Anda di halaman 1dari 20

Landak Sai Punggah

landak yakdolah binatang sai badanne hampir gegoh tikus, bidane ngedok bulu sai tajom. suatu ghani
sewaktu ya lagi lapah lapah tungga jama kelinci kijang ghik memai. waktu tin tungga kelinci nagu jam
landak" hai landak niku haga mit dipa?" kidang landak mak ngejawab cawane kelinci, kijang cawa jama
"niku cak mak ngejawab cawane kelinci". hane landak "haga api nyak ngicik jama kelinci nyak kan lebih
hebat jak kelinci. liyak buluku tajom warnane halom sambil nunjukko badanne bahwa iya punggah.

ghadu jak hena landak teghus lapah, ulih kepalaian iya bugendom di bah batang gedang mak dipandai
buah gedang wat sai ghadu mesak, bahkan hampir gegoh. lagi tahabu angin kencog ghatong gedang
ngelatu landak sai lagi tahabu. gedang nancop di tundunne landak. ulih kena bulune sai tajom landak
kesakikan. ia mak dacok lapah ulih kebiyaan.

Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/976012#readmore


4. Si Kura-Kura yang Sombong

Ada seekor kura-kura yang sombong dan merasa dirinya lebih pantas terbang
dibandingkan berenang di perairan. Ia jengkel karena memiliki tempurung keras yang
membuat tubuhnya terasa berat.

Ia pun kesal melihat kawan-kawannya sudah berpuas diri dengan berenang. Saat melihat
burung yang bebas terbang di langit, kejengkelannya kian bertambah.

Suatu hari, kura-kura ini memaksa seekor angsa untuk membantunya terbang. Si angsa
setuju. Ia mengusulkan agar si kura-kura berpegangan pada sebatang kayu yang akan
diangkatnya.

Karena tangan kura-kura agak lemah, ia menggunakan mulutnya yang lebih kuat. Ia pun
akhirnya bisa terbang dan merasa bangga.

Melihat teman-temannya yang tengah berenang, ia ingin menyombongkan diri. Ia lupa


bahwa mulutnya harus terus dipakai untuk menggigit kayu. Ia pun terjatuh dengan keras.
Beruntung, ia selamat berkat tempurung yang pernah dibencinya.

Kesombongan akan mendatangkan petaka. Itulah pesan moral yang ingin disampaikan
dalam cerita dongeng anak sebelum tidur dari Filipina ini.

Anda bisa menceritakannya pada anak agar ia tumbuh menjadi pribadi yang rendah
hati. Memiliki cita-cita memang baik. Tapi jangan sampai saat cita-cita itu tercapai, kita
merendahkan orang lain yang tidak seberuntung kita.

5. Telur Emas

Alkisah, ada seekor angsa yang dapat mengeluarkan sebutir telur emas setiap hari. Angsa
itu dimiliki seorang petani dan istrinya. Mereka bisa hidup nyaman dan berkecukupan
berkat telur tersebut.

Kenyamanan ini berlangsung cukup lama. Namun pada suatu hari, tiba-tiba saja
terbersit ide di benak petani tersebut. “Kenapa aku harus mendapatkan satu telur per
hari? Kenapa tidak kuambil semuanya sekaligus dan jadi kaya raya?” pikirnya.

Istrinya ternyata setuju dengan ide tersebut. Mereka pun menyembelih si angsa dan
membelah perutnya. Alangkah terkejutnya mereka ketika melihat perut tersebut hanya
berisi daging dan darah. Tak ada telur sama sekali, apalagi emas.
Mereka pun menangis sejadi-jadinya. Tak ada sumber penghasilan tetap yang bisa
mereka andalkan lagi. Mereka harus bekerja keras untuk menyambung hidup esok hari.

Pesan yang disampaikan dalam cerita dongeng anak sebelum tidur karangan Aesop ini
hampir mirip dengan kisah Pulau Matahari sebelumnya. Yaitu untuk menghindari sifat
tamak dan selalu mensyukuri berkah yang diberikan oleh Tuhan.

Berusaha memang penting. Tapi jangan sampai menghalalkan segala cara untuk
mendapatkan sesuatu yang tidak kita miliki. Bukan tidak mungkin kita malah kehilangan
segalanya seperti yang dialami pasangan suami istri petani di atas.

Baca juga: Kumpulan Video Anak Anak yang Edukatif dan Memiliki Pesan Moral

Cerita Dongeng Anak Islami

Bagi yang beragama Islam, Anda bisa membacakan cerita dongeng anak sebelum
tidur Islami ini untuk buah hati. Di dalamnya terdapat berbagai macam pelajaran mulai
dari pentingnya salat sampai sifat-sifat yang perlu dimiliki dalam bermasyarakat.
1. Anak yang Selalu Menunda Salatnya

Ada seorang anak yang rajin beribadah, baik yang wajib maupun sunah. Hanya saja, ia
selalu menunaikan kewajibannya di akhir waktu. Rasa malas tak pernah bisa
mengalahkan niat baiknya.

Suatu hari, ia baru saja selesai menjalankan salat magrib dan tertidur di atas sajadahnya.
Saat terbangun, ia terkejut. Ia tidak lagi berada di kamar, melainkan di sebuah tempat
yang dipenuhi banyak orang. Beberapa saat kemudian, barulah ia sadar kalau ia sedang
menghadapi hari pembalasan.

