Anda di halaman 1dari 29

Dicetak pada tanggal 2020-09-15

Id Doc: 589c885781944dbf0f493eba

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Peranan Orang Tua


2.1.1 Pengertian Peranan
Didalam dunia pendidikan terdapat tiga jalur pendidikan yaitu pendidikan

formal, informal dan non formal. Menurut pasal 1 ayat 7, Undang-undang Nomor

20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, yang dimasukkan dengan

jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan

potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

Berdasarkan Pasal 13 ayat 1 sudah sangat jelas tertera bahwa jalur

pendidikan di Indonesia terdiri dari 3 (tiga) macam, yang pertama yaitu

pendidikan formal, jalur pendidikankedua adalah pendidikan nonformal, dan jalur

pendidikan ketiga ialah pendidikan informal.Untuk mengetahui lebih jelas tentang

ketiga jalur pendidikan di atas, mari kita cermati ulasan pengertian dan contoh-

contohnya berikut ini

1. Sesuai dengan Pasal 1 ayat 11 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan, menyebutkan

bahwa yang dimaksud dengan pendidikan formal adalah jalur pendidikan

yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar,

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. , khususnya Pasal 60 ayat 1

yang menyebutkan bahwapenyelenggaraan pendidikan formalmeliputi :

pendidikan anak usia dini jalur formal berupa Taman Kanak-Kanak (TK)

danRaudhatul Athfal (RA), pendidikan dasar (contohnya: SD, MI, SMP,

MTs), pendidikan menengah (SMA, MA, SMK, MAK), dan pendidikan

tinggi (contohnya : Diploma, Sarjana, Magister, Spesialis, Doktor).

7
Dicetak pada tanggal 2020-09-15
Id Doc: 589c885781944dbf0f493eba 8

2. Pendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

Penyelenggaraan kegiatan pendidikan informal tertuang dalam pasal

Nomor 20 Tahun 2003 Pendidikan informal dilakukan oleh keluarga dan

lingkungan yang berbentuk kegiatan secara mandiri. Salah satu contoh

pendidikan informal adalah pendidikan anak usia dini. Pendidikan anak

usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga

atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Pendidikan yang

dilakukan oleh keluarga adalah salah satu dasar yang akan membentuk

watak, kebiasaan, dan perilaku anak di masa depannya nanti.

3. Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal

yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

Penyelenggaraan pendidikan nonformal diatur dalam pasal ayat 26

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

Nasional. Pendidikan nonformal berfungsi sebagai penambah pada

pendidikan formal apabila pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

diperoleh peserta didik pada satuan pendidikan. Pendidikan non formal

juga berfungsi sebagai pelengkap apabila peserta didik pada satuan

pendidikan formal merasa perlu untuk menambah pengetahuan,

keterampilan, dan sikap melalui jalur pendidikan nonformal.

Selanjutnya,lebih spesifik penyelenggaraan satuan pendidikan nonformal

diaturdi dalam Pasal 100 ayat 2, sedangkan penyelenggaraan program

pendidikan nonformal diatur di dalam Pasal 100 ayat 3.*.Penyelenggaraan

satuan pendidikan nonformal meliputi satuan pendidikan: Lembaga kursus

dan lembaga pelatihan, Kelompok belajar, Pusat kegiatan belajar


Dicetak pada tanggal 2020-09-15
Id Doc: 589c885781944dbf0f493eba 9

masyarakat, Majelis taklim, Pendidikan anak usia dini jalur nonformal.

*.Penyelenggaraan program pendidikan nonforma lmeliputi: Pendidikan

kecakapan hidup, Pendidikan anak usia dini (contohnya : Kelompok

bermain,Taman penitipan anak),Pendidikan kepemudaan (Organisasi

keagamaan, Organisasi pemuda, Organisasi kepanduan/kepramukaan,

Organisasi palang merah, Organisasi pecintaalam & lingkungan,

Organisasi kewirausahaan, Organisasi masyarakat, Organisasi seni dan

olahraga, Organisasi lain yang sejenis), Pendidikan pemberdayaan

perempuan, Pendidikan keaksaraan, Pend. ketrampilan & pelatihan kerja,

Pendidikan Kesetaraan(Program paket A setara SD/MI, Program paket B

setara SMP/MTs, Program paket C setara SMA/MA, Paket C Kejuruan

setara SMK/MAK).Pendidikan nonformal berfungsi sebagai penambah

pada pendidikan formal apabila pengetahuan, keterampilan, dan sikap

yang diperoleh peserta didik pada satuan pendidikan formal dirasa belum

memadai. Pendidikan nonformal berfungsi sebagai pelengkap apabila

peserta didik pada satuan pendidikan formal merasa perlu untuk

menambah pengetahuan, keterampilan, dan sikap melalui jalur pendidikan

nonformal. Mengenai penyetaraan hasil pendidikan nonformal telah

dicantumkan pada Pasal 115 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010,

yang menyatakan bahwa hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara

dengan hasil pendidikan formal setelah melalui uji kesetaraan yang

memenuhi Standar Nasional Pendidikan oleh lembaga yang ditunjuk oleh

Pemerintah atau Pemerintah Daerah sesuai kewenangan masing-masing,

dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan


Dicetak pada tanggal 2020-09-15
Id Doc: 589c885781944dbf0f493eba 10

Untuk menunjang keberhasilan belajar tentu adanya peran orang tua, dan Peran

itu sering diucapkan banyak orang, kata peran biasanya dikaitkan dengan posisi dan

kedudukan seseorang atau peran dikaitkan dengan apa yang dimainkan oleh seorang

actor dalam suatu drama, sesuai dengan plot-nya,dengan alur ceritanya dengan

lakonnya.

Secara umum peranan adalah perilaku yang dilakukan oleh seseorang terkait

oleh kedudukannya dalam struktur sosial atau kelompok sosial di masyarakat,

artinya setiap orang memiliki peranan masing-masing sesuai dengan kedudukan

yang ia miliki. Peranan adalah kehadiran di dalam menentukan suatu proses

keberlangsungan.

Didalam kamus besar bahasa Indonesia peran ialah perangkat tingkah laku

yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat

Sedangkan makna peran yang dijelaskan dalam Status, Kedudukan dan Peran

dalam masyarakat, dapat dijelaskan melalui beberapa cara, yaitu pertama

penjelasan histories. Menurut penjelasan histories, konsep peran semula dipinjam

dari kalangan yang memiliki hubungan erat dengan drama atau teater yang hidup

subur pada zaman yunani kuno atau romawi. Dalam hal ini, peran berarti karakter

yang disandang atau dibawakan oleh seorang actor dalam sebuah pentas dengan

lakon tertentu. Kedua, pengertian peran menurut ilmu sosial. Peran dalam ilmu

sosial berarti suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki jabatan

tertentu, seseorang dapat memainkan fungsinya karena posisi yang didudukinya

tersebut.

Menurut Natawidjaya (1998:40) Peranan adalah kesediaan mental individu

yang mempengaruhi, mewarnai bahkan menentukan kegiatan-kegiatan individu yang

bersangkutan dalam memberikan respons terhadap obyek atau situasi yang


Dicetak pada tanggal 2020-09-15
Id Doc: 589c885781944dbf0f493eba 11

mempunyai arti baginya. Menurut Soerjono Soekanto (2000:243) peranan

merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan

hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu

peranan.

Ada 3 cakupan peran yakni di antaranya: 1) Norma 2) Suatu konsep prihal apa

yang dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan

meliputi norma-norma yang dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang

dalam masyarakat 3) Sebagai prilaku individu.

Peranan lebih banyak menunjukan pada fungsi, penyesuaian diri dan

sebagai suatu proses. Jadi tepatnya adalah bahwa seseorang (lembaga) menduduki

suatu posisi atau tempat dalam masyarakat serta manjalankan suatu peranan.

Menurut Livinson dalam Soerjono Soekanto, (2000:269) suatu peranan mencakup

tiga hal yaitu:

a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti meliputi

b. rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam

kehidupan kemasyarakatan.

c. Peranan dalam konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu

dalam masyarakat sebagai organisasi.

d. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi

struktur masyarakat.

Menurut Kun Maryati (2007:10) Peranan adalah perangkat tingkat yang

diharapkan dan dimiliki oleh orang yang berkedudukan didalam masyarakat atau

tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa


Dicetak pada tanggal 2020-09-15
Id Doc: 589c885781944dbf0f493eba 12

(Depdiknas,2005:854). Peranan adalah perilaku yang diharapkan oleh pihak lain

dalam melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan status yang dimilikinya.

Status dan peranan tidak dapat dipisahkan karena tidak ada peranan tanpa status

dan tidak ada status tanpa peranan.

Menurut Soerjono Soekanto, 2000: 272 Pembahasan peranan-peranan

tertentu yang melekat pada lembaga dalam lembaga masyarakat penting bagi hal-

hal sebagai berikut :

a. Bahwa peranan-peranan tertentu harus dilaksanakan apabila struktur

masyarakat hendak dipertahankan kelangsunganya.

b. Peranan tersebut seyogyanya diletakan pada individu-individu yang oleh

masyarakat dianggap mampu untuk melaksanakannya. Mereka harus

terlebih dahulu terlatih dan mempunyai pendorong untuk melaksanakannya.

c. Dalam masyarakat kadang-kadang dijumpai individu yang tak mampu

melaksanakan perananya sebagaimana diharapkan oleh masyarakat, oleh

karena mungkin pelaksananya memerlukan pengorbanan yang terlalu

banyak dari kepentingan pribadinya.

d. Apabila semua orang sanggup dan mampu melaksanakan peranannya,

belum tentu masyarakat akan dapat memberikan peluang-peluang yang

seimbang. Bahkan seringkali terlihat betapa masyarakat terpaksa membatasi

peluang-peluang tersebut.

Peranan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peranan yang

merupakan suatu lembaga keluarga yang didalamnya berfungsi sebagai

pembimbing anak. Peranan orang tua lebih diartikan peranan keluarga.


Dicetak pada tanggal 2020-09-15
Id Doc: 589c885781944dbf0f493eba 13

2.1.2 Pengertian Peranan Orang Tua

Orang tua adalah ayah dan atau ibu kandung, atau orang yang dianggap

orang tua atau dituakan (cerdik, pandai,ahli dan sebagainya) atau orang orang

yang disegani dan dihormati di kampung/kota.

Pola asuh orang tua dalam membantu anak untuk mengembangkan disiplin

diri ini adalah upaya orang tua yang diaktualisasikan terhadap penataan :

a) Lingkungan fisik.
b) Lingkungan sosial internal dan eksternal.
c) Pendidikan internal dan eksternal.
d) Dialog dengan anak-anaknya.
e) Suasana psikoligis.
f) Sosial budaya.
g) Perilaku yang ditampilkan pada saat terjadinya “pertemuan”
dengan anakanak.
h) Control terhadap perilaku anak-anak.
i) Membentuk nilai-nilai moral sebagai dasar berperilaku dan yang
diupayakan kepada anak- anak (Moh.shochib,2000:14-15).

Keluarga merupakan tempat bimbingan yang pertama dan yang utama dari

orang tuanya dalam hal membentuk kepribadian anak serta sebagai peningkat

keberhasilan anak. Anak-anak bukan saja memerlukan pemenuhan kebutuhan

material, tetapi juga kasih sayang, perhatian, dorongan dan kehadiran orang tua di

sisinya..

Di lihat dari segi pendidikan, keluarga atau orang tua merupakan satu

kesatuan hidup (system sosial), dan mengkondisikan rumah tetap dalam situasi

belajar. Sebagai salah satu kesatuan hidup bersama (system sosial), keluarga

terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ikatan kekeluargaan membantu anak

mengembangkan sifat persahabatan, cinta kasih, hubungan antara pribadi, kerja

sama, disiplin, tingkah laku yang baik, serta pengakuan akan kewibawaan.

Sementara itu, yang berkenaan dengan keluarga mnyediakan situasi belajar, dapat
Dicetak pada tanggal 2020-09-15
Id Doc: 589c885781944dbf0f493eba 14

dilihat bahwa bayi dan anak-anak sangat bergantung kepada orang tua, baik

karena keadaan jasmaniyah maupun keadaan intelektual, sosial, dan moral. Anak-

anak belajar menerima dan meniru apa yang diajarkan oleh orang tua. Sumbangan

keluarga atau orang tua bagi pendidikan anak adalah sebagai berikut.

a. Cara melatih anak untuk menguasai cara-cara mengurus diri,


seperti cara makan, buang air, berbicara, berjalan, berdoa, sunguh-
sungguh membekas dalam diri anak karena berkaitan erat dengan
perkembangan dirinya sebagai pribadi.
b. Sikap orang tua sangat mempengaruhi perkembangan anak. Sikap
menerima atau menolak, sikap kasih sayang, atau acuh tak acuh,
sikap sabar atau tergesa-gesa, sikap melindungi atau membiarkan
secara langsung mempengaruhi reaksi emosional anak (Hasbullah,
2013:87-88)

Sangat wajar dan logis jika tanggung jawab pendidikan terletak di tangan

kedua orang tua dan tidak bisa dipikulkan kepada orang lain, karena anak adalah

darah dagingnya kecuali berbagai keterbatasan kedua orang tua ini. Maka

sebagian tanggung jawab pendidikan dapat dilimpahkan kepada orang lain

melalui sekolah.

Menurut Hasbullah (2008:89) Tanggung jawab pendidikan yang perlu

disadarkan dan dibina kedua orang tua terhadap anak antara lain:

1) Memelihara dan membesarkannya, tanggung jawab ini merupakan

dorongan alami untuk dilaksanakan karena si anak memerlukan makan,

minum, dan perawatan agar ia dapat hidup secara berkelanjutan.

2) Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik ssecara jasmaniah maupun

rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungannya

yang dapat membahayakan dirinya.


Dicetak pada tanggal 2020-09-15
Id Doc: 589c885781944dbf0f493eba 15

3) Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang

berguna bagi kehidupannya kelak sehingga ia telah dewasa mampu berdiri

sendiri dan membantu orang lain.

4) Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya

pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah SWT, sebagai tujuan

akhir hidup muslim.

Menurut Ngalim Purwanto (2007 : 80) orang tua adalah pendidik sejati,

pendidik karena kodratnya. Oleh karena itu kasih sayang orang tua terhadap anak-

anak hendaklah kasih sayang yang sejati pula, yang berarti pendidik atau orang

tua mengutamakan kepentingan dan kebutuhan anak-anak, dengan

mengesampingkan keinginan dan kesenangan sendiri.

Pada hakekatnya keluarga atau rumah tangga merupakan tempat pertama

dan yang utama bagi anak untuk memperoleh pembinaan mental dan

pembentukan kepribadian yang kemudian ditambah dan disempurnakan oleh

sekolah.

Dalam hal ini hendaknya orang tua harus ingat bahwa pendidikan

berdasarkan kasih sayang saja kadang-kadang mendatangkan bahaya. Kasih

sayang harus dijaga jangan sampai berubah menjadi memanjakan anak. Kasih

sayang harus dilengkapi dengan pandangan yang sehat tentang sikap orang tua

terhadap anak. Dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa peran orang itu

sangat penting, karena tanpa peran orang tua, semuanya tidak sesuai dengan apa

yang kita harapkan, merekalah yang memberikan kita kasih sayang yang

tulus,yang tidak pernah kita dapatkan kepada orang lain.


Dicetak pada tanggal 2020-09-15
Id Doc: 589c885781944dbf0f493eba 16

Kenyataannya, orang tua merupakan salah satu sumber yang mampu

memberikan informasi tentang bakat anak sudah lama menjadi bahasan para ahli.

Sehubungan dengan hal ini, sebaiknya ada kerja sama antara keluarga dengan

sekolah. Pengamatan orang tua terhadap prilaku anaknya di rumah yang tidak

tampil di sekolah, misalnya minatnya untuk bidang-bidang tertentu dapat,

memberikan petunjuk yang berharga bagi sekolah atau bagi yang bertanggung

jawab dalam penelusuran anak berbakat (S.C. Utami Munandar, 1999:39-40)

Keluarga atau orang tua sebagai kesatuan hidup bersama, menurut

ST.Vembriarto (1990:39-41), mempunyai 7 fungsi yang ada hubungannya dengan

kehidupan si anak yaitu :

a) Fungsi biologi : keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak secara

biologis anak berasal dari orang tuanya.

b) Fungsi afeksi : keluarga merupakan tempat terjadinya hubungan social

yang penuh dengan kemesraan dan afeksi (penuh kasih sayang dan rasa

aman).

c) Fungsi sosialisasi : keluarga dalam membentuk kepribadian anak. Melalui

interaksi sosial dalam keluarga anak mempelajari pola-pola tingkah laku,

sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai dalam masyarakat dalam rangka

perkembangan kepribadiannya.

d) Fungsi pendidikan : keluarga sejak dahulu merupakan institusi pendidikan.

Dahulu keluarga merupakan satu-satunya institusi untuk mempersiapkan

anak agar dapat hidup secara sosial dan ekonomis di masyarakat.

Sekarangpun keluarga dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang

pertama dan utama dalam mengembangkan dasar kepribadian anak. Selain


Dicetak pada tanggal 2020-09-15
Id Doc: 589c885781944dbf0f493eba 17

itu keluarga atau orang tua menurut hasil penelitian psikologi berfungsi

sebagai faktor pemberi pengaruh utama bagi motivasi belajar anak yang

pengaruhnya begitu mendalam pada setiap langkah perkembangan anak

yang dapat bertahan hingga ke perguruan tinggi.

e) Fungsi rekreasi: keluarga merupakan tempat/medan rekreasi bagi

anggotanya untuk memperoleh afeksi, ketenangan dan kegembiraan.

f) Fungsi keagamaan: keluarga merupakan pusat pendidikan, upacara dan

ibadah bagi para anggotanya,

g) Fungsi perlindungan : keluarga berfungsi memelihara, merawat dan

melindungi anak baik fisik maupun sosialnya. Fungsi ini oleh keluarga

tidak dilakukan sendiri tetapi banyak dilakukan oleh badan-badan sosial

seperti tempat perawatan bagi anak-anak cacat tumbuh mental, anak yatim

piatu, anak-anak nakal dan perusahaan asuransi.

Ketujuh fungsi keluarga tersebut sangat besar peranannya bagi kehidupan

dan perkembangan kepribadian si anak. Oleh karena itu harus diupayakan oleh

para orang tua sebagai realisasi tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang

pendidik primair dan kodrat (M. Alisuf Sabri, 2005:23).

Peran orang tua dalam membangkitkan motivasi seorang anak dapat

dikategorikan sebagai sesuatu yang penting dimana orang tua berperan

merangsang atau menumbuhkan rasa motivasi dalam diri anak. Orang tua

berperan sebagai pendidik sebab dalam pekerjaannya tidak hannya mengajar,

tetapi juga melatih ketrampilan anak, terutama sekali melatih sikap mental anak

(Sardiman, 2014:72)
Dicetak pada tanggal 2020-09-15
Id Doc: 589c885781944dbf0f493eba 18

Orang tua harus selalu mengingat tujuan utama ini supaya tidak tergoda

menjadikan nilai bagus sebagai tujuan. Misalkan anak laki-laki anda yang kelas

empat SD mendapat PR mengarang. Dia sangat menyenangi tugas tesebut, dan

anda harus menahan diri untuk membantunya. tentu saja, cerita yang dibuatnya

mungkin akan lebih baik dengan bantuan anda. Namun tujuan utama anda ialah

bukan membuat karangan yang sangat bagus. Tujuan utama anda adalah membuat

anak senang mengerjakan PRnya sendiri.

Orang tua merupakan sosok pertama dan utama dalam pendidikan anak.

Meskipun anak telah dititipkan ke sekolah, tetapi orang tua tetap berperan

terhadap prestasi belajar anak.,

Berdasarkan uraian di atas, sebagai suatu kelompok sosial, keluarga

memiliki struktur yang terdiri atas ayah, ibu dan anak. Jika salah satu bagian dari

struktur tersebut tidak ada, maka keluarga tersebut dapat dikatakan tidak utuh,

akan tetapi keutuhan suatu keluarga tidak hanya dilihat dari keutuhan strukturnya

saja tetapi juga dilihat dari keutuhan dalam berinteraksi.

2.1.3 Peranan Ibu

Peranan ibu sangat strategis dalam mendidik anak, salah satu fungsi ibu

menurut Panca Dharma Wanita adalah sebagai pendidik anak yang utama dan

pertama dalam keluarga. Hal ini mengisyaratkan bahwa keberadaan seorang ibu

begitu penting dan strategis dalam proses pendidikan anak (M.Sahlan Syafei,

2005:85).

Unsur-unsur keterkaitan batin, keakraban pergaulan, dan pengenalan

terhadap individu anak merupakan beberapa faktor pendukung kuat atas

keberhasilan pendidikan terhadap anak dalam keluarga, dan hal itu hanya dimiliki
Dicetak pada tanggal 2020-09-15
Id Doc: 589c885781944dbf0f493eba 19

oleh seorang ibu. Sikap keterbukaan pencurahan isi hati, pelampiasan emosi anak

cenderung lebih memperoleh tempat yang pas jika disampaikan kepada ibu dari

pada bapak. Dengan begitu, haruslah diyakini bahwa seorang ibu begitu

menentukan dalam mendidik anak di rumah atau dalam keluarga, dan dalam

rangka memnbentuk generasi penerus yang beriman dan bertaqwa, berkualitas

dalam moral, mental dan intelektualnya bisa jadi tidak ada anak yang baik tanpa

ibu yang baik.

Seorang ibu tidak akan kehilangan fitrah keberadaannya sebagai seorang

wanita, beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memiliki

kemampuan mendidik, demokratis, sehat jasmani dan rohani, mampu “ing ngarso

sung tulodo, ing madyo mangun karso, dan tut wuri handayani”, berwawasan luas

yang berwibawa, penampilan yang sejuk, dan tutur bahasa yang lembut

merupakan bagian dari sosok seorang ibu yang ideal selaku pendidik yang utama

bagi keluarga dan anak-anaknya.

Dalam hal seorang ibu mampu memainkan peranan sebagai pendidik dan

pengasuh secara utuh dan tepat, membimbing anaknya, memotivasi ketika untuk

meningkatkan hasil belajar, maka bukan saja dia telah memenuhi kewajibannya

semata-mata, melainkan telah ikut pula menabur andil bagi upaya pemeliharaan

kelangsungan hidup bangsa dan Negara.

2.1.4 Peranan Ayah

Anak memandang ayahnya sebagai orang yang tertinggi dalam keluarga.

Kegiatan seorang ayah terhadap pekerjaannya sehari-hari sungguh besar

pengaruhnya kepada anak-anaknya, lebih-lebih anak yang telah tumbuh besar.


Dicetak pada tanggal 2020-09-15
Id Doc: 589c885781944dbf0f493eba 20

Meskipun demikian, dibeberapa keluarga masih dapat kita lihat kesalahan

pendidikan yang diakibatkan oleh tindakan seorang ayah. Karena sibuknya

berkerja mencari nafkah, ayah tidak ada lagi waktu untuk bergaul mendekati

anak-anaknya. ditinjau dari fungsi dan tugasnya sebagai ayah, dapat dikemukakan

di sini bahwa peranan ayah dalam pendidikan anak-anaknya yang lebih dominan

adalah sebagai :

a. Sumber kekuasaan di dalam keluarga.


b. Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar.
c. Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga.
d. Perlindungan terhadap ancaman dari luar.
e. Hakim atau yang mengadili jka terjadi perselisihan.
f. Pendidik dalam segi-segi rasional (M. Ngalim Purwanto, 2007:83).

Seorang ayah mempunyai kontribusi yang besar serta peran dalam keluarga

peran ayah dalam meningkatkan hasil belajar anaknya yaitu mendidik,

membimbing, memotivasi dan memfasilitasi karena ayah yang mencari nafkah,

dan ayah diposisikan sebagai kepala keluarga atau orang yang berkedudukan

paling tinggi dalam keluarga.

2.2 Hasil Belajar

2.2.1 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk

pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktifitas atau proses yang

mengakibatkan berubahnya input secara fungsional (Purwanto,2011). Sedangkan

belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu

yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil

belajar, selain hasil belajar kognitif yang diperoleh peserta didik.


Dicetak pada tanggal 2020-09-15
Id Doc: 589c885781944dbf0f493eba 21

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses

perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan tingkah laku

tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

Dimyati dan Mudjiono (2013:3) menyatakan bahwa “hasil belajar

merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. Hasil

belajar tersebut dibedakan menjadi dua yaitu dampak pengajaran dan dampak

pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang

dalam angka rapor, atau angka dalam ijazah, sedangkan dampak pengiring adalah

terapan pengetahuan dan kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar.

Hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil maksimum yang telah dicapai

oleh siswa setelah mengalami proses belajar mengajar dalam mempelajari materi

pelajaran tertentu. Hasil belajar tidak mutlak berupa nilai saja, akan tetapi dapat

berupa perubahan atau peningkatan sikap, kebiasaan, pengetahuan, keuletan,

ketabahan, penalaran, kedisiplinan, keterampilan dan lain sebagainya yang

menuju pada perubahan positif. Hasil belajar menunjukkan kemampuan siswa

yang sebenarnya yang telah mengalami proses pengalihan ilmu pengetahuan dari

seseorang yang dapat dikatakan dewasa atau memiliki pengetahuan kurang. Jadi

dengan adanya hasil belajar, orang dapat mengetahui seberapa jauh siswa dapat

menangkap, memahami, memiliki materi.

Dari beberapa pengertian belajar tersebut dapat dipahami bahwa belajar

merupakan proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan dari interaksi dengan lingkungannya. Belajar merupakan ingatan

“ingatan adalah penarikan kembali informasi yang pernah diperoleh sebelumnya”


Dicetak pada tanggal 2020-09-15
Id Doc: 589c885781944dbf0f493eba 22

(Slameto, 2013:111). Informasi yang diterima dapat diterima beberapa saat,

beberapa waktu dan ada dalam jangka waktu yang tidak terbatas.

Menurut Purwanto (2014:45) belajar dilakukan untuk mengusahakan

adanaya perubahan tingkah laku pada individu yang belajar, perubahan perilaku

itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Jadi hasil belajar yaitu

berubahnya perilaku peserta didik meliputi kognitif, afektif, serta

psikomotoriknya. Sehingga setiap pendidik pastinya akan mengharapkan agar

hasil belajar peserta didiknya itu meningkat setelah melakukan proses

pembelajaran.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan

hasil yang diperoleh siswa dari aktivitas belajar yang mengakibatkan perubahan

pemahaman dan tingkah laku pada diri seseorang.

2.2.2 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara siswa yang satu

dengan siswa yang lain berbeda. Hal ini menimbulkan hasil belajar yang dicapai

masing-masing individu berbeda. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan

belajar siswa, menurut Slameto (2013 : 54 – 72) faktor-faktor tersebut adalah :

1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (intern)

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang sedang

belajar, yang meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.

a. Faktor Jasmaniah

1. Factor kesehatan

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang

terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat,


Dicetak pada tanggal 2020-09-15
Id Doc: 589c885781944dbf0f493eba 23

mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun

gangguan-gangguan atau kelainan-kelaianan fungsi alat inderanya serta

tubuhnya. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah

mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu

mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat,

tidur, makan, olahraga, rekreasi dan ibadah.

2. Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang

sempurna mengenai tubuh atau badan. Keadaan cacat tubuh juga

mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat, belajarnya juga akan

terganggu, jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga

pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari

pengaruh kecacatannya.

b. Faktor Psikologis

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor

psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah : intelegensi,

perhatian, minat, bakat, motif kematangan dan kelelahan.

1) Intelegensi

Intelegensi yaitu kecakapan yang terdiri dari tiga jenis, yaitu kecakapan

untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru

dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep yang

abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat.

Intelegensi besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Dalam

situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat kecerdasan yang


Dicetak pada tanggal 2020-09-15
Id Doc: 589c885781944dbf0f493eba 24

tinggi akan lebih berhasil dari pada siswa yang kecerdasannya lebih

rendah.

2) Perhatian

Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-

mata tertuju kepada sesuatu obyek ataupun sekumpulan objek. Untuk

dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai

perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak

menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak

lagi suka belajar.

3) Minat.

Minat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Kalau sesorang tidak

berminat untuk mempelajari sesuatu, jangan diharapkkan ia akan

berhasil. Kalau seseorang mempelajari sesuatu penuh minat, diharapkan

dapat berhasil. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenal beberapa kegiatan.

4) Bakat.

Bakat adalah kemampuan untuk belajar, kemampuan ini baru terealisasi

menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar dan terlatih.

5) Motif.

Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan apa yang akan dicapai, di

dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi

untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi

penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak atau

pendorongnya,
Dicetak pada tanggal 2020-09-15
Id Doc: 589c885781944dbf0f493eba 25

6) Kematangan

Kematangan yaitu suatu tingkat fase dalam pertumbuhan seseorang,

dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan

baru. Belajar akan berhasil jika anak sudah siap (matang).

7) Kesiapan

Kesiapan yaitu kesediaan untuk memberi respon atau reaksi. Kesiapan

ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar

dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.

c. Faktor Kelelahan

Kelelahan meliputi kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani terlihat

dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk memberikan

tubuh istirahat. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan

kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

2. Faktor yang berasal dari luar (ekstern)

Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang dapat

mempengaruhi proses belajar, terdiri dari :

a. Faktor Keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang

itu mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan

ekonomi keluarga.

1) Cara Orang Tua Mendidik

Orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya,

misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak


Dicetak pada tanggal 2020-09-15
Id Doc: 589c885781944dbf0f493eba 26

memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan

anaknya dalam belajar dapat menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil

dalam belajarnya.

2) Relasi Antar Anggota Keluarga

Relasi antara anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua

dengan anaknya. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu

diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut. Orang tua

harus memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anaknya yang meliputi : kasih

sayang, rasa aman, harga diri, kebebasan dan rasa sukses. Selain itu

perhatian terhadap pendidikan anak juga sangat penting sehingga anak

akan mendapat hasil belajar yang baik sesuai dengan harapan.

3) Suasana Rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang

sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan belajar. Agar

anak dapat belajar dengan baik perlu diciptakan susana rumah yang tenang

dan tenteram.

4) Keadaan Ekonomi Keluarga

Anak yang sedang belajar selain harus dipenuhi kebutuhan pokoknya

(makan, pakaian, kesehatan) juga membutuhkan faslitas belajar seperti

ruang belajar, meja, kursi, alat-alat tulis, buku-buku dan lain-lain. Jika

anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan anak kurang

terpenuhi, apabila fasilitas belajar kurang memadai maka belajar akan

terganggu atau kurang berhasil.


Dicetak pada tanggal 2020-09-15
Id Doc: 589c885781944dbf0f493eba 27

5) Pengertian Orang Tua.

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Orang tua wajib

dan memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin

kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru

anaknya, untuk mengetahui perkembangannya.

6) Latar Belakang Kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap

anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan

yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.

b. Faktor Sekolah

Faktor sekolah adalah faktor-faktor yang berasal dan berhubungan atau

berkaitan dengan sekolah di mana seseorang menuntut ilmu.

1) Metode Mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam

mengajar. Mengajar adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada

orang lain agar orang itu menerima, menguasai dan mengembangkannya.

Untuk itu perlu metode mengajar yang dapat membantu meningkatkan

kegiatan belajar mengajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka

metode mengajar harus diusahakan yang tepat, efisien dan seselektif

mungkin.

2) Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada

siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar
Dicetak pada tanggal 2020-09-15
Id Doc: 589c885781944dbf0f493eba 28

siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu.

Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar.

3) Relasi Guru Dengan Siswa

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa, sehingga hasil

belajar siswa dipengaruhi oleh relasi dengan gurunya. Di dalam reaksi yang

baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran

yang diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya.

4) Relasi Siswa Dengan Siswa

Di dalam siswa sering terjadi persaingan yang tidak sehat, jiwa kelas tidak

terbina, bahkan hubungan masing-masing siswa tidak tampak. Hal ini akan

mengganggu belajar siswa. Akibatnya akan menjadi parah apabila siswa

menjadi malas utuk masuk sekolah dengan alasan karena di sekolah

mengalami perilaku yang kurang menyenangkan dari teman-temannya.

5) Disiplin Sekolah

Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam

sekolah dan juga dalam belajar. Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata

tertib dan bekerja dengan disiplin akan membuat siswa disiplin pula.

Dengan disiplin maka siswa akan memperoleh hasil belajar yang baik.

6) Alat Pelajaran

Karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai

pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan. Alat pelajaran yang

lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang

diberikan kepada siswa.


Dicetak pada tanggal 2020-09-15
Id Doc: 589c885781944dbf0f493eba 29

7) Waktu Sekolah

Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah,

waktu itu dapat pagi hari, siang, sore atau malam hari. Waktu sekolah juga

mempengaruhi belajar siswa, dan pagi adalah waktu yang sangat efektif

untuk belajar.

8) Standar Pelajaran di Atas Ukuran

Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan

siswa masing-masing , yang penting adalah tujuan yang telah dirumuskan

dapat tercapai.

9) Keadaan Gedung

Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka

masing-masing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai di

dalam setiap kelas.

10) Metode Belajar

Siswa perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu

yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan dan cukup istirahat akan

meningkatkan hasil belajar.

11) Tugas Rumah

Waktu belajar terutama adalah di sekolah, di samping waktu untuk belajar

waktu di rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang lain. Maka

diharapkan agar guru tidak memberikan tugas yang harus dikerjakan di

rumah, yang menyebabkan siswa tidak mempunyai lagi waktu untuk

kegiatan yang lain.


Dicetak pada tanggal 2020-09-15
Id Doc: 589c885781944dbf0f493eba 30

c. Faktor Masyarakat

Masyarakat di mana anak didik tinggal sangat berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat

yang meliputi :

1) Kegiatan Siswa Dalam Masyarakat

Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap

perkembangan pribadinya., tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan

masyarakat yang terlalu banyak maka belajarnya akan terganggu. Oleh

karena itu siswa harus mampu mengatur waktu belajarnya secara

bijaksana.

2) Media Masa

Media masa yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap belajarnya,

sebaliknya media masa yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa.

Maka perlulah kiranya siswa mendapatkan bimbingan dan kontrol yang

cukup bijaksana dari pihak orang tua dan pendidik, baik di dalam

keluarga, sekolah dan masyarakat.

3) Teman Bergaul

Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam

jiwanya, teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri

siswa. Agar diri siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah

diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik dan pembinaan

pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus

cukup bijaksana.
Dicetak pada tanggal 2020-09-15
Id Doc: 589c885781944dbf0f493eba 31

4) Bentuk Kehidupan Masyarakat

Kehidupan masyarakat disekitar siswa berpengaruh terhadap belajar siswa.

Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi,

suka mencuri, dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik akan

berpengaruh jelek kepada anak yang berada di situ.

2.3. Peranan Orang Tua Dalam Meningkatan Hasil Belajar

Orang tua yang paling berperan dalam menentukan hasil belajar anak.

Orang tua merupakan sosok pertama dan utama dalam pendidikan anak.

Meskipun anak telah dititipkan ke sekolah, tetapi orang tua tetap berperan

terhadap hasil belajar anak.

2.3.1. Peran Sebagai Pengasuh dan pendidik

Menurut Ngalim Purwanto (2007 : 80) orang tua adalah pendidik sejati,

pendidik karena kodratnya. Oleh karena itu kasih sayang orang tua terhadap anak-

anak hendaklah kasih sayang yang sejati pula, yang berarti pendidik atau orang

tua mengutamakan kepentingan dan kebutuhan anak-anak, dengan

mengesampingkan keinginan dan kesenangan sendiri.

2.3.2. Peran Sebagai Pembimbing

Bimbingan adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam

rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan, agar

orang tersebut mampu mengatasinya sendiri dengan penuh kesadaran (Sucipto

dan Raflis dalam Munirwan umar, 2015:27). Maka dalam hal ini, orang tua harus

senantiasa memberikan bimbingan secara berkelanjutan. Anak di sekolah kurang


Dicetak pada tanggal 2020-09-15
Id Doc: 589c885781944dbf0f493eba 32

lebih enam jam, dan bertemu dengan gurunya kurang lebih hanya sampai 2 dan 3

jam. Maka hasil belajar anak sangat didukung oleh bimbingan belajar yang

diarahkan oleh orang tuanya Misalnya mengikuti les diluar jam sekolah untuk

menambah pengetahuan anak yang tidak didapat disekolah.

2.3.3. Peran Sebagai Motivator

Orang tua memberikan dorongan tentang pentingnya belajar dengan tujuan

dapat meningkatkan hasil belajar, sehingga anak benar-benar merasa penting dan

membutuhkan apa yang dianjurkan oleh orang tuanya (Sucipto dan Raflis, dalam

Munirwan umar, 2015:27). Orang tua harus mampu menjadi motivator belajar

anak. Hal ini dilakukan antara lain dengan membimbing belajar anak dengan

kasih sayang secara berkelanjutan, serta dengan menciptakan suasana belajar di

rumah. Suasana belajar dapat diwujudkan dengan meminimalisir kebiasaan-

kebiasaan yang kurang bermanfaat, seperti nonton TV secara terus menerus, maka

bagaimana suasana belajar mampu dikondisikan oleh orang tua, maka sejauh itu

pula anak termotivasi untuk belajar. Semakin tinggi motivasi belajar anak,

semakin tinggi pula kemungkinan anak untuk memperoleh hasil belajar yang

maksimal.

2.3.4. Fasilitator

Dalam kegiatan belajar orang tua menyediakan berbagai fasilitas seperti

media, alat peraga, termasuk menentukan berbagai jalan untuk mendapatkan

fasilitas tertentu dalam menunjang program belajar anak (Sucipto dan Raflis,

dalam Munirwan umar, 2015:28). Orang tua sebagai fasilitator turut

mempengaruhi tingkat hasil belajar yang dicapai anak. Bentuk dukungan lain

yang tidak kalah pentingnya berkenaan dengan peranan orang tua dalam belajar
Dicetak pada tanggal 2020-09-15
Id Doc: 589c885781944dbf0f493eba 33

anak adalah dengan menyiapkan berbagai fasilitas pembelajaran. Fasilitas ini

dimulai dengan biaya pendidikan karena tidak ada pendidikan gratis seratus

persen. Fasilitas pendidikan selanjutnya adalah berkenaan dengan penyediaan

buku-buku ajar yang dibutuhkan peserta didik, demikian juga dengan fasilitas

lainnya, seperti alat-alat tulis, tempat belajar, komputer atau laptop dan lain-lain.

2.4 Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Chandra Dewi Rahmawati

(09480122) pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah ibtidaiyah

Universitas Negeri Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 2014 dengan

judul skripsi “Peran orang tua dan guru dalam meningkatkan prestasi belajar pada

mata pelajaran PKN kelas IV madrasah ibtidaiyah Ma’arif patalan bantul”, dari

hasil penelitian adalah (1) peran orang tua dan guru dalam menigkatkan prestasi

belajar diantaranya: (a) mendampingi, seperti mendampingi siswa belajar, baik

dirumah atau saat pembelajaran. (b) memberikan fasilitas yang dibutuhkan seperti

membelikan alat-alat sekolah, memberikan buku penunjang, mobil jemput siswa

dan layanan prima. (c) memberikan motivasi, seperti memberikan semangat dan

nasihat, memberikan hadiah. (d) mengontrol dan mengarahkan, seperti

mengontrol buku, membatasi kegiatan anak, mengontrol dari aspek prestasi,

keprobadian dan mata pelajaran. (2) peningkatan prestasi belajar pada mata

pelajaran PKN, yang dapat mencapai KKM bahkan melebih. (3) faktor pendukung

meliputi adanya pelatihan guru, lingkungan yang kondusif, antusias orang tua dan

pendampingan spiritual. Maka dapat disimpulkan bahwa peran orang tua dan guru

mempunyai peranan penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

2.5 Kerangka Berfikir


Dicetak pada tanggal 2020-09-15
Id Doc: 589c885781944dbf0f493eba 34

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa dari aktivitas belajar

yang mengakibatkan perubahan pemahaman dan tingkah laku pada diri seseorang.

Menurut Purwanto (2014:45) belajar dilakukan untuk mengusahakan adanaya

perubahan tingkah laku pada individu yang belajar, perubahan perilaku itu

merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Jadi hasil belajar yaitu

berubahnya perilaku peserta didik meliputi kognitif, afektif, serta

psikomotoriknya. Sehingga setiap pendidik pastinya akan mengharapkan agar

hasil belajar peserta didiknya itu meningkat setelah melakukan proses

pembelajaran. Secara Umum Peranan adalah perilaku yang diharapkan oleh pihak

lain dalam melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan status yang

dimilikinya. Status dan peranan tidak dapat dipisahkan karena tidak ada peranan

tanpa status dam tidak ada status tanpa peranan.

Menurut Ngalim Purwanto (2007 : 80) orang tua adalah pendidik sejati,

pendidik karena kodratnya. Oleh karena itu kasih sayang orang tua terhadap anak-

anak hendaklah kasih sayang yang sejati pula, yang berarti pendidik atau orang

tua mengutamakan kepentingan dan kebutuhan anak-anak, dengan

mengesampingkan keinginan dan kesenangan sendiri.

Orang tua tidak hanya sebagai pendidik maupun pengasuh tetapi sebagai

pembimbing. Bimbingan adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh seseorang

dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan,

agar orang tersebut mampu mengatasinya sendiri dengan penuh kesadaran

(Sucipto dan Raflis, 2000:109). Maka dalam hal ini, orang tua harus senantiasa

memberikan bimbingan secara berkelanjutan. Anak di sekolah hannya enam jam,


Dicetak pada tanggal 2020-09-15
Id Doc: 589c885781944dbf0f493eba 35

dan bertemu dengan gurunya hanya sampai 2 dan 3 jam. Maka hasil belajar anak

sangat didukung oleh bimbingan belajar yang diarahkan oleh orang tuanya.

Seorang anak tentunya membutuhkan motivasi dan nasehat dari orang

tuanya. Karena dengan Orang tua memberikan dorongan tentang pentingnya

belajar dengan tujuan dapat meningkatkan hasil belajar, sehingga anak benar-

benar merasa penting dan membutuhkan apa yang dianjurkan oleh orang tuanya.

Tidak hanya itu saja, orang tua dalam belajar orang tua menyediakan berbagai

fasilitas seperti media, alat peraga, termasuk menentukan berbagai jalan untuk

mendapatkan fasilitas tertentu dalam menunjang program belajar anak. Secara

lebih rinci kerangka berfikir dapat dilihat dari bagan 2.1

Bagan 2.1 Peran orang tua dalam meningkatkan hasil belajar

Pendidik dan
pengasuh

Peran Orang
Pembimbing
Tua HASIL BELAJAR
MATA PELAJARAN
EKONOMI
Motivator Meningkatkan

Fasilitator

Peranan orang tua dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran

ekonomi yaitu peran sebagai pendidik dan pengasuh, peran sebagai pembimbing,

peran sebagai motivator, peran sebagai fasilitator.

Anda mungkin juga menyukai