD BD CD
2 2 2 2
CD AD BD AD CD BD BD CD
2 2 2 2
AD
2
CD BD CD BD BD CD
AD BC CD BD BC
2
AB CD AC BD BC AD BD CD
2 2
2
Contoh Masalah:
Buktikan jika ABC suatu segitiga dan D titik pada segmen BC sehingga AD merupakan suatu
segmen garis berat maka:
AD
2
2 AB AC
2 2
BC 2
4
Bukti:
Karena AD merupakan cevian pada segitiga ABC maka dengan menggunakan Teorema
Steward diperoleh:
AB CD AC BD BC AD BD CD
2 2
2
Karena AD merupakan garis berat maka 2|𝐵𝐷 | = 2|𝐶𝐷 | = |𝐵𝐶 |, sehingga diperoleh
2
AB CD AC BD BC AD BD CD
2
2
AB BD AC BD BC AD BD
2 2 2 2
AB AC BD BC AD BD
2 2 2 2
AB AC BD 2 BD AD BD
2 2 2 2
AB 2 AD
2
BC
AC
2 2 2
2
2 AB AC BC
2 2 2
AD
2
TEOREMA CEVA
Teorema Ceva sering dikaitkan dengan insinyur Italia Giovanni Ceva, yang pada 1678
diterbitkan karyanya De lineis rectis. Tapi teorema ini terbukti jauh sebelumnya oleh Yusuf Al-
Mu'taman bin Hud, seorang raja abad kesebelas dari Zaragoza.
Teorema Ceva:
Misalkan AD, BE, CF tiga cevian dari segitiga ABC. Berikut ini adalah ekuivalen (lihat
Gambar 6):
Copyright © 2017 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 1 (1), April 2017 - 19
Samsumarlin
(1) AD, BE, CF konkuren; yaitu, garis-garis ini melewati titik yang sama.
sin ABE sin BCF sin CAD
. . 1
(2) sin DAB sin EBC sin FCA
AF BD CE
. . 1
FB DC EA
(3)
Gambar 6
Bukti:
Diasumsikan bagian (1) AD, BE, CF berpotongan, dengan kata lain garis-garis ini melewati
titik yang sama, benar. Kita asumsikan bahwa segmen AD, BE, dan CF bertemu di titik P.
Menerapkan aturan sinus pada segitiga ABP, sehingga diperoleh
sin ABE sin ABP AP
sin DAB sin PAB BP
Demikian juga, diterapkan aturan sinus untuk segitiga BCP dan CAP, diperoleh
sin BFC BP sin CAD CP
dan .
sin EBC CP sin FCA AP
Dengan mengalikan kesamaan-kesamaan yang diperoleh maka didapat
sin ABE sin BCF sin CAD
. . 1
(2) sin DAB sin EBC sin FCA
Asumsikan bahwa bagian (2) adalah benar. Dengan menerapkan aturan sinus untuk segitiga
ABD dan ACD diperoleh
AB sin ADB DC sin CAD
dan
BD sin DAB CA sin ADC
Karena ADC ADB 180 , kita peroleh sin ADC sin ADB . Dengan mengalikan
kesamaan tersebut diperoleh
DC AB sin CAD
.
BD CA sin DAB
Begitu halnya, kita peroleh
AE BC sin ABE BF CA sin BCF
. dan .
EC AB sin EBC FA BC sin FCA
Tiga kesamaan terakhir kita kalikan dan diperoleh
AF BD CE
. . 1
FB DC EA
(3)
Asumsikan bahwa bagian (3) benar. Misalkan BE dan CF bertemu di P, dan misalkan sinar
AP bertemu dengan segmen BC di D1 (Gambar 7).
Copyright © 2017 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 1 (1), April 2017 - 20
Samsumarlin
Gambar 7
Untuk menyatakan (1) benar, cukup menunjukkan bahwa D = D1. Telah ditunjukkan sebelumnya
bahwa jika (1) benar maka (3) juga benar maka karena cevian AD1, BE, dan CF bertemu di P dan
dengan asumsi awal (3) benar, diperoleh
AF BD1 CE AF BD CE
. . 1 . .