Tiba gilirannya ditanya oleh malaikat, ia mengaku sudah menjalankan semua


kewajibannya. Ia juga menghindari semua yang dilarang oleh Allah. Namun, malaikat
tetap menyeretnya ke neraka jahanam.

Dengan panik, anak itu memohon pada malaikat untuk melepaskannya. Ia juga bertanya
apakah ada hal yang bisa menyelamatkannya. Sepengetahuannya, salat bisa menghapus
doa dan ia selalu menjalankan salat 5 waktu tiap hari. Namun, kenapa ia tak juga
diampuni?

Setibanya di bibir neraka, anak itu hanya bisa menangis ketakutan. Tiba-tiba, datanglah
seorang pria tua dengan jenggot putih panjang. Ia pun bertanya siapa pria tua tersebut.
Ternyata, ia adalah perwujudan salat yang selama ini dilakukannya. Malaikat pun
melepaskan anak itu.

Dengan perasaan lega bercampur marah, si anak bertanya mengapa salat tidak datang
lebih cepat. Salat pun menjawab, “Bukankah kau juga selama ini selalu menunda
melaksanakanku?”

Seketika, si anak terbangun. Ternyata ia hanya bermimpi. Namun mimpi itu


menyadarkannya. Begitu adzan isya berkumandang, ia pun segera mengambil air wudhu
dan melaksanakan salat.

Mengajarkan anak untuk displin dalam menjalatkan salatnya memang bukan hal mudah.
Salah satu cara yang bisa Anda terapkan adalah menanamkan pesan lewat cerita
dongeng anak sebelum tidur.

Kisah ini juga bisa dijadikan pengingat untuk diri kita sendiri. Sesibuk apa pun kegiatan
yang sedang dijalani, jangan pernah menunda salat, apalagi tidak melaksanakannya
sama sekali.
2. Pohon Kehidupan

Hiduplah seorang pria tua yang memiliki empat orang anak. Ia ingin anak-anaknya tidak
menjadi manusia yang terlalu cepat menghakimi sesuatu. Untuk itu, ia mengirimkan
mereka untuk melihat pohon pir yang berada jauh dari rumah mereka.

Masing-masing anak diminta pergi di musim berbeda, yakni musim dingin, semi, panas,
dan gugur. Saat keempatnya kembali, sang ayah bertanya tentang apa yang mereka
lihat.

Anak pertama mengatakan pohon itu terlihat jelek, gundul, dan bengkok terkena angin.
Sebaliknya, anak kedua mengatakan pohon itu dipenuhi tunas dan terlihat menjanjikan.
Lalu, anak ketiga mengatakan kalau pohon tersebut dipenuhi bunga-bunga yang wangi.
Terakhir, anak keempat mengatakan kalau si pohon memiliki banyak buah yang terlihat
nikmat.

Sang ayah menjelaskan kalau semua yang mereka lihat itu benar. Masing-masing dari
mereka hanya melihat pohon itu dalam satu musim saja. Ia lalu berujar, kalau mereka
tidak boleh menilai pohon, apalagi manusia, hanya dari satu sisi saja.

Ingin mengajari anak agar tidak menilai segala sesuatunya dari satu sisi saja? Cerita
dongeng anak sebelum tidur ini bisa Anda bacakan untuknya.

Kita yang sudah dewasa pun sekaligus diingatkan untuk tidak terlalu cepat mengambil
kesimpulan atau menghakimi seseorang. Pandangan mata manusia sangat sempit,
mungkin saja di baliknya ada latar belakang atau cerita lain yang tidak kita lihat.

Terkadang kondisi seseorang terlihat buruk, namun bukan tidak mungkin ia penuh
keindahan di waktu lain. Begitu pula dengan diri kita sendiri. Ada masa naik turun yang
kita alami. Tentu kita tidak ingin orang lain menilai kita dari satu sisi saja, bukan?

3. Tagihan dari Allah

Dikisahkan, seorang pria berusia 70 tahun terkena penyakit yang membuatnya tak bisa
buang air kecil. Dokter mengatakan kalau ia harus dioperasi agar bisa kencing kembali.

Setelah selesai, dokter memberikan tagihan yang jumlahnya lumayan tinggi. Pria tua itu
menangis. Karena kasihan, dokter pun mengatakan akan memberikan diskon jika tagihan
itu dirasa terlalu memberatkan.
Tak disangka, pria tersebut menolak. Ia bukannya menangis karena tagihan
pengobatannya terlalu mahal.

Ia justru tersadar kalau selama ini Allah begitu pemurah sudah membiarkannya bebas
buang air kecil selama 70 tahun. Beruntunglah ia karena Allah tak pernah memberikan
tagihan sama sekali untuknya.

Terlalu fokus dengan sesuatu yang tidak kita miliki bisa membuat kita kurang bersyukur.
Karena terus menerus merasa kurang, kita tidak sadar betapa besar anugerah yang
sudah diberikan Tuhan kepada kita.

Nah, cerita dongeng anak sebelum tidur ini bisa menjadi pengingat betapa
beruntungnya kita selama ini. Ajarkan juga pada anak untuk selalu mensyukuri apa pun
yang terjadi. Jangan sampai ia menyesal ketika sudah kehilangan apa pun yang
dimilikinya.

4. Pria yang Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni

Suatu hari, seorang pria mengalami kecelakaan kapal dan terdampar di sebuah pulau tak
berpenghuni. Ia terus berdoa agar Allah menyelamatkannya. Setiap hari ia memandang
laut lepas menanti pertolongan.

Hari demi hari berlalu, yang ia harapkan tak kunjung datang. Demi bertahan hidup, ia
pun mencari makanan di hutan dan berusaha membangun gubuk seadanya.

Tak lama setelah gubug selesai dibangun, pria itu pergi mencari makan. Alangkah
terkejutnya ia saat kembali, kobaran api melalap gubug tersebut hingga habis tak tersisa.

Ia pun kecewa dan putus asa. Sempat ia merasa marah karena mengira Allah tak lagi
memedulikannya. Lelah menangis, ia jatuh tertidur di atas pasir.

Keesokan harinya, ia terbangun mendengar suara kapal yang mendekat. Ia pun lega
bercampur heran, bagaimana orang-orang itu bisa menemukannya. Padahal sudah lama
ia pasrah tak mengharapkan pertolongan datang.

Ternyata, orang-orang itu melihat kepulan asap dari gubug yang terbakar kemarin.
Tersadarlah pria tersebut, ternyata yang disangkanya bencana justru merupakan berkah
yang diberikan Allah.

Tantrum dan ngambek merupakan salah satu sifat yang sering dimiliki anak. Beri buah
hati Anda pengertian bahwa dunia ini tak akan selalu berjalan sesuai keinginannya.
Terkadang, ada hal yang mungkin ia anggap buruk tapi ternyata punya hikmah dan
manfaat yang tak disangka-sangka. Agar lebih mudah dipahami, cerita dongeng anak
sebelum tidur bernuansa islami ini bisa Anda bacakan untuknya.

5. Kebijaksanaan Iyas bin Muawiyah

Suatu hari, ada seorang pria yang hendak dihukum karena meminum anggur. Namun ia
berkilah mengatakan bahwa anggur terdiri dari air, kurma, dan buah anggur yang
semuanya halal. Ia pun mengaku tak paham kenapa saat ketiga bahan halal tersebut
dicampur, hasil akhirnya menjadi haram.

Iyas tetap tenang mendengar pertanyaan tersebut. Ia balas bertanya apakah pria tersebut
kesakitan jika Iyas memukulnya menggunakan debu, jerami, atau air.  Pria itu dengan
mantap menjawab tidak.

Iyas pun bertanya lagi apakah pria tersebut kesakitan jika dipukul dengan ketiga bahan
sebelumnya. Hanya saja, ketiganya sudah dicampur dan dikeringkan hingga menjadi
batu bata.

Begitu si pria mengatakan iya, Iyas pun kembali ke pertanyaan si pria sebelumnya.
Logika yang sama bisa diterapkan pada air, kurma, dan buah anggur. Meski ketiganya
halal, setelah dicampur dan difermentasi, bukan tidak mungkin muncul alkohol
memabukkan yang membuatnya menjadi haram.

Kisah berikutnya ini sebenarnya lebih tergolong anekdot alih-alih dongeng karena
diambil dari kisah nyata. Namun, Anda tetap bisa menjadikannya cerita dongeng anak
sebelum tidur karena memiliki pesan moral yang baik.

Tokoh utama dari cerita ini adalah Iyas bin Muawiyah yang menjadi hakim di abad 2. Ia
dikenal akan kecerdasannya dan sering disebut-sebut dalam berbagai anekdot. Salah
satunya seperti yang telah dibahas di atas.

Baca juga:

Cerita Dongeng Anak Lucu


Menyampaikan pesan moral untuk si kecil tak harus melalui kisah yang serius. Cerita
dongeng anak sebelum tidur jenaka di bawah ini pun punya pelajaran yang tak kalah
penting. Apalagi, biasanya banyak anak yang lebih mudah tertarik dengan hal-hal yang
bisa mengundang tawa.

1. Si Bodoh dan Keledai

Suatu hari, ada ayah dan anak yang berjalan kaki sambil menuntun keledainya menuju
pasar. Mereka berpapasan dengan seorang pria yang berkata, “Dasar bodoh, ada keledai
mengapa kalian malah jalan kaki?” Jadilah ayah itu meminta anaknya untuk menaiki
keledai. Mereka pun melanjutkan perjalanan.

Tak lama, mereka kembali bertemu pria lain. Kali ini pria tersebut berkomentar, “Dasar
anak muda pemalas. Kenapa ia enak-enakan naik keledai sementara ayahnya dibiarkan
berjalan kaki?” Akhirnya, sang ayah meminta anaknya turun. Giliran ia yang naik keledai
sementara anaknya berjalan kaki.
Belum jauh, mereka bertemu dengan sekelompok wanita yang berbisik satu sama lain,
“Kasihan sekali anak itu. Ayahnya naik keledai sementara ia harus berjalan kaki.”
Bingung harus bagaimana, akhirnya sang ayah mengajak anaknya untuk ikut
menunggangi hewan peliharaannya.

Lagi-lagi, mereka bertemu penduduk setempat yang mencemooh, “Apakah kalian berdua
tidak malu membuat keledai malang itu menanggung badan kalian yang besar?” Ayah
dan anak itu pun turun. Setelah berpikir keras, akhirnya mereka memutuskan mengikat
kaki keledai ke tiang. Mereka berdua lalu melanjutkan perjalanan sambil memanggul
tiang dan keledai tersebut.

Orang-orang yang berpapasan pun tertawa melihat kebodohan mereka. Sampai di


sebuah jembatan, salah satu ikatan kaki keledai terlepas dan membuatnya berontak.
Sayang, si keledai malah jatuh ke sungai dan akhirnya tenggelam. Ayah dan anak itu pun
kehilangan keledai mereka selama-lamanya.

Ada beberapa anak yang memiliki hati lembut dan sulit menolak permintaan orang lain.
Terkadang mereka pun terlalu memikirkan perkataan orang-orang di sekitarnya dan
mengabaikan kata hatinya sendiri.

Cerita dongeng anak sebelum tidur yang lucu karangan Aesop ini bisa Anda bacakan
untuknya. Ingatkan ia bahwa kita tidak mungkin memuaskan semua orang di dunia ini.
Lebih baik, lakukan apa yang menurut kita benar selama tidak merugikan orang lain.

2. Tikus Pemakan Besi

Alkisah, ada seorang saudagar kaya raya bernama Jveernadhana. Suatu hari desanya
diterjang banjir bandang yang membuatnya kehilangan hampir seluruh harta benda.

Jveernadhana pun memutuskan untuk mencoba peruntungan di tempat lain. Ia menjual


seluruh hartanya yang tersisa untuk membayar hutang, kecuali sebuah besi penyangga
berukuran besar yang merupakan warisan dari leluhurnya.

Karena tak bisa membawanya pindah, Jveernadhana menitipkan besi tersebut ke


sahabatnya, Janak. Ia berkata akan mengambilnya suatu hari nanti saat usahanya sudah
sukses.

Beberapa tahun kemudian, bisnis Jveernadhana sukses. Ia pun memutuskan kembali ke


desanya dan mendatangi Janak. Namun saat Jveernadhana meminta besinya kembali,
sahabatnya itu malah mengatakan kalau besinya sudah dimakan tikus. Janak sebenarnya
ingin memiliki besi itu karena tahu harganya sangat mahal jika dijual.
Meski tak percaya kalau tikus bisa memakan besi, Jveernadhana berusaha tetap tenang.
Ia pun pamit dan meminta Janak untuk melupakan masalah tersebut.

Jveernadhana juga meminta Ramu, putra Janak, untuk ikut dengannya. Ia mengatakan
punya hadiah untuk Janak dan akan menitipkannya pada Ramu. Sesampainya di rumah,
Jveernadhana malah mengunci Ramu di sebuah kamar.

Janak yang cemas karena putranya tak kunjung kembali pun mendatangi rumah
Jveernadhana. Betapa terkejutnya ia ketika Jveernadhana mengatakan putranya sudah
dibawa terbang oleh burung gagak.

Karena tak percaya, mereka pun bertengkar hebat. Akhirnya kasus ini dibawa ke
pengadilan. Di hadapan hakim, Jveernadhana berkata, “Kalau tikus bisa memakan besi
milikku, kenapa burung gagak tidak bisa membawa putra Janak?”

Mendengarnya, Janak tersadar dan meminta maaf. Hakim pun meminta Janak untuk
mengembalikan besi Jveernadhana dan mendapatkan putranya kembali.

Bisa menjaga kepercayaan orang lain adalah salah satu sifat yang perlu ditanamkan
sejak dini. Jangan sampai sudah dipercaya, kita malah mengkhianati orang tersebut
demi mendapatkan keuntungan pribadi.

Selain memberikan contoh pada anak, Anda juga bisa menanamkan nasihat lewat cerita
dongeng anak sebelum tidur dari India di atas. Kisah ini diambil dari
buku Panchatantrayang berisi kumpulan sastra kuno.

3. Kancil dan Buaya

Di sebuah hutan, hiduplah sekelompok buaya yang sudah lama ingin merasakan
nikmatnya daging kancil. Salah satu dari mereka pun berusaha mengikuti kancil untuk
mengetahui aktivitasnya.

Suatu hari, kancil hendak pulang setelah mencari makan. Namun ia terkejut melihat
buaya tiba-tiba muncul menghadangnya saat akan menyeberang sungai. Mengetahui ia
hendak dijadikan santapan, ia pun berusaha mencari akal untuk melarikan diri.

Kancil lalu berkata bahwa ia sebenarnya ingin menyerahkan diri. Namun ia ragu apakah
dagingnya cukup untuk semua buaya yang ada. Ia lalu meminta semua buaya di sungai
untuk berkumpul dan berbaris agar ia bisa menghitung jumlah mereka.
Buaya-buaya itu mengikuti perintah kancil. Mereka pun berbaris dengan rapi hingga
membentuk formasi yang menyerupai jembatan.

Dengan cekatan, si kancil melompati satu per satu punggung buaya sambil berhitung.
Tak disangka, ternyata sampai di tepi sungai ia langsung melarikan diri. Para buaya pun
kesal karena tertipu oleh kecerdikan kancil.

Kali ini, ada cerita dongeng anak sebelum tidur yang berasal dari Indonesia. Tokoh
utama dari kisah ini adalah seekor kancil yang terkenal akan kecerdikannya.

Seperti kisah singa dan jakal sebelumnya, Anda bisa mengajarkan pada anak bahwa
kecerdikan dapat mengalahkan kekuatan. Semoga saja anak jadi termotivasi belajar dan
meningkatkan pengetahuannya.

4. Abu Nawas: Diselamatkan Egrang

Sang raja yang sudah tertipu tiga kali oleh Abu Nawas ingin menguji kecerdasannya. Ia
pun mengusir Abu Nawas dari negaranya. Kalau sampai besok Abu Nawas masih
menginjakkan kaki di negara itu, ia akan dijebloskan ke penjara.

Abu Nawas sangat sedih mendengar perintah raja. Namun, ia tak kehilangan akal dan
mencari cara untuk menyelamatkan diri.

Keesokan harinya, dua pengawal istana pergi ke rumah Abu Nawas. Betapa terkejutnya
mereka melihat pria cerdik itu bukannya berkemas, malah asyik berenang dengan santai.

Saat ditanya mengapa ia masih belum pergi, Abu Nawas berkilah. Ia mengaku sama
sekali tidak menginjakkan kaki di negeri itu. Ia berada di dalam air alih-alih tanah.

Karena kebingungan menjawab alasan Abu Nawas, para pengawal membawanya ke


hadapan raja. Ia pun berangkat dengan menaiki egrang.

Sesampainya di istana, sang raja murka melihat Abu Nawas masih belum pergi dan
bermain egrang seperti anak kecil. Abu Nawas beralasan, egrang itu membuatnya tak
menginjakkan kaki sama sekali di negeri itu. Karena itulah ia masih berhak berada di
sana dan tak boleh diusir.

Mendengar penjelasan itu, raja pun mengakui kecerdasan Abu Nawas. Ia batal mengusir
pria tersebut, bahkan mengundangnya untuk mengikuti jamuan makan.
Cerita dongeng anak sebelum tidur selanjutnya diambil dari kisah 1001 Malam Abu
Nawas. Hampir sama seperti sebelumnya, kisah ini juga mengedepankan pentingnya
kecerdikan.

Selalu ada jalan untuk mengatasi setiap masalah yang ada. Hanya saja, terkadang jalan
tersebut mungkin tidak pernah terlintas dalam pikiran kita sebelumnya. Oleh karena itu,
teruslah berusaha dan buka diri dari segala kemungkinan yang ada.

5. Bocah Penggembala dan Serigala

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang anak penggembala di suatu desa. Setiap hari ia
bertugas menggembalakan domba-domba milik tuannya di dekat hutan.

Karena terus melakukan kegiatan yang sama, ia merasa bosan. Suatu hari, terbesit di
pikirannya untuk mengerjai orang-orang desa sebagai hiburan. Ia pun berlari menuju
desa sambil berteriak ketakutan, “Ada serigala! Ada serigala!”

Sesuai dugaannya, masyarakat setempat berlari menuju tepi hutan untuk mengusir
serigala tersebut. Tapi sesampainya di sana, tak ada serigala sama sekali. Yang ada
malah sosok si anak pengembala yang tertawa terbahak-bahak. Sadarlah mereka kalau
sudah tertipu.

Beberapa hari kemudian, anak itu kembali berteriak-teriak minta pertolongan. Lagi-lagi
penduduk desa berlari ke tepi hutan. Namun mereka ternyata tertipu untuk kedua
kalinya.  Mereka pun pulang dengan bersungut-sungut.

Suatu hari menjelang sore, tiba-tiba saja serigala sungguhan muncul dari dalam hutan. Si
anak pun berteriak ketakutan minta bantuan. Namun kali ini, penduduk desa tak mau
percaya padanya.

Serigala itu pun dengan leluasa membunuh dan menyantap domba-domba yang ada di
sana. Sementara anak itu hanya bisa melihat dari kejauhan dan bingung memikirkan apa
yang harus ia katakan pada sang tuan.

Kejujuran merupakan hal yang tak ternilai harganya. Untuk menanamkannya pada buah
hati sejak dini, Anda bisa mencoba membacakan cerita dongeng anak sebelum tidur ini
untuknya.

Kita bisa mengambil pelajaran bahwa orang yang suka berbohong tidak akan dipercaya
lagi selama-lamanya. Bahkan jika pada akhirnya ia mengatakan kejujuran sekalipun.
Baca juga: Kumpulan Lagu Anak Anak Indonesia Terpopuler Untuk Buah Hati
Tercinta

Cerita Rakyat Nusantara untuk Anak

Selain cerita dongeng anak sebelum tidur di atas, Anda juga dapat membacakan cerita
rakyat Nusantara untuk buah hati. Anda bisa sekaligus mengenalkan berbagai macam
budaya dan tempat yang ada di dalam negeri lewat kisah-kisah berikut.

1. Terjadinya Rawa Pening

Kisah ini bermula saat ada wanita bernama Endang Sawitri yang hamil dan melahirkan
seekor naga. Anehnya, naga yang kemudian diberi nama Baru Klinting itu bisa berbicara
layaknya manusia.

Beranjak remaja, Baru Klinting mulai menanyakan keberadaan ayahnya. Sang ibu pun
mengatakan kalau ia sebenarnya anak dari Ki Hajar Salokantara yang sedang bertapa di
sebuah gua. Endang juga memintanya untuk menemui sang ayah.
Dibekalinya Baru Klinting dengan klintingan (semacam lonceng) peninggalan
Salokantara sebagai bukti kalau mereka memang ayah dan anak. Sesampainya di sana,
Salokantara mengajukan satu persyaratan lagi sebagai bukti. Yakni agar Baru Klinting
terbang melingkari Gunung Telomoyo.

Baru Klinting ternyata berhasil melakukan tugasnya. Salokantara pun mengakui kalau ia
memang darah dagingnya. Lalu, Salokantara memerintahkan Baru Klinting untuk
bertapa di dalam hutan.

Di saat bersamaan, penduduk Desa Pathok di sekitar hutan tersebut sedang berburu
hewan untuk sedekah bumi. Tak menemukan satu hewan pun, akhirnya mereka
membunuh dan memotong-motong tubuh Baru Klinting.

Saat pesta berlangsung, datanglah anak kecil dekil dan penuh luka yang sebenarnya
merupakan jelmaan Baru Klinting. Ia mengaku kelaparan dan memohon agar diberi
makan oleh penduduk setempat.

Sayangnya, mereka malah tak mengacuhkan dan mengusirnya dengan kasar. Baru
Klinting yang sakit hati pun pergi ke rumah seorang janda tua yang ternyata mau
memperlakukannya dengan baik, bahkan memberinya makan.

Usai makan, ia berpesan agar wanita itu menyiapkan lesung dan menaikinya jika
terdengar suara gemuruh. Baru Klinting lalu kembali ke pesta. Ia mengadakan sayembara
dan menantang para penduduk untuk mencabut lidi yang ditancapkannya ke tanah.

Sempat menganggap remeh, ternyata tak ada satu pun penduduk yang berhasil
melakukannya. Setelah semua menyerah, dengan mudah Baru Klinting mencabut lidi
tersebut.

Ternyata, dari bekas tancapan lidi tersebut muncul air yang semakin lama semakin deras
alirannya. Para penduduk desa itu pun tewas tenggelam di rawa yang sekarang dikenal
sebagai Rawa Pening. Hanya ada satu penduduk yang selamat, yakni si janda tua yang
bersikap baik pada Baru Klinting.

Ada beberapa versi legenda mengenai terjadinya Rawa Pening yang ada di
Kabupaten Semarang. Salah satunya seperti yang kami bahas di atas. Anda dapat
menceritakannya pada buah hati sebagai cerita dongeng anak sebelum tidur.

Putra dan putri Anda pun dapat memetik pelajaran darinya. Yakni untuk tidak menilai
orang lain dari luarnya saja. Juga untuk tidak sembarangan mengambil sesuatu yang
bukan haknya.
2. Putri Junjung Buih

Dahulu kala, hiduplah dua bersaudara yang memimpin Kerajaan Amuntai di Kalimantan.
Mereka adalah Patmaraga (Raja Tua) dan Sukmaraga (Raja Muda). Meski memimpin
kerajaan bersama-sama, mereka bisa berbagi tugas dengan baik sehingga jarang
berselisih paham.

Punya keluarga harmonis dan kekuasaan, hanya satu hal yang masih belum mereka
miliki, yakni anak. Sukmaraga sang adik terutama sudah mendambakan keturunan
sehingga ia rela menempuh berbagai macam cara.

Suatu hari setelah bertapa selama beberapa lama, ia mendapat wangsit agar istrinya
memakan burung kastuba. Ternyata, wangsit tersebut manjur. Istrinya hamil dan
melahirkan sepasang anak laki-laki kembar.

Mendengar adiknya memiliki buah hati, Patmaraga pun ikut semangat berdoa agar
diberi momongan. Namun, doanya dikabulkan dengan cara berbeda.

Suatu hari saat melintasi sungai, ia menemukan bayi perempuan yang mengapung di
atas buih. Bayi itu dijunjungnya dan dinamai Putri Junjung Buih.

Tak lama setelah diangkat, ternyata bayi itu bisa berbicara. Ia meminta dibuatkan
selembar kain dan selimut yang harus dijahit dalam setengah hari.

Patmaraga yang terlanjur sayang dengan sang putri pun membuat sayembara. Ternyata,
ada wanita bernama Ratu Kuripan yang menyanggupinya. Tak hanya mampu menenun
dengan cepat, hasilnya juga sangat indah.

Ratu Kuripan pun diangkat menjadi pengasuh Putri Junjung Buih. Ialah yang kemudian
mengurusi semua kepentingannya hingga Junjung Buih dewasa.

Cerita dongeng anak sebelum tidur di atas mengajarkan untuk tidak putus asa meski
belum mendapatkan apa yang kita inginkan. Teruslah berusaha dan berdoa, setelah itu
baru kita bisa pasrah.

Yakinlah apa yang diberikan Tuhan adalah yang terbaik untuk kita semua. Mungkin saja
Tuhan akan mengabulkan doa kita dengan cara yang tidak terduga-duga seperti dialami
Patmaraga di atas.

3. Asal Mula Selat Bali


Zaman dahulu kala di Jawa Timur, ada seorang Brahmana bernama Sidi Mantra yang
terkenal akan kesaktiannya. Ia juga memiliki budi pekerti yang sangat baik dan dihormati
oleh masyarakat luas. Sebagai hadiah, Sanghyang Widya atau Batara Guru
menghadiahinya dengan harta benda dan istri yang cantik jelita.

Setelah bertahun-tahun menikah, mereka dikaruniai anak laki-laki bernama Manik


Angkeran. Sayang, istri Sidi meninggal saat melahirkan. Entah karena kurang kasih
sayang seorang ibu atau sebab lain, Manik tumbuh menjadi pria dengan sifat yang
bertolak belakang dengan sang ayah.

Tak hanya manja dan pemarah, Manik juga hobi berjudi. Namun ia selalu kalah.
Perlahan, harta benda ayahnya pun habis ia pertaruhkan dan untuk membayar hutang.
Sampai suatu hari, tak ada lagi yang bisa dijualnya.

Pria manja ini lalu memohon bantuan ayahnya. Karena tak tega, Sidi rela berpuasa dan
bertapa hingga mendapat wangsit. Yakni agar ia pergi ke kawah Gunung Agung dan
meminta bantuan Naga Besukih.

Sesampainya di sana, Sidi merapal mantra dan membunyikan genta untuk memanggil
Naga Besukih. Ia menjelaskan maksud kedatangannya. Akhirnya, naga itu memberikan
intan dan emas dengan syarat Sidi menasihati anaknya agar tidak berjudi lagi.

Namun meski sudah dinasihati, sifat lama Manik tak bisa hilang begitu saja. Ia bahkan
kembali berjudi dan menumpuk hutang. Lagi-lagi sang ayahlah yang harus menanggung
getahnya.

Meski kesal, Sidi tetap kembali ke kawah Gunung Agung. Naga Besukih heran kenapa ia
kembali lagi. Setelah dijelaskan, Naga Besukih memberi Sidi emas dan intan dengan
syarat yang sama seperti sebelumnya.

Kali ini, Manik heran dari mana sang ayah bisa mendapatkan begitu banyak harta
dengan mudah. Namun, Sidi bersikeras menolak memberi tahu anaknya. Ia juga
mengancam tak akan membantunya lagi setelah itu.

Lagi-lagi, Manik kembali berjudi dan terjerat hutang. Ia pun bertekad menyelidiki sumber
harta ayahnya. Setelah mengumpulkan informasi, ia pun mencuri genta ayahnya dan
berangkat ke Gunung Agung.

Dengan kasar, Manik memukul genta tanpa membacakan mantra. Naga Besakih pun
marah mengetahui Manik telah mencuri genta ayahnya. Namun, Manik tetap memohon
bantuannya dan mengaku akan dibunuh kalau tidak bisa membayar hutang.
Karena kasihan, Naga Besakih akhirnya bersedia membantunya. Namun saat ia
membalikkan badan untuk mengambil harta di perut bumi, Manik malah memotong ekor
Besakih yang dihiasi emas dan intan. Sang naga pun murka dan membakar Manik
hingga menjadi abu.

Di Jawa Timur, Sidi dengan cemas menanti putranya yang tak kunjung pulang. Setelah
mengetahui Manik pergi ke Gunung Agung, ia pergi menyusul dan memohon pada Naga
Besakih untuk mengembalikan anaknya.

Sebagai persyaratan, Sidi harus mengembalikan ekor Naga Besakih seperti semula. Manik
pun pada akhirnya bisa dihidupkan kembali. Kali ini ia sadar dan meminta maaf pada
sang ayah dan Naga Besakih.

Meski sudah dimaafkan, Sidi meminta Manik untuk tetap tinggal di sekitar Gunung
Agung. Sesampainya di Tanah Benteng Jawa Timur, ia membuat garis dengan tongkat
saktinya. Dari garis itu muncul air yang lama-kelamaan membesar dan menjadi Selat
Bali yang kita kenal sekarang.

Lewat cerita dongeng anak sebelum tidur tentang Selat Bali di atas, ajarkan anak agar
selalu menghormati dan menjaga kepercayaan orang tuanya. Ingatkan juga agar mereka
tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan tidak bergantung pada orang tua saat
dewasa nanti.

Jangan sampai anak-anak terjerumus pada hal negatif dan malah menyusahkan ayah
ibunya. Jangan juga mereka menghalalkan segala cara hanya untuk memenuhi hasrat
pribadinya.

4. Terbentuknya Danau Toba

Di Sumatera Utara zaman dahulu kala, hiduplah seorang pemuda bernama Toba. Suatu
hari ia pergi memancing ikan. Setelah lama menunggu, akhirnya ada ikan yang
menggigit umpannya. Betapa senangnya ia saat melihat ikan tersebut memiliki sisik
emas.

Toba pulang ke rumah dengan gembira karena ingin segera menyantap ikan tersebut.
Namun ternyata, kayu bakar di rumahnya sudah habis sehingga ia harus mencari
terlebih dahulu.

Sesampainya di rumah, ikan yang tadi diletakkannya dalam wadah besar menghilang.
Sebagai gantinya, ada koin-koin emas dalam wadah tersebut. Ia makin terkejut saat
melihat ada gadis cantik berada di dalam kamarnya.
Ternyata, gadis itu adalah penjelmaan ikan yang ia tangkap. Gadis itu bersedia menjadi
istri Toba selama sang suami tak membocorkan jati dirinya sebagai manusia ikan.
Mereka pun menikah dan dikarunai anak bernama Samosir.

Setiap hari, Toba bekerja keras untuk menghidupi keluarganya. Sayangnya, Samosir
malah tumbuh menjadi anak yang nakal.

Suatu hari, Samosir diminta mengantarkan bekal makanan untuk Toba oleh ibunya.
Namun ia malah mampir bermain dan menghabiskan bekal tersebut. Toba yang lapar
pun marah dan menghardik putranya, “Dasar anak ikan!”

Karena terkejut, Samosir mengadu pada ibunya. Sang ibu lalu meminta anaknya untuk
naik ke atas bukit. Karena tak lama setelah itu, datanglah air bah yang sangat deras.

Sang ibu melompat ke danau dan berubah kembali menjadi ikan. Toba tak bisa
menyelamatkan diri dan tenggelam di danau yang akhirnya terkenal sebagai Danau
Toba. Sementara itu, sang anak berubah menjadi pulau di tengah danau yang sekarang
dinamai Pulau Samosir.

Ada banyak pesan moral yang bisa Anda sampaikan ke buah hati lewat cerita dongeng
anak sebelum tidur ini. Yang pertama, jadilah orang yang selalu menepati janji. Kalau
memang diberi kepercayaan, jangan sampai merusaknya.

Selain itu, anak juga seharusnya menghormati dan menghargai orang tuanya. Jangan
sampai orang tua sudah susah payah mencari nafkah, anak malah melakukan sesuatu
yang membuat orang tuanya marah besar.

5. Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat

Alkisah, ada dua pendekar yang dijuluki Pahit Lidah dan Mata Empat hidup di daerah
Banding Agung, Sumatera Selatan. Mereka adalah pendekar yang sangat kuat dan
disegani lawan-lawannya.

Suatu hari, Pahit Lidah mendatangi Mata Empat. Ia mengatakan kalau kesaktian Mata
Empat tidak sebanding dengannya. Mendengar hal itu, Mata Empat pun menantang
Pahit Lidah untuk menguji kesaktian mereka.

Keduanya memutuskan menggunakan pohon aren untuk menentukan siapa yang lebih
sakti. Mereka bergantian menelungkup di bawah segerombol bunga aren. Lalu, yang
sedang tidak menelungkup akan memotong bunga aren dari atas. Siapa yang bisa
menghindari dari bunga aren itulah pemenangnya.
Mata Empat mendapat giliran pertama untuk menelungkup. Dengan bantuan dua mata
yang ada di belakang kepalanya, ia bisa menghindar dari bunga aren itu dengan mudah.

Selanjutnya, giliran Pahit Lidah yang menelungkup. Namun, ia tak bisa menghindar dan
akhirnya tewas tertimpa bunga aren. Mata Empat pun merasa bangga. Kini, ia menjadi
satu-satunya pendekar yang ditakuti di Banding Agung.

Namun, ia masih penasaran kenapa lawannya bisa dijuluki Pahit Lidah. “Apa karena
memang lidahnya pahit?” pikirnya sambil mendekati mayat Pahit Lidah. Dicoleknya lidah
sang lawan dengan ujung jari telunjuknya, lalu ia jilat untuk mengetahui rasanya. “Hmm,
memang pahit,” batin Mata Empat.

Tanpa ia ketahui, rasa pahit itu sebenarnya berasal dari racun yang selama ini berada di
lidah lawannya. Tak lama, efek racun pun bekerja dan membuat Mata Empat meregang
nyawa.

Kedua pendekar itu akhirnya sama-sama tiada. Jasad Pahit Lidah dan Mata Empat
dikebumikan di tepi Danau Ranau yang masih ramai dikunjungi wisatawan hingga kini.

Dari cerita dongeng anak sebelum tidur ini, Anda bisa mengajarkan pada anak kalau
kesombongan itu tak ada gunanya. Rasa bangga yang berlebihan justru bisa
mencelakakan diri sendiri.

Pertahankan sikap rendah hati meski ilmu atau kemampuan yang kita miliki lebih tinggi
dari orang lain. Dengan sikap rendah hati itu pula, kita akan termotivasi untuk terus
belajar dan mengembangkan diri.

Baca juga: Lagu Anak Anak Terpopuler yang Bisa Dijadikan Hiburan & Media
Pembelajaran

Agar Kegiatan Membaca Cerita Dongeng Anak Sebelum


Tidur Semakin Menarik
Itu dia 20 cerita dongeng anak sebelum tidur yang bisa Anda bacakan untuk buah hati.
Agar anak semakin tertarik untuk mendengarkan, Anda bisa menggunakan buku yang
dilengkapi ilustrasi dan warna. Hindari menggunakan buku yang hanya berisi tulisan
seperti novel kecuali anak memang menginginkannya.

Cobalah ubah nada suara dan ekspresi Anda mengikuti kisah yang sedang dibacakan.
Kalau mau, Anda juga bisa mencari referensi dari video dongeng anak yang banyak
tersedia di Youtube.

Akan tetapi, usahakan untuk tidak membiarkan si kecil menonton sendiri video cerita
dongeng anak sebelum tidur tersebut. Ia tetap perlu diajak berinteraksi secara langsung
sehingga bisa membentuk ikatan emosional.

Untuk anak yang belum bisa membaca, Anda tak perlu mengenalkan huruf dalam
kegiatan ini. Biarkan ia fokus berimajinasi dan menikmati cerita yang dibacakan
untuknya. Selamat membaca!

Anda mungkin juga menyukai