FB D1C EA FB DC EA
BD1 BD
DC
1 DC
Implikasinya . Karena D dan D1 berada pada segmen BC, kita simpulkan bahwa D =
D1. Sehingga berlaku pula (1).
Teorema Ceva dapat digeneralisasi bahwa titik perpotongan tidak harus berada di dalam
segitiga, cevian dapat dianggap sebagai segmen dari titik sudut segitiga dan titik yang berada pada
garis oleh perpanjangan sisi dihadapannya.
Gambar 8
Contoh masalah:
Buktikan bahwa ketiga garis bagi suatu segitiga konkuren.
Bukti:
Misalkan ABC suatu segitiga dengan AP, BQ, dan CR adalah segmen garis bagi pada segitiga
ABC tersebut.
Gambar 9
Segitiga ATP kongruen dengan segitiga ASP, maka |𝑃𝑇| = |𝑃𝑆|. Dengan menerapkan aturan
sinus diperoleh
BP PT PT
atau BP
sin 90 sin B sin B
PC PS PS
atau PC
sin 90 sin C sin C
BP sin C
Sehingga diperoleh
PC sin B
Copyright © 2017 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 1 (1), April 2017 - 21
Samsumarlin
TEOREMA MENELAUS
Teorema Menelaus, dinamai dari seorang matematikawan dan astronom Yunani yaitu
Menelaus dari Alexandria. Teorema ini tentang segitiga dalam geometri datar. Sementara teorema
Ceva menyangkut konkurensi garis, teorema Menelaus tentang kolinearitas dari titik Menelaus.
Teorema Menelaus:
Diberikan segitiga ABC, misalkan F, G, H masing-masing merupakan titik pada garis BC,
AH BF CG
.
. 1
HB FC GA
CA, AB, (Gambar 10). Maka F, G, H kolinear jika dan hanya jika
Gambar 10
Bukti:
AH GA
Dengan menerapkan aturan sinus pada segitiga AGH, diperoleh sin AGH sin GHA
AH sin AGH
GA sin GHA
atau . Demikian halnya dengan segitiga BFH dan CFG, diperoleh
BF sin BHF CG sin GFC
HB sin HFB FC sin CGF
, ,
Dengan mengalikan tiga kesamaan terakhir memberikan hasil yang diinginkan
AH BF CG
. . 1
HB FC GA
.
Contoh Masalah:
Misalkan ABC suatu segitiga siku-siku, siku-siku pada B dan |𝐴𝐵|: |𝐵𝐶 | = 3: 2. Jika titik P
berada pada perpanjangan BC dengan |𝐵𝐶 |: |𝐶𝑃| = 2: 1 dan R berada pada segmen AB dengan
|𝐴𝑅 |: |𝑅𝐵| = 1: 2. Jika garis PR memotong memotong segmen AC di titik Q, tentukan |𝐴𝑄 |: |𝑄𝐶 | =
⋯.
Penyelesaian:
ABC suatu segitiga siku-siku, siku-siku pada B dengan |𝐴𝐵|: |𝐵𝐶 | = 3: 2. Jika titik P berada
pada perpanjangan BC dengan |𝐵𝐶 |: |𝐶𝑃| = 2: 1 dan R berada pada segmen AB dengan |𝐴𝑅 |: |𝑅𝐵| =
1: 2.
Copyright © 2017 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 1 (1), April 2017 - 22
Samsumarlin
Gambar 11
AR BP CQ
Berdasarkan Teorema Menelaus, berlaku .
. 1 . Karena |𝐵𝐶 |: |𝐶𝑃| = 2: 1 maka
RB PC QA
BP 3 AR 1 1 3 CQ
, begitu juga |𝐴𝑅 |: |𝑅𝐵| = 1: 2 maka sehingga . . 1 . Maka diperoleh
PC 1 RB 2 2 1 QA
|𝐴𝑄 |: |𝑄𝐶 | = 3: 2.
Copyright © 2017 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